Sulsel Bangkit Dari Pengaruh Buruk Pandemi Covid-19

Foto Mitha, Obyek Wisata Bantimurung Maros Foto Mitha, Obyek Wisata Bantimurung Maros

Oleh : Fredrich Kuen *

 

Makassar (Phinisinews.com) – Provinsi Sulawesi Selatan, memanfaatkan momentum peringatan hari ulang tahunnya ke-351 melakukan gerak besar bangkit dari pengaruh buruk Pandemi Covid-19 yang bukan hanya melanda Sulsel, tetapi hampir semua negara di belahan dunia.

Sulsel yang menjadi salah satu provinsi di kawasan Timur Indonesia, selama ini memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa pandemi Covid-19 memberikan tekanan yang luar biasa terhadap seluruh sektor perekonomian daerah, sehingga Sulsel juga mengalami kontraksi.

Pengaruh buruk Pandemi, bukan hanya penyebaran korona yang mengakitbatkan banyak korban jiwa, melainkan juga membuat gerak ekonomi menurun drastis akibat pengaruh dari penyebaran virus tersebut serta kebijaksanaan penanganan melalui berbagai pembatasan sosial berskala besar maupun kecil, sosial distancing, penutupan mall dan toko swalayan hingga pembatasan pengunjung di pasar tradisional.

Aktivitas dan transaksi perdagangan mengalami penurunan drastis, walaupun beberapa sektor jasa dan ekonomi keatif tetap tumbuh namun berjalan lambat jika tidak ingin dikatakan stagnan.

Saat peringatan HUT ke-351 Sulsel (19 Oktober 2020), Gubernur Sulsel, Prof HM Nurdin Abdullah memanfaatkan momentum ini untuk menggerakkan berbagai upaya percepatan pemulihan ekonomi Sulsel dan mengembalikan kejayaan komoditas unggulan Sulsel yang memiliki daya saing tinggi di pasar nasional maupun internasional serta pengembangan sektor pariwisata secara terpadu.

Gubernur menguraikan beberapa program strategis nasional dilanjutkan, diantaranya program kereta api dan Makassar New Port sudah dilakukan direct call, ini suplemen percepatan pemulihan ekonomi yang pengaruhnya akan besar.

Demikian juga dengan pengembangan Bandara Sultan Hasanuddin. Yang perlu mendapat perhatian ke depannya, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Selayar untuk pengembangan infrastruktur pendukung bidang pariwisata.

Lalu, mengarahkan peningkatkan jangkauan dan kualitas infrastruktur wilayah dalam membuka daerah terisolir, memperkuat interkoneksi pusat-pusat pertumbuhan ekonomi yang diarahkan antara lain melalui kegiatan pembangunan akses jalan daerah terisolir, penyediaan fasilitas sarana air bersih, khususnya bagi masyarakat yang ada di Pulau, termasuk menjamin ketersediaan sumber daya energi listrik di pulau-pulau.

“Sulsel memiliki lebih dari 300 pulau yang tersebar di seluruh wilayah. Ada potensi yang selama ini belum dioptimalkan pemanfaatannya baik dari sisi sektor perikanan maupun pariwisata,” ujar Gubernur Nurdin Abdullah.

Kawasan Wisata

Foto Mitha, Pantai Losari Makassar

Menurut Nurdin Abdullah yang juga Guru Besar ini, kawasan wisata perlu perhatian, bupati dan wali kota harus lebih kreatif dalam menanganinya. Kalau menempuh langkah bersinergi melakukan terobosan di daerah, maka itu tidak ada hambatan. Contoh Kawasan Pantai Bira di Kabupaten Bulukumba, Pemprov Sulsel bersama bupati, begitu juga dengan daerah wisata budaya Toraja untuk pembangunan bandara bersinergi program, dan saat ini sudah dilayani dengan penerbangan tetap Makassar-Toraja berbiaya murah.

Secara terpisah, Wakil Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman mengatakan, Khusus transportasi, Pemprov Sulsel sudah melakukan pembenahan infrastruktur pada beberapa bandara dan sistem penerbangan domestik yang mulai beroperasi dan kita juga sudah subsidi tiket ke wilayah potensi investasi termasuk ke Bandara Toraja, Bua Luwu, dan Aroeppala, ucapnya.

Sulsel juga memiliki ratusan pulau seperti pulau-pulau di Selayar, dan daerah pesisir yang indah di Tanjung Bira Bulukumba. Ada juga wisata kearifan lokal seperti Danau Tempe, Budaya Amatoa, Budaya Toraja, Negeri di atas awan, dan banyak lagi yang sedang dibenahi daya dukungnya.

Selain itu, mewujudkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru yang produktif dengan cara memperkuat dukungan sarana prasarana yang diarahkan antara lain melalui kegiatan pembangunan rest area. Tahun 2020 selesai dua rest area dan tahun 2021 tiga rest area akan selesai.

Di samping daerah dan objek tujuan wisata unggulan, juga dilakukan pengembangan sentra-sentra industri, untuk tetap menjadikan UMKM dan BUMDes sebagai ujung tombak pergerakan ekonomi masyarakat.

Dalam Dialog Investasi, Wakil Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman menyatakan bahwa pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi produktif baru menjadi salah satu misi Pemprov Sulsel dalam upaya peningkatan investasi. Beragam potensi peluang penanaman modal (investasi) yang ada di Sulsel akan dimaksimalkan.

