Moscow, March 1 (Phinisinews/Itar-Tass-0ANA) - Libya would like to open a new page in relations with Russia, the leader of the National Forces Alliance, Mahmoud Jibril, told a news conference in Moscow on Thursday.
He said he had met with Russian Foreign Minister Sergei Lavrov on Wednesday to discuss "the history of bilateral relations" and how a new page in the two countries¿ interaction that would bring former warmth can be opened.
Jibril said the meeting in particular focused on fast return of the Russian companies that had signed contracts before the revolution of February 17 to Libya¿s economy.
"We also considered Russia¿s future investments. I will try to report everything what we¿d discussed to the Libyan government," he said.
Jerusalem, March 1 (Phinisinews/Xinhua-OANA) - Two people were killed after an explosive device attached to a parking car blew up in central Israel on Thursday, the Israeli Ha'aretz daily reported.
The blast occurred in a residential neighborhood in Rishon Letzion, south of Tel Aviv, the police said.
The victims' identities were not disclosed yet, as the police believed that the incident was criminally motivated and had arrested several suspects within hours, Ha'aretz said.
Gang-related murders have risen in Tel Aviv in recent months. Two people were wounded in early February in a car explosion in the city, while last month, Nissim Alperon, an infamous criminal kingpin, narrowly escaped a similar assassination attempt when a motorcyclist attached a magnet-tipped explosive device to his car when he was driving in central Tel Aviv.
London, 1/3 (Phinisinews) - Guru Besar dari Universitas Bonn dan Universitas Leuven di Jerman Prof Dr Christine Schirrmacher menegaskan sudah saatnya masyarakat Eropa berdiskusi dengan masyarakat Muslim dengan menggunakan pendekatan teologi dan bukan sekularisme.
"Hal itu diungkapkan Prof Dr Christine Schirrmacher dalam konferensi di Goethe Institute Brussel dengan tajuk 'Islam and Europe: Politicization and Integration'," kata Dubes RI di Brussel, Arif Havas Oegroseno kepada Antara London, Jumat.
Dalam konferensi yang diikuti ratusan peserta itu, katanya, profesor dari Jerman itu menyebutkan bahwa selama ini terkesan "arogan" apabila masyarakat Eropa beranggapan masyarakat Muslim di Eropa harus sepenuhnya berubah menjadi seperti Europeans.
Di hadapan akademisi dan wakil dari berbagai institusi di Uni Eropa yang bergerak dalam bidang politik, pertahanan dan keamanan, serta HAM itu, Dubes Arif Havas Oegroseno yang juga berbicara dalam konferensi itu merujuk pada buku "The Illusion of an Islamic State" yang dipublikasikan Wahid Institute, Maarif Institute dan Yayasan Libforall.
"Pengalaman Indonesia membuktikan nilai-nilai moderasi yang disuarakan tokoh agama Islam moderat termasuk akademisi dan LSM di Indonesia yang memiliki pandangan moderat, memberikan kontribusi yang besar dalam menangkal radikalisme di Indonesia," katanya.
Ia mengatakan dalam buku yang merupakan hasil penelitian dari "think-tank" terkemuka di Indonesia dan luar negeri itu mengedepankan aspek akademik dan teologi yang disebutkan sebagai pintu keluarnya Indonesia dari krisis politik dan ekonomi dalam waktu yang relatif singkat.
"Dengan stature Indonesia saat ini menunjukkan Islam sesungguhnya kompatibel dengan modernisasi, demokrasi, dan HAM," katanya.
Bahkan, adanya ratusan forum kerukunan umat beragama yang terdiri dari pemimpin di seluruh pelosok di Indonesia, serta keberadaan dua organisasi berbasiskan Islam seperti NU dan Muhammadiyah merupakan karakteristik masyarakat Muslim yang hanya ada di Indonesia.
"Hal ini memberikan dampak yang positif dari upaya Indonesia dalam menjaga kerukunan umat beragama di Indonesia," ujar Dubes Havas.
Sebagaimana negara-negara majemuk lainnya di dunia, Indonesia tidak sepenuhnya luput dari masalah yang terjadi antarumat beragama dan berbudaya.
"Justru tantangannya di era globalisasi teknologi informasi dan komunikasi ini semakin besar," ujarnya.
Selain memahami masalah mendasar yang dihadapi oleh masyarakat Muslim di Uni Eropa sekarang lebih dihadapkan pada masalah imigrasi, adaptasi sosial, kesenjangan ekonomi dan budaya.
