Oleh : Fredrich Kuen / Editor : Fyan AK
Makassar (Phinisinews.com) – Sembilan unit kendaraan “mobile vaccinator” milik Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menjadi andalan, sekaligus rebutan digunakan untuk program “kebut vaksinasi” dalam rangka mempercepat capaian “herd immunity” (kekebalan kelompok) di Sulsel.
Mobile vaccinator, bertujuan untuk meningkatkan mobilitas pemberian vaksin kepada masyarakat. Agar tenaga kesehatan (nakes) dapat memperluas jangkauan dalam hal pemberian vaksin. Mobile vaccinator ini pun teregistrasi dengan website hallodokter.sulselprov.go.id.
Percepatan herd Immunity itu sebagai salah satu langkah hulu dalam penanganan covid-19 dengan mobile vaccinator, yang dapat menjangkau, sekaligus menyisir calon penerima vaksin yang selama ini luput tersentuh, sebab kendaraan yang menjadi vasilitator penyelenggaraan vaksinasi ini mampu menjangkau ke daerah sulit sekalipun serta dapat di parkir di manapun untuk melakukan vaksinasi.
Untuk sekolah tingkat SMA atau sederajat paling efektif dilakukan pelayanan vaksinasi menggunakan mobile vaccinator. Tinggal parkir di lapangan sekolah, maka siswa-siswi dapat melakukan vaksinasi tanpa harus mendaftar rumit dengan sistem antrian panjang. Sehingga sifatnya sederhana dan praktis.
Sekalipun terus terjadi penurunan angka pasien terpapar covid-19, level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) juga terus menurun yang saat ini dari level-2 menuju level-1, serta zona covid-19 yang terus mengarah aman yakni dari zona kuning menuju hijau, namun pemberian vaksinasi belum tercapai sesuai target, sehingga semua pihak tidak boleh lengah, agar Pandemi Covid-19 segera berakhir, kata Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman.
Vaksinisasi itu untuk memberikan perlindungan melalui kekebalan (imunitas) tubuh, sekaliguis menghentikan penularan covid-19, namun yang tidak kalah penting dan tetap harus dilakukan secara ketat adalah pencegahan terjadinya penularan melalui penerapan protokol kesehatan yang terus harus dilakukan secara ketat.
“Kita tidak boleh lengah, harus tetap sadar akan pentingnya prokes yakni terus menggunakan masker, double masker pada semua kegiatan, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir dimanapun kita beraktivitas serta terus menjaga jarak dan menghindari kerumunan pada semua kegiatan, di samping tetap gencar dilakukan upaya treaching, testing dan treatmen serta tetap jaga iman dan imun selama pandemi Covid-19 ini,” ujarnya.
Jadi, lanjutnya, keseimbangan terus dilakukan dengan cara kebut vaksinasi, terus menerapkan prokes secara ketat, melakukan testing, treaching dan treatmen serta penyembuhan bagi pasien terpapar.
Untuk kebut vaksinisasi ini, gerai vaksin juga terus diperbanyak dan menjangkau hingga ke RT dan RW, artinya pelayanan pemberian vaksin mendekati masyarakat, bukan lagi masyarakat mencari tempat tempat vaksinisasi gratis, sebab di sekitar lingkungannya telah tersedia.
Data resmi perkembangan penanganan Pandemi Covid-19 di Sulsel hingga pertengahan Oktober 2021 yakni capaian vaksinasi memperlihatkan angka yang terus meningkat.
Cakupan vaksinasi dosis satu sudah mencapai 2.526.580 orang atau 35,80 persen, sementara vaksinasi dosis dua sudah mencapai 1.555.436 orang atau 22,04 persen dari target 7.058.141 orang.
Andi Sudirman mengatakan, mobile vaccinator terus bergerak ke kelompok masyarakat dan lainnya, seperti di sekolah, perguruan tinggi, pasar serta fasilitas umum lainnya. Apalagi, pemerintah pusat melalui Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menerbitkan aturan teknis sebagai dasar perpanjangan PPKM.
Hal tersebut tertuang dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 48 Tahun 2021 tentang PPKM level 4, level 3, level 2 dan level 1, serta mengoptimalkan posko penanganan corona virus disease di tingkat desa dan kelurahan, untuk pengendalian penyebaran virus corona di wilayah Sumatera, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua, yang ditanda tangani 4 Oktober 2021 dan PPKM ini berlaku dua pekan.
