Oleh : Fredrich Kuen
Makassar (Phinisinews.com) – Inovasi penanganan Pandemi Covid-19 di Provinsi Sulawesi Selatan, terutama inovasi isolasi bagi pasien orang tanpa gejala (OTG) serta untuk stadium ringan Cavid-19 mendapat perhatian global melalui pemberitaan nasional dan internasional.
Dua tokoh sentral yakni Pelaksana Tugas Gubernur Provinsi Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman dan Walikota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto jadi pusat perhatian pemberitaan sebagai penginisiasi berbagai inovasi tersebut.
Tercatat dua cara inovasi isolasi yang dilakukan menjadi pusat perhatian yakni isolasi apung menggunakan kapal Pelni KM Umsini yang diinisiasi oleh Walikota Makassar dan pemanfaatan Asrama Haji Makassar yang “disulap” sedemikian rupa menjadi tempat isolasi persinggahan yang diinisiasi Plt Gubernur Sulsel.
Isolasi apung dilakukan atas kerjasama Pemerintah Kota Makassar serta jajaran Kementerian Perhubungan yang memanfatkan Kapal penumpang KM Umsini dengan kapasitas 900 tempat tidur yang diparkir (lego jangkar) di antara Pelabuhan Makassar dan Pulau Lae-lae atau berada tepat di depan Kota Makassar dalam kawasan wisata Pantai Losari.
Awalnya pasien mengeluh tentang masih adanya kecoa kecil bersiliweran di kapal tersebut, namun setelah dilakukan penanganan terpadu, maka keluhan tersebut tidak ada lagi dan pasien sangat “happy” (bahagia) sehingga penyembuhan secara isolasi tersebut relatif cepat. Tidak ada perawatan sampai dua minggu (14 hari), melainkan relatif singkat, banyak yang hanya 5-7 hari sudah kembali negatif (sembuh).
Yang sangat mendapat respon positif dari isolasi apung tersebut, kata Ramdhan Pomanto adalah suasana wisata yang sangat menonjol.
Pasien dapat menikmati sunset (matahari tenggelam) dan sunrise (matahari terbit), pemandangan laut, melihat keindahan Kota Makassar malam hari dari kapal, program penyembuhan yang apik, mulai dari senam sehat (olahraga ringan), hiburan dan pelayanan medis serta gizi yang baik, termasuk pemberian suplemen.
Pengaruh dari penanganan sangat inovatif dengan mengupayakan pasien merasa “happy” (bahagia) sehingga tidak stress yang berdampak terhadap cepatnya proses penyembuhan.
Sedangkan Isolasi Singgah yang diinisiasi Pemerintah Provinsi Sulsel, Dinas Kesehatan dan pihak Kementerian Agama dengan memanfaatkan Asrama Haji Makassar sebagai bagian dari Rumah Sakit Umum Daerah, menjadi tempat isolasi mandiri bagi masyarakat yang bepergian.
Banyak pasien terdeteksi covid di Bandara Sultan Hasanuddin dari berbagai daerah di Indonesia, langsung masuk ke Asrama haji, kata Plt Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman dan melanjutkan, begitupun masyarakat dari berbagai kota dan kabupaten di Sulsel yang masuk Makassar dan terindikasi Covid-19, langsung diisolasi di Asrama Haji.
Ide isolasi telah menjadi percontohan nasional dan diterapkan di empat daerah di Indonesia. Bahkan, terakhir, Isolasi Apung Terpadu mendapat sorotan dari sejumlah media asing.
Seperti yang ditulis reuters.com dengan judul ‘Indonesian Ferry Turns Floating Isolation Centrer for COVID-19 Patients’ (Kapal Penumpang jadi pusat isolasi apung pasien Covid-19).
Menyusul sejumlah media asing seperti media Singapura The Straits Times, media Malaysia malaysia.syafaqna.com yang mengutip reuters.
Pada pekan pertama pengoperasian Isolasi apung, pasien yang menjalani isolasi di KM Umsini, yakni 139 orang dengan jumlah yang sembuh 88 orang. Hingga Jumat (13/8), tersisa 51 pasien yang menjalani isolasi.
Juru Bicara Makassar Recover (Pemulihan Kota Makassar dari Pandemi Covid-19), Henni Handayani mengatakan, saat ini pemerintah Kota Makassar terus bekerja memutus mata rantai Covid-19.
“Sebuah kesyukuran dari tim Makassar Recover dan Pemkot Makassar, karena Isolasi Apung Terpadu menjadi percontohan nasional dan dapat perhatian dunia lewat media asing,” kata Henni.
