Print this page

Narasumber Harus Mulai Familiar Duet Wartawan - Konten Kreator

GM JTD P2MT, Mitha Mayetika Kuen  berharap, Narasunber Harus Mulai membiasakan diri melayani Duet Wartawan - Konten Kreator. ( Foto : Ahmad Imron). GM JTD P2MT, Mitha Mayetika Kuen berharap, Narasunber Harus Mulai membiasakan diri melayani Duet Wartawan - Konten Kreator. ( Foto : Ahmad Imron).
 
Penulis : Ahmad Imron  /  Editor : Fred Dg Narang
 
Makassar (Phinisinews.com) - Salah seorang Pimpinan P2MTC (Phinisi Pers Multimedia Training Center), Mitha Mayestika, S.IP, M.I.Kom mengatakan, para narasumber berita saat ini harus mulai "familiar" (membiasakan diri) melayani  wawancara wartawan duet dengan "konten kreator".
 
Sebab, era sudah berubah, teknologi media berkembang pesat. Dahulu wawancara yang dilakukan seorang wartawan terhadap narasumber biasanya didampingi kameraman televisi atau didampingi fotografer. Saat ini cenderung wartawan di dampingi konten kreator saat meliput atau melakukan wawancara.
 
Hal itu dikemukakan General Manager (GM) Journalist Training Development (JTD) P2MTC (lembaga pelatihan Jurnalistik dan kehumasan), Mitha Mayestika, usai menjadi Trainer (Pelatih) pada "General Journalist Milenial Training (Pelatihan Jurnalis Umum kekinian) di Kampus P2MTC Jalan Metro Tanjung Bunga Ruko Mall GTC Blok GA.9 No.7 Makassar, Kamis.
 
Menurut Mitha, duet wartawan dan konten kreator bukan penerapan ilmu jurnalistik baru, melainkan ilmu jurnalistik mengikuti perkembangan teknologi informasi (penyiaran)  yang terus berkembang sehingga terjadi penyesuaian dalam aplikasi (multi platform).
 
Ilmu dasarnya tetap, yakni general journalism dan video journalism sedangkan aplikasi penyebaran berita atau informasi tersebut kini  menggunakan beberapa format, tidak hanya platform media (berita) tetapi juga platform media sosial seperti facebook, instagram, podcast, tiktok, youtube dan lainnya sehingga kerja jurnalistik mulai didampingi konten kreator sebagai teman duet liputan di lapangan.
 
Sebenarnya wartawan dan konten kreator masing masing bisa bekerja secara sendiri sendiri (mandiri) mengikuti perkembangan platform teknologi IT pada konteks penyiaran berita, asal keduanya belajar untuk menambah pengetahuan masing masing untuk mendukung kerja kompetensinya.
 
Wartawan dan video journalist harus menambah pengetahuan tentang platform media sosial agar mampu membuat konten berbasis berita pada multi platform untuk penyiarannya.  
 
Sedangkan konten kreator yang khusus memproduksi konten multimedia berbasis berita, harus menambah pengetahuan jurnalistik, terutama harus paham kode etik jurnalistik, teknik penulisan berita  inverted pyramid, Rumus Berita 5W+H+ABC+2S, praduga tidak bersalah, check and recheck, balance news, trial by the press dan lainnya.
 
Fakta lapangan, selama ini konten kreator dilakukan dimedia visual televisi untuk kepentingan bisnis produk, brand dan lainnya. Dan kini produk konten kreator juga merambah konten berbasis berita dengan sasaran yang sama yakni media bisnis atau bisnis berbasis media multi platform. Dan itu tidak salah, ucapnya.
 
Sebab salah satu fungsi pers adalah bisnis, selain menginformasikan, mendidik, menghibur dan kontrol sosial. Yang tidak boleh dilupakan menurut Mitha, media pers harus mensejahterakan wartawan dan karyawannya sebab ini adalah industri pers. Selain pekerja harus kompeten (kerja tanpa kesalahan / zero error) juga hidupnya harus sejahtera agar kerja idealis rewardnya (bonusnya) sejahtera.
 
Dia menguraikan, secara umum pembuatan konten adalah kontribusi informasi ke media apa pun dan terutama media digital untuk pengguna dalam konteks tertentu, Konten adalah "sesuatu yang ingin diekspresikan melalui beberapa media, seperti pidato, menulis atau berbagai seni" untuk mengekspresikan diri, distribusi, pemasaran atau publikasi. 
 
Selain itu media juga harus siap bersaing ketat   di era serba teknologi baik dari segi menginformasikan dalam bentuk kreatif maupun bersaing didunia bisnis dengan segala fungsi aplikasi pengecek fakta dan news agregator yang berkembang, namun sekali lagi Mitha mengingatkan bahwa Kode etik jurnalistik tetap harus menjadi yang utama dalam kinerja Jurnalist.
GM JTD P2MT, Mitha Mayetika Kuen  berharap, Narasunber Harus Mulai membiasakan diri melayani Duet Wartawan - Konten Kreator. ( Foto : Ahmad Imron).
 
Perkembangan ini menjadi tantangan bagi industri pers, organisasi pers dan lembaga pelatihan jurnalistik untuk menyiapkan trainer yang ilmunya menyesuaikan multi platform media sosial yang berbasis berita, ujarnya.
 
Sebagian peserta pelatihan general journalist milenial yang berlangsung 16 jam dan  berasal dari beberapa organisasi pers maupun yang independen, akan melanjutkan mengikuti Sertifikat Wartawan Kompeten (SKW) dengan harapan narasumber berita mulai terbiasa dikunjungi duet wartawan - konten kreator untuk penyiaran berbasis berita di multi platform.  (AI/FDN).
 
Read 555 times
Rate this item
(0 votes)
Published in Dokter News
Phinisi News

Latest from Phinisi News

Login to post comments