Penulis : Fred Daeng Narang / Editor : Mitha MK
Makassar (Phinisinews.com) – Kerja kolektif Tim 9 untuk menentukan pemenang Anugerah Budaya Sulawesi Selatan, “La’lang Sipue Award 2024” berhasil diselesaikan dalam rapat pleno yang berlangsung alot karena ketatnya persaingan calon pemenang di setiap kategori yang dinilai dan diteliti.
Penyerahan Award Anugerah Budaya tahun ke-2 yang dilakukan secara independen dan mandiri oleh para pelaku, pemerhati, pengembang dan pelestari budaya, akan dilakukan 6 Juli 2024 di situs budaya dan sejarah Benteng Somba Opu Makassar, demikian kesepakatan rapat pleno Tim 9 di Makassar, Minggu.
Dalam rapat pleno diungkap bahwa sistem penilaian dilakukan melalui pengisian pertanyaan tertulis kepada tiap kandidat secara online, setelah itu dilanjutkan peninjauan/kunjungan lapangan untuk pembuktian di seluruh wilayah di Provisi Sulawesi Selatan yang dilakukan dalam hitungan bulan, tanpa kandidat mengetahui Tim 9 mendatangi obyek penilaian (lokasi, atraksi, produk, kegiatan, menonton langsung dan lainnya).
Tujuan dari pemberian anugerah budaya award ini sebagai upaya pelestarian, pengembangan, merawat dan memasyarakatkan nilai nilai budaya tradisional sebagai benteng ketahanan budaya masyarakat dari pengaruh masuknya budaya luar bila dirasa cenderung kurang cocok dengan masyarakat lokal.
Untuk tahun 2024, tercataat delapan kategori yang dinilai yaitu 1. Pemerintah Daerah Kabupaten/kota yang terbaik dalam pelestarian budaya di Sulsel, 2. Pemda kabupaten / kota terbaik penggunaan Tongkosila / Timpalaja se Sulsel, 3. Hotel terbaik pemanfaatan music tradisional (etnik musik), 4. Lembaga / komunitas adat terbaik perawat budaya ritus, 5. UMKM terbik produsen sarung sutra (lipa sabbe), 6. UMKM terbaik produsen Songko Guru/Songko Biring Bulaeng/Songko Racca, 7. Film Etnik terbaik se Sulsel, dan 8. Sanggar seni paling aktif.
Sedangkan anggota Tim 9 terdiri para ahli di bidangnya dengan latar budaya yang kuat, terdiri dari sembilan orang dengan profil singkat terurai. 1. Drs Andi Baso Hamid dengan gelar adat Sultan Idris Petta Lawa Arung Matuju yang juga Ketua Lembaga Adat Kerajaan Bone, 2. Drs HM Hatta Hamzah, MM Karaeng Gajang dengan Gelar adat Karaeng Borisallo yang juga Dewan Hadat Tinggi Kerajaan Gowa serta Penasehat Komunitas Passerreanta Monta Bassi Sulsel.
Selain itu, 3. Hj Andi Willi Petta Lenna dengan Gelar adat Andi Dace Petta Sali PuangTa Arung Kasuarrang III, juga Ketua KKKBMS Sulsel, 4. Andi Haeruddin, SH, Gelar adat Lembaga Adat Arung Tung Barru yang juga Founder Museum La Sameggu Barru, 5. HM Junus Andi Rivai Karaeng Mile, S.Sos, SH dengan Gelar adat I Mannarima Daeng Mammile, Karaeng anak Moncong, 6. Fredrich Kuen Daeng Narang, M.Si dari Kakaraengan Kindang Bulukumba yang juga Founder Yayasan Pers Multimedia Phinisi Kuensyam, Asesor Pers BNSP, Direktur Lembaga Pelatihan Jurnalistik dan Humas P2MTC.
