Oleh : Fredrich Kuen
Makassar (Phinisinews.com) – Kerinduan anak didik belajar tatap muka, kecemasan orang tua yang anaknya akan berkumpul di sekolah dan harapan para guru dan pendidik agar vaksinasi Covid-19 rampung sebelum dimulai sekolah tatap muka Juli 2021 menjadi satu harapan awal era normal hidup di tengah Pandemi Covid.
Pandemi masih ada, tetapi hidup normal dengan kebiasaan baru, mau atau tidak mau harus dibiasakan oleh semua masyarakat, yakni vaksinisasi untuk pendidik yang akan berdiri di depan kelas untuk semua anak didik agar terlindungi dan tidak menularkan covid.
Selain itu, wajib melaksanakan protokol kesehatan disemua sendi kehidupan terus digalakkan seperti membudayakan hidup bersih senantiasa mencuci tangan dengan sabun di air mengalir untuk tiap aktifitas, membudayakan pemakaian masker untuk semua kegiatan keseharian serta menjaga jarak di tempat umum atau di acara tertentu serta sebisa mungkin menghindari keramaian.
Itu menjadi kebiasaan baru yang terus dikampanyekan oleh semua Satgas Covid-19 melalui multi media yakni media daring, media mainstream, siaran televisi, radio, medsos, spanduk dan lainnya dan terus berupaya dilaksanakan oleh semua lapisan masyarakat.
Pemberitahuan bahwa pada awal Juli 2021 mulai digelar sekolah tatap muka, menjadikan anak didik bahagia, orang tua gembira sekaligus cemas, terutama terhadap sistem belajar, mekanisme pembelajaran, sistem kehadiran dan lainnya agar anak aman, sedangkan pendidik terus berharap prioritas suntik vaksin bagi mereka tidak hanya sekedar ucapan, tetapi dibuktikan dengan fakta di lapangan.
Semua menginginkan nyaman dan aman dari covid saat mulainya sekolah tatap muka dan bukan menjadi klaster baru penyebaran covid.
Untuk itu, di Sulsel sudah dicanangkan prioritas suntik vaksin untuk guru dan pendidik sebagai persiapan sekolah tatap muka.
Satuan Tugas Covid-19 Provinsi Sulawesi Selatan mencatat vaksinasi pada guru atau tenaga pendidik jelang pembukaan sekolah tatap muka Juli mendatang telah memperlihatkan kecenderungan positif, karena angka suntik vaksin telah mencapai 55,96 persen atau 88.953 orang.
Hanya saja, separuh dari jumlah tersebut belum memperoleh vaksin Covid-19 dosis kedua, yakni 25,15 persen dari total sasaran sebanyak 158.961 orang, kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Sulsel, dr Nurul di Makassar.
Hingga 20 Mei 2021, sebanyak 424.078 orang di provinsi ini telah disuntik vaksin untuk dosis pertama. Sedangkan sebanyak 335.227 orang di antaranya telah memperoleh suntik vaksin dosis kedua, terdiri dari SDM kesehatan, petugas publik dan lansia (lanjut usia),
Dengan demikian 28,1 persen dari sasaran sebanyak 1.506.638 orang telah disuntik vaksin jenis zenovac di Sulsel dan 22,25 persen telah menyelesaikan pula vaksin dosis kedua.
"Selama Ramadhan, kita juga memaksimalkan vaksinasi kepada tokoh agama, sebagai salah satu bagian dari petugas publik. Termasuk bagi marbot masjid," katanya.
Ia menyebutkan bahwa suntik vaksin telah menyasar 25.209 orang atau 71,54 persen dari total sasaran sebanyak 35.237 orang pada dosis pertama, sedangkan dosis kedua baru mencapai 9.725 orang atau 27,60 persen.
Khusus cakupan vaksinasi lansia masih sangat minim yakni baru mencapai 4,30 persen atau 32.386 orang dari target sebanyak 753.303 orang. Sementara lansia penerima vaksin lengkap (dosis 1 dan 2) hanya berada di angka 3,19 persen atau 24.058 orang.
"Ini yang terus kita upayakan dengan berbagai strategi di daerah kabupaten/kota, mulai dari menjemput peserta vaksinasi hingga mengupayakan bisa melakukan kunjungan rumah bagi wilayah terpencil dengan akses sulit ke fasilitas pelayanan kesehatan," ujarnya.
