Print this page

Hati-Hati, Gula Darah Rendah Bisa Sebabkan Kematian

Ilustrasi gula (Thinkstock) Ilustrasi gula (Thinkstock)

Phinisinews - Kondisi hipoglikemia atau kandungan gula darah di bawah ambang normal ternyata tidak dapat disepelekan. Kandungan gula darah yang kurang dapat menyebabkan kehilangan kesadaran bahkan hingga meninggal. 

"Hipoglikemia itu lebih bahaya dari hiperglikemia, karena bila terlambat ditangani dapat menyerang jantung, dan meninggal," kata Budiman Darmowidjojo, ahli penyakit dalam, endokrin, dan diabetes dalam sebuah seminar diabetes di JW Marriot Hotel Kuningan, Jakarta, Rabu (4/11). 

"Kalau hiperglimekia biasanya hitungan bulan atau tahun, kalau hipoglikemia efeknya terlihat dalam hitungan menit," jelasnya. 

Di dalam darah, terdapat kandungan gula hasil pencernaan yang akan diedarkan ke seluruh tubuh untuk proses metabolisme dan menghasilkan energi. Pada kondisi normal, kandungan gula darah berkisar 70 hingga 100 miligram per desiliter (mg/dl). 

Kandungan gula darah dalam tubuh dikendalikan oleh hormon insulin yang dihasilkan oleh sel beta pankreas. Hormon insulin ini yang memecah gula dalam darah menjadi senyawa yang lebih mudah dicerna oleh tubuh. Bila seseorang memiliki kandungan gula darah tinggi di atas ambang batas normal dalam waktu yang relatif lama, maka orang tersebut dapat beresiko mengalami diabetes.

Meski diabetes kerap kali diasosiasikan dengan tingginya kandungan gula dalam darah atau hiperglikemia, namun kondisi kurang atau hipoglikemia juga kerap terjadi pada penyandang diabetes atau diabetesi. Kondisi gula darah dapat disebut hipo ketika kurang dari 40 mg/dl untuk orang sehat, dan kurang dari 70 mg/dl untuk diabetesi.  

Gejala yang dapat muncul seperti berkeringat dingin, palpitasi atau berdebar-debar, pucat, nyeri dada, cemas, gemetar, lapar, penglihatan kabur, sakit kepala, bingung, hingga kejang. Kondisi semua atau salah satunya terjadi bukan semata karena faktor penyakit diabetes semata, namun karena efek dari penggunaan obat-obatan penurun kadar gula darah yang biasanya dikonsumsi oleh para diabetesi. 

"Hipoglikemia di Indonesia kebanyakan karena obat, obat yang ada dalam pelayanan primer itu glibenclamide dan metformin," kata Budiman. 

Glibenclamide ataupun yang juga dapat dikenal dengan glyburid adalah jenis kandungan obat yang diberikan dengan fungsi merangsang sel beta pankreas menghasilkan lebih banyak insulin guna mencerna gula dalam darah penderita diabetes tipe-2. Namun, obat ini memiliki performa tak sebaik metformin dan menjadi penyebab utama terjadinya hipoglikemia. Metformin sendiri memiliki efek samping berupa gangguan pencernaan.  

Penggunaan glibenclamide harus tegas sesuai dosis dan diminum 30 menit sebelum makan. Bila diabetesi meminum glibenclamide lalu lupa atau lama tak makan, maka hipoglikemia dapat terjadi.  

"Bila terjadi gejala hipoglikemia, memang harusnya langsung memastikan kondisi gula darah, namun bila tidak sanggup atau sudah mendesak, harus langsung mengonsumsi yang manis seperti air gula ataupun cokelat," kata Budiman.

Read 2091 times
Rate this item
(0 votes)
Published in Feature
Login to post comments