Print this page

Covid-19 Bukan Penghalang Pembenahan Inovatif Pariwisata Sulsel

Pembangunan fasilitas pariwisata Anjungan Danau Tanjung Bunga Makassar (24/12) yang dikebut harus rampung akhir 2020. (Foto : Fred Kuen). Pembangunan fasilitas pariwisata Anjungan Danau Tanjung Bunga Makassar (24/12) yang dikebut harus rampung akhir 2020. (Foto : Fred Kuen).
 

Oleh  : Fredrich Kuen *

Makassar (Phinisinews.com) – Masa Pandemi Covid-19 di Provinsi Sulawesi Selatan, tidak menjadi hambatan bagi pembenahan secara inovatif sektor pariwisata, walaupun periode 24 Desember 2020 sampai 3 Januari 2021 obyek wisata di Kota Makassar semuanya ditutup untuk mencegah klaster baru covid.

Dalam hal ini, terjad keseimbangan antara upaya pengembangan dan pembenahan sektor kepariwisataan dengan pencegahan serta penanggulangan berkembangnya covid-19, sekaligus mencegah munculnya klaster-klaster baru akibat kerumunan warga masyarakat.

Pencegahan penyebaran Covid-19 terutama dilakukan dengan pemberlakuan protokol kesehatan secara ketat di semua kegiatan dan menjadi perubahan perilaku budaya hidup sehat dengan secara rutin memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun di air mengalir (3M).

Sedangkan penangulangan serta memutus mata rantai penyebaran Covid-19 dilakukan dengan deteksi dini Rapid test, Antigen, Swab dan PCR sebagai bagian dari 3T (testing, tracing, treatment) agar warga terdeteksi gejala covid maupun terpapar covid dapat melakukan isolasi mandiri atau dirawat di rumah sakit.

Gubernur Provinsi Sulsel, Prof HM Nurdin Abdullah sudah mengingatkan pelaksana proyek agar semua proyek fisik pembenahan dan pengembangan pariwisata yang ditargetkan rampung akhir 2020 maka akhir Desember sudah harus selesai seperti di kawasan wisata Makassar yakni Tanjung Bunga, Central Point of Indonesia (CPI) dan Pantai Losari.

Pertengahan Oktober 2020 dilakukan ground breaking pembangunan jalur pedestrian Jalan Metro Tanjung Bunga (24/10). Fase I akan dikerjakan selama 70 hari oleh PT Nindya Karya (Persero), dengan pagu anggaran sebesar Rp127 miliar.

Jalan Metro Tanjung Bunga nantinya akan menjadi landmark baru Kota Makassar, dengan lebar jalan 50 meter, panjang enam (6) kilometer, dengan fasilitas pedestrian dan jalur sepeda dengan lebar 6,6 m, jalur hijau 2 m, jalur lambat 4,8 m dan  jalan utama 9,6 m. Serta dibangun juga Anjungan Danau Tanjung Bunga (Danau itu sebelumnya telah memiliki fasilitas Stadion Dayung, tempat penyelenggaraan lomba dayung dan perahu naga).

Jalan Metro Tanjung Bunga ini akan menjadi jalan dengan intensitas transportasi tinggi di Kota Makassar dan menjadi penghubung berbagai titik pertumbuhan ekonomi, ujar Gubernur.

 

Di bagian lain pada daerah Tanjung Bunga (4/12) Pemprov Sulsel membangun dua kanal pada kawasan CPI yakni Kanal Selatan CPI dengan lebar 30 meter dan panjang 300 meter atau seluas 9.000 meter persegi serta Kanal Terusan Jongaya dengan lebar 50 meter.

Kanal tersebut berfungsi untuk membersihkan (flushing) kanal Jongaya (kanal eksisting Jongaya), sehingga buangan tidak ke arah Pantai Losari, tetapi ke arah kanal selatan ini. Diharapkan, nantinya air laut di sekitar kawasan wisata Pantai Losari tidak lagi berwarna hitam dan berbau kurang sedap.

Menurut Gubernur, dengan hadirnya kanal ini akan menghilangkan bau busuk di obyek wisata Pantai Losari, sekaligus nanti menjadi objek wisata kanal.

Manager Construction and Development CitraLand City Losari Makassar, Nicky Putra Perwira Meliala menguraikan, kanal yang ada sekarang, ujung buangan yang mengalirkan banyak sampah kota bermuara di Pantai Losari, sehingga dengan dibangunnya dua kanal baru, maka ujung buangan sudah beralih dan tidak lagi ke Pantai Losari.

Dua kanal itu melintasi tiga pemegang hak tanah, yaitu PT GMTD, PT Phinisi dan PT Bintang Duta Pariwisata, namun ketiganya sudah sepakat ada yang hibah dan ada yang ganti rugi sesuai kesepakatan.

