Print this page

Aksi Stop Stunting Sulsel Melalui Pemberian TTD

Aksi Stop Stunting di Pemprov Sulsel, salah satunya dilakukan melalui pemberian tablet tambah darah (TTD) secara rutin bagi remaja putri. Dalam gambar terlihat Tim Pendamping Gizi “Aksi Stop Stunting” memberikan TTD kepada remaja putri setiap hari Jumat. (Foto : Humas Pemprov Sulsel). Aksi Stop Stunting di Pemprov Sulsel, salah satunya dilakukan melalui pemberian tablet tambah darah (TTD) secara rutin bagi remaja putri. Dalam gambar terlihat Tim Pendamping Gizi “Aksi Stop Stunting” memberikan TTD kepada remaja putri setiap hari Jumat. (Foto : Humas Pemprov Sulsel).
 

Penulis : Ahmad Imron  /  Editor : Fred K

Makassar (Phinisinews.com) -  Salah satu fokus intervensi pendampingan yang dilakukan Tim Pendamping Gizi “Aksi Stop Stunting” Pemerintah Provonsi Sulawesi Selatan (Sulsel) adalah melakukan pemberian tablet tambah darah (TTD) secara rutin bagi remaja putri.

Hadirnya inovasi aksi stop stunting (kurang gizi) ini diinisiasi Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman sebagai upaya membangun investasi bagi sumber daya manusia (SDM) yang handal di provinsi ini, kata Gubernur Andi Sudirman Sulaiman melalui rilis Humas, di Makassar, Senin.

Dalam upaya intervensi penurunan stunting tahun 2022 ini dilakukan pada 10 daerah lokus di setiap daerah pada 24 kabupaten/kota dengan 240 Tenaga Pendamping Gizi Desa.

“Tim pendamping gizi Aksi Stop Stunting melakukan rutinitas setiap Jumat, untuk gerakan minum tablet tambah darah bagi remaja putri di 24 Kabupate/Kota se Sulsel. Hal itu juga sebagai upaya menggalakkan Gerakan Bersama Remaja Sulsel Sehat,” ujar Gubernur.

Kegiatan aksi stop stunting, bukan hanya fokus pada balita, namun juga pendampingan untuk remaja putri dengan cara mengkonsumsi tablet merah bagi remaja putri, untuk mengatasi dan mencegah anemia (kurang darah). 

“Jadi kegiatan tenaga pendamping gizi, berupa memeriksa tumbuh kembang balita, sosialisasi terhadap keluarga, dan kesehatan terhadap remaja putri serta dilakukan pemantauan konsumsi tablet tambah darah bagi remaja putri,” ucapnya.

Langkah ini juga sebagai upaya Pemprov Sulsel dalam mendorong pengningkatan sumber daya manusia yang andal menuju generasi emas, sejalan dengan program prioritas Presiden Jokowi.

Dia mengharapkan,  adanya program pemberian tablet tambah darah pada remaja putri ini dapat menurunkan gejala anemia pada remaja putri sehingga mereka dapat memiliki kesehatan yang optimal menjelang kehamilan di kemudian hari, sekaligus menurunkan angka kematian ibu dan anak serta mencegah stunting.

Mengacu pada Hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 mencatat prevalensi balita stunting di Sulsel memiliki Prevalensi Stunting (27.4%).

Angka ini mengalami penurunan dari sebelumnya 30,6% (SSGBI, 2019). Sedangkan jika berdasarkan dari data ePPGBM (Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat), hingga Agustus 2021, angka stunting di Sulsel mencapai 9,08 persen. (AI/FK).

Read 754 times
Rate this item
(0 votes)
Published in Citizen Journalism
Phinisi News

Latest from Phinisi News

Login to post comments