Oleh : Fredrich Kuen
Makassar (Phinisinews.com) – Buku menjadi sebuah souvenir (cinderamata) merupakan hal biasa yang banyak dilakukan oleh penulis buku atau para penjelajah toko buku, kolektor buku dan lainnya, terutama karena faktor mereka penulisnya atau faktor isi buku tersebut menarik dan baru.
Namun, hal itu menjadi berbeda bagi seorang pengusaha “kakap” visioner di Provinsi Sulawesi Selatan yang bermukim di Makassar, Hasan Basri yang biasa disapa “Bang Hasan”. Buku yang diberikan kepada relasinya sifatnya sangat pribadi dan pasti menarik sebab kesannya mendalam, selain isi buku itu menjadi referensi pengetahuan tentang para tokoh di Sulsel.
Menarik dan sifatnya sangat pribadi sebab di belakang cover (sampul) buku, akan tercopy (terprint) foto dari penerima buku yang diberikan tersebut dengan teks bagian atas, Buku Kenangan Untuk ... (nama penerima). Dan teks bagian bawah, Hormat kami, Keluarga Besar Hasan Basri.
Buku yang diberikan kepada relasi yang sifatnya pribadi adalah “100 Tokoh Sulsel 2015-2016” yang ditulis oleh Tim Fajar Group dengan penerbit Padat Daya Yogyakarta – Makassar – Indonesia untuk Fajar Perintis Utama tahun 2016 dengan ketebalan buku jenis Lux 399 halaman.
Bang Hasan adalah salah seorang dari 100 tokoh Sulsel dalam buku tersebut yang terurai pada halaman 143-146. Tokoh ini selalu menerima tamu pribadinya sambil bercengkerama santai di lantai paling atas hotelnya Karebosi Kondotel sambil memandang Kota Makassar (city view).
Pengusaha visioner yang ingin melihat Kota Makassar menjadi Kota Dunia secantik Singapura dengan menata satu item icon Makassar yakni Lapangan Karebosi yang terletak di jatung Kota Makassar melalui dua perusahaannya yakni PT Tosan Permai Lestario dan PT Karebosi Inti Lestari.
Bang Hasan kelahiran Kabupaten Seram, Provinsi Maluku Utara memiliki visi yang besar untuk ikut membangun ekonomi Makassar melalui empat mall nya yakni Makassar Trade Center (MTC) Karebosi, Sarana Penyeberangan Multiguna (SPM) Karebosi, Pusat Perbelanjaan karebosi Link (Mall di bawah tanah) dan Pusat Grosir Modern (PGM) Karebosi serta satu hotel Karebosi Kondotel (sekarang Karebosi Premier bintang 4 dengan kapasitas 152 kamar dan berbagai fasilitas pendukung) yang memiliki kolam renang di puncak hotel.
Empat Mall nya menyerap ribuan UMKM serta ikut terlibat mendesain Kota Makassar menjadi kota dunia dengan menyulap Lapangan Karebosi yang dulunya kumuh serta menjadi area banjir tiap musim hujan dan kini telah menjadi salah satu icon dunia, sehingga Bang Hasan diapreasiasi sebagai pelopor pengembangan usaha UMKM.
“Obsesi saya, Karebosi itu menjadi representasi Kota Makassar sebagai Kota Dunia,” katanya dan melanjutkan, hal itu kini sudah terwujud.
Apa yang dilakukan selama ini, menurut pengakuan Bang Hasan, bertujuan untuk membangun Makassar kampung halamannya, sebab dia telah menghabiskan masa kecil hingga remaja di Kota Makassar, berbagai usaha digelutinya di Kota Makassar sampai Singapura, lalu tahun 2007 kembali ke Makassar dan membangun Makassar, minimal mampu membuat icon Karebosi Makassar menjadi icon dunia.
Sebelum 100 tokoh Sulsel itu terurai dalam pembahasan tentang siapa mereka di buku tersebut, di halaman depan setelah pengantar oleh Direktur Utama Fajar Group, Syamsu M. Nur, dua nama tertulis di halaman khusus yakni Indonesia Patut bangga oleh BJ Habibie (Presisen RI) dan Tokoh Khusus Manusia seribu akal, Bapak Perdamaian, HM Jusuf Kalla (Wakil Presiden) dengan jabatan yang disandang pada masanya.
Dalam buku tersebut terdapat beberapa nama populer dari berbagai profesi dan keilmuan yang selama ini menjadi tokoh nasional seperti Ahmad Tanribali Lamo, A.M. Fatwa, Aksa Mahmud, Andi Amran Sulaiman, Amir Syamsuddin, Andi Muhammad Ghalib, Andi Mattalatta, Andi Sose, Anhar Gonggong, Anwar Arifin, Bachder Djohan, Basri Hasanuddin, Halide, Fadly Padi, Hamid Awaluddin, Harifin Tumpa, Hatta Ali, Idrus Paturusi.
Selain itu, John Liku Ada, Jonathan Parapak, Laica Marzuki, M Ryaas Rasyid, Mappatoeroeng Parawansa, Marzuki DEA, Mochtar Pabottinggi, Mukhlis Paeni, Quraish Shihab, Radi A. Gany, Riri Riza, Sjafrie Syamsuddin, Syahrul Yasin Limpo, Tanri Abeng, Zainal Basri Palaguna.
Terdapat juga nama wartawan dan mantan wartawan seperti Dr Aidir Amin Daud yang pernah menjabat Wakil Pimred Harian Fajar Hingga Irjen Kemenhumkam, Akbar Faisal pernah menjadi wartawan di berbagai media dan politisi di DPR RI, Alwi Hamu pemilik Fajar Group, serta Rusdi Amral wartawan Kompas yang pernah memimpin anak perusahaan Kompas, Harian Surya Surabaya, lalu kembali ke Kompas Jakarta. (Editor : Fyan Andinasari).