AJI Indonesia – Google Gelar ToT AI Untuk Akademisi

Kegiatan Pelatihan ToT AI untuk Akademisi yang diselenggarakan atas kerjasama AJI Indonesia dan Google, diikuti 25 orang dosen (akademisi) dari 25 perguruan tinggi di  Indonesia, dilaksanakan di Kota Bogor, Jawa Barat (26-28 Februari 2025). (Foto ToT). Kegiatan Pelatihan ToT AI untuk Akademisi yang diselenggarakan atas kerjasama AJI Indonesia dan Google, diikuti 25 orang dosen (akademisi) dari 25 perguruan tinggi di Indonesia, dilaksanakan di Kota Bogor, Jawa Barat (26-28 Februari 2025). (Foto ToT).

Penulis : Mitha Kuen  /  Editor : Fred K

Bogor, Jawa Barat (Phinisinews.com) – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia bekerjasama dengan Google menggelar “Training of the Trainer Artificial Intelligence” (AI - kecerdasan buatan) untuk akademisi dalam literasi media dan misinformasi.

Pelatihan untuk pelatih (ToT) AI,  berlangsung di Kota Bogor, Jawa Barat,  selama tiga hari (26-28 Februari 2025), diikuti 25 orang dosen dari 25 Perguruan Tinggi di Indonesia dan dibuka oleh Ketua AJI Indonesia, Nany Afrida, di Bogor, Rabu.

Trainer AJI, Prof Dr.rer.soc Masduki, M.Si, MA dari Universitas Islam Indonesia (UII) Jogyakarta mengatakan, tidak hanya wartawan yang perlu memiliki skill (ketrampilan) beradaptasi terhadap kemajuan AI, tetapi akademisi juga harus mampu menguasainya, karena ke depannya, akademisi akan menularkan skill tersebut kepada sesama dosen maupun mahasiswa.

Selain menguasai AI sebagai alat literasi digital yang akan membantu akademisi dalam kinerjanya sehari-hari, AI juga diperkenalkan  sebagai tools (alat) yang dapat membantu melakukan verifikasi terhadap kekeliruan informasi (misinformasi) yang dapat menyebabkan berita hoaks.

Di sini, AJI Indonesia bekerjasama dengan Google mengumpulkan para akademisi agar dapat membantu mengurangi penyebaran berita hoaks dengan cara melatih akademisi cara menganalisis kebenaran berita dengan menggunakan tools AI, baik menggunakan Google image reverse serta tools lainnya.

Masduki menekankan bahwa teknologi AI sudah sangat disukai oleh mahasiswa maupun dosen, namun etika masih dalam proses untuk dijadikan aturan.

Sampai saat ini, etika penggunaan AI, baik di dunia akademisi (kampus) maupun jurnalis belum ada. Hingga kini, seluruh organisasi, baik organisasi wartawan maupun akademisi masih mengkaji kira-kira sejauh mana etika yang diperlukan untuk membatasi penggunaan AI yang salah pada teknologi yang perkembangannya semakin pesat ini.

Trainer AJI lainnya, Agni dari Kantor Berita BBC memberikan materi pelatihan, i bagaimana skill AI harus dikuasai, baik dalam membuat berita maupun mengecek kebenaran fakta sebuah berita.

Dua pemateri pelatihan itu memberikan skill terkait AI dan Fact Checker (pemeriksa fakta), satu lagi pemateri dari AJI yakni Adi, tidak ketinggalan untuk menyempurnakan perhelatan tersebut dengan memberikan materi terkait keamanan penggunaan data diri.

"Semakin banyak tools yang anda gunakan maka semakin banyak pula akses yang memberi peluang data anda dicuri, bahkan di hack (retas), lalu bagaimana mengatasinya,?" ucapnya.

Menurut Adi, menggunakan akun berbeda dengan akun pribadi adalah salah satu cara mengantisipasi keamanan data diri anda agar tidak dicuri.

Tiga hari pelatihan untuk pelatih, bukan hanya pemateri yang memberikan pengalaman berharga,  namun 25 orang dosen dari 25 perguruan tinggi di Indonesia pun ikut berbagi studi kasus yang terjadi di daerah masing-masing agar mendapatkan solusi terkait AI.

Ke-25 dosen peserta pelatihan untuk pelatih AI itu, tersaring dari 130 orang akademisi dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia yang berminat mengikuti ToT AI.

Dosen peserta ToT itu adalah, 1. Nurliah (Samarinda), 2. Riza Darma Putra (Jakarta), 3. Lisa Esti Puji Hartanti (Banten), 4. Nurhana Marantika (Madiun), 5. Dea Varanida (Pontianak), 6. Vito Frasetya (Bandar Lampung), 7. Ayu Adriyani (Padang), 8. Citra Buana Halil (Ternate), 9. Rinaldi (Padang), 10. Nurliya Ni'matul Rohmah (Mataram), 11. Novi Kurnia (Jogyakarta).

Selain itu, 12. Indri Rachmawati (Bandung), 13. Ruth Rismanta Silalahi (Depok), 14. Mitha Mayestika Kuen (Makassar), 15. Fatma Dian Pratiwi (Jogyakarta), 16. Farida Nurfalah (Cirebon), 17. Samantha Elisabeth Claudya (Semarang), 18. Muhammad Ikhwan (Jakarta), 19. Rahma Yani (Polewali Mandar), 20. Makhfudi (Manado), 21. Khabibur Rohman (Surabaya), 22. Karerek (Palembang), 23. Abdillah SAS (Maros), 24. Fauziah Muslimah (Depok), 25. Oni Dwi Arianto (Surabaya). (MK/FK).

Read 35 times
Rate this item
(0 votes)
Published in Dokter News
Login to post comments

Galleries

 
Penulis : Andin K /  Editor : Miku K Makassar (Phinisinews.com) - Universitas Indonesia Timur (UIT) bekerjasama...
  Penulis : Mitha MK  /  Editor : Fyan AK Makassar (Phinisinews.com) – Ketua Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu...
  Penulis : Rio & Firdaus   /  Editor : Fred K Makassar (Phinisinews.com) – Dialog budaya ke-5 di...
  Penulis :  Ahmad Imron  /  Editor : Mitha MK Makassar (Phinisinews.com) – Direktur P2MTC (Phinisi Pers...

Get connected with Us