Penulis : Kresna Sugiarto / Editor : Fyan AK
Yogyakarta (Phinisinews.com) – Untuk menghindari pencemaran lingkungan akibat limbah minyak goreng bekas (minyak jalantah), mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan membantu kaum ibu rumah tangga merubahnya menjadi sabun cuci piring sehingga bermanfaat dan bernilai ekonomi.
Kegiatan ini merupakan salah satu program dari mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Ahmad Dahlan untuk menanggulangi pencemaran lingkungan di wilayah Dusun Demakan RW 07 Tegalrejo, Yogyakarta, kata Ketua Tim KKN, Rizfal di lokasi KKN, awal pekan ini.
Dalam kegiatan itu, Ibu-Ibu PKK dilibatkan untuk diberikan penyuluhan tentang bahayanya pencemaran lingkungan dan kemudian diajarkan cara membuat miyak jelantah menjadi sabun sebagai antisipasi untuk mencegah pencemaran lingkungan.
Dia menguraikan, minyak jelantah, merupakan limbah rumah tangga berupa sisa minyak penggorengan yang biasanya berwarna agak kehitaman. Sebagian besar orang pasti akan membuangnya padahal itu dapat mencemari lingkungan. Tetapi ada cara untuk mencegah hal ini yaitu dengan memanfaatkan minyak jelantah menjadi sabun cuci piring.
Proses pembuatannya juga sangat sederhana dan mudah. Dengan menyiapkan alat alat dan bahan seperti, wadah berupa baskom plastik, timbangan digital, sendok, cetakan, gelas ukur atau gelas takar lalu ada pengaduk atau wisk.
Bahan yang diperlukan yaitu minyak jelantah 250 mili liter (ml), NaOH (soda api) 40 gram (gr), Air 150 ml, dan terakhir pewangi secukupnya sesui kebutuhan dan bisa menggunakan pewangi laundry ataupun bibit murni minyak wangi.
Cara pengolahannya, pertama siapkan alat-alat dan bahan yang sudah ditakar tersebut lalu tuangkan soda api kedalam wadah, kemudian campur dengan air 150 ml sambil diaduk perlahan, tunggu hingga suhu air dingin kembali, tuangkan minyak jelantah sedikit demi sedikit sambil diaduk, proses tersebut kurang lebih 10 sampai 15 menit hingga rata atau mengental.
Setelah adonan rata (mengental) tambahkan pewangi sesuai dengan kebutuhan, lalu tuang adonan tersebut ke dalam cetakan, lalu simpan di tempat terbuka yang aman dan jauhkan dari jangkauan anak anak, tunggu selama dua minggu, dan sabun siap untuk digunakan.
Dengan takaran tersebut dapat menghasilkan dua item sabun dengan ukuran satu cup air mineral gelas.
Tercetusnya kegiatan ini, lanjutnya, karena melihat potensi akan adanya warga yang secara sembarangan membuang minyak jelantah di sekitaran rumah mereka. Padahal hal tersebut akan berdampak pada kualitas tanah dan air.
Kegiatan dilakukan di Gedung Serbaguna Masjid Rk Sudagaran, Demakan Baru RT 28 RW 07 Tegalrejo, Yogyakarta, diawali memberikan penyuluhan tentang bahaya pencemaran lingkungan lalu dilanjutkan dengan pengenalan peserta dengan alat-alat dan bahan, kemudian diakhiri dengan proses pembuatan sabun minyak jelantah.
Puluhan ibu-ibu PKK sangat mengapresiasi kegiatan ini. Kemudian dalam proses pembuatan sabun Ibu-Ibu PKK dibagi per RT kemudian didampingi oleh panitia untuk membantu proses pembuatannya dan pada akhir acara sabun yang telah dibuat diberikan kepada peserta.
“Kami berharap agar KKN di Dusun Demakan ini dapat bermanfaat bagi masyarakat setempat dan menambah pengetahuan tentang pentingnya menjaga lingkungan,” ucapnya.
Salah seorang peserta, Sundiani (60) mengatakan, acara ini sangat bermanfaat bagi kami (Ibu-Ibu) karena kami kalau masak itu bingung juga untuk buang minyak (jelantah) itu dimana. Dan melalui kegiatan ini, maka limbah tersebut kini bermanfaat dan bernilai ekonomi. (KS/FAK).