Print this page

Saat Pandemi, Pengelola Rumput Laut Tidak PHK

Gubernur Sulsel, Prof HM Nurdin Abdullah meninjau perusahaan pengelola rumput laut yang saat Pandemi Covid-19 tetap beroperasi dan melakukan pembelian produk petani tanpa melakukan PHK bagi 500 karyawannya di Kabupaten Pinrang, Sulsel. (Foto : Humas Pemprov Sulsel). Gubernur Sulsel, Prof HM Nurdin Abdullah meninjau perusahaan pengelola rumput laut yang saat Pandemi Covid-19 tetap beroperasi dan melakukan pembelian produk petani tanpa melakukan PHK bagi 500 karyawannya di Kabupaten Pinrang, Sulsel. (Foto : Humas Pemprov Sulsel).
 

Penulis : Fred Kuen  /  Editor : Mitha K.

Pinrang, Sulsel (Phinisinews.com) - Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan, Prof. HM Nurdin Abdullah mengapresiasi positif perusahaan pengelola rumput laut di Kabupaten Pinrang, yang walaupun Pandemi Covid-19 tetap berproduksi dan membeli produk petani tanpa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).

Usaha dan langkah PT Biota Laut Ganggang (BLG) di Desa Polewali, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang, Sulsel, di tengah pandemi Covid-19 masih berproduksi dan membeli hasil rumput laut petani serta tidak terjadi pemutusan hubungan kerja bagi karyawan.

“Tentu kita berterima kasih kepada BLG ini yang di masa pandemi bisa mempertahankan produksi. Bahkan tidak melakukan PHK, gaji karyawan juga tetap. Tentu pemerintah mengapresiasi positif,” kata Gubernur Nurdin Abdullah, di Pinrang, Sulsel, Selasa.

Dia berharap bahwa kapasitas produksi terus ditingkatkan sehingga penciptaan lapangan kerja semakin besar di sektor ini. Hal lain yang menjadi perhatian adalah dukungan penyediaan bahan baku yang saat ini belum tercukupi.

“Dalam satu bulan pabrik ini membutuhkan 3.500 ton rumput laut, sementara sekarang ini belum mampu kita penuhi semua, padahal perairan kita sepanjang pesisir pantai keliling Sulsel, harusnya lebih dari itu bisa kita produksi,” ujar Gubernur.

Tugas pemerintah adalah menghasilkan benih-benih unggul yang mempunyai produksi tinggi. Rumput laut juga memiliki waktu panen yang singkat. Jenis katoni misalnya dapat dipanen dalam waktu 40 hari.

Adapun jumlah total karyawan di perusahaan ini sebanyak 500 orang, tenaga teknis 15 orang dari China. Selebihnya adalah warga lokal.

“Jadi saya kira itu satu model perusahaan yang patut kita contoh. Tentu kami sebagai pemerintah wajib menjaga perusahaan ini supaya tetap eksis. Kita bisa lihat betapa besar nilai tambah dari hadirnya perusahaan ini,” sebutnya.

Perusahaan ini bisa menstabilkan harga rumput laut. Sehingg pedagang yang membeli langsung tidak dapat mempermainkan harga, sebab sudah ada harga standar dari perusahaan.

Pemerintah juga terus mendorong bagaimana produksi rumput laut Sulsel, supaya bisa memenuhi kebutuhan industri, ujarnya.

Saat kunjungan tersebut, pihak perusahaan melaporkan bahwa perusahaan selama Pandemi Covid-19 mewajibkan pelaksanaan protokol kesehatan bagi semua karyawannya saat bekerja, begitupun saat pembelian produk petani semuanya wajib menggunakan masker, menjaga jarak serta rutin mencuci tangan dengan sabun di air mengalir yang sudah disediakan. (FK/R-HMS/MK).

Read 1205 times
Rate this item
(0 votes)
Published in Nasional
Phinisi News

Latest from Phinisi News

Login to post comments