Dari Inmendagri itu, menunjukkan perkembangan baik di Provinsi Sulsel. Seluruh kabupaten/kota di Sulsel kini masuk dalam PPKM level 2 (zona kuning). Padahal dua pekan sebelumnya, ada enam kabupaten/kota di Sulsel yang masuk dalam PPKM level 3 dan 18 kabupaten/kota lainnya masuk dalam PPKM level 2.
“Alhamdulillah, saat ini seluruh kabupaten/kota di Sulsel sudah PPKM level 2 atau zona kuning. Kita harus terus berupaya mempertahankan atau berupaya agar masuk dalam Level 1,” ucapnya.
Capaian ini tidak terlepas dari upaya bersama pemerintah, TNI-Polri, pihak swasta lainnya, serta masyarakat yang ikut aktif mendukung dalam upaya menekan angka penyebaran covid-19.
Yang sangat mengejutkan, lanjutnya, saat Tim Penggerak PKK dilibatkan, capaian vaksinisasi dalam satu hari mencapai puluhan ribu orang.
Plt Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Provinsi Sulsel, Naoemi Octarina mengatakan, dalam rangka kebut vaksinasi covid-19 di Sulsel, maka dalam sehari, PKK Sulsel berhasil melakukan vaksinasi kepada 56.910 orang warga masyarakat.
Di Sulsel terdapat 3.047 desa/kelurahan yang tersebar di 24 kabupaten/kota yang juga di dalamnya terdapat TP PKK. Sehingga, bagaimana kekuatan ibu-ibu PKK dapat dimanfaatkan untuk bisa mewujudkan program vaksinasi ini.
Untuk keberlanjutan program ini, ucapnya, sebanyak sembilan mobile vaccinator milik Pemprov Sulsel akan diterjunkan ke kabupaten/kota.
Mobile vaccinator nanti akan diterjunkan ke Jeneponto, sehingga melalui TP PKK bisa tercapai 30 ribu lagi warga yang bisa divaksin dalam sehari.
Di Kabupaten Maros, saat mobile vaccinator di operasikan, dalam sehari menjangkau 1.150 siswa SMA/sederajat divaksinasi, kata Kepala Bidang Pembinaan SMA pada Dinas Pendidikan Provinsi Sulsel, Asqar.
Berbeda dengan di Kodya Parepare, Walikota Parepare, Dr HM Taufan Pawe mengingatkan warganya agar jangan terlena capaian status zona hijau atau menuju PPKM level 1. Turunnya kasus aktif pandemi covid-19 harus terus dijaga dengan disiplin dalam menegakkan prokes.
“Saya mengajak kepada seluruh masyarakat agar senantiasa menegakkan prokes secara ketat dan Pemkot tidak lagi melarang pelaksanaan kegiatan seperti peringatan seperti Maulid secara tatap muka, namun harus dibarengi dengan penerapan prokes ketat,” ujarnya.
Menurut Andi Sudirman Sulaiman, capaian vaksinisasi yang cukup tinggi di Sulsel, selain karena berbagai inovasi percepatan, juga karena setiap stok vaksin datang dari pemerintah pusat, langsung disebar ke kabupaten/kota dan segera disuntikkan kepada masyarakat.
Khusus operasional mobile vaccinator yang sangat efektif bergerak akan diturunkan ke kabupaten/kota berkolaborasi dengan berbagai pihak, diawali bergerak dari yang paling membutuhkan, dari banyaknya penduduk dan tingkat vaksinasi. Demikian juga dengan tujuh rumah sakit provinsi yang menangani vaksinasi, juga akan diturunkan untuk membantu. (FK/FAK).
Penulis : Hendra NA / Editor : Fred K
Makassar (Phinisinews.com) – Dewan Ekonomi Indonesia Timur (DEIT) medukung terbentuknya Badan Percepatan Pembangunan Kawasan Timur Indonesia (BP2KTI) serta juga mendukung pemindahan Ibukota Negara dari Jakarta ke Pulau Kalimantan.
Dukungan tersebut sebab tujuan perjuangan DEIT dan BP2KTI sama yakni ingin mensejahterakan masyarakat KTI, meningkatkan perekonomian, memberdayakan semua potensi serta menurunkan angka kemiskinan, walaupun dilakukan dengan cara berbeda, tetapi keduanya menawarkan kolaborasi sebagai kekuatan bersama, kata Ketua Umum DEIT, Annar Salahuddin Sampetoding menanggapi deklarasi pembentukan BP2KTI, di Makassar, Jumat.
