Sulsel Buka Akses Terisolasi di Tengah Pandemi

Membuka akses infrastruktur jalan pada daerah terisolir di beberapa kabupaten di Sulsel. (Foto : Dok Humas Pemprov Sulsel) Membuka akses infrastruktur jalan pada daerah terisolir di beberapa kabupaten di Sulsel. (Foto : Dok Humas Pemprov Sulsel)
 

Oleh : Fredrich Kuen *

Makassar (Phinisinews.com) – Sorak gembira, wajah berseri dan sujud syukur merupakan wajah-wajah warga masyarakat di beberapa daerah pedalaman kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan yang selalu tampak saat daerahnya berhasil bebas dari keterisolasian infrastruktur jalan.

Dahulu hanya membayangkan kesejahteraan melalui koneksitas daerah produsen ke daerah pemasaran serta akses tembus kepariwisataan, maka kini secara bertahap semua menjadi kenyataan.

Sebab, Pemerintah Provinsi Sulsel, sekalipun di tengah keterbatasan gerak karena Pandemi Covid-19 yang masih berlangsung, namun tetap merealisasikan program membuka akses infrastruktur jalan di beberapa daerah terisolir di kabupaten.

Pembangunan akses jalan bagi masyarakat merupakan salah satu program prioritas Pemprov Sulsel untuk menjamin konektivitas, utamanya daerah terisolir di seluruh kabupaten kota, sekaligus sebagai pemenuhan hak masyarakat atas akses jalan yang memadai.

“Ini adalah program unggulan ‘Sulsel Terkoneksi’ yang fokus membuka akses jalan untuk daerah-daerah terisolasi dengan tujuan agar dapat meningkatkan taraf ekonomi masyarakat, kata Gubernur Sulsel Prof Nurdin Abdullah.

Itu dimungkinkan karena wilayah yang menjadi zona penyekat antara daerah produsen dengan daerah pemasaran berhasil diterabas seberat apapun kondisinya.

Prioritas Sulsel terkoneksi adalah daerah kantong produksi Pertanian, Perkebunan, Pariwisata dan lainnya. Untuk daerah pariwisata seperti Kabupaten Selayar, Bulukumba, Tana Toraja dan Toraja Utara, serta daerah lainnya, Sedangkan Pertanian/perkebunan seperti Kabupaten Luwu Utara (Lutra), Sinjai dan kabupaten lainnya.

Awal pekan ini Gubernur meresmikan untuk masyarakat Kabupaten Kepulauan Selayar ruas pekerjaan jalan Tanabau – Ngapaloka – Pattumbukung, sepanjang 3,50 kilometer dengan lebar 5,60 meter.

Sebelumnya diresmikan 10 kilometer jalan aspal kualitas terbaik dan tahun ini juga akan dituntaskan enam kilometer sisanya untuk membuka daerah terisolir di Sinjai Barat, Kabupaten Sinjai, Sulsel ke akses pasar, sebab daerah itu merupakan daerah Perkebunan yang sangat potensial di Sulsel, kata Gubernur didamping Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Sulsel, Prof Rudy Djamaluddin,  saat meninjau dan meresmikan ruas jalan di dataran tinggi Palampang – Munte – Bontolempangan di Sinjai Barat.

Desa Bontolempangan yang berada di dataran tinggi Sinjai Barat merupakan hunian bagi sekitar 600 Kepala Keluarga (KK) yang umumnya berprofesi sebagai petani kopi dan jagung serta aneka produk pertanian lainnya yang lokasinya dikelilingi bukit yang berselimuti kabut, udara sejuk sangat terasa di Dusun Ambe, Desa Botolempangan, Sinjai Barat, tempat masyarakat menyambut iring-iringan Gubernur Sulsel. Setelah menempuh dua jam perjalanan dari pusat Kota Kabupaten Sinjai.

Penyambutan Gubernur di daerah yang selama ini terisolir itu dilakukan dengan protokol kesehatan secara ketat, pakai masker, menjaga jarak serta mencuci tangan dengan sabun di air mengalir.

“Jalan ini adalah urat nadi perekonomian dan masih ada jalan-jalan yang belum dapat dinikmati dengan baik, tentu ini akan berpengaruh pada perekonomian masyarakat. Dengan selesainya jalan 10 km, masih ada enam kilometer lagi tahun ini akan kita tuntaskan,” ujarnya.

“Kalau ini tuntas, akses jalan dari Sinjai ke Kabupaten Bulukumba jauh lebih dekat, dan beberapa konektivitas lebih baik lagi. Saya kira jalan menjadi penting sekali karena ini akan membawa produk masyarakat ke pasar,” ujar Gubernur Nurdin.

Saat menanggapi antusias petani mengembangkan talas Jepang satoimo, Gubernur Nurdin menyampaikan, tahun ini Pemprov Sulsel melalui Dinas Pertanian akan memberikan bantuan bibit talas kepada petani sebagai diversifikasi dari tanaman yang selama ini sudah dikembangkan di Sinjai.