Di samping itu, 7. Dr Ir Thomas Raya Tandasau, MM Pemangku adat Kapuangan Balusu Toraja yang juga Ketua Kerukunan Keluarga Balusu-Saddang, 8. Kamsiruddin, SE, SH, MH CPCLE, CPA, CPM, CMI, CPHM, CPArb, CPLI, dengan gelar adat Daeng Liwang yang juga Advokat dan Ketua Ferari Kota Makassar serta 9. Ir Hamin Mustafa Daeng Nyanrang, Dipl.Eng dengan Gelar adat Gallarang Tonasa, Tumilalang Salangka dan Dewan Hadat Tinggi Bate Tujua Kerajaan Sanrobone yang juga Ketua DPW Mapan Raya Sulsel, Founder Badan Musyawarah Adat (BMA) Sulsel serta Founder La’lang Sipue Foundation. (FDN/MMK).
Penulis : Andi Febrico / Editor : Daeng Narang
Gowa, Sulsel (Phinisinews.com) – Sri Paduka KGPAA Mangku Alam II bersama Permaisuri menghadiri Haul ke-354 Raja Gowa XVI yang juga Pahlawan Nasional, Sultan Hasanuddin I Mallombasi Daeng Mattawang Karaeng Bontomangape di kompleks pemakaman Pallantikang Katangka, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Rabu.
Haul didahului kirab budaya, dilanjutkan tabur bunga di Makam Sultan Hasanuddin yang dilakukan oleh Mangku Alam II, Ketua DPP Matra, Andi Bau Malik Barammamase Karaengta Tukajannangang, Ketua DPD Matra Gowa yang juga ketua pelaksana Haul, Andi Ashary Arief Karaeng Narang serta berbagai raja, ketua dan pemangku adat dari berbagai Kerajaan adat di Sulsel.
Mangku Alam II yang juga pendiri Masyarakat Adat Nusantara (Matra) mengatakan, dahulu, Raja Gowa yang juga Pahlawan Nasional Sultan Hasanuddin “berperang” melawan penjajah dan kini kita harus melanjutkan perjuangan beliau dan diharapkan kerajaan adat dan masyarakat adat “berperan” untuk keutuhan dan kemajuan bangsa.
Dia mengingatkan, sejak dahulu kekuatan pasukan Kerajaan Bugis-Makassar sangat berpengaruh di tanah Jawa. Sehingga Bugis-Makassar dan Jawa tidak bisa dipisahkan dari dulu hingga sekarang.
“Saat saya mundur dari Ketua DPP Matra karena diangkat jadi Raja, maka kami sepakat memilih bangsawan Gowa memimpin dan mempersatukan Masyarakat Adat Nusantara, Andi Bau Malik Barammamase Karaengta Tukajannangang,” ujarnya.
Mangku Alam II, juga mengakui bahwa dia memiliki guru politik dari bangsawan Gowa, beliau adalah Prof Ryaas Rasyid. Bukan guru politik di perguruan tinggi, melainkan guru politik di lapangan. Politik Keraton/Kerajaan jauh lebih kejam dibanding politik di luaran. Untuk itu, masyarakat adat saat ini, harus mampu mempersatukan nusantara.
Ketua DPP Matra, Andi Bau Malik mengatakan, pelaksanaan Haul Sultan Hasanuddin ke-354, merupakan kebanggaan mengenang orang tua/leluhur untuk melanjutkan hasil perjuangannya sebagai pelestari adat dan budaya.
Ketua Panitia pelaksana haul yang juga Ketua DPD Matra Gowa, Andi Ashary Arief Karaeng Narang mengatakan, haul ini bertema “Dengan semangat perjuangan dan kepahlawanan Sultan Hasanuddin Raja Gowa XVI Pahlawan Nasional kita jadikan motivator dan inspirator bagi generasi penerus Kerajaan Gowa dan Nusantara yang rela berkorban demi Bangsa dan Negara.
