Rudianto Lallo : Makassar Siap Ambl Alih Pelestarian Budaya Sulsel

Suasana usai orasi “Restorasi Budaya” Oleh Ketua DPRD Kota Makassar, Rudianto Lallo pada Penyerahan Anugerah Budaya Sulsel 2023 di Baruga Benteng Somba Opu Makassar. (Foto : Tim 9). Suasana usai orasi “Restorasi Budaya” Oleh Ketua DPRD Kota Makassar, Rudianto Lallo pada Penyerahan Anugerah Budaya Sulsel 2023 di Baruga Benteng Somba Opu Makassar. (Foto : Tim 9).
 

Penulis : Ahmad Imron  /  Editor : Fred Dg Narang

Makassar (Phinisinews.com) – Ketua DPRD Kota Makassar, Rudianto Lallo, SH,  mengatakan, sangat mengapresiasi upaya pelestarian budaya secara mandiri dan kalau Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan tidak peduli terhadap pelestarian budaya Sulsel, maka Kota Makassar siap ambil alih.

Pernyataan keras Rudianto Lallo tersebut diutarakan pada orasi “Restorasi Budaya” Sulsel saat pemberian Anugerah Budaya Sulsel 2023 yang diinisiasi secara mandiri oleh Yayasan La’lang Sipue Foundation dan acara yang kental dengan budaya tersebut digelar dibaruga (rumah adat) dalam Kawasan Benteng Somba Opu Makassar, Minggu malam.

“Secara pribadi, saya sangat mengapresiasi bangkit dan pulihnya budaya melalui kolaborasi, sebab diakui ataupun tidak budaya kita sudah tergerus, sehingga harus banyak upaya untuk melestarikannya," ujarnya.

Ruang lingkup dan ruang gerak La’lang Sipue kalau sendirian akan sempit, jadi harus melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk dengan pemerintah untuk upaya pelestarian budaya, sebab pemerintah memiliki dana yang memang dialokasikan untuk pelestarian tersebut.

Pemkot Makassar melalui DPRD Kota siap ambil alih peran Pemprov Sulsel jika kepedulian Pemprov kurang terhadap pelestraian budaya, ujar Rudianto Lallo politisi vokal yang digadang gadang siap maju menjadi bakal calon Walikota Makassar 2024, dihadapan pejabat yang mewakili Gubernur saat melakukan Orasi Restorasi Budaya.

Selain itu, pihaknya melakukan outo kritik terhadap Dewan Kebudayaan Makassar dengan menyatakan Dewan Kebudayaan Makassar harus menempatkan orang orang yang tepat seperti para Tim Juri penilaian Anugerah Budaya agar sasaran pelestarian budaya tepat sasaran atau berada pada jalur yang benar (on the track) sesuai kompetensi mereka yang berada di dewan tersebut.

Rudianto Lallo di depan massa yang menghadiri acara tersebut dari kalangan komunitas budaya dari seluruh Sulsel dan mahasiswa, mengajak untuk secara bersama sama melestarikan budaya Sulsel sesuai kompetensi masing masing. “Ayo kita berkolaborasi melakukan restorasi budaya untuk tujuan pelestarian budaya kita,” ujarnya.

Salah seorang praktisi dan pengamat Budaya saat mewakili penerimaan salah satu kategori penghargaan anugerah budaya Sulsel 2023, Usman Karaeng Naro yang puluhan tahun menggeluti usaha Pariwisata di Bali, mengatakan di Sulsel orang berlomba membuat travel (biro perjalanan wisata) untuk mendatangkan wisatawan mancanegara.

Itu tidak salah, tetapi harus dibarengi lebih aktif membuat obyek dan atraksi wisata dengan melakukan restorasi pariwisata secara utuh hingga infrastruktur penunjang. Sebab harga paket wisata mahal bagi wisatawan tidak masalah, selama mereka senang dan bahagia menikmati liburannya di Sulsel.

Harus diingat, lanjutnya, Sulsel kaya budaya dan etnis. Sedangkan bali hanya satu etnis, harusnya Pariwisata dan budaya Sulsel lebih menonjol dibanding Bali dan hal itu pasti bisa jika secara bersama kita berkolaborasi melestarikan budaya dan memperkaya obyek wisata dan atraksi wisatanya.

Artinya, saatnya Sulsel mengemas pariwisata dengan budaya yang beragam serta atraktif.

Selain itu, kelemahan lain karena di Sulsel belum membudaya “people suporting” dukungan masyarakat dari anak anak sampai orang tua terhadap pariwisata seperti di Bali. Dan itu bisa kita dorong melalui berbagai upaya pelestraian budaya, ujar Naro.

Anugerah Budaya Sulsel 2023 yang diberikan saat itu adalah kategori Penggunaan Tongkosila/Timpa Laja (Arsitektur khas Bugis-Makassar pada kepala gedung kantor yang menunjukkan strata) diraih oleh Pemda Kabupaten Gowa.

Sedangkan kategori Pemerintah daerah Paling Adaktif pada budaya dan seni diraih oleh Pemerintah Kota Makassar dan kategori Komunitas adat/komunitas budaya diraih oleh Balla Barakkah Galesong Kabupaten Takalar Pimpinan Prof Aminudduin Salle, Komunitas Sanggar Seni diraih oleh Kampung Daeng serta beberapa kategori lainnya.

Tim 9 (juri) Anugerah Budaya La’lang Sipue Award 2023 terdiri dari budayawan, tokoh budaya, pengamat budaya, tokoh adat, tokoh pers terdiri dari Ir Hamin M Daeng Nyanrang, Dipl Eng, Drs HM Hatta Hamzah Karaeng Gajang, MM, Fred Kuen Daeng Narang, MSi, HM Junus Rivai Karaeng Mile, SH, Hj Andi Williani Petta Lenna, Usman Basry Karaeng Naro, Margaretta Bamba Mangiri, SH, Muh Haris Daeng Lewa, Andi Hendra Mappasomba Karaeng Garassi. (AI/FDN).

Read 896 times
Rate this item
(0 votes)
Published in Nasional
Login to post comments

Galleries

 
  Penulis : Fred Daeng Narang  /  Editor : Mitha MK Bekasi, Jawa Barat (Phinisinews.com) – Master Asesor BNSP,...
  Penulis : Mitha MK / Editor : Fyan AK     Pulau Kodingareng, Makassar (Phinisinews.com) - Rektor Universitas...
  Penulis : Fred Daeng Narang  /  Editor : Mitha K Makassar (Phinisinews.com) – Sebanyak 120 kantong darah...
  Penulis : Redaksi  /  Editor : Fred Daeng Narang Bulukumba, Sulsel (Phinisinews.com) – Masyarakat adat...

Get connected with Us