Jurnalisme Kekinian Idealnya Adaptasi atau Kolaborasi Dengan AI

Suasana  hangat “Diskusi media, media diskusi,” dengan tema, “Media vs Artificial Intelligence” yang diselenggaran kerjasama Komunitas Kafe Baca dan Organisasi wartawan JOIN Sulsel, menampilkan dua pembicara wartawan senior, Direktur P2MTC, Fredrich Kuen Daeng Narang, M.Si dan Tokoh Pers Dewan Pers, Dr Dahlan Abubakar, M.Hum di Makassar. (Foto : Mitha). Suasana hangat “Diskusi media, media diskusi,” dengan tema, “Media vs Artificial Intelligence” yang diselenggaran kerjasama Komunitas Kafe Baca dan Organisasi wartawan JOIN Sulsel, menampilkan dua pembicara wartawan senior, Direktur P2MTC, Fredrich Kuen Daeng Narang, M.Si dan Tokoh Pers Dewan Pers, Dr Dahlan Abubakar, M.Hum di Makassar. (Foto : Mitha).
 

Penulis : Mitha MK  /  Editor : Ahmad Imron

Makassar (Phinisinews.com) – Perkembangan teknologi komunikasi yang sangat maju saat ini serta menyentuh hampir semua bidang kehidupan, tidak dapat dibendung, sehingga jurnalisme kekinian juga idealnya harus menentukan sikap untuk melakukan adaptasi atau berkolaborasi dengan kecerdasan buatan (AI - Artificial Intelligence).

Adaptasi artinya kalangan pers menerima sepenuhnya AI, lalu melakukan penyesuian, sedangkan kolaborasi berarti pers memanfaatkan AI hanya untuk sesuatu yang positif dan terbatas (limitit) atau memadukan keduanya yakni adaptasi dan kolaborasi.

Hal itu dikemukakan Direktur Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Jurnalistik dan Kehumasan Phinisi Pers Multimedia Training Center (P2MTC), Fredrich Kuen Daeng Narang, M.Si saat menjadi pemateri pada acara Diskusi Media, Media Diskusi, dengan tema “Media vs Artificial Intelligence” di Makassar, Selasa, yang diselenggarakan atas Kerjasama Komunitas Kafe Baca serta organisasi pers JOIN (Jurnalis online Indonesia) dan dibuka Ketua JOIN Sulsel, Dr Arry Abdi Salman.

Selain Fredrich, pemateri lain yakni Tokoh Pers dan Akademisi, Dr Drs M Dahlan Abubakar, M.Hum serta dihadiri peserta diskusi dari puluhan wartawan senior, budayawan, sastrawan, seniman, praktisi, akademisi serta lainnya.

Sisi positif dari AI, lanjutnya, dapat meningkatkan efisiensi, kerja semakin cepat, meningkatkan produktivitas dan memudahkan penyelesaian pekerjaan jurnalis, karena mampu menampilkan data secara cepat, menganalisis berbasis algoritma mumpuni, dan itu selama dilakukan secara terbatas serta melalui pengecekan ganda (double cross check) untuk menguji akuraditas sebelum digunakan.

Dampaknya, kebiasaan jurnalis menulis berita lempang (straight news) mulai bergeser ke berita mendalam (indepht news) karena didukung ketersediaan data yang cepat dan analisis algoritma yang baik, dalam mendukung kelengkapan berita.

Fredrich yang juga Asesor kompetensi Pers BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi) menguraikan, beberapa item sangat bersentuhan kerja jurnalis dan AI yaitu berita Hoax, kerja Jurnalis (wartawan), kerja gate keepers (redaktur) dan fact checker (pengecekan fakta berita).

Sedangkan untuk menghindari terjadinya delik pers saat mengutip AI, maka pengutipan harus dilakukan secara terbatas (limitit), menyebutkan sumber asal AI, melakukan cek silang (cross check) saat menggunakan aplikasi fact checker yang berbeda untuk mengutip setelah dipastikan kebenarannya, sebab banyak produk AI tidak presisi.

Dia juga mengingatkan bahwa AI tidak memiliki rasa dan tidak diprogram untuk etika, sehingga jurnalis dan gate keepers lah yang harus membuktikan bahwa yang disodorkan AI saat dibutuhkan itu benar dan tetap terapkan critical thinking untuk memperoleh pengutipan aman sebelum disiarkan kembali sebagai produk jurnalistik.

Manfaat lain penggunaan AI untuk jurnalistik yakni dapat memprediksi trend (kecenderungan) berita menarik saat itu, dapat membantu mencari ide liputan, mengedit foto dan video serta sebagai personal asisten.

Fredrich yang juga mantan General Manager (GM) Perum LKBN ANTARA, menyatakan bahwa berbagai penelitian membuktikan bahwa AI tidak bisa mengganti kerja jurnalis dan gate keepers, terutama karena factor rasa dan etika, namun berbanding terbalik dengan fakta, karena beberapa Perusahaan media di dunia maupun nasional melakukan pemutusan kerja secara besar besaran akibat dampak digitalisasi dan penggunaan AI.

Artinya walau peran jurnalis dan gate keepers tidak tergantikan, namun pemilik modal (pemilik media) mengkaji bahwa dengan AI, mereka dapat menjalankan Perusahaan secara efektif dan efisien dengan tenaga kerja yang sedikit, sebab AI dapat digunakan menutup keadaan tersebut tanpa harus digaji, sehingga terjadi PHK untuk berbagai pendukung (Supporting) kerja jurnalis.

Untuk mengamankan kerja jurnalis dan redaktur, dia menyarankan agar terus meningkatkan kompetensi profesi dengan mengikuti perkembangan teknologi komunikasi kekinian.

Menurut Tokoh Pers yang juga Penguji Kompetensi Wartawan Dewan Pers, Dr Dahlan Abubakar, AI membantu jurnalis muda dalam menghasilkan karya jurnalistik, memberi kemudahan informasi pendukung, membantu menyediakan data dan menganalisisnya sesuai dengan dukungan informasi yang dibutuhkan.

Seorang mahasiswi pasca sarjana doctoral (S3) jurnalistik Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar yang juga dosen UIT dan UT, Mitha Mayestika, S.IP, M.IKom juga menguraikan bahwa AI bukan ancaman bagi fotografi, yang memproduksi foto news dan lainnya serta bukan ancaman juga bagi videografi.

Dalam konteks fotografi dan videografi, lanjutnya, meskipun AI dapat membantu dalam pengeditan dan tugas-tugas repetitif, perannya dalam fotografi jurnalistik tidak dapat sepenuhnya menggantikan fotografer manusia. Kredibilitas dan kejujuran yang dihasilkan oleh fotografer tetap menjadi faktor penting. (MMK/AI).

Read 161 times
Rate this item
(0 votes)
Published in Dokter News
Login to post comments

Galleries

 
  Penulis : Mitha MK  /  Editor : Fyan AK Makassar (Phinisinews.com) – Ketua Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu...
  Penulis : Rio & Firdaus   /  Editor : Fred K Makassar (Phinisinews.com) – Dialog budaya ke-5 di...
  Penulis :  Ahmad Imron  /  Editor : Mitha MK Makassar (Phinisinews.com) – Direktur P2MTC (Phinisi Pers...
  Penulis : Fred Daeng Narang   /  Editor : Ahmad Imron Makassar (Phinisinews.com) – Dialog Budaya sepanjang...

Get connected with Us