Pahlawan Nasional Sultan Hasanuddin adalah Raja Gowa XVI yang memerintah tahun 1653 sampai 1669. Sultan Hasanuddin terlahir dengan nama Muhammad Bakir I Mallombasi Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangape, lahir 12 Januari 1631 dan wafat 12 Juni 1670. Karena perlawanannya yang gigih, Belanda menjulukinya “Ayam Jantan dari Timur” (De Haantjes van Het Oosten). (AF/DN).
Penulis : Uci Syam / Editor : Ahmad Imron
Makassar (Phinisinews.com) – Kementerian Agama Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan dan Forum Terpadu KKGA SD, MGMP SMP dan MGMP SMA / SMK melaksanakan kegiatan peningkatan kompetensi dan penguatan moderasi beragama (MB) Guru Agama Islam (PAI) angkatan ke-3 se Kabupaten Gowa, di salah satu hotel di Kota Makassar (7-9 Juni 2024), Minggu.
Kegiatan dibuka Kepala Kantor Kemenag Gowa, H Aminuddin, S.Ag, M.Ag yang mengatakan bahwa sebagai sebuah program, moderasi beragama dapat dimaknai sebagai upaya memoderasi penganut agama, agar dalam memahami dan mengamalkan ajaran agamanya tidak terjebak pada dua kutub ekstrem, baik yang terlalu ketat atau yang terlalu longgar.
Moderasi beragama adalah cara pandang, sikap dan perilaku beragama yang dianut dan dipraktekkan oleh sebagian besar penduduk negeri ini, dari dulu hingga sekarang. Pemerintah pun menjadikan moderasi beragama sebagai salah satu program nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional.
Dalam konteks aqidah dan hubungan antarumat beragama, lanjutnya, moderasi beragama (MB) adalah meyakini kebenaran agama sendiri “secara radikal” dan menghargai, menghormati penganut agama lain yang meyakini agama mereka, tanpa harus membenarkannya. Moderasi beragama sama sekali bukan pendangkalan aqidah, sebagaimana dimispersepsi oleh sebagian orang.
Pelaksana Tugas Kepala Seksi Pendidikan Agama Islam Gowa, Ishak Ibrahim, SE, MM mengharapkan kepada semua peserta setelah melakukan kegiatan ini mengupayakan menyelesaikan Rencana Tindak Lanjut (RTL) dalam bentuk Aksi Tindak Lanjut (ATK) di sekolah masing masing.
Dalam konteks sosiol budaya moderasi beragama, berbuat baik dan adil kepada yang berbeda agama adalah bagian dari ajaran agama (al Mumtahanah ayat 8).
Sedangkan dalam konteks berbangsa dan bernegara atau sebagai warga negara, tidak ada perbedaan hak dan kewajiban berdasar agama. Semua sama di mata negara. Dan dalam konteks politik, bermitra dengan yang berbeda agama tidak mengapa. Bahkan ada keharusan untuk “committed” terhadap kesepakatan-kesepakan politik yang sudah dibangun walau dengan yang berbeda agama, sebagaimana dicontohkan dalam pengalaman empiris Nabi di Madina dan sejumlah narasi verbal dari Nabi.
Moderasi beragama bertentangan dengan politik identitas dan populisme. Sebab, di samping bertentangan dengan ajaran dasar dan ide moral atau “the ultimate goal” beragama, yakni mewujudkan kemaslahatan, juga sangat berbahaya untuk konteks Indonesia yang majemuk.
Dalam konteks intra umat beragama, moderasi beragama tidak menambah dan mengurangi ajaran agama, saling menghormati dan menghargai jika terjadi perbedaan (apalagi di ruang publik) dengan tetap mengacu pada kaidah-kaidah ilmiah.
“Tidak boleh atas nama moderasi beragama, semua boleh berpendapat dan berbicara sebebasnya, tanpa menjaga kaidah-kaidah ilmiah dan tanpa memiliki latar belakang dan pengetahuan yang memadai,” ujarnya.
