Phinisinews – Makassar, Festival seni dan budaya Tana Luwu yang diselenggarakan Ikatan Pelajar Mahasiswa Indonesia Luwu Raya Universitas Islam Negeri Makassar (IPMIL UIN) dimulai pada sabtu sore (14/11/25) diAnjungan Pantai Losari Makassar, festival ini diramaikan dengan keberadaan zona kuliner, yang merupakan salah satu dari 7 stand yang dihadirkan.
Kapurung yang disajikan oleh Rm.Dapur Palopota' menjadi makanan yang paling menarik minat para pengunjung. Kapurung merupakan sala satu makanan khas Sulawesi Selatan, khususnya masyarakat daerah Luwu ( Kota Palopo, Kabupaten Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur ).
Makanan ini terbuat dari sagu atau tepung sagu. Kapurung dimasak dengan campuran ikan, atau udang serta aneka sayuran. Meski makanan tradisional, Kapurung juga sudah maulai populer. Selain ditemukan di warung-warung khusus di Makassar juga telah masuk ke beberapa restoran, bersanding dengan makanan modern.
Kapurung yang terbuat dari sagu dibuat bulat-bulat dengan menggunakan sepasang sumpit ( istilah orang palopo "didui") dan dicampur dengan kuah pedis (bagi pecinta pedis), sayur mayur, jeruk nipis, daging ikan atau udang. Makanan ini tidak perlu dikunyah namun dapat langsung ditelan, itu sebabnya orang palopo selalu menyebutnya "minum kapurung".
Kapurung menjadi satu dari sekian banyak menu yang disajikan pada setiap acara orang palopo dan orang yang pernah tinggal di sulawesi. Ketua panitia festival Seni dan budaya tana luwu, Hidayatul Rahmat mengatakan animo masyarakat terhadap menu kuliner khas Luwu sangat tinggi.
Tak sedikit wisatawan lokal dan mancanegara memilih untuk membelanjakan uang mereka demi menikmati masakan khas tana luwu.(Yuweni/ Mitha K)