Sedangkan pemindahan Ibukota Negara, menurut Annar, akan mendekatkan secara fisik ibukota negara, pusat pemerintahan dengan 12 provinsi di KTI, sekaligus membuktikan perhatian besar Presiden Joko Widodo terhadap KTI sebab semua akses akan semakin dekat.
Menurut dia, DEIT hadir untuk mengumpulkan pengusaha lokal atau perusahaan daerah untuk menggerakkan roda ekonomi kawasan Timur Indonesia dengan menarik investor asing dan nasional untuk bekerjasama, baik dalam perdagangan, pariwisata dan pengolahan potensi sumber daya alam di wilayah KTI.
Sedangkan BP2KTI bertujuan membantu pemerintah daerah KTI dalam perencanaan berbasis government entrepreneurship (kewiraswastaan) sehingga tercipta penganggaran yang efisien dan relevan.
Lalu melaksanakan riset dan kerjasama antarlembaga dalam dan luar negeri yang diwujudkan dalam berbagai sektor pembangunan. Kemudian pendampingan pemeritah daerah dalam memberikan pertimbangan pengambilan kebijaksanaan pembangunan ekonomi di KTI.
Menurut Annar, masih banyak yang tidak setuju pemindahan ibukota negara. Masih banyak yang belum rela. Sedangkan khusus masyarakat di Kawasan Timur Indonesia jelas menyambut baik rencana ini karena faktor kedekatan 12 provinsi di KTI dengan pusat pemerintahan.
Perhatian Presiden Jokowi terhadap KTI, lanjutnya cukup besar, sehingga program percepatan kawasan timur yang digagas Tokoh Indonesia Timur, Fadel Muhammad, Rektor Unhas, Dwia Aries Pulubuhu beserta jajarannya harus mendapat dukungan penuh dari Dewan Ekonomi Indonesia Timur.
Melalui dukungan ini diharapkan angka kemiskinan di seluruh provinsi di KTI dapat teratasi melalui akselerasi program percepatan pembangunan Indonesia timur ini. Dan pihaknya siap menggerakkan ekonomi lokal melalui penguatan kapasitas permodalan dan akses jaringan internasional bagi pelaku usaha lokal di Indonesia timur.
"Pengusaha di Indonesia timur harus solid dan kompetitif agar bisa bersaing dan tidak jadi penonton di negeri sendiri. Kita harus bangkit dan bisa keluar dari krisis akibat dampak Pandemi Covid-19," ujar Annar.
Deklarasi BP2KTI dilaksanakan di Auditorium Prof Dr Ahmad Amiruddin, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin, Makassar (21/10) yang digagas Tokoh Indonesia Timur Fadel Muhammad, Rektor Unhas Dwia Aries Pulubuhu serta lainnya.
Ketua BP2KTI, Fadel Muhammad saat Deklarasi mengatakan, tingginya disparitas pembangunan antara wilayah Barat dan Timur Indonesia, baik dalam aspek ekonomi, sosial maupun budaya, sebagai akibat pemanfaatan sumberdaya yang tidak efisien dan efektif membawa Kawasan Timur Indonesia pada posisi yang kurang menguntungkan.
Pada saat yang sama, pengelolaan keuangan daerah yang hanya mengejar serapan anggaran yang tinggi tanpa mempertimbangan perencanaan pembangunan yang bersifat menyeluruh, efisien, dan tepat sasaran.
Perencanaan pembangunan yang tidak efisien, boleh jadi sebagai akibat dari konsep perencanaan yang tidak berbasis Government Entrepreneurship, ujarnya. (HNA/Q/FK).
Penulis : Fred K / Editor : Fyan AK
Makassar (Phinisinews.com) – Plt Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman mengatakan, Sulsel sudah keluar dari puncak Pandemi Covid-19 karena sinergi yang baik antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopinda).
“Mengawali tugas sebagai Plt Gubernur Sulsel beberapa bulan lalu, tantangan yang saya hadapi adalah kondisi keuangan Pemprov yang sedang dalam kondisi tidak baik, sebab Pemprov perlu menyelesaikan utang ke sejumlah pihak, padahal Pandemi Covid-19 saat itu masih mengganas,” ujar Andi Sudirman di Makassar, Rabu.
