Ketua Yayasan Keturunan Tomanurung, Annar Salahuddin Sampetoding menyematkan Emblem Yayasan kepada para ahli sejarah dan antropolog sebagai tanda dimulainya pergerakan pelestarian adat dan budaya serta membangkitkan ekonomi kerajaan. (Foto : Dok Yayasan Keturunan Tomanurung). Ketua Yayasan Keturunan Tomanurung, Annar Salahuddin Sampetoding menyematkan Emblem Yayasan kepada para ahli sejarah dan antropolog sebagai tanda dimulainya pergerakan pelestarian adat dan budaya serta membangkitkan ekonomi kerajaan. (Foto : Dok Yayasan Keturunan Tomanurung).
 

Penulis : Fred K  /  Editor : Mitha MK

Makassar (Phinisinews.com) – Yayasan Keturunan Tomanurung dalam upaya melestarikan adat dan budaya serta membangkitkan perekonomian kerajaan, akan melaksanakan Festival Raja-Raja Asli Nusantara di Provinsi Sulawesi Selatan, Pertengahan 2022.

“Saat Pandemi covid-19 berakhir atau mencapai titik aman, maka festival raja-raja asli tersebut akan digelar dengan berbagai kegiatan pendukung,” kata Ketua Yayasan Keturunan Tomanurung, Annar Salahuddin Sampetoding saat dialog dengan ahli sejarah dan ahli budaya di Makassar, Senin.

Festival ini akan menghadirkan raja raja asli jadi hanya satu utusan raja tiap kerajaan adat yang ada di seluruh tanah air dan dari mancanegara yang tertarik ikut. Sehingga yang hadir tidak ada dualime raja, hanya satu Raja asli tiap kerajaan yang terlebih dahulu diteliti (research) oleh tim pakar.

Selain raja-raja nusantara, juga akan diupayakan hadir Raja-Raja dan Sultan dari berbagai penjuru dunia, seperti dari Arab Saudi, Turki, Inggris, Brunai, Thailand, Malaysia dan lainnya, baik sebagai peserta langsung maupun peninjau.

Sebelum acara puncak, diselenggarakan seminar budaya dengan pembicara dalam dan luar negeri, pameran benda kerajaan dan produk/asesoris kerajaan,  karnaval, pentas budaya dan tari, kunjungan ke lima pusat  kerajaan di Sulsel yang pernah dipimpin oleh Tomanurung dan keturunannya yakni pusat Kerajaan Gowa (Makassar), Bone (Bugis), Luwu, Mandar dan Toraja.

Sedangkan puncak acara yakni parade kerajaan yang dipimpn langsung masing-masing Raja diiringi pasukannya, dilakukan di salah satu obyek atau tempat bersejarah di Makassar.

Menurut Annar, festival ini sebagai salah satu langkah besar untuk kembali menghidupkan kerajaan adat dengan cara membangkitkan dan membangun ekonomi kerajaan.

Saatnya kita membangun kembali adat dan budaya leluhur yang menjadi kearifan lokal dengan nilai nilai keluhuran budi pekerti yang sangat tinggi, sekaligus meluruskan adat istiadat dan budaya tradisional kerajaan yang mulai bergeser, Artinya atas kesadaran sejarah dan garis keturunan, maka yang bengkok segera diluruskan.

Mari kita bersama membangkitkan ekonomi kerajaan melalui aset yang dimiliki, baik aset lahan, budaya maupun adat yang nilainya sangat tinggi, termasuk dari segi ekonomi.

Lalu kembalikan kejayaan kerajaan masing-masing dengan cara kerajaan adat yang membantu keuangan pemerintah dan negara, bukan sebaliknya kerajaan adat yang meminta dana kepada negara untuk aktifitasnya.

“Mari kita kembalikan kejayaan kerajaan dengan berpegang teguh terhadap harga diri yang tinggi yang kita miliki,” ujarnya.

Menurut Antropolog dari Universitas Negeri Makassar, Dr Halilintar Latief, pergerakan Yayasan Keturunan Tomanurung yang ingin melestarikan adat dan budaya sekaligus membangkitkan perekonomian kerajaan harus disambut positif, namun harus ada progres ke depan apa yang harus dicapai sesuai tahapan tahapannya.

“Ini kerja besar, membangkitkan ekonomi kerajaan, sekaligus melestarikan budaya dan adat dan harus diingat bahwa sejak zaman dahulu Istana adalah pusat politik, pusat budaya dan pusat ekonomi,” ucapnya.

Untuk politik, kerajaan adat dapat masuk melalui pendidikan politik dan sadar politik dengan memberi landasan kuat keluhuran budi pekerti serta harga diri yang tinggi, karakter yang kharismatik, begitupun terhadap pengembangan ekonomi kreatif.

Sejarahwan Universitas Hasanuddin, Dr Suryadi Mappangara mengatakan, untuk memulai pelestarian adat dan budaya, langkah awal dapat dilakukan bersamaan dengan pesantren ramadhan untuk kalangan remaja hingga orang dewasa dan ini akan menjadi menarik bagi banyak kalangan masyarakat yang ingin ikut melestarikan adat dan budayanya.

Direktur Eksekutif Yayasan Keturunan Tomanurung, Sulwan Dase mengatakan, banyak kerja budaya dan ekonomi segera diwujudkan oleh yayasan ini dengan basis kerajaan atau istana sebagai pusat dimulainya aktifitas, baik itu istana secara fisik maupun itu istana yang dimanivestasikan oleh figur raja adat saat ini.

Melalui upaya membangkitkan ekonomi kerajaan, maka akan terbangun masyarakat adat, pelestarian budaya, sekaligus ikut mensejahterakan masyarakat secara umum dan ke depan akan muncul banyak pemimpin kharismatik berbasis adat dan budaya lokal. (FK/MMK).
Read 907 times
Rate this item
(0 votes)
Published in Nasional
Login to post comments

Galleries

 
  Penulis : Redaksi  /  Editor : Fred Daeng Narang Bulukumba, Sulsel (Phinisinews.com) – Masyarakat adat...
  Penulis : Fred Daeng Narang  /  Editor : Mitha K Makassar (Phinisinews.com) – Kawasan Wisata Terpadu Gowa...
  Penulis : Andi Mahrus Andis.   Makassar (Phinisinews.com) - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Sulawesi...
  Penulis : Redaktur Medan (Phinisinews.com) - Ketua Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Pers Indonesia, Hence...

Get connected with Us