Phinisinews - CNN Indonesia -- Menjadi seorang seniman teater memerlukan banyak keahlian, dari berakting hingga bernyanyi. Akan tetapi, menjadi seniman teater bukan hanya tentang teknik di atas panggung saja.
Seniman teater juga wajib mengetahui asal-usul budaya dari kampung halaman mereka untuk diaplikasikan ke dalam cerita yang mereka mainkan di atas panggung.
Menurut Nano Riantiarno, seorang pendiri Teater Koma, yang menjadi salah satu kelompok teater tertua di Indonesia, mengatakan bahwa seniman teater harus mengenal akar budaya tempat mereka tinggal, karena hal itu akan mempengaruhi akting mereka di atas panggung.
"Seorang seniman teater harus mengetahui budaya teater dari kampung halaman mereka, jika mereka datang dari Medan, ya mereka harus tau budaya teater Medan seperti apa. Begitu pula dengan seniman teater yang datang dari daerah lainnya di Indonesia," kata Nano kepada CNN Indonesia ketika ditemui di bilangan Pasar Baru, Jakarta, Selasa (3/11).
Dengan mengetahui akar budaya daerah masing-masing, seniman teater muda akan menampilkan akting yang lebih berwarna dan tidak terpengaruh dari budaya teater barat.
Seperti yang diketahui, Indonesia sangat kaya akan budaya, begitu pula dengan seni teaternya.
"Kalau seniman teater muda ini sudah tau dan paham tentang akar budaya kampung halaman mereka, setelah itu mereka bisa mempelajari tentang seni teater dari luar negeri, seperti Amerika misalnya," tambah Nano.
Selain itu, Nano menceritakan bahwa seni teater adalah seni yang membutuhkan komitmen tingkat tinggi, tidak seperti seni tari atau menyanyi.
"Seniman teater itu harus memiliki komitmen tinggi dan menjalankan profesinya dengan ikhlas, karena tidak sedikit seniman teater yang tidak dibayar, berbeda dengan penari dan penyanyi yang sudah jelas bayarannya," tegasnya.
Menurut Nano, komitmen, rasa keinginan yang besar, rasa cinta terhadap budaya Indonesia, menjadikan seniman teater muda lebih ikhlas dalam menjalankan tugasnya di atas panggung serta bangga akan budaya Indonesia yang beraneka ragam.
"Sudah jelas kalau ada komitmen dan rasa cinta terhadap budaya Indonesia, seniman muda akan menjadi lebih menarik di atas panggung."
Pada tanggal 6 November nanti, Nano akan mementaskan sebuah pertunjukan teater bertajuk Inspektur Jendral, yakni sebuah adaptasi naskah Rusia kuno yang akan dipadukan dengan budaya wayang.
Dengan mengawinkan naskah menarik dari Rusia dan keanekaragaman budaya wayang dari Indonesia, Nano yakin cerita teater itu akan menjadi daya tarik tinggi di mata masyarakat.