Gubernur juga telah meresmikan Grand Opening Jet Ski Safari The Ultimate Hopping Experience, di Kampung Popsa (29/11) dengan memanfaatkan Pantai Losari untuk ber-jet ski-ria dan ke depan  dipercaya mampu mengembangkan wisata olahraga (sport tourism) di Sulsel. Sebab di kawasan itu, tidak hanya menikmati sunset tetapi juga dikenal dengan wisata kuliner yang enak dan beragam serta Sulsel juga memiliki pulau-pulau yang indah di depan Kota Makassar.

CEO Tripwe dan Jetski Safari Indonesia, Sofian Lusa menyebutkan, Jet Ski Safari Indonesia hadir di beberapa tempat. Makassar menjadi tempat keenam. Jet Ski Safari Indonesia melihat perkembangan kecenderungan (trend) wisata olahraga di Sulsel sebab sport tourism dunia melihat Indonesia sebagai salah satu bangsa yang menyukai olahraga dan wisata.

Selain itu, juga telah diresmikan kawasan wisata kuliner Lego-lego dalam kawasan CPI yang berada di sekitar masdjid 99 kubah. Jadi wisatawan dapat melakukan wisata religius, sekaligus menikmati kuliner khas Sulsel di tempat tersebut yang berada di kawasan reklamasi dengan pemandangan laut.

Beberapa Pulau juga telah dilakukan pembenahan signifikan agar dapat menerima wisatawan yang datang menikmati keindahan pulau, wisata bawah air (menyelam) dan pantai pasir putih dengan fasilitas wisata yang memadai.

Pulau Lanjukang sudah ditetapkan sebagai percontohan pulau wisata di Kota Makassar, pembenahan sedang dilakukan, terutama kebutuhan dasar masyarakat seperti bedah rumah, penyediaan air siap minum (Arsinum), perbaikan jalan dan penyediaan BTS Telekomunikasi.

Kerja inovatif lainnya dilakukan Pejabat Walikota Makasssar Prof Rudi Djamaluddin dengan menyediakan bus wisata city tour. Bus Wisata ini merupakan kendaraan daur ulang (recycle) dari kendaraan pengangkut sampah “tangkasaki” (kendaraan pengangkut sampah bak tertutup – semacam mobil box) lalu dimodifikasi menjadi bus wisata indah dan dioperasionalkan secara gratis pada rute khusus kawasan wisata di Kota Makassar.

Hal serupa dalam bentuk yang berbeda juga dilakukan Pemprov Sulsel untuk kawasan Wisata Tanjung Bira di Kabupaten Bulukumba dengan menyediakan Bus Wisata Caddy mirip mobil olahraga golf yang dioperasikan secara gratis.

Bus tersebut merupakan modifikasi (recycle) mobil pemadam kebakaran (damkar) penolong hibah dari Jepang yang sudah tidak terpakai, namun kondisi mesin baik dan jarak tempuh yang masih pendek.

“Ini mobil damkar yang sudah sangat usang, tetapi kilometernya masih 7.000, mobil damkar penolong, saya ambil dari Jepang. Kita ubah menjadi mobil caddy. Ini mobil  saya siapkan untuk kawasan wisata Bira di Bulukumba,” kata Gubernur Nurdin.

Bupati Kabupaten Jeneponto, Sulsel, H Iksan Iskandar, MSi mengakui pariwisata di daerahnya belum banyak dikenal, padahal memiliki potensi obyek dan atraksi wisaya yang cukup banyak, sehingga pihaknya secara mandiri juga melakukan berbagai terobosan pembenahan sektor ini dengan memunculkan 52 obyek wisata variatif.

Walaupun pihaknya mengakui sektor pariwisata membutuhkan sentuhan “tangan dingin” sejak perencanaan, pengelolaan, penyiapan sumber daya manusia dan penataan obyek wisata serta sarana penunjangnya.

Sekalipun sentuhan sektor ini belum maksimal, namun melalui cara-cara kreatif diharapkan mampu meningkatkan pengembangan sektor pariwisata Jeneponto yang memiliki potensi besar dengan panjang garis pantai 114 kilometer dan obyek wisatanya beragam serta menyebar di 11 kecamatan.

Berdasarkan kenyataan itu, Pandemi Covid-19 tidak menyurutkan upaya pembenahan variatif serta inovatif sektor kepariwisataan di Sulsel secara menyeluruh. (Editor : Mitha K).

(* Wartawan Utama, Trainer Phinisi Pers Multimedia Training Center (P2MTC), Penulis Buku “Jurnalisme & Humanisme).

Read 1327 times
Rate this item
(0 votes)
Published in Feature
Phinisi News

Latest from Phinisi News

Login to post comments