Pembicara dalam konferensi tersebut Prof Dr Michael Kohler dari Komisi Eropa, Malika Hamidi, General Manager dari European Muslim Network, dan bertindak sebagai moderator yaitu Dr Christian Gsodann dari Committee of the Regions.
Dalam kesempatan itu, Malika Hamidi menilai bahwa Eropa hanya selalu menyoroti sisi negatif Muslim di Eropa. "Sudah saatnya masyarakat Eropa melihat bahwa kontribusi Muslim di Eropa nyata dan signifikan," ujarnya.
Menurut dia, situasi ini terjadi karena media dimana pun tidak pernah tertarik untuk mengamati perkembangan positif tersebut, bahkan kampanye yang dilakukan European Muslim Network jarang diliput media di Eropa.
Sementara itu, Prof Koehler menegaskan bahwa Muslim di Eropa terbukti telah menciptakan ketakutan dari masyarakat Eropa meskipun jumlahnya di Uni Eropa hanya 19 juta atau kurang dari empat persen dari populasi Uni Eropa yang berjumlah lebih dari 500 juta.
Transformasi demokrasi di negara tetangga seperti di Tunisia juga menciptakan kekhawatiran masyarakat Eropa akan timbulnya partai politik yang berlandaskan Islam garis keras/radikal dan akibatnya berimbas ke Eropa.
Konferensi ditutup dengan tetap menekankan perlunya dialog dengan masyarakat Muslim dilakukan oleh tokoh agama Islam yang mampu mengangkat nilai-nilai moderasi Islam.
Dialog itu diharapkan dapat menangkal radikalisme, serta menciptakan rasa saling memahami dan menghargai diantara sesama komunitas beragama.
Nairobi, March 1 (Phinisinews/Xinhua-OANA) - Kenya's traffic police said Thursday that some 621 people have lost their lives in road accidents in various parts of the East African nation since January compared to 480 in the similar period last year.
Traffic police commander, Samuel Kimaru said most of the accidents were caused by careless driving and pedestrians crossing road junctions.
"Some 621 people have been killed in road accidents across the country since the beginning of the passenger. Among those killed, 245 were pedestrians, 233 passengers, 63 drivers, 51 motorcyclists and 29 pedal cyclists," Kimaru told Xinhua by telephone.
He said some 1,064 people were seriously injured in the past two months.
"Most of these accidents were caused by careless driving and pedestrians who are crossing roads without taking caution. Most of the accidents occur at night and I have ordered all police traffic police to swing into action by checking all vehicles," Kimaru said.
Kimaru called on the drivers to take safety measures especially when travelling at night. He also called on Kenyans to avoid travelling at night terming it a risky venture because of poor visibility.
"I also wish to call for caution amongst the road users. We have noticed that most drivers overspeed at night but we will do our best to bring the death toll down by creating awareness and checking these vehicles which overspeed at night," he added.
Kimaru said they will implement the laws without failure and told those who fear them their days were numbered or keep their vehicles off the road.
According to police statistics, over 2,600 people died while thousands others have been injured in road accidents across the country since the start of 2012. The accidents are mostly caused by both public and private vehicles, motorcycles, motorbikes and pedestrians.
Half 2,525 people killed in road accidents in 2012 were pedestrians followed by passengers, motorcyclists, drivers, cyclists and their passengers.
The statistics revealed that more than three quarters of those killed through road accidents are males and about half are children.
Jakarta, Feb 28 (Phinisinews) - Indonesia's economy will continue to grow despite increasing political activities ahead of the general elections in 2014, Vice President Boediono said here on Thursday.
"I believe 2014 will bring a new drive that will strengthen reform. I am optimistic of the prospects," he said in his key address at the "Economist Conference Indonesia Summit 2013."
He said the facts had shown that Indonesia remained to be one of the conducive countries with a good economic climate providing a reason for the optimism.
The proof was the country's success in passing the global crisis in 2008 relatively unscathed, he said.
"Indeed several sectors had grown negatively but they had immediately recovered and since then we had been able to maintain our growth at above six percent and reduce unemployment and poverty rate," he said.
During the period, he said, financial and economic stability had been maintained.
According to him Indonesia's economy stood on two pillars of stability namely political and economic stability.
Indonesia also has vast and various natural resources with domestic consumption reaching 60 percent, he explained.