Artinya, Sulsel secara keseluruhan terus berupaya mencapai target capaian vaksinasi untuk semua masyarakat Sulsel, walau diakui untuk program belajar tatap muka diprioritaskan suntik vaksin untuk guru dan pendidik, ujarnya.
Beberapa guru yang mengajar di tempat terpencil di kabupaten di Sulsel menyatakan, kami belum tersentuh suntik vaksin, namun masih ada satu bulan ke depan kami akan menunggu agar vaksinasi itu menyentuh guru dan pendidik secara menyeluruh agar program belajar tatap muka dilakukan tanpa bayangan kecemasan apapun.
Seorang guru SMP di kabupaten Maros Rani, mengatakan dirinya belum menerima panggilan untuk suntik vaksin, namun selain menunggu, pihaknya juga akan mengupayakan mendatangi tempat vaksinasi yang memungkinkan melayani penyuntikan vaksin bagi guru.
Begitupun Yamin seorang guru dari Kecamatan Tinggi Moncong, Kabupaten Gowa, menyatakan dirinya belum tersentuh panggilan suntik vaksin. Namun tetap berharap Juni 2021 suntik dosis satu dan dua akan mereka peroleh agar dapat melakukan belajar tatap muka dengan kepercayaan diri yang tinggi tidak tertular dan tidak menulari untuk pandemi Covid-19.
Anak-anak harus aman dari Covid. Persiapan sekolah cukup baik, dari persiapan protokol kesehatan, hingga sistem gilir hadir di kelas dan akan lengkap bila vaksinasi juga sudah dilakukan sesuai prioritas, ujarnya.
Bersatu
Tiap daerah memiliki inovasi dalam menghambat dan menghentikan penyebaran Covid-19. Pemerintah Kabupaten Wajo, Sulsel, menginstruksikan kepada seluruh camat, lurah dan kepala desa agar terus bersatu padu dalam menjaga masyarakat agar terhindar dari Covid-19.
Pantau semua warga yang telah melakukan perjalanan dari luar daerah, lalu lakukan koordinasi dengan Babinsa, Babinkantibmas, dan tenaga medis, lakukan deteksi dini agar cepat mengetahui warga yang terpapar Covid, lalu lakukan perawatan, isolasi, maupun isolasi mandiri.
Instruksi dan Imbauan itu, selain disampaikan secara lisan, juga tertulis dalam bentuk spanduk fisik dan online, demikian pantauan di Kabupaten Wajo, Sulsel.
Wajo merupakan daerah yang masyarakatnya sedikit terpapar Covid-19. Satgas Penanganan Covid-19 di Kabupaten Wajo, Sulsel, menyatakan bahwa sejak 20 April 2021 tidak ada lagi masyarakat terpapar Covid atau sudah nol kasus aktif Covid-19.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Wajo, Safaruddin di Wajo, mengatakan semua pasien yang terpapar, baik yang menjalani perawatan maupun isolasi mandiri dinyatakan sembuh.
Dari catatan Satgas, sejak Pandemi, lanjutnya, ada 786 orang yang terpapar, 20 orang meninggal dunia, dan 766 orang telah dinyatakan sembuh
Sedangkan Satgas Covid-19 Kabupaten Luwu Utara kembali mengingatkan masyarakat Luwu Utara akan adanya potensi kenaikan kasus karena protokol kesehatan diabaikan.
Jubir Satgas Covid-19 Luwu Utara, Komang Krisna menyebutkan, delapan kasus aktif di Sabbang Selatan masih berpotensi menularkan ke orang lain.
Guna mencegah meluasnya penularan, ia meminta seluruh Camat, khususnya Camat Sabbang Selatan yang wilayahnya terdapat kasus aktif, untuk tetap waspada akan adanya peningkatan kasus harian.
Secara keseluruhan di Provinsi Sulsel, dari hasil pemantauan, penyebaran dapat dikendalikan, dan cenderung jumlahnya menurun drastis, dua hari pasca idul fitri tidak ada pasien covid di rumah sakit Labuangbaji Makassar dan hanya satu pasien proses sembuh di rumah sakit Bayangkara Makassar. (Editor : AI).