Dalam waktu singkat, lanjutnya, pihaknya dapat membalikkan keadaan. Tiga bulan pertama sebagai pelaksana tugas Gubernur Sulsel, dilakukan penyelesaian utang-piutang.
Forkopimda dengan “sense of crisis” melakukan pendampingan. Yang diprediksi akan menjadi masalah akhir tahun, tetapi dapat dilewati. Dengan membalikkan keadaan, Sulsel secara pasti, secara perlahan menuju lebih baik, “slow but sure,” katanya.
Pada momentum 352 Tahun Sulsel (19/10), mengangkat tema “Sipakatau” yang artinya saling respek dan menghargai. Dalam artian, banyak keinginan yang akan dilaksanakan, namun karena keadaan, program perlu terukur dan berdampak langsung ke masyarakat, terutama mengutamakan program pemulihan dampak covid dan pemulihan ekonomi dari dampak pandemi covid-19.
Sulsel melakukan perbaikan kondisi dengan baik secara perlahan. Pada triwulan pertama, ekonomi Sulsel tumbuh 7,66 persen setelah mengalami kontraksi 0,21 persen dan angka kemiskinan dapat ditekan sekitar 15 ribu jiwa di triwulan kedua.
Menurut dia, dalam situasi sulit, Sulsel berhasil keluar dari puncak Pandemi Covid-19 dengan berbagai upaya inovasi dan kerjasama dengan berbagai pihak hingga dilakukan upaya kebut vaksinasi guna membangun herd immunity (kekebalan kelompok), sebagai salah satu langkah hulu dalam penanganan pandemi Covid-19 dengan melibatkan banyak stake holder, termasuk Tim Penggerak PKK.
Selain vaksinasi untuk masyarakat umum secara massal, Sulsel juga terus menerapkan protokol kesehatan secara ketat yakni wajib menggunakan masker dan double masker untuk semua aktivitas, mencuci tangan memakai sabun di air mengalir untuk mengawali dan mengakhiri kegiatan di semua aktivitas serta terus menjaga jarak dan menghindari kerumunan di tempat tempat umum dengan sasaran agar pandemi covid-19 segera berakhir.
Saat ini level PPKM di seluruh Sulsel terus turun, ucapnya tanpa menguraikan data. (FK/Q/FAK).
Penulis : Fred K / Editor : Fyan AK
Makassar (Phinisinews.com) – Plt Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Provinsi Sulawesi Selatan, Naoemi Octarina mengatakan, dalam rangka kebut vaksinasi covid-19 di Sulsel, maka dalam sehari, PKK Sulsel berhasil melakukan vaksinasi kepada 56.910 orang warga masyarakat.
“Alhamdulillah, pelaksanaan Kebut Vaksinasi Covid-19 serentak TP-PKK berjalan baik dan memuaskan. Ini tentu saja karena dukungan dari Pemprov Sulsel dan merupakan inisiatif Plt Gubernur untuk melibatkan PKK dalam program ini,” kata Naoemi Octarina saat mengumumkan dan memberikan hadiah kepada TP-PKK yang melakukan vaksinasi terbanyak, di Makasar, Rabu.
Dia menyebutkan, di Sulsel terdapat 3.047 desa/kelurahan yang tersebar di 24 kabupaten/kota yang juga di dalamnya terdapat TP PKK. Sehingga, bagaimana kekuatan ibu-ibu PKK dapat dimanfaatkan untuk bisa mewujudkan program vaksinasi ini.
Untuk keberlanjutan program ini, lanjutnya, sebanyak sembilan mobile vaccinator milik Pemprov Sulsel akan diterjunkan ke kabupaten/kota.
“Mobile vaccinator nanti akan diterjunkan ke Jeneponto, sehingga melalui TP PKK bisa tercapai 30 ribu warga yang bisa divaksin. Alhamdulillah semua mendapat dukungan dan terima kasih banyak atas supportnya terhadap program PKK,” ujarnya.
Ketua Panitia, dr Haeryah Bohari menyampaikan, capaian vaksinasi dalam sehari yang dilakukan oleh TP PKK di Sulsel pada 29 September 2021 lalu sebanyak 56.910 orang warga masyarakat tervaksinasi.
Pemenang ditetapkan dengan beberapa pertimbangan, diantaranya, capaian tertinggi diambil dari data yang terimput ke aplikasi P-Care, serta kecepatan dan ketepatan pemasukan data.
Data yang masuk ke panitia pengumpul data, kemudian dikonfirmasikan dengan data Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel.
