Jurnalisme Warga, Public Relation dan Medsos

Fyan Andinasari Kuen, S.IP, M.Ikom, Ka. Prodi Ilmu Komunikasi UIT Fyan Andinasari Kuen, S.IP, M.Ikom, Ka. Prodi Ilmu Komunikasi UIT
 

Oleh : Fyan Andinasari Kuen, S.IP, M.Ikom

(Ka. Prodi Ilmu Komunikasi UIT)

Makassar (Phinisinews.com) – Perkembangan Teknologi Informasi Komunikasi kini menciptakan kecenderungan baru (new trend) berkolaborasinya dua profesi bukan wartawan yakni Citizen Journalism (jurnalisme warga) dan Public Relation (Humas), memproduksi karya jurnalistik memanfaatkan Media Sosial (Medsos).

Citizen journalism (CJ) adalah aktivitas jurnalistik yang dilakukan oleh warga biasa. Mereka berperan aktif dalam proses kegiatan pengumpulan, pelaporan, analisis dan menyebarkan berita serta informasi yang dimiliki memanfaatkan media sosial sebagai sarana penyampaian informasi dan banyak yang mencapai kategori viral (banyak penonton dan pembaca).

Dalam kegiatan CJ, masyarakat tidak hanya menjadi konsumen media tetapi juga bisa terlibat dalam proses pengelolaan informasi itu sendiri. Tipe jurnalisme ini berkembang menjadi kecenderungan baru bagaimana warga masyarakat membentuk berita serta informasi di masa mendatang.

Sedangkan public relation (PR) menggunakan media sosial dan media pers untuk penyebaran informasi corporatenya.

Tujuannya sama yakni memanfaatkan semaksimal mungkin media sosial untuk mempublis kegiatan atau kejadian agar diketahui publik dengan pembaca atau penonton sebanyak mungkin dengan menggunakan cara kerja kewartawan, walaupun mereka bukan wartawan.

Persamaan CJ dan PR yakni dua profesi ini adalah keduanya sama sama bukan wartawan, CJ membuat berita dalam bentuk warga melaporkan terhadap peristiwa yang terjadi, menyebarkan informasi tersebut dengan menggunakan media sosial yang terkadang dikutip oleh media mainstream (arus utama – media pers) karena berhasil viral.

Sedangkan PR juga membuat berita untuk kepentingan corporate (perusahaan, instansi, orghanisasi) dalam bentuk press release yang disebar kepada wartawan (media pers) serta Media sosial untuk disiarkan. Serta memasang berita tersebut di website corporate sebagai informasi terbuka bagi yang membutuhkan, sekaligus melaksanakan kewajiban keterbukaan informasi publik.

Perbedaan antara CJ dan PR yakni CJ bersifat amatir dan hobby yakni hanya membuat berita bila kejadian atau peristiwa menimpa dirinya atau berada di depan mata sehingga berita bersifat “on the spot” untuk publik dan tidak memiliki kewajiban harus membuat berita.

Namun fenomena yang berkembang, saat ini banyak wartawan senior, pekerja jurnalis profesional menjadi citizen journalism karena faktor kebebasan tanpa terikat aturan perusahaan. Sebab CJ tidak mengenal “fire wall” (tembok api) antara kepentingan berita dan kepentingan bisnis perusahaan media.

Wartawan senior yang “bermain” di media sosial sebagai CJ benar benar ingin merdeka dalam penyaluran naluri kewartawanannya tanpa sekat secara proporsional dan profesional sebab mereka mengetahui rambu rambu pers, kode etik pers dan semua aturan yang ada. Mereka dapat berbagi ilmu tampa terikat dan tetap terkontrol secara profesional karena mereka memiliki “self sencoring”.

Sedangkan PR memiliki standar pendidikan karena berada dalam satu corporate, dalam membuat berita bentuknya terstruktur untuk kepentingan corporate di mata publik dan mereka wajib membuat berita dalam bentuk press release dan terus menjaga relationship dengan pers sebagai penyalur dan mempublis kegiatan mereka.