Cara beragama moderat seperti inilah yang selama ini menjaga kebhinekaan dan keIndonesiaan kita. Lalu mengapa pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama menjadikannya sebagai program prioritas, jika dari dahulu hingga sekarang sebagian besar penduduk negeri ini sudah moderat?, ucapnya dan melanjutkan bahwa ada beberapa dinamika dan fakta sosiologis yang mendasarinya.
Kemajuan tehnologi informasi dan globalisasi telah menciptakan realitas baru, baik positif maupun negatif, dan mendisrupsi berbagai aspek, ucapnya tanpa menguraikan lebih lanjut. (US/AI).
Penulis : Mitha MK / Editor : Fyan AK
Pulau Kodingareng, Makassar (Phinisinews.com) - Rektor Universitas Indonesia Timur (UIT), Dr Abdul Rahman, SE, MM menyatakan, UIT siap memfasilitas kuliah gratis melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP) bagi anak anak Pulau Kodingareng, Kota Makassar, yang ingin melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi.
Rektor Abdul Rahman menyatakan itu saat menghadiri kegiatan Fakultas Hukum bekerja sama FISIP (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik) UIT menggelar Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) serta Campus Camps yang dilaksanakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum UIT di Pulau Kodingareng, Kecamatan Sangkarrang, sekitar 3,8 mil laut atau sekitar satu jam menggunakan kapal motor kayu penyebarangan tradisional dari Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (25/05).
Kegiatan yang dilakukan antara lain, Sosialisasi kampus, sosialisasi hukum pencegahan kekerasan pada anak dan upaya mengurangi pernikahan dini usia di bawah umur, Jurnalis warga (Citizen Journalism / Pewarta Warga) serta sosialisasi penjaringan mahasiswa baru (Maba) tahun 2024.
Tahun 2023 lalu, menurut Rektor, UIT memdapat beasiswa KIP sebanyak 300-an lebih mahasiswa untuk kuliah gratis. “Raihan itu terbanyak di level perguruan tinggi swasta di Kota Makassar,” ujarnya.
“Anak anak Pulau tidak boleh stagnan setelah lulus SMA karena alasan keterbatasan biaya atau paradigma lain yang tidak membangun. Ubah paradigma itu, UIT siap membantu warga Pulau Kodingareng yang ingin melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi, dan siap memfasilitasi untuk mendapatkan pendikan geratis sampai lulus,” janji Rektor.
Menurut dia, anak anak Pulau harus mampu membangun perekonomian Pulau Kodingareng yang lebih baik dari sekarang, serta dapat memilih bekerja di sektor lain, selain profesi nelayan yang secara turun temurun digeluti, untuk meningkatkan kesejahteraannya dan bermanfaat bagi masyarakat umum.
“Jangan ragu kuliah di UIT yang terakreditasi ‘Kampus Baik Sekali’ dan juga Fakultasnya juga ‘terakreditasi Baik Sekali’ serta memiliki 18 Prodi (program studi),” ucap Rektor Abdul Rahman.
Ketua Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi FISIP UIT, Fyan Andinasari Kuen, S.IP, M.IKom mengatakan, setiap daerah memiliki sumber daya alam yang khas dan unik, baik wisata maupun produk kuliner atau produk lainnya.
Semua potensi yang ada harus diperkenalkan (dipromosikan) melalui alat komunikasi digital dengan memanfaatkan media sosial agar lebih dikenal melalui kegiatan Pewarta Warga atau biasa disebut Citizen Journalism dan dipublish (disiarkan) di media sosial, online dan media mainstream (media arus utama).
Hampir semua warga Pulau Kodingareng ini sudah memiliki perangkat kerja pewarta warga yakni handphone android dan terampil menggunakannya, terutama foto, selfi serta mengabari melalui tulisan berbagai hal dan itu adalah kegiatan Citizen Journalism serta sudah beraktivitas di media sosial memperkenalkan daerah dan kegiatan yang ada di daerah, ujarnya.