“Kadis Pertanian Sulsel akan memasok bibit dan pupuk. Setelah mandiri baru kita lepas. Kebutuhan akan talas itu sebulan mencapai 3.000 ton, di mana 80 persen dipasok oleh China. Kita berharap bisa menggantikan China,” kata Gubernur.

Selain membantu perekonomian masyarakat, Gubernur mengatakan, bahan pangan umbi-umbian ini akan menyehatkan masyarakat.

“Di samping nilai ekonomi, makanan ini sangat sehat untuk masyarakat. Sudah ada uji laboratorium, ini kolagen tinggi dan antioksidan tinggi, dan Pemprov juga akan bantu untuk pengadaan sapi sehingga bisa mengembalikan produksi susu di Sinjai Barat,” katanya.

Kepala Dusun Bihulo, Desa Botolempangan, Hasbi menyebutkan, sejak adanya jalan ini, akses petani untuk membawa produknya ke pembeli sangat lancar sehingga meningkatkan pendapatan petani.

Dia mengatakab, lahan seluas 50 hektare dimanfaatkan petani untuk menanam kopi, dengan potensi 800 kilogram per hektare. Tahun ini,  petani juga siap mengembangkan budidaya talas Jepang satoimo.

Sebelum akses jalan di Selayar dan Sinjai itu, Gubernur juga sudah membuka daerah terisolir Seko di Kabupaten Luwu Utara yang sudah 74 tahun tidak dapat menikmati jalan bagus.

Jalur terisolasi menuju Kecamatan Seko, Luwu Utara, Sulsel, kini sudah dapat digunakan fungsional oleh warga. Jalur ini pernah viral karena ojek termahal hingga Rp 1,8 Juta

Jalur yang dulunya dikenal terjal dan berlumpur tersebut membuat akses dari Kota Masamba, Luwu Utara menuju Kecamatan Seko tidak dapat dilalui kendaraan roda empat dan hanya dilalui motor trail.

Jalur sepanjang kurang lebih 140 kilometer terus dirampungkan melalui dana APBN, APBD Provinsi Sulsel dan dana APBD Luwu Utara.

"Massifnya dukungan dari provinsi dan pusat membuat jalur itu sekarang kondisinya fungsional sampai ibu kota Kecamatan Seko," kata Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani .

Pada beberapa tempat, terbukanya akses infrastruktur daerah terisolir dibanrengi pembukaan akses telekomunikasi dengan pemasangan sejumlah alat penguiat sinyal yakni Vsat (Very Small Aparture Terminal).

Gubernur juga mengingatkan bahwa pembangunan proyek kecil yang bermanfaat banyak bagi masyarakat harus terus di optimalkan seperti pembangunan rest area.

“Biar kecil program ini, tetapi bisa dinikmati dan dikerjakan secara maksimal. Untuk itu maksimalkan semua pekerjaan seperti rest area. Bayangkan kalau itu jadi, banyak usaha yang bisa berjalan,” ujarnya.

Kunci kesuksesan dalam mengelola keuangan daerah khususnya di Pemprov Sulsel ini, bagaimana kerja tim work dan kolaborasi yang baik, menjadi penentu keberhasilan program di masing-masing OPD.

“Kuncinya jangan jalan sendiri-sendiri, karena kalau jalan sendiri-sendiri, Rp60 triliun pun anggaran tidak cukup,” katanya.

Untuk itu, walau Covid-19 masih ada, namun seluruh program dipercepat serta fokus sebab APBD 2021 ini betul-betul fokus digunakan dan dinikmati oleh masyarakat. Caranya, dengan berkomunikasi dan kolaborasi bersama OPD lingkup Pemprov Sulsel, pemerintah kabupaten kota, dan pemerintah pusat, ujarnya.

Teruslah melayani dan berupaya mensejahterakan rakyat dengan program efisien namun efektif serta dapat bermanfaat optimal bagi masyarakat dalam upaya peningkatan kesejahteraan. (Editor : Mitha K)

*Penulis adalah Direktur Eksekutif Phinisi Pers Multimedia Training Center (P2MTC) dan Penulis Buku Jurnalisme dan Humanisme.

Read 1401 times
Rate this item
(0 votes)
Published in Feature
Login to post comments

Galleries

 
  Penulis : Fred Daeng Narang  /  Editor : Mitha MK Bekasi, Jawa Barat (Phinisinews.com) – Master Asesor BNSP,...
  Penulis : Mitha MK / Editor : Fyan AK     Pulau Kodingareng, Makassar (Phinisinews.com) - Rektor Universitas...
  Penulis : Fred Daeng Narang  /  Editor : Mitha K Makassar (Phinisinews.com) – Sebanyak 120 kantong darah...
  Penulis : Redaksi  /  Editor : Fred Daeng Narang Bulukumba, Sulsel (Phinisinews.com) – Masyarakat adat...

Get connected with Us