Beberapa contoh kerja CJ yang tidak direncanakan seperti menginformasikan, memotret dan memvideokan dalam bentuk berita tidak terstruktur peristiwa yang dialami seperti saat tzunami, longsor, kapal tenggelam, kecelakaan pesawat, tabrakan beruntun dan bencana alam lainnya.

Untuk kerja CJ yang direncanakan seperti, menulis, membuat foto dan video tentang peristiwa lokal yang terjadwal, menginformasikan tentang potensi daerah, menulis tentang kerja bakti, bedah rumah, bersih rumah ibadan, lomba 17 Agustusan, perpustakaan lorong, pembersihan kanal dan lainnya yang disiarkan di media sosial.

Sedangkan kerja jurnalistik yang dilakukan PR adalah untuk menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan, membina hubungan harmonis antara corporate (organisasi) dengan publik, baik eksternal maupun internal, menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik dengan menyebarkan informasi (berita) dari corporate kepada publik dan menyalurkan opini publik kepada corporate serta melayani publik dari segi informasi corporate.

Bagi PR, “strategic thinking” sangat dibutuhkan dalam menyusun strategi komunikasi yang mampu memenuhi kebutuhan dan permintaan, baik antara pemberi informasi (masyarakat, media massa pers dan lainnya. Jadi selain strateginya harus tepat sasaran, juga konten yang disampaikan harus bisa dicerna secara baik dan cepat oleh publik maupun penentu kepentingan dan kebijaksanaan.

Selain itu, PR juga harus “make a different” yakni diferensiasi menjadi salah satu kunci bagi seorang PR untuk menjadi “pembeda” dibandingkan lainnya. Untuk itu seorang PR harus bisa tidak hanya sekedar “out of the box” tetapi juga mampu menentukan channel (saluran) dan selalu update dengan perkembangan jaman, baik teknologi, sosial, budaya dan lainnya agar penyaluran informasi yang dibuat dan disalurkan melalui berbagai media dapat mengangkat citra corporate di mata publik.

Dalam era kekinian, terkadang ketrampilan PR dalam membuat berita (press claar) melampaui ketrampilan wartawan pemula yang belajar menulis berita secara otodidak.

Pembuktiannya, press release yang dibuat dalam bentuk press claar terhadap kegiatan corporate atau pendukung data jumpa pers (press coverence) dikutip utuh oleh pers dan disiarkan di banyak media yang diundang secara langsung, diberikan realeasenya secara langsung ataupun mengutip dari website corporate.

Sebab press claar sangat membantu jurnalis untuk tidak repot menulis kembali (rewrite) karena release tersebut sedah memenuhi kaidah jurnalistik.

Artinya, dalam hal itu, CJ maupun PR dapat berkoloborasi secara simbiose mutualisme dan memanfaatkan media sosial untuk kepentingan publik dan corporate, sehingga lembaga pelatihan untuk CJ maupun PR akan sangat membantu untuk kerja profesional dalam menulis berita yang baik. (Editor : FK).

Read 1335 times
Rate this item
(1 Vote)
Published in Dokter News
Login to post comments

Galleries

 
  Penulis : Fred Daeng Narang  /  Editor : Mitha MK Bekasi, Jawa Barat (Phinisinews.com) – Master Asesor BNSP,...
  Penulis : Mitha MK / Editor : Fyan AK     Pulau Kodingareng, Makassar (Phinisinews.com) - Rektor Universitas...
  Penulis : Fred Daeng Narang  /  Editor : Mitha K Makassar (Phinisinews.com) – Sebanyak 120 kantong darah...
  Penulis : Redaksi  /  Editor : Fred Daeng Narang Bulukumba, Sulsel (Phinisinews.com) – Masyarakat adat...

Get connected with Us