Dosen Komunikasi UIT yang juga berpengalaman sebagai Video Journalist, Mitha Mayestika Kuen, S.IP, M.IKom mengatakan, jadikanlah Pulau Kodingareng terkenal dengan menuliskan informasi positif agar menarik minat wisatawan, baik wisatawan lokal, wisatawan nusantara, maupun mancanegara untuk datang ke pulau ini.
Mitha langsung mengajarkan warga praktek fotografi praktis beserta pengulasan kode etik foto dan pengambilan gambar foto, serta foto estetik yang boleh diedit atau tidak serta tidak lupa untuk melakukan pengecekan fakta berita untuk menghindari berita hoaks dalam penulisan kejadian beserta kode etik penulisannya.
Selain itu, UIT juga melakukan sosialisasi kampus pada malam harinya yang dibawakan oleh beberapa mahasiswa, baik dari ilmu Hukum maupun ilmu Komunikasi yang menceritakan pengalaman selama kuliah di kampus UIT.
Salah seorang mahasiswa ilmu Komunikasi, Indah membeberkan, bahwa selama kuliah pada jurusan ilmu Komunikasi UIT, selain skill (keahlian) jurnalistik seperti fotografi, menulis berita, saya juga kini bisa menghasilkan uang sendiri dari kuliah interpreneur digital media.
Selain itu, lanjutnya, saya juga mendapatkan beasiswa kampus mengajar dari kementerian, yang merupakan hal membanggakan dan tidak semua mahasiswa bisa mendapatkan itu.
PKM serta Sosialisasi kampus UIT ditanggapi antusias oleh warga, baik dari kalangan bapak-bapak, ibu-ibu serta remaja dengan ikut berpartisipasi dalam praktek fotografi yang diberikan.
Sesi pertama sosialisasi Hukum pernikahan di bawah umur dengan pemateri Wakil Dekan Fakultas Hukum, Abd Basir, S.Ag, MH dan Arry Irawan, SH, MH, didampingi Ketua BEM FH UIT.
Sesi kedua diisi kegiatan Citizen Journalism oleh Ka Prodi Ilmu Komunikasi FISIP UIT, Fyan Andinsari Kuen, S.IP, M.I.Kom dan Dosen Ilmu Komunikasi, Mitha Mayestika Kuen, S.IP, M.I.Kom serta dimoderatori oleh Ka Prodi Ilmu Pemerintahan FISIP UIT, Sitti Mirsa, S.IP, M.Si
Sesi ketiga diisi dengan kegiatan sosialisasi perekrutan Mahasiswa Baru (Maba) oleh Rektor UIT, Dr Abdul Rahman didampingi Ka Prodi Ilmu Pemerintahan Sitti Mirsah, S.IP, M.Si dan Ka Prodi Ilmu Komunikasi, Fyan Andinasari Kuen, S.IP, M.IKom.
Kegiatan ini disambut baik oleh Lurah Kodingareng Ronny Catur Prabowo yang menyatakan, kegiatan ini sangat besar manfaatnya karena dapat memberikan pemahaman hukum kepada warganya dan cara mempromosikan potensi Pulau secara benar memanfaatkan media sosial.
Seluruh kegiatan digelar di Baruga LPM Kelurahan Kodingareng dan kegiatan ini mendapat tanggapan sangat tinggi dan positif dari warga, yang terlihat antusias menghadiri kegiatan tersebut dari siang hari hingga malam hari. (MMK/FAK).
Penulis : Fred Daeng Narang / Editor : Mitha K
Makassar (Phinisinews.com) – Sebanyak 120 kantong darah menjadi target kegiatan donor darah perusahaan terbuka Kawasan Wisata Terpadu Gowa Makassar Tourism Development (PT GMTD) Tanjung Bunga, di aula utama Mall GTC (Graha Tata Cemerlang - Mall Grup Lippo) di jalan Metro Tanjung Bunga Makassar, Rabu.
