Penulis : Fred K
Editor : Mitha MK
Makassar (Phinisinews.com) - Unit Tim Tagana (tanggap bencana) Mako Brimob Polda Provinsi Sulawesi Selatan menyatakan siap membimbing serta melakukan simulasi dan latihan bersama dengan Tim SAR (pencarian dan penyelamatan) Yayasan Aksi Peduli Kemanusiaan (Y-APK).
"Silahkan kontak dan datang ke Tegana Mako Brimob Pabaeng Baeng Makassar untuk simulasi dan latihan penggunaan peralatan pencarian, penyelamatan, evakuasi serta simulasi lapangan, kita bersinergi untuk aksi kemanusiaan," kata unsur Pimpinan Tegana Mako Brimob Makassar AKP Abdul Azis Bani, S.Sos dan IPTU Alimuddin Sau, S.Kom, di Makassar, Kamis.
Sambutan hangat tersebut diberikan Tim Tegana Mako Brimob saat menerima audiensi pengurus Y-APK yang terdiri Ketua Umum, Jufri Tutu, Ketua Dewan Pembina, Herman Nompo, ST, MT, Ketua Dewan Pengawas, Fredrich Kuen, S.Sos, M.Si serta pengurus Y-APK lainnya.
Tim Tagana Mako Brimob menyambut positif teman teman Y-APK yang memiliki Tim SAR dan puluhan relawan kemanusiaan yang diinisiatori beberapa wartawan senior yang terpanggil bukan hanya meliput dan memberitakan bencana dan berbagai masalah kemanusiaan, melainkan sekarang terjun langsung dalam aksi kemanusiaan, ujar mereka.
Fredrich Kuen mengatakan, sinergitas Tegana dan Y-APK akan unik serta sangat manusiawi dan semangat membantu aksi kemanusiaan ini kami sadari harus melalui pembekalan pengetahuan pencarian dan penyelamatan sehingga kami menjalin kerjasama dengan beberapa pihak terkait yang selama ini profesional dalam aksi kemanusiaan.
Tim SAR Y-APK tidak ingin saat melakukan kegiatan kemanusiaan seperti penyelamatan korban bencana, malah kami yang dievakuasi karena fisik dan ketrampilan SAR tidak memadai, ujarnya.
Tim SAR Y-APK yang beberapa orang diantaranya adalah wartawan pasti memiliki keistimewaan yakni saat musibah atau bencana akan langsung terlibat dalam proses penyelamatan, setelah itu membuat dan menyiarkan berita, sehingga informasi itu akan menggerakkan donatur ikut membantu kelanjutan penanganan korban pasca bencana, kata Fredrich yang juga Direktur Eksekutif Phinisi Pers Multimedia Training Center (P2MTC).
Filosofi tim penyelamatan yang pantang dievakuasi karena dirinya ikut jadi korban, lanjutnya itu mirip dengan sistem kerja wartawan bahwa tidak ada berita yang lebih besar dibanding keselamatan wartawan tersebut saat meliput sebab pantang wartawan jadi korban, karena bila itu terjadi maka dialah yang menjadi berita besar dan bukan dia yang membuat berita besar.
"Kami juga selalu mengingatkan teman wartawan yang menjadi Tim SAR Y-APK agar mendahulukan memberi pertolongan saat penyelamatan korban bencana dibandingkan memotret untuk foto berita," ucapnya.
Herman Nompo berharap agar sesegera mungkin untuk mengimplementasikan program-program kerja bersama Tim Tagana Korps Brimob dan Y-APK dalam kegiatan pelatihan cara penyelamatan dan evakuasi korban bencana.
Selain itu, dalam waktu dekat Y-APK akan bekerjasama dengan P2MTC untuk melakukan pelatihan jurnalistik dan menyertakan peminat dari Tagana dan Tim Penyelamat lain dengan tujuan agar mampu menulis berita singkat dan membuat foto berita.
Sasarannya, ujar Herman, agar berita dan foto berita yang tidak terjangkau wartawan bisa dibagikan ke Pers untuk pemberitaan agar rasa kemanusiaan calon donatur atau lembaga donatur tergerak untuk membantu pasca bencana atau pasca penyelamatan korban. (FK/MMK).