Plt Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman menyampaikan apresiasi atas capaian jumlah warga yang divaksin oleh TP-PKK.
“Dalam satu hari gerak TP-PKK serentak, sebanding dengan 15 hari mobile vaccinator kami bergerak. Inilah sebenarnya kekuatan ibu-ibu dalam menggerakan warga untuk divaksin. Karena vaksinasi ini menyangkut masalah kesehatan. Dan kesehatan ini sangat dekat dengan keluarga dan tumpuannya itu ibu rumah tangga,” ujarnya.
Terkait rencana mobile vaccinator Kebut Vaksinasi Sulsel yang akan diturunkan ke kabupaten/kota berkolaborasi dengan TP-PKK, diawali bergerak dari yang paling membutuhkan, dari banyaknya penduduk dan tingkat vaksinasi. Demikian juga dengan tujuh rumah sakit provinsi yang menangani vaksinasi, juga akan diturunkan untuk membantu.
Pemprov Sulsel melakukan kebut vaksinasi guna membangun herd immunity (kekebalan kelompok), sebagai salah satu langkah hulu dalam penanganan pandemi Covid-19.
Selain vaksinasi untuk masyarakat umum secara massal, Sulsel juga terus menerapkan protokol kesehatan secara ketat yakni wajib menggunakan masker dan double masker untuk semua aktivitas, mencuci tangan memakai sabun di air mengalir untuk mengawali dan mengakhiri kegiatan di semua aktivitas serta terus menjaga jarak dan menghindari kerumunan di tempat tempat umum dengan sasaran agar pandemi covid-19 segera berakhir.
Adapun pemenang pertama tingkat kabupaten/kota, Juara 1 adalah Tim Penggerak PKK Kabupaten Gowa, Juara 2 Kabupaten Pinrang, dan Juara 3 Kabupaten Enrekang.
Sedangkan untuk tingkat kecamatan, Juara 1 TP-PKK Kecamatan Soreang Kota Parepare, Juara 2 Kecamatan Tarowang Kabupaten Jeneponto, dan Juara 3 Kecamatan Bantimurung Kabupaten Maros.
Untuk tingkat desa dan kelurahan, Juara 1 TP-PKK Kelurahan Amasangan, Kecamatan Wara, Kota Palopo, Juara 2 Desa Buntu Tangti, Kecamatan Mengkendek, Kabupaten Tanatoraja, dan Juara 3 Desa Lompoloang, Kecamatan Pitungpanua, Kabupaten Wajo. (FK/Q/FAK).
Penulis : Fred K / Editor : Fyan AK
Maros, Sulsel (Phinisinews.com) – Vaksinasi covid-19 menggunakan Mobile Vaccinator berhasil menjangkau 1.150 siswa SMA/sederajat dalam sehari (19/10) di Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan.
Enam titik lokasi vaksinasi yakni SMAN 3, 6, 9, 11, dan SMAN 12 Maros serta SMKN 2 Maros, kata Kepala Bidang Pembinaan SMA pada Dinas Pendidikan Provinsi Sulsel, Asqar di Maros, Sulsel, Rabu.
Dalam pelaksanaan vaksinasi ini, dilakukan melalui kerjasama Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel dan Dinas Pendidikan Provinsi Sulsel.
Mobile Vaccinator terus bergerak melakukan vaksinasi sebagai upaya Pemerintah Provinsi Sulsel terus mendorong percepatan vaksinasi Covid-19 di masyarakat. Tidak terkecuali bagi remaja ataupun pelajar yang berusia di atas 12 tahun.
Menurut dia, antusiasme pelajar untuk melakukan vaksinasi sangat besare. Meski begitu, perlu sosialisasi massif pentingnya vaksinasi bagi pelajar kepada orang tua siswa.
“Alhamdulillah pelajar cukup antusias melakukan vaksinasi. Itu terlihat dari kegiatan vaksinasi yang terus kita lakukan di kabupaten kota yang menjadi bagian dari upaya kebut vaksinasi yang dicanangkan Plt Gubernur Sulsel,” katanya.
Meski demikian, lanjutnya, tetap perlu upaya memberikan pemahaman kepada orang tua siswa, tentang pemberian vaksinasi aman bagi pelajar. Sehingga, orang tua bisa memberikan izin bagi anaknya untuk vaksin.
Sampai saat ini pelaksanaan vaksinasi di kalangan siswa berjalan lancar dan aman, serta belum ditemukan sesuatu hal kejadian yang tidak diinginkan.
