Penulis : Redaksi / Editor : Fred K
Jakarta (Phinisinews.com) - Dewan Ekonomi Indonesia Timur (DEIT) mendukung upaya strategi dan implementasi program transformasi digital ekosistem kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, yang dibahas di Ruang Pola Kantor Gubernur Sulsel, Kamis (14/12).
Hal ini dikatakan Ketua Umum DEIT, Annar Salahuddin Sampetoding melalui press release dari Jakarta, yang diterima redaksi di Makassar, Jumat.
Dia mengaku telah mengutus perwakilan DEIT untuk mendukung upaya Pemprov Sulsel melaksanakan transformasi ekosistem digital di sektor kesehatan yang dianggap menjadi fokus utama dalam menghadapi berbagai ancaman kesehatan global, termasuk penyebaran covid 19.
"Kalau saya ada di Makassar. Pasti saya akan menyempatkan hadir di pertemuan tersebut. Ada beberapa utusan DEIT yang siap menindaklanjuti hasil pembahasan itu nanti," ucapnya.
Annar yang dikenal sebagai tokoh adat dan pengusaha Indonesia timur ini menyatakan akan turut membangun infrastruktur digital, khususnya di sektor Kesehatan, yang dapat melayani kebutuhan data sejumlah Fasilitas Layanan Kesehatan (Fasyankes) yang tersebar di Indonesia timur, khususnya di Sulsel sebagai “role model”.
"DEIT saat ini tengah membangun jaringan distributor yang akan dikelola oleh pengusaha-pengusaha dari Indonesia timur. Bukan hanya kebutuhan alkes habis pakai disiapkan, melainkan produk informasi teknologi khusus Fasyankes untuk Indonesia timur. Tentunya sistem informasi digital yang akan terintegrasi ke dalam platform SATUSEHAT milik Kemenkes RI," ucapnya.
Sulsel, lanjutnya, akan menjadi percontohan pengembangan sistem teknologi informasi yang berbasis digital ini. "Kenapa kita mulai di Sulsel, karena Pemprov Sulsel sudah start. Sebagai pengusaha dari timur. Kita wajib menangkap peluang ini dan menyiapkan investasi yang dimulai dari pengusaha kita sendiri," ujarnya.
Pj Sekprov Sulsel, Andi Muhammad Arsjad mengatakan pemerintah daerah provinsi akan berperan dalam digitalisasi ekosistem Kesehatan, khususnya di Provinsi Sulsel.
"Tentunya, saya mengapresiasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), khususnya Pusat Data dan Informasi Kemenkes bersama Digital Transformation Office, yang membantu mengintegrasikan data Fasilitas Layanan Kesehatan (Fasyankes) di Provinsi Sulsel ke dalam platform SATUSEHAT," ujar Arsjad.
Inovasi ini, lanjutnya, merupakan Platform Penghubung Ekosistem Data Kesehatan yang menghubungkan dan memberdayakan seluruh ekosistem sistem kesehatan serta pengguna (masyarakat).
Dia mengatakan, SATUSEHAT akan mengintegrasikan data kesehatan individu antar Fasyankes dalam bentuk Rekam Medis Elektronik (RME) guna mendukung interoptabilitas data kesehatan melalui digitalisasi dan standarisasi.
Untuk itu, sudah menjadi kewajiban kita semua, khususnya pemerintah daerah di Sulsel untuk mendukung penuh penyelenggaraan transformasi digital ekosistem kesehatan bisa terealisasi di seluruh Fasyankes wilayah kita.
"Kami sadari, pemenuhan akses internet dan perangkat keras yang memadai di Fasyankes, menjadi kebutuhan dasar dan krusial dalam merealisasikan transformasi digital ini.” Ujarnya dan melanjutkan, bahwa dari 1.370 fasyankes yang tersebar di 24 kabupaten/kota Provinsi Sulsel, baru 32 Fasyankes (2,34 persen) yang terkoneksi di platform SATUSEHAT. Dengan rincian, 19 Rumah Sakit, lima Puskesmas, dan delapan klinik.
Kondisi ini wajib menjadi perhatian kita bersama. Pemerintah Provinsi harus berperan sebagai fasilitator, penggerak, dan pengawas dalam mendorong sinergi dan kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan.
"Untuk itu, saya juga mengimbau kepada bupati/wali kota bersama Dinas Kesehatan se-Sulsel untuk segera menuntaskan kendala yang dihadapi saat ini agar digitalisasi ekosistem kesehatan dapat 100 persen terwujud di semua Fasyankes Provinsi Sulsel," ucapnya. (PR/FK).