Meanwhile on the demand side Indonesia is also very strong with consumption and investment growth to continue to improve in the next to three years, he said.
Boediono said another factor that had made him optimistic about the country's future economy was the country's political stability in the midst of current political crisis in other countries.
"Although initially there were a lot hurdles to meet reform has gone well. Democracy has been working at central as well as local levels," he said.
Islamabad, Feb 28 (Phinisinews/IRNA-0ANA) - Unidentified gunmen shot dead a senior journalist in Pakistan's restive tribal region Wednesday, his family and journalists in region said.
Malik Mumtaz was working for Geo television and Jang group of newspapers in North Waziristan tribal region. He was also filing reports for Pashto-langue Khyber television.
Geo TV reported that Mumtaz was returning home when the gunmen fired at his vehicle, killing him at the scene.
TV anchor Hamid Mir said that he had been receiving threats.
No group claimed responsibility and the family said that they do not have personal enmity with anyone.
Pakistan¿s tribal regions are the world¿s more dangerous place for journalists and dozens have been killed in line with their duties.
Many tribal journalists have shifted to other areas over security concerns.
Tribal Union of Journalists strongly condemned the brutal murder of Mumtaz and demanded of the local authorities to investigate the incident.
Kupang, 1/3 (Phinisinews) - Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir (2010-2012) Nusa Tenggara Timur merupakan propinsi dengan angka stunting tertinggi di Indonesia yaitu 58,4 persen dari angka nasional 35,6 persen.
"Hasil riset kesehatan dasar 2010 menunjukkan, selama tiga tahun terakhir, angka stunting NTT bertambah dan merupakan propinsi tertinggi di Indonesia," kata Kepala Badan PBB untuk Urusan kesehatan Anak (Unicef) Perwakilan Kupang, drg Gregorius Mau Bili, di Kupang, Jumat.
Dia mengemukakan hal itu terkait laporan Komnas Perlindungan Anak yang menyebutkan hingga akhir 2012 ada 8 juta anak atau sekitar 35 persen dari 23 juta anak balita di Indonesia mengalami gizi buruk kategori stunting yakni tinggi badan lebih rendah dari pertumbuhan bayi normal.
Sedangkan untuk kasus gizi buruk tercatat 900.000 bayi atau sekitar 4,5 persen dari total jumlah bayi di Indoensia.
Menurut dia, dengan kondisi stunting di NTT ini berarti dari 100 anak NTT, 58 orang berada dalam kondisi pertumbuhan terhambat, suatu kondisi yang membutuhkan perhatian para pihak untuk memberikan perhatian, dalam bentuk program dan upaya-uapaya yang seharusnya dilakukan serta dukungan pendanaan untuk menurunkan atau menekan angka tersebut diwaktu-waktu mendatang.
"Masalah gizi bukan saja merupakan tanggung jawab pihak kesehatan, namun merupakan tanggung jawab semua pihak dan harus dilakukan secara terpadu, terkoordinasi," kata mantan Wakil Bupati Belu ini.
Ia menjelaskan status gizi antara lain ditentukan oleh penyebab langsung seperti asupan makanan dan penyakit.
Berikut penyebab tidak langsung seperti akses terhadap makanan, pola asuh dan penyediaan makanan serta pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan.
Penyebab dasar yaitu faktor pendidikan (Formal dan Informal), faktor politik dan ideologi, struktur ekonomi dan budaya serta tentunya sumber daya yang tersedia, katanya.
"Pemerintah dan UNICEF sekarang juga mengkampanyekan gerakan 1000 hari pertama kehidupan dengan dukungan lanjutan dalam tahun 2013-2014 berupa Penguatan Tim Koordinasi dan Advokasi kepada DPRD dan Satuan Perangkat Kerja Dinas (SKPD)," katanya.
Ia mengatakan sosialisasi tentang stunting kepada tokoh agama, tokoh masyarakat dan stakeholder lainnya, serta pelatihan Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) dan Tenaga Kesehatan serta aktor lainnya.
Ia menyebut hasil Penelitian dari Universitas Indonesia (UI), menyebutkan makanan pendamping air susu ibu (MPASI) pabrikan serta asupan gizi makanan lokal, diharapkan dioptimalkan sebagai salah satu solusi mengatasi masalah gizi pada anak balita.
