Penulis : Fyan AK.
Editor : Mitha MK
Makassar, Phinisinews.com - Aktivis Pers, Sudarman Djoni mengatakan, pelatihan Jurnalistik, khususnya di Sulawesi Selatan, sebaiknya mencontoh pola yang dilakukan "Phinisi Pers Multimedia Training Center (P2MTC)" yang berada di bawah naungan Yayasan Pers Multimedia Phinisi Kuensyam.
Sebab, pola pelatihannya terstruktur, pemateri sangat profesional dan berpengalaman, paham benar tentang kebutuhan wartawan dari pengetahuan hingga teknik jurnalistik dalam praktek keseharian, disajikan secara dinamis dan peserta aktif yang diselingi ice breaker sehingga 10 jam pelatihan tanpa jedah dilalui tanpa mengantuk.
Hal itu dikemukakan Sudarman Djoni yang biasa disapa Ali Mitos, aktivis Pers yang juga Sekwil JOIN (Jurnalis Online Indonesia) Sulawesi Selatan saat mengikuti pelatihan jurnalistik "Smart Journalism, menjadi wartawan cerdas di era Milenial" yang diselenggarakan Phinisi Pers Multimedia Training Center (P2MTC) bekerjasama dengan Radar Grup di Hotel Sultan and Convention di Makassar, Minggu.
Pelatihan tersebut diikuti puluhan peserta dari berbagai profesi seperti wartawan, pengacara, polisi, arsitek, humas, LSM, camat dan lainnya.
Dia menguraikan, instruktur sekaligus Direktur Eksekutif P2MTC, Fredrich Kuen MSi yang juga Penguji Kompetensi Wartawan dari LPDS, membuka pelatihan dengan hal yang tidak lazim dengan materi etika peliputan dan moralitas berita lalu mendeteksi serta menangkal hoax versi pers, lalu silent interview untuk memperoleh berita berbeda di liputan umum, kemudian teknik membuat berita Inverted Pyramid dengan angle menarik lalu ditutup dengan praktek menulis berita 15 menit selesai.
Seluruh peserta mampu menyelesaikan praktek latihan tersebut tepat waktu dengan hasil yang sangat baik karena dipandu instruktur melalui tahapan dengan disiplin waktu yang ketat, ujar Ali.
Dia melanjutkan, tanpa bermaksud membanding bandingkan, banyak pelatihan jurnalistik dilakukan dengan cara tidak fokus dan cenderung hanya menceritakan pengalaman pemateri tanpa praktek dan contoh yang kongkrit.
Sedangkan yang dilakukan P2MTC benar benar pengetahuan dan teknik yang dibutuhkan wartawan dalam meliput dan menulis berita yang menarik, terhindar dari masalah hukum dan kerja secara profesional, ucapnya.
Salah seorang peserta dari unsur Polisi Bhabinkamtibmas, Aiptu Indrawan mengungkapkan rasa syukur sekaligus merasa bangga.
“Terima kasih atas pelatihan yang telah digelar P2MTC, saya bersyukur dan bangga oleh karena tidak semua orang bisa merasakan pelatihan penulisan yang sempurna seperti yang berlangsung hari ini,” ucapnya.
Peserta lainnya dari Humas Lapas Narkotika, Zulfitra dan Rifai menyatakan selama ini lebih banyak hal negatif yang disorot pers terhadap Lapas, padahal banyak program positif yang telah dilakukan namun tidak terekspose, sehingga melalui pelatihan ini kami akan aktif membuat press release dan meminta bantuan link dari P2MTC agar release tersebut menyebar dibanyak media online.
Pimpinan Radar Grup, Herman Nompo ST MT mengatakan materi dalam pelatihan sangat berkualitas dan dibawakan oleh instruktur profesional Direktur Eksekutif Phinisi Pers Multimedia Training Center sekaligus, Penguji Kompetensi Wartawan (LPDS), mantan GM Perum LKBN Antara, Wartawan Utama dan penulis buku Jurnalisme dan Humanisme, Fredrich Kuen di Dampingi Dosen Komunikasi yang juga mantan VJ (Video Journalist) AntaraTV serta Penulis Buku "Panduan Praktis Kewartawanan di Era Milenial, Mitha Mayestika Kuen, S.I.P, M.I.Kom.
Materi yang dibawakan dalam pelatihan itu, Etika dan Moralitas Berita, Cara cerdas menghindari jebakan berita palsu, cara cerdas melakukan silent interview, cara cerdas menulis berita Inverted Pyramid, cara cerdas menentukan angle menarik dan judul menjual lalu praktek penulisan berita.
(FAK/MMK).