“Targetnya mengalami peningkatan dari sebelumnya 100 peserta menjadi 120 peserta donor darah untuk persediaan cadangan darah Palang Merah Indonesi (PMI) guna memenuhi kebutuhan darah Masyarakat yang membutuhkan di Kota Makassar,” kata Humas GMTD, Anggraini.
Minat masyarakat cukup banyak untuk kegiatan kemanusiaan ini dari berbagai kalangan secara umum maupun lingkup GMTD.
Donor darah terbuka untuk umum, namun terbanyak dilakukan oleh peserta dari pegawai GMTD dari semua devisi yang dimiliki, karyawan Pemerintah Kota Makassar dari 14 SKPD (satuan kerja pemerintah daerah) yang berkantor di Mall GTC karena kantor Walikota Makassar sedang direnovasi serta dari masyarakat umum dan penyewa tenant (saung) di Mall tersebut.
GMTC tercatat melakukan donor darah secara rutin tiap empat bulan dengan target tiap kegiatan minimal 100 kantong darah, ujarnya.
PT GMTD Tbk mengelola kawasan wisata terpadu di kawasan Tanjung Bunga yang berada di Kota Makassar dan Kabupaten Gowa. Dalam kawasan tersebut, selain ada kawasan wisata Pantai Akkarena dan lainnya, juga ada Mall yang sudah operasional sejak tahun 2003, Rumah Sakit, hotel, sekolah, perumahan semua tipe yakni dari yang kecil hingga yang besar, Stadion Olahraga Dayung beserta danaunya, stadion sepakbola dan berbagai fasilitas lainnya dengan cakupan areal sekitar 1.000 hektare. (FDN/MK).
Penulis : Muh Ali / Editor : Ahmad Imron
Maros, Sulsel (Phinisinews.com) – Suasana Ramadhan tahun 1445 H, di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, agak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, karena berbagai kegiatan keagamaan melibatkan remaja masjid dan remaja desa.
Hal itu terlihat pada Remaja Masjid Mangallekana berkolaborasi dengan Remaja Desa Moncongloe, melaksanakan berbagai kegiatan, kata Pengurus Masjid Mangallekana, Dr Muhammad Ali, M.Pd, di Maros, Sulsel, sekitar 48 kilometer dari Makassar, Kamis malam.
Koordinator kegiatan, Sakwan Awaluddin, Ketua Umum HIPMI Kecamatan Moncongloe Maros, Muh. Syahir Syam, dan Ketua Umum Karang Taruna Kecamatan Moncongloe, Muhammad Risaldy Irwan, secara Bersama mengatakan bahwa kami anak-anak Desa Moncongloe, merasa terpanggil ingin kembali ke desa membangun desa kami sendiri yang kami sangat cintai.
“Saya menilai ini suatu hal yang luar bisa,” ucap Pengurus Masjid Mangallekana menambahkan.
Pejabat Pelaksana Tugas Kepala Desa Moncongloe, Ismail SM, menanggapi positif ide-ide kreatif remaja Desa Moncongloe, dan langsung menfasilitasinya.
Kegiatan itu antara lain, peringatan Nuzulul Quran dan buka puasa bersama yang digelar Pengurus Masjid Mangallekana bekerjasa sama dengan Ikatan Remaja
Masjid Mangallekana (Irmama) berlangsung hikmat.
Nuzul Quran dan buka pusa bersama ini dihadiri oleh beberapa pejabat antara lain, Camat yang diwakili oleh Pejabat Pelaksana tugas Kepala Desa Moncongloe, Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Moncongloe, Kapolsek, Babinsa, Ketua Pemangku Adat Gallarrang Moncongloe, Imam Desa Moncongloe dan masyarakat.
