Oleh : Fredrich Kuen
Makassar (Phinisinews.com) – Inovasi penanganan Pandemi Covid-19 yang bagus dalam rangka pemulihan Kota Makassar dari Covid-19, harus dibarengi implementasi di lapangan secara baik dengan cara ketat menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ditetapkan.
Sebab, mengerakkan ribuan orang dalam upaya Tracing (Penelusuran) Covid-19 tidak mudah, tetapi bukan berarti tidak bisa, hanya dibutuhkan kepatuhan terhadap materi latih dan pelaksanaan di lapangan yang sesuai SOP.
Untuk penanganan, penanggulangan hingga pemulihan Covid di Kota Makassar, Pemerintah kota sudah melakukan program dengan inovasi yang bagus yakni dengan membentuk Satuan Tugas (satgas) Makassar Recover (Pemulihan Kota Makassar dari Pandemi Covid-19) dengan membentuk tiga tim, yaitu Tim Raika, Tim Hunter dan Tim Detektor.
Satgas tersebut didukung, inovasi lain, dengan cara melakukan deteksi di pintu masuk batas kota yaitu di daerah perbatasan Makassar-Kabupaten Gowa, dan Makassar-Kabupaten Maros dengan cara memeriksa, suhu, kartu vaksin pelintas batas, menyiapkan fasilitas isolasi apung menggunakan kapal Pelni untuk 900 pasien terpapar covid ringan, agar tidak semua pasien suspek harus memenuhi rumah sakit.
Yang kronis dirawat di Rumah Sakit, sedangkan penderita Covid ringan dirawat di isolasi apung. Selain itu, menjalankan program vaksinasi untuk 1.000 orang tiap hari di berbagai titik di Kota Makassar, hingga menggunakan aula utama Mall untuk pelaksanaan vaksinasi dan fasilitas umum lainnya yang bisa menampung 500-1.000 orang.
Dalam rapat koordinasi nasional membahas evaluasi perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) secara virtual, pemerintah Kota Makassar dipuji oleh Menteri Dalam Negeri RI, Tito Karnavian.
Hal itu diutarakan Mendagri dalam upaya pemerintah kota melakukan Tracing melalui Tim Hunter dan Detektornya. Pemerintah Kota Makassar merupakan salah satu kota selain Jakarta dan Ambon terbaik dalam upaya tracing (penelusuran) kasus covid 19 di daerahnya.
"Selain Jakarta dan Ambon serta beberapa kota lainnya, Makassar salah satu kota yang terbaik dalam upaya mentracing kesehatan warganya. Pelaksanaannya di Kota Makassar cukup bagus," kata Mendagri Tito (17/7).
Di Makassar, dari pemantauan Pers, peluncuran dan implementasi kerja di lapangan dari Tim Raika (pengurai kerumunan) dan Tim Hunter (Tracing Covid, Deteksi OTG dan lainnya) tidak menimbulkan gejolak berarti. Semua melakukan tugas sesuai SOP secara ketat dan tegas.
Yang bergejolak pada hari pertama peluncuran (10/7) adalah Tim Detektor yang melakukan tracing, pemeriksaan suhu tubuh, saturasi oksigen, denyut nadi, hingga tekanan darah warga masyarakat yang dilakukan dari rumah ke rumah (door to door) untuk melakukan pendektesian dini virus korona.
Media sosial terus melakukan tanggapan dan kritik terhadap kinerja Tim Detektor pada hari pertama disertai bukti foto kerja mereka, sehingga terjadi pro-kontra, bukan hanya warga Kota Makassar, kalangan dokter, namun juga dokter yang berdomisili di Jakarta ikut menanggapai perdebatan terhadap kinerja tersebut.
Beberapa relawan Tim Detektor walaupun dalam jumlah sangat kecil diketahui tidak disiplin terhadap SOP yang ditetapkan yakni ada yang sering melepas masker dan sarung tangan saat melakukan tracing dari rumah ke rumah (door to door), tidak ketat menerapkan sosial distancing (jaga jarak) dengan mengendarai motor bergonceng tiga menggunakan pakaian APD (alat pelindung diri) dan lainnya.
