Phinisinews - Skandal ghostwriter paling tenar setahun belakangan terkait dengan penulis bernama Zoe Sugg alias Zoella.
Buku karya gadis 25 tahun itu sukses mengalahkan JK Rowling, bahkan menyalip rekor Dan Brown dan EL James dari sisi penjualan.
Akhir tahun lalu, Zoella meluncurkan buku berjudul Girl Online dan langsung memegang rekor.
Berdasarkan data Nielsen BookScan sejak 1998, penjualan novel di Inggris belum pernah mencapai angka itu. Bukunya lantas diterjemahkan ke dalam 25 bahasa.
Namun tak lama setelah menuai popularitas, Zoella langsung diempaskan kabar menyakitkan. Ia disebut-sebut menggunakan ghostwriter dalam penggarapan buku itu. Tak lama, Zoella pun akhirnya mengakuinya.
"Tentu saja saya mendapat bantuan dari tim editorial Penguin untuk menuliskan cerita saya, yang sudah saya sampaikan sejak awal. Semua orang butuh bantuan saat mereka memulai hal baru. Cerita dan karakter dalam Girl Online tetap milik saya," ujarnya.
Nama Siobhan Curham ikut terseret kasus itu karena dia adalah ghostwriter yang jasanya digunakan Zoella.
Tak lama setelah Zoella muncul mengakui dirinya dibantu dalam proses penulisan, Curham pun buka suara.
Dalam unggahan itu ia mengatakan, tak bisa bicara detail yang spesifik soal keterlibatan dalam proyek Zoella karena alasan yang terkait hukum. Namun yang jelas, ia menegaskan praktik ghostwriter telah terjadi bertahun-tahun.
Menurutnya, penggemar tidak seharusnya menyalahkan Zoella.
"Ketika saya mendapat tawaran membantu Zoe, saya juga melihat kesempatan membantu mengangkat pesan penting dan memberdayakan untuk penggemarnya yang sangat banyak," tuturnya.
Pesan itu, ia melanjutkan, adalah tentang kepercayaan diri, kegelisahan, seksualitas, dan ironi tentang adanya pembenci online.