Upaya kebut vaksinasi terus digenjot oleh Plt Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman. Hal ini guna membangun herd immunity (kekebalan kelompok), sebagai salah satu langkah hulu dalam penanganan pandemi Covid-19.
Selain vaksinasi untuk masyarakat umum secara massal, Sulsel juga terus menerapkan protokol kesehatan secara ketat yakni wajib menggunakan masker dan double masker untuk semua aktivitas, mencuci tangan memakai sabun di air mengalir untuk mengawali dan mengakhiri kegiatan di semua aktivitas serta terus menjaga jarak dan menghindari kerumunan di tempat tempat umum dengan sasaran agar pandemi covid-19 segera berakhir. (FK/Q/FAK).
Penulis : Fred K / Editor : Mitha MK
Parepare, Sulsel (Phinisinews.com) – Walikota Parepare, Sulawesi Selatan, Dr HM Taufan Pawe mengingatkan warganya agar jangan terlena capaian status zona hijau atau menuju Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level satu (1) penyebaran covid-19 di Parepare.
Turunnya kasus aktif pandemi covid-19 di Parepare harus terus dijaga dengan disiplin dalam menegakkan Protokol Kesehatan (Prokes), ujar Walikota mengingatkan warganya saat peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1443 H/2021 M di Masjid Al-Irsyad Parepare, awal pekan ini.
“Saya mengajak kepada seluruh masyarakat agar senantiasa menegakkan protokol kesehatan dengan ketat. Demi terciptanya Kota Parepare yang sehat, aman, dan terhindar dari Virus Corona,” ucapnya.
Pihaknya, kata Walikota, tidak melarang pelaksanaan peringatan Maulid secara tatap muka, namun harus dibarengi dengan penerapan protokol kesehatan ketat. Tetap pakai masker, cuci tangan memakai sabun di air mengalir, dan terus jaga jarak.
“Kami longgarkan peringatan Maulid ini, tetapi tetap mengacu pada protokol kesehatan yang ketat, seperti menggunakan masker, jaga jarak, dan juga membatasi kapasitas jumlah jemaah Maulid yang hadir,” ujarnya.
Dia juga mengajak kepada seluruh jamaah masjid agar mendoakan saudara-saudara yang terdampak pandemi. Bahkan tidak sedikit tenaga kesehatan yang gugur karena Covid-19.
“Kita semua mengetahui bahwa akibat dari pandemi Covid-19 ini banyak saudara-saudara kita dan bahkan hingga tenaga kesehatan kita yang gugur. Karena itu, mari kita bersama-sama mengirimkan doa, semoga mendapatkan tempat yang layak di sisi-Nya,” katanya.
Secara umum, lanjutnya, agar badai pandemi covid-19 segera berlalu, maka kini terus dilakukan vaksinasi secara massal untuk semua segmen masyarakat agar secepatnya tercipta herd community (kekebalan kelompok).
Selain vaksinasi untuk masyarakat umum secara massal, Kodya Parepare, Sulsel, juga terus menerapkan protokol kesehatan secara ketat yakni wajib menggunakan masker dan double masker untuk semua aktivitas, mencuci tangan memakai sabun di air mengalir untuk mengawali dan mengakhiri kegiatan di semua aktivitas serta terus menjaga jarak dan menghindari kerumunan di tempat tempat umum dengan sasaran agar pandemi covid-19 segera berakhir, sebab kini levelnya terus turun di seluruh Sulsel, termasuk Kodya Parepare. (FK/Q/MMK).
Penulis : Fred K / Editor : Fyan AK
Jeneponto, Sulsel (Phinisinews.com) – Kabupaten Jeneponto di Provinsi Sulawesi Selatan, selama dua tahun Pandemi Covid-19, belum pernah masuk dalam Zona Merah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Covid-19 terindikasi masuk Kabupaten Jeneponto setelah ditemukakn pasien terpapar virus corona pada April 2020 dan hingga 13 Oktober 2021, pasien terpapar sebanyak 2.491 orang dan yang sembuh 2.412 orang, sedangkan pasien meninggal sebanyak 76 orang, kata Bupati Jeneponto, Iksan Iskandar melalui web resmi Pemkab Jeneponto, Senin.
Per tanggal 13 Oktober 2021 tercatat empat orang dirawat dan lima orang melakukan isolasi mandiri yang terus dipantau secara ketat oleh Tim Lapangan.