"Dalam penelitian itu juga ditemukan masalah gizi pada anak balita di Indonesia masih cukup tinggi, dimana sebanyak 18,4 persen anak balita menderita gizi kurang, 36,8 persen anak pendek, dan 13,6 persen anak kurus," katanya.
Menurut Greorius, persoalan gizi dan ketahanan pangan di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk NTT ini, harus dilakukan pencegahan terhadap terjadinya kurang gizi paling baik dilakukan mulai dari kehamilan hingga anak berusia dibawah dua tahun.
Ia menjelaskan, MP-ASI yang diberikan bersama dengan pemberian ASI setidaknya dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi dan balita serta harus diberikan dari umur enam bulan sampai 24 bulan.
"Ada dua macam MP-ASI yakni sebagai makanan transisi yang dibuat khusus untuk memenuhi kebutuhan gizi dan fisiologi balita. Juga dijadikan sebagai makanan keluarga yang dijadikan sebagai bagian dari menu makanan keluarga," katanya.
Sebagai makanan pendamping, MP-ASI harus diberikan ketika anak berusia enam bulan, dapat memenuhi kebutuhan gizi anak, bebas patogen, tekstur dan porsinya, serta tepat cara pemberian.
Mengingat keterbatasan daya tampung lambung balita yang sangat terbatas yakni hanya 30 mililiter (Kg), MP-ASI yang diberikan harus padat gizi.
Dikatakan, hambatan yang berpengaruh terhadap tingkat gizi balita yakni beberapa jenis makanan tabu yang dilarang untuk diberikan kepada anak balita seperti ikan dan telur. Pendidikan ibu masih rendah danpengetahuan gizi dan kuliner ibu masih rendah.
Masalah lain yang ditemukan yakni variasi makanan pada balita masih rendah dan perbedaan kondisi daerah menyebabkan adanya perbedaan pada ketersediaan makanan dan pola makan, katanya menjelaskan.
Timika, 1/3 (Phinisinews) - Pemimpin Gereja Katolik Keuskupan Timika Mgr John Philip Saklil Pr mengajak umat Katolik setempat mendoakan Paus Benediktus XVI yang telah mengundurkan diri dari jabatannya sejak Kamis (28/2).
Uskup Saklil kepada Antara di Timika, Jumat, mengatakan keputusan Paus Benediktus XVI mengundurkan diri merupakan keputusan bijaksana dengan pertimbangan matang.
Dalam kondisi kesehatan yang terus menurun, Paus Benediktus XVI memutuskan mengundurkan diri lantaran tidak bisa lagi menjalankan tugasnya secara maksimal sebagai seorang pemimpin gereja.
"Saya mengajak umat untuk mendoakan Paus Benediktus XVI. Keputusan beliau memang di luar dari kebiasaan, tapi ini adalah keputusan bijaksana untuk kepentingan banyak orang dan kepentingan gereja," tutur Uskup Saklil.
Uskup Saklil mengakui jika dalam beberapa tahun terakhir kondisi fisik Paus Benediktus XVI menurun sehingga sangat wajar jika Paus kelahiran Jerman itu memutuskan untuk mengundurkan diri.
"Beberapa tahun lalu saya bertemu dengan beliau, memang betul kondisi fisiknya sudah menurun jauh. Suaranya juga tidak lagi lantang. Jadi, pengunduran diri beliau biasa-biasa saja, bukan karena ada skandal dan lain-lain," tutur Uskup Saklil.
Uskup Saklil menambahkan, Paus Benediktus XVI yang dikenal memiliki pengaruh yang cukup kuat dalam menegakkan ajaran-ajaran Gereja Katolik mengingatkan kepada gereja dan paus-paus berikutnya agar mengambil keputusan yang sama jika fungsi otoritasnya tidak lagi berjalan maksimal lantaran sudah memasuki usia senja.
"Kita juga mendoakan agar gereja secepatnya mendapatkan Paus baru yang bisa menjalankan tugas gerejawi menghadapi arus perubahan zaman dan masyarakat dunia yang heterogen," harap Uskup Saklil.
Paus Benediktus XVI pada Kamis (28/2) sebelum pukul 17.00 waktu setempat atau tepat tengah malam WIB meninggalkan istana kepausan menuju ke istana peristirahatan paus di Castel Gandolfo, sebelah selatan kota Roma.
Tepat pukul 20.00, Paus Benediktus XVI secara resmi melepaskan jabatannya sebagai paus dan menjadi paus pertama dalam 600 tahun yang mengundurkan diri.