Kegiatan Nuzul Quran ini bertema “Nuzul Quran momentum memelihara kerukunan ummat dan mempererat silaturrahmi”, dengan pembawa hikmah, Ustadz Dr Syamsir, S.Ag, MA.
Dalam Kegiatan Nuzul Quran ini, Irmama dominan perannya. Mulai dari persiapan sampai terlaksananya acara Nuzul Quran. Pembawa acara, Andi Ardila Ghivari, Pembacaan ayat Suci Alquran, Muhammad Argantayudha, mereka semua anggota Irmama dan dilanjutkan Shalat Tarwih, lalu Pembukaan Bazar dan Pestival Anak Shaleh yang dilaksanakan oleh Remaja Desa Moncongloe, antara lain HIPMI Maros Komisariat Kecamatan Moncongloe bekerjasama dengan Karang Taruna Desa Moncongloe.
Bazar ini berlangsung selama tiga hari, 27-29 Maret 2024 yang dikemas apik dengan berbagai kegiatan lomba, seperti tadarus, menghapal surah-surah pendek, tilawah dan lain-lain.
Kegiatan Bazar dan Festival Anak Shaleh dibuka oleh Pelaksana Tugas Kepala Desa Moncongloe dan berharap semoga kegiatan ini rutin tiap tahun dilaksanakan. (MA/AI).
Penulis : Ahmad Imron / Editor : Mitha K
Makassar (Phinisinews.com) – Sejumlah Wartawan dari Kota Tarakan, Kalimantan Utara, menimba ilmu melalui pelatihan jurnalistik di Lembaga Pelatihan Jurnalistik dan Kehumasan, Phinisi Pers Multimedia Training Center (P2MTC) di Makassar, Kamis.
Direktur P2MTC, Fred Kuen Daeng Narang, M.Si saat ditanya wartawan menguraikan, pelatihan digelar berdasarkan permintaan Pemimpin Redaksi media di Tarakan, Kaltara, yang mengirim wartawannya ke Kampus P2MTC di Makassar untuk.mengikuti pelatihan dengan materi latih sesuai kebutuhan pokok seorang jurnalis.
Seperti pengetahuan dasar kewartawanan (basic knowledge of journalism), merencanakan, meliput dan mencari berita (planning, reporting and searching for news), wawancara (interview), cara menulis berita (write news), mengedit mandiri (self editing) dan cara menentukan sudut pengambilan gambar foto berita (photo news) beserta pembuatan keterangan gambarnya (caption photo news).
Menurut dia, Lembaga pelatihan jurnalistik yang sudah berumur lima tahun ini, secara rutin melakukan pelatihan jurnalistik untuk berbagai kalangan, baik yang bersifat sosial (gratis) maupun berbiaya murah (pola subsidi silang).
Pelatihan yang bersifat sosial seperti untuk pers kampus, komunitas tertentu seperti pramuka, palang merah, osis, karang taruna, pelestari budaya dan lainnya.
Fred yang juga Asesor lisensi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) menyatakan terima kasih atas kepercayaan masyarakat terhadap P2MTC, baik yang mengirimkan wartawannya dari seluruh Indonesia untuk dilatih di Makassar, maupun pihak tertentu di seluruh nusantara yang meminta pelatih (trainer) P2MTC ke seluruh wilayah Indonesia untuk melakukan pelatihan.
Selama ini, para peminat pelatihan cukup berkomunikasi melalui email This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it. , This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it. , This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it. atau WA 0815 3332 2118.
Sejumlah wartawan dari Jakarta juga sudah sering ke P2MTC untuk ikut pelatihan mengingat spesifikasi P2MTC yakni menggelar pelatihan khusus untuk wartawan, untuk redaktur dan untuk Pemimpin Redaksi yang dapat dilakukan secara privat (jumlah peserta sedikit), hingga mengikuti sertifikasi kompetensi wartawan secara individual, mengingat yayasan PMPK yang menaungi P2MTC juga adalah Tempat Uji Komptensi (TUK).