Menurut Bupati, pihaknya sudah melakukan langkah tepat penanganan covid-19 di Jeneponto, sehingga daerahnya mampu mengendalikan situasi pandemi melalui satuan tugas (satgas) yang dibentuk serta berbagai inovasi lainnya sehingga tidak pernah berada pada Zona Merah.
Agar badai pandemi covid-19 segera berlalu, maka kini dilakukan vaksinasi secara massal untuk semua segmen masyarakat agar secepatnya tercipta herd community (kekebalan kelompok) di daerah ini, ucapnya.
Selain vaksinasi untuk masyarakat umum secara massal, Kabupaten Jeneponto, Sulsel, juga terus menerapkan protokol kesehatan secara ketat yakni wajib menggunakan masker dan double masker untuk semua aktivitas, mencuci tangan memakai sabun di air mengalir untuk mengawali dan mengakhiri kegiatan di semua aktivitas serta terus menjaga jarak dan menghindari kerumunan di tempat tempat umum dengan sasaran agar pandemi covid-19 segera berakhir, sebab kini levelnya terus turun di seluruh Sulsel, termasuk Kabupaten Jeneponto.
Setelah pandemi meredah dan Jeneponto memasuki PPKM level 2, kegiatan masyarakat mulai longgar. Termasuk kegiatan pendidikan sudah melakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dari tingkat PAUD hingga SMP.
"Karena Jeneponto sudah masuk PPKM Level 2, jadi PTM sudah berjalan," ujarnya. (FK/Q/FAK).
Penulis : Zulkifli / Editor : Fyan AK
Makassar (Phinisinews.com) - Program Studi Sarjana Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar tertarik menjadikan Pondok Pesantren sebagai binaan kesehatan, baik dalam hal pendidikan kesehatan, pemeriksaan kesehatan dan pendidikan kegawatdaruratan.
Sebab, semua itu sesuai dengan visi misi FKIK Unismuh Makasar, kata Wakil Dekan (WD) I Bidang Akademik, dr. A. Weri Sompa, Sp.S, M.Kes saat membuka kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) Program Studi FKIK Unismuh pada santri di Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Gombara Makasssar, Jumat.
Kegiatan ini terlaksana berkat hibah internal pengabdian dan penelitian dari Lembaga Penelitian, Pengembangan dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP3M) Unismuh yang meloloskan dua kegiatan PKM dan tiga penelitian dari dosen program studi sarjana farmasi.
Peserta pengabdian ini adalah santri putri yang terdiri dari perwakilan masing-masing tingkatan Madrasyah Aliyah (SMA) dan Tsanawiyah (SMP) sebanyak 100 orang yang menjalani Pendidikan di Pondok Pesantren.
Weri Sompa berharap melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat FKIK terhadap santri Pondok Pesantren maka akan terjalin kerjasama dan hubungan simbiosis mutualisme.
Hal senada disampaikan Wakil Direktur II Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Gombara Makasssar, Ridwan Hamzah S.Th.I. yang menyatakan pihaknya sangat membutuhkan tenaga kesehatan dalam memberikan informasi ataupun pelayanan kesehatan karena pondok pesantren hanya memiliki satu tenaga perawat.
Ketua Panitia sekaligus Ketua Prodi Sarjana Farmasi FKIK Unismuh, apt. Sulaiman, S.Si, M.Kes menguraikan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu bagian dari Catur Dharma Perguruan Tinggi Muhammadiyah.
Tim dosen akan membawakan materi penyuluhan tentang Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat (Gema Cermat) serta pemeriksaan Kesehatan bagi santri putri.
Pemeriksaan Kesehatan dilakukan oleh tim dosen serta para mahasiswa Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Prodi Sarjana Farmasi.
Antusiasme para santri sangat besar yang dapat dilihat dari begitu banyak pertanyaan yang muncul dari para santriwati mulai dari pertanyaan tentang Kesehatan secara umum ataupun mengenai penggunaan obat-obatan.
Diakhir acara terpilih dua orang santri sebagai “Duta Obat” di Pondok Pesantren Putri yang dapat memberikan informasi tentang obat ke kalangan pondok ataupun di masyarakat atau di keluarga mereka nantinya.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Ketua Pondok Putri, Suryani, pengurus masjid, Ketua Pondok Putra serta para dosen Prodi Sarjana Farmasi FKIK Unismuh. (Ijul/FAK).