Penulis : Fred K / Editor : Mitha MK
Makassar (Phinisinews.com) – Pengusaha Nasional Annar Salahuddin Sampetoding yang juga Ketua Umum Dewan Ekonomi Indonesia Timur (DEIT) Indonesia, melalui PT Sulwood Utama siap menggelontorkan investasi Rp100 miliar untuk membangun Kawasan Wisata Belanja Baji Minasa di Kota Makassar.
Lahan kawasan wisata seluas lebih 21 ribu meter persegi tersebut merupakan optimalisasi pendayagunaan aset PT Berdikari (Persero) yang selama ini tidak dimanfaatkan secara optimal, kata Wakil Ketua Umum Kelembagaan, Organisasi dan Media DEIT Provinsi Sulawesi Selatan yang juga Operation and Marketing Director PT Sulwood Utama, Wilson Abdullah di Makassar, Selasa.
Fasilitas yang segera dibangun tahun ini dalam kawasan tersebut seperti tempat penjualan produk usaha kecil dan menengah, oleh oleh khas Sulsel, produk kerajinan tangan, butik, ruang pameran, food court, tempat bermain anak, miniatur kapal tradisional phinisi, ruang terbuka (plaza and stage), ruang kerja (working space), cafe, klinik, musholah, tempat terapi hingga produk kualitas tinggi (branded venue).
“Kawasan ini akan menjadi obyek wisata baru di Kota Makassar sebagai pasar moderen sekaligus pusat perdagangan, pusat cinderamata, kuliner, belanja, pasar wisata, tempat pemeran produk lokal, menampung produk UMKM dari 24 kabupaten/kota di Sulsel serta tempat sekretariat DEIT Sulsel,” ujar Wilson.
Menurut dia, pengusaha di Sulsel yang tergabung dalam DEIT dan kepengurusannya akan dilantik 6 Oktober 2021, periode 2021-2026, akan tampil sebagai penggagas agar potensi alam, lahan serta aset yang belum dimanfaatkan optimal dapat dimanfaatkan secara baik, menciptakan proyek baru dari hasil kajian ekonomi terpadu yang berdampak terbukanya lapangan kerja dan penyerapan tenaga kerja agar tercipta pertumbuhan ekonomi yang signifikan di Sulsel dan kawasan timur Indonesia.
Terutama, lanjutnya, untuk membangkitkan UMKM, pengusaha di Sulsel agar bergerak bangkit secara bersama untuk sejahtera bersama.
Wakil Ketua Umum Perekonomian DEIT Sulsel, Budy Setiawan mengatakan, seluruh aset BUMN yang tidak dimanfaatkan optimal, atau yang selama ini terbengkelai diupayakan untuk dimanfaatkan secara maksimal oleh pengusaha DEIT agar terjadi peningkatan ekonomi yang merata di kawasan timur Indonesia.
Dia memberi contoh kerjasama melaluin nota kesepahaman (MoU) DEIT dan PT Berdikari (BUMN) yakni pengusaha yang tergabung dalam DEIT di seuruh Indonesia Timur akan memanfaatkan aset PT Berdikari di kawasan timur Indonesia yang tidak terpakai untuk dioptimalisasi pendayagunaan aset tersebut.
Ketua Umum (DEIT) Sulsel, Drs H. La Tunreng, MM menyatakan, keberadaan DEIT di Sulsel bukan untuk meminta-minta proyek, melainkan akan menciptakan proyek, membuka lapangan usaha serta membuka lapangan kerja.
DEIT bersama Tim Pakar akan mengkaji sumber-sumber daya yang ada di Sulsel untuk dimanfaatkan, direkomendasikan ke Gubernur untuk menciptakan lapangan usaha, ekonomi dan lapangan kerja sebagai salah satu cara men-support pemerintah daerah setempat..
“Kita pengusaha tidak boleh hanya jadi penonton atau jadi pelaku ekonomi karena dipanggil, melainkan harus menjadi tuan rumah berbagai usaha dan proyek pemanfaatan sumber daya alam di daerah sendiri,” ucapnya.
DEIT saat ini berada di 12 provinsi kawasan timur Indonesia serta 12 negara di dunia. (FK/MMK).