Komoditi Unggulan

Untuk komoditi unggulan dilakukan upaya “membumikan” kembali komoditi-komoditi Sulsel yang selama ini memiliki daya saing kuat di pasar global seperti sutera, kakao (coklat), kopi, jeruk keprok Selayar, udang windu, dan komoditas lainnya karena komoditi tersebut telah menjadi bagian dari budidaya masyarakat Sulsel.

“Kita mencoba merefleksikan kembali berbagai produk masyarakat Sulsel yang telah menjadi ikon dan kebanggaan kita agar kembali berjaya di pasaran,” ujar Nurdin Abdullah.

Untuk komoditi kopi dan kakao, lanjut Wagub Andi Sudirman, memiliki lahan yang luas. Khusus kopi memiliki beragam jenis, di antaranya kopi khas Toraja, kopi Bontocani dan jenis jenis lainnya, baik arabika maupun robusta.

“Yang kita butuhkan adalah jaminan untuk proses, certified farming, sistem kemasan produk, sehingga memiliki nilai tambah, nilai sehat dan higienis,” ujarnya.

Untuk kakao, terdapat lahan seluas ratusan ribu hektare. Yang dibutuhkan adalah pabrik moderen sehingga mampu memproduksi industri hilir dan produksi coklat.

Sedangkan untuk udang windu, Sulsel memiliki potensi lahan puluhan ribu hektare yang dapat dikembangkan budidaya pola semi intensif maupun intensif penuh.

Dia juga memaparkan berbagai inovasi dalam memberikan pelayanan terbaik bagi investor di Sulsel. Yaitu layanan terpadu satu pintu, pengiriman tunggal online (OSS), layanan cepat tepat dan transparan, jaminan kepastian dan keamanan bisnis, dan budaya gotong royong, kekeluargaan, menolong alam.

“Dalam hal investasi kearifan lokal, kita juga membangun karakter yang bisa maju bersama agar tidak menimbulkan adanya gesekan antara penduduk lokal dan tamu dari mancanegara, sehingga bisa mendorong terciptanya kolaborasi yang ke depannya saling membangun dan besar bersama. Maju bersama dan berkolaborasi, bersinergi untuk sebuah kemandirian Sulsel yang lebih baik,” ucap Wagub.

Menurut Gubernur Nurdin Abdullah dalam bidang reformasi birokrasi, kami sudah melakukan berbagai pemangkasan prosedur ekspor. Selain itu, untuk tahun 2021, Pemprov masih menyiapkan bantuan keuangan daerah sebesar Rp500 miliar untuk bangkitkan normalisasi ekonomi Sulsel.

Pandemi

Foto Mitha, Bandara Hasanuddin Makassar 2020

Walaupun Pandemi ini mengguncang perekonomian, namun berdasarkan rilis BPS sampai dengan kwartal II Tahun 2020, dari sisi sektor pertanian Sulsel masih tetap tumbuh di atas 2,4 persen dengan kontribusi sebesar 24,81 persen.

Sedangkan ekspor tetap tumbuh positif hingga mencapai 11,17 persen, bahkan konsumsi listrik juga tumbuh di atas empat persen di tengah seluruh provinsi mengalami kontraksi pertumbuhan.

Meskipun serangan virus korona mulai melandai, tetapi kewaspadaan dan semua upaya pencegahan dan penanganan covid-19 terus dilakukan, terbukti dari 12 kabupaten kota di Sulsel yang menyelenggarakan pilkada serentak Desember 2020  yakni Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Maros, Pangkep, Barru, Bulukumba, Soppeng, Selayar, Luwu Timur, Luwu Utara, Tanatoraja dan Kabupaten Toraja Utara, mempersiapkan protokol kesehatan, rapid test, swab, pakai masker, jaga jarak dan jaga kebersihan dengan rutin cuci tangan menggunakan sabun, itu menjadi keharusan.

Pj Walikota Makassar, Prof Rudy Djamaluddin mengatakan Pemkot Makassar  mendukung penuh rencana  KPU yang selalu mengedepankan aspek kesehatan dalam setiap proses pelaksanaan tahapan pemilihan Walikota, termasuk Rapid Test untuk 16.000 petugas KPPS.

Ketua KPU Makassar, Farid menyatakan, Pemkot Makassar bersama Komisi Pemilihan Umum akan melakukan Rapid Test massal 16.000 petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang akan bertugas menjadi panitia di tempat pemungutan suara (TPS) saat hari pencoblosan,  9 Desember 2020. 

Rencananya, ribuan petugas KPPS tersebut akan menjalani Rapid Test massal di sejumlah Puskesmas di Kota Makassar 14 – 20 November 2020. Dan hal serupa juga akan dilakukan semua daerah yang melaksanakan pilkada di Sulsel. (Editor Mitha K).

* (Wartawan Utama, Trainer Jurnalis P2MTC).

Read 1600 times
Rate this item
(0 votes)
Published in Feature
Login to post comments

Galleries

 
  Penulis : Fred Daeng Narang  /  Editor : Mitha MK Bekasi, Jawa Barat (Phinisinews.com) – Master Asesor BNSP,...
  Penulis : Mitha MK / Editor : Fyan AK     Pulau Kodingareng, Makassar (Phinisinews.com) - Rektor Universitas...
  Penulis : Fred Daeng Narang  /  Editor : Mitha K Makassar (Phinisinews.com) – Sebanyak 120 kantong darah...
  Penulis : Redaksi  /  Editor : Fred Daeng Narang Bulukumba, Sulsel (Phinisinews.com) – Masyarakat adat...

Get connected with Us