Penulis : Fred Kuen / Editor : Ahmad Imron
Makassar (Phinisinews.com) – Sosialisasi pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) di Provinsi Sulawesi Selatan bernilai sangat strategis dan perlu pendampingan secara terus menerus.
Sebab, setelah sosialisasi ini harus ada tindak lanjut, kata Sekretaris Daerah Provinsi Sulsel, Abdul Hayat di Makassar, Kamis, saat membuka sosialisasi pengelolaan DAS di Sulsel, yang diikuti berbagai stake holder dan pihak terkait lainnya.
“Butuh komitmen leaders untuk mengoptimalkan apa yang ada. Kalau kita menjaga lingkungan, lingkungan juga akan menjaga kita. Kalau semua bupati dan wali kota melakukan pendampingan, Insya Allah akan jauh lebih bagus,” ujarnya.
Kondisi alam saat ini, kata Sekprov, sulit diprediksi. Bencana alam seperti banjir, longsor, angin puting beliung, dan lain-lain, banyak terjadi.
“Parahnya lagi, stake holder terkait memiliki data yang berbeda-beda. Prinsip kebencanaan itu, satu saja meninggal itu sudah gagal,” ucapnya.
Menurut Abdul Hayat, sebelum terjadi bencana, maka ada hal-hal yang harus dioptimalkan untuk pencegahan. Salah satunya, pengelolaan DAS.
Dia mencontohkan, saat terjadi bencana banjir di Luwu Utara. Penyebabnya, area hutan mengalami kerusakan hingga ke DAS.
“Apa yang kita lakukan hari ini, pada sosialisasi ini, inventarisasi masalah-masalah yang ada. Diskusikan, lalu rekomendasikan. Masalah pengelolaan DAS adalah masalah kita bersama,” ujarnya.
Seorang pemerhati lingkungan yang mengikuti acara tersebut mengatakan, pasca Covid-19, kita juga harus melakukan antisipasi semua potensi bencana, sehingga sosialisasi pengelolaan DAS sudah seharusnya dilakukan dengan disiplin ketat, terutama tetap mempertahankan hutan dan daerah hijau di daerah tangkapan air di daerah DAS, terutama wilayah Hulu DAS.
Selama kegiatan, protokol kesehatan Covid-19 tetap dijalankan, yaitu semua peserta memakai masker, menjaga jarak dan tersedia tempat cuci tangan dengan sabun dengan air mengalir. (FK/R-HMS/AI)