Di Kota Makassar, Program Makassar Recover terdiri dari satuan tugas (Satgas) Tim Raika (Pengurai Kerumunan), Tim Hunter (deteksi OTG, Testing, Tracing dan Treatment), Tim Detector (deteksi OTG, deteksi penderita Covid, deteksi dari rumah ke rumah serta penjegatan di perbatasan wilayah) yang melibatkan ribuan tenaga kesehatan, pihak pengamanan TNI, Polri dan Satpol PP serta relawan.
Penanganan Covid-19 di Makassar dilakukan secara massif untuk mencegah penularan, memutus mata rantai penyebaran serta melakukan penyembuhan, sebab pada PPKM, Makasar selalu berada pada level IV seperti di Pulau Jawa, sedangkan kabupaten dan kota lainnya di Sulsel tidak pada level tersebut, sehingga penanganan di Makassar dilakukan dengan inovasi tinggi dan terpadu.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengapresiasi upaya Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) dalam penanganan Covid-19.
Hal itu diungkapkan Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Covid-19 BNPB, Sonny Harmadi, mewakili Kepala BNPB, saat melakukan silaturahmi virtual Menko Polhukam, Menteri Agama dan Kepala BNPB dengan para Alim Ulama, Tokoh Masyarakat, Pengasuh Pondok Pesantren, Organisasi Keagamaan, dan Pimpinan Agama se Provinsi Sulsel, terkait penanggulangan Covid-19 (20/8).
Sonny Harmadi menyampaikan apresiasinya terhadap Plt Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman, dalam upaya penanganan Covid-19. Mulai dari menekan angka positivity rate, keterisian tempat tidur (bed Occupancy Rate) ICU, hingga melakukan upaya kebut vaksinasi Covid-19.
Apresiasi bagi Sulsel karena angka positivity rate atau jumlah orang yang positif dari 100 persen atau dari 100 orang dites angka positivity ratenya sekitar 30 persen. Jika ada 100 orang dites, maka 30 orang yang terkonfirmasi positif. Ini sudah turun dibanding kondisi puncak pada 3 Agustus 2021, yang angka 42 persen.
Untuk itu, Pemprov Sulsel beserta Forkopimda Sulsel diharapkan terus berupaya dalam menurunkan positivity rate turun dengan memperketat 5M dan 3T (testing, tracing, treatmen).
“Kami juga mengapresiasi karena BOR di Sulsel sudah turun. Puncaknya 2 Agustus sekitar 61 persen, sekarang 51 persen. Tetapi kita harus terus kejar, karena yang aman di bawah 30 persen. Ini menjadi PR (pekerjaan rumah) kita bersama,” ujarnya.
Data mengenai perkembangan vaksinasi oleh Dinas Kesehatan Sulsel pertanggal 18 Agustus 2021, disebutkan total target vaksinasi Provinsi Sulsel sebanyak 7.058.141 orang, pencapaian sudah sekitar 25,71 persen atau 1.814.947 orang.
Angka vaksinasi di Sulsel sekarang cukup tinggi. Walaupun ada hal-hal yang perlu disempurnakan, tetapi Gubernur beserta para kepala daerah juga melakukan upaya luar biasa sehingga vaksinasi sejak periode PPKM pada bulan Juli sampai sekarang melonjak cukup fantastis.
“Kita sudah buat buku materi edukasi untuk masyarakat agar bisa lebih memahami bahaya Covid-19, kenapa harus memakai masker, melaksanakan protokol kesehatan. Itu sudah diterjemahkan dari berbagai bahasa daerah termasuk Bahasa Makassar, Bahasa Bugis, Bahasa Mandar, Bahasa Toraja. Silahkan dimanfaatkan materi ini sebaik-baiknya,” katanya.
Mengatasi pandemi Covid-19, lanjutnya, dengan meningkatkan iman, meningkatkan imunitas, dan aman dengan patuhi Prokes yakni terus memakai masker, double masker, tetap menjaga jarak di semua kegiatan serta terus mencuci tangan pada semua aktivitas awal maupun akhir. Mohon bantuan bagi para tokoh agama dan tokoh masyarakat sangat penting untuk menghindari hoax. Harapan kita terus mengedukasi masyarakat untuk percaya Covid-19 itu berbahaya dan terus mematuhi prokes, serta dorong untuk hidup normal dengan batasan yang dipatuhi. (Editor : Mitha MK).