Masyarakat cukup kritis terhadap pelayanan tersebut, dan selalu menanyakan surat tugas Tim Detektor, hasil Swab atau PCR terakhir serta kartu vaksin untuk melindungi keluarganya dari virus korona, mengingat Tim melakukan layanan dari rumah ke rumah yang mungkin saja menjadi pembawa virus tersebut.
Untuk menjawab kecemasan dan kekhawatiran warga terhadap hadirnya Tim Detektor yang mengunjungi masyarakat, Walikota Makassar Moh Ramdhan Pomanto bersama wakilnya Fatmawati Rusdi langsung melakukan rapat koordinasi virtual dengan seluruh tim dan meminta laporan dari Lurah, Camat, Master Covid dan para Kepala Puskesmas yang bersentuhan langsung dengan Tim Detektor Satgas Makassar Recover.
Walikota Ramdhan Pomanto memberi apresiasi terhadap kritikan membangun masyarakat terhadap tim dan melakukan evaluasi cepat, sekaligus membenahi semua kekurangan Tim Detektor.
Tim diinstruksikan wajib bekerja sesuai SOP yang dibuat serta dilaksanakan secara ketat agar program Makassar Recover dengan inovasi bagus dilanjutkan dengan implementasi pelaksanaan di lapangan secara baik. Dan hasilnya, saat ini Tim Detektor dapat bekerja secara baik, dan masyarakat menerimanya.
“SOP Tim Detektor sudah jelas. Jajaran atas harusnya memantau dan mengevaluasi pelaksanaannya di lapangan. Besar harapan dengan adanya Tim Detektor, kita bisa meminimalisir peluang penyebaran covid-19. Jadi tolong mari bekerja bersama,” ujar Wakil Walikota Fatmawati Rusdi saat rapat koordinasi tersebut.
Menurut Walikota Ramdhan Satgas Makassar Recover bertujuan untuk memulihkan Kota Makassar dan warganya agar terbebas dari Pandemi Covid-19 yang terdiri dari tiga tim yang bekerja secara terpadu yakni Tim Raika, Tim Covid Hunter, serta Tim Detektor.
Tim Raika yaitu tim pengurai kerumunan yang menjalankan tugas siang dan malam, yang memantau kerumunan orang di tempat keramaian, termasuk di Mall, tempat wisata, cafe, restoran, warkop, tempat hiburan malam dan lainnya.
Tim Covid Hunter adalah tim yang akan memburu dan mencari tahu siapa saja warga yang suspek hingga terkonfirmasi Covid-19 di Kota Makassar dengan tugas khusus bertujuan menekan penyebaran Covid-19 di kota ini serta tugas umum melakukan Tracing (menelusuri), Testing (pengujian) dan Treatment (pengobatan/pemulihan).
Tiap tim dari Satgas Covid Hunter ini terdiri dari masing masing dua dokter, perawat, Satpol PP dan Polisi serta satu orang dari unsur TNI di 153 kelurahan di penjuru Kota Makassar. Selain itu disiapkan juga 17 unit mobil ambulans Covid Hunter.
Di mobil itu ada antigennya, ada suplemennya yang akan diberikan kepada orang-orang yang suspek maupun orang yang berkontak erat degan suspek.
Sedangkan Tim Detektor juga melakukan tracing, pemeriksaan suhu tubuh, saturasi oksigen, denyut nadi, hingga tekanan darah warga masyarakat yang dilakukan dari rumah ke rumah (door to door) untuk melakukan pendektesian dini virus korona yang melibatkan 15.306 personil, terdiri dari 10.000 orang relawan, 5.000 orang tenaga kesehatan (Nakes) dan 306 dokter yang bertugas di 153 Kelurahan dan melakukan tracing di 5.000 RT.
Selain tim dan upaya terpadu tersebut, Walikota tetap berharap agar masyarakat umum tetap patuh secara ketat melaksanakan protokol kesehatan, dengan wajib memakai masker di semua aktivitas, sesering mungkin mencuci tangan dengan sabun di air mengalir atau menggunakan hand sanitizer serta tetap menjaga jarak dan menghindari kerumunan. (Editor : Mitha MK).