Media Dalam Konteks Kebencanaan Harus Jurnalisme Solutif

Pelantikan Pengurus ISKI Sulsel, Aspikom Korwil Sulselbar, ISKI Sultra dan Seminar Nasional Mitigasi Kebencanaan. (Foto : Panitia). Pelantikan Pengurus ISKI Sulsel, Aspikom Korwil Sulselbar, ISKI Sultra dan Seminar Nasional Mitigasi Kebencanaan. (Foto : Panitia).
 

Penulis : Mitha MK  /  Editor : Fred K 

Makassar (Phinisinews.com) – Ketua Umum Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI), Dr Dadang Rahmat Hidayat  menyatakan, media diperlukan sebagai jurnalisme solutif  dalam konteks pemberitaan kebencanaan. 

Sebab, selama ini media sangat kecil atau cenderung tidak berani menawarkan rekomendasi sebagai jurnalisme solutif terhadap pemberitaan bencana yang sedang terjadi dan mungkin akan terjadi. 

Hal itu dikemukakan Dadang Rahmat yang juga Dekan Unpad pada Pelantikan Pengurus ISKI dan Pengurus Asosiasi Pengelola Pendidikan Tinggi Komunikasi (Aspikom) dirangkaikan dengan seminar nasional “Penguatan mitigasi bencana dalam kurikulum pendidikan ilmu komunikasi”, di Gedung IPTEK Universitas Hasanuddin (Unhas), di Makassar, Kamis. 

Padahal, lanjutnya, publik ingin mengetahui apa yang terjadi, apa penyebabnya dan bagaimana solusinya serta bagaimana tanggungjawab moral dan sosial stake holder terhadap terjadinya bencana alam maupun bencana sosial yang teramu dalam suatu pemberitaan solutif. 

Menurut dia, riset informasi kebencanaan yang ada sangat dangkal, framing, bicara bencana media kita dangkal dalam memberikan informasi. Media lebih banyak menginformasikan tentang kejadian dan tidak banyak menguraikan tentang penyebab kebencanaan tersebut. 

Wakil Ketua III ISKI, Dr Iqbal Sultan mengatakan, peristiwa bencana yang terjadi bisa tambah diperparah dengan efek komunikasi, gagap komunikasi, krisis komunikasi karena komunikasi cenderung banyak yang menilai tidak dianggap penting.

Sehingga krisis komunikasi yang tidak dikelola dengan baik bahkan akan menimbulkan bencana komunikasi. Bagaimana orang luar cara pandangnya terhadap komunikasi.

Ketua Umum Aspikom, Dr Muhamad Sulham menambahkan jurnalis dengan keilmuan komunikasi secara sistem, konsep dididik secara benar dan tidak pernah jurnalis dididik untuk menyiarkan hoax.

Namun inti dari informasi kebencanaan itu adalah investigasi yang harus dilakukan jurnalis untuk menghasilkan jurnalisme solutif

Saat ini Aspikom mengusulkan kurikulum mitigasi bencana dalam bidang komunikasi, ujarnya.

Sebelumnya, untuk pertama kali, pengurus ISKI (ISKI) dan pengurus Aspikom dilantik bersamaan yakni Pengurus Daerah ISKI Sulsel diketuai Dr Syamsu Rizal dan Aspikom Korwil Sulselbar, Dr Muh Akbar.

Yang melantik, Ketua Umum ISKI, Dr Dadang Rahmat Hidayat serta Ketua Umum Aspikom, Dr Muhamad Sulham (Universitas Gadjah Mada Yogyakarta).

Hadir jajaran pengurus yang dilantik, diantaranya Dr Firdaus Muhammad, Dr Alem Febri Sonni, Dewan pakar ISKI dan lainnya.

Alem Febri Sonni selaku Ketua Panitia menyampaikan sejarah terjadi antara ISKI dan Aspikom berkolaborasi dalam pelantikan bersama di Makassar.

“Sejarah ini dilantik bersamaan,” kata Sonni sapaannya yang juga mantan Ketua KPID Sulsel ini melanjutkan bahwa alumni komunikasi memiliki misi, persepsi, pandangan yang sama. Dengan melegalitas asosiasi lembaga sebagai tempat mengacu dalam konteks ilmu komunikasi.

Pelantikan dilakukan bergilir yang dimulai dari pengurus Aspikom Korwil Sulselbar, lalu ISKI Sulsel secara luring dan ISKI Sulawesi Tenggara (Sultra) secara daring. (MMK/FK).

Read 1154 times
Rate this item
(0 votes)
Published in Nasional
Login to post comments

Galleries

 
  Penulis : Fred Daeng Narang  /  Editor : Mitha MK Bekasi, Jawa Barat (Phinisinews.com) – Master Asesor BNSP,...
  Penulis : Mitha MK / Editor : Fyan AK     Pulau Kodingareng, Makassar (Phinisinews.com) - Rektor Universitas...
  Penulis : Fred Daeng Narang  /  Editor : Mitha K Makassar (Phinisinews.com) – Sebanyak 120 kantong darah...
  Penulis : Redaksi  /  Editor : Fred Daeng Narang Bulukumba, Sulsel (Phinisinews.com) – Masyarakat adat...

Get connected with Us