Menurut Fred yang juga mantan GM Perum LKBN Antara di Jakarta, yang sangat dibutuhkan wartawan saat ini adalah pelatihan untuk peningkatan kualitas profesi, kompetensi dan profesionalitas serta peningkatan kesejahteraan yang diharapkan negara harus ada juga untuk wartawan melalui pemberian tunjangan kompetensi, sebab pers/wartawan adalah pengajar di ruang publik dan merupakan salah satu pilar demokrasi yang selayaknya juga diperhatikan.
Ketika disinggung bantuan negara untuk Pelatihan Wartawan, agar terjadi peningkatan kualitas wartawan secara merata di seluruh Indonesia tanpa sekat konstituen organisasi pers, menurut dia, sepengetahuan saya, bantuan dana pelatihan untuk pers, negara beri hanya pada Lembaga Pers tertentu atau organisasi pers tertentu, sedangkan lembaga pelatihan hingga saat ini bersifat mandiri, dengan mengutamakan idealisme dan pengabdian terhadap profesi.
Beberapa BUMN maupun swasta, lnjutnya, juga mengirim staf humas (hubungan masyarakat – PR) ke P2MTC untuk dilatih kehumasan dan cara menulis berita siap tayang (press claar).
Negara melalui BUMN nya, sebenarnya sangat mudah untuk membantu pelatihan bagi wartawan dengan memberi sedikit dana tanggung jawab social (CSR - corporate social responsibility) kepada lembaga lembaga pelatihan jurnalistik terpercaya, agar pelatihan semakin massif di semua daerah demi peningkatan kualitas pemberitaan dan kualitas demokrasi di tanah air, ujarnya. (AI/MK).
Penulis : Uci Syam / Editor : Mitha K
Malino, Gowa, Sulsel (Phinisinews.com) – Sekolah memberikan apresiasi positif dan mengajak semua ekstra kulikuler (ekskul) para siswa agar aktif berkegiatan, termasuk kegiatan seni untuk menyalurkan bakat serta meminimalkan kenakalan siswa.
Hal itu dikemukakan Wakil Kepala Sekolah Bagian Kesiswaan SMA Negeri 4 Gowa, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Drs Muhammad Akbar, MSi, di Malino, sekitar 66 kilometer dari Makassar, Sabtu, pada milad ke-13 Bengkel Seni (BS) 27.
Dia meluruskan bahwa milad BS 27 ini sejatinya adalah milad yang ke-23 karena BS 27 sebenarnya adalah metamorfosis dari Sanggar Seni BTC (Bina Talenta Club) yang berdiri tahun 2001, di SMA Negeri 4 Gowa, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa, Sulsel.
Sebagai Wakil Kepala Sekolah Bagian Kesiswaan, sekolah menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada segenap pengurus BS 27 dan Panitia Pelaksana yang sudah mengemas acara milad ini dengan sangat baik dengan konsep Kolaborasi, karena semua tingkatan kelas, dari kelas X, XI, dan XII ikut mempersembahkan kreasinya pada milad kali ini, bahkan para alumni BS 27 ikut memberikan persembahan terbaiknya.
Bengkel Seni 27 adalah bagian wadah menyalurkan kreativitas seni, Meningkatkan rasa tanggung jawab akan pembangunan bangsa dan negara dalam bentuk kreasi seni dan budaya, serta Membentuk karakter insan yang kritis, mandiri, serta memiliki cipta, rasa, dan karsa, ucap Ketua panitia pelaksana, Pasha.
Milad dihadiri para orang tua, guru dan alumni SMA Negeri 4 Gowa yang merupakan anggota BS 27 saat menjadi siswa dan siswi di sekolah tersebut. Kegiatan milad menampilkan tarian empat etnis dan beberapa tarian lainnya serta penampilan para alumni. (US/MK).