Makassar (Phinisinews.com) - Judul tulisan di atas (Parelluki Matikeq) berasal dari bahasa Bugis (salah satu etnis di Provinsi Sulawesi Selatan) yang artinya “kita perlu waspada”.
Ungkapan ini hadir sebagai "lonceng peringatan” bagi masyarakat yang cenderung bermain di tataran politik praktis tanpa memahami apa yang sesungguhnya mereka perjuangkan itu.
Akhir-akhir ini banyak tulisan dan video politik yang beredar di media sosial. Ada konten yang kerjanya menjelek-jelekkan orang lain sambil memuji-muji yang lainnya.
Padahal belum tentu orang yang dipuji-puji itu lebih baik, atau lebih bersih, daripada orang yang dijelekkan.
Tulisan dan Video semacam ini banyak mewarnai persiapan pesta demokrasi menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres 2024).
Saya sebut konten seperti ini "Radikal", yaitu narasi provokatif yang mengajak rakyat “saling membenci".
Para pembuat konten provokatif itu tidak sadar akan dampak buruk perbuatannya terhadap kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.
Karena itu, mari renungkan lagi. Masihkah kita membutuhkan Negara Kesatuan Repbulik Indonesia (NKRI) atau ingin kembali ke masa-masa awal revolusi, yakni membuat lubang persembunyian di dalam tanah ?, Orang Bugis bilang "Parelluki Matikeq". Dan kata Cak Lontong "mikiiir !". (Editor : Fred Kuen Daeng Narang).