Penulis : Mitha MK / Editor : Fred K
Makassar (Phinisinews.com) – Ketua Umum Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI), Dr Dadang Rahmat Hidayat menyatakan, media diperlukan sebagai jurnalisme solutif dalam konteks pemberitaan kebencanaan.
Sebab, selama ini media sangat kecil atau cenderung tidak berani menawarkan rekomendasi sebagai jurnalisme solutif terhadap pemberitaan bencana yang sedang terjadi dan mungkin akan terjadi.
Hal itu dikemukakan Dadang Rahmat yang juga Dekan Unpad pada Pelantikan Pengurus ISKI dan Pengurus Asosiasi Pengelola Pendidikan Tinggi Komunikasi (Aspikom) dirangkaikan dengan seminar nasional “Penguatan mitigasi bencana dalam kurikulum pendidikan ilmu komunikasi”, di Gedung IPTEK Universitas Hasanuddin (Unhas), di Makassar, Kamis.
Padahal, lanjutnya, publik ingin mengetahui apa yang terjadi, apa penyebabnya dan bagaimana solusinya serta bagaimana tanggungjawab moral dan sosial stake holder terhadap terjadinya bencana alam maupun bencana sosial yang teramu dalam suatu pemberitaan solutif.
Menurut dia, riset informasi kebencanaan yang ada sangat dangkal, framing, bicara bencana media kita dangkal dalam memberikan informasi. Media lebih banyak menginformasikan tentang kejadian dan tidak banyak menguraikan tentang penyebab kebencanaan tersebut.
Wakil Ketua III ISKI, Dr Iqbal Sultan mengatakan, peristiwa bencana yang terjadi bisa tambah diperparah dengan efek komunikasi, gagap komunikasi, krisis komunikasi karena komunikasi cenderung banyak yang menilai tidak dianggap penting.
Sehingga krisis komunikasi yang tidak dikelola dengan baik bahkan akan menimbulkan bencana komunikasi. Bagaimana orang luar cara pandangnya terhadap komunikasi.
Ketua Umum Aspikom, Dr Muhamad Sulham menambahkan jurnalis dengan keilmuan komunikasi secara sistem, konsep dididik secara benar dan tidak pernah jurnalis dididik untuk menyiarkan hoax.
Namun inti dari informasi kebencanaan itu adalah investigasi yang harus dilakukan jurnalis untuk menghasilkan jurnalisme solutif
Saat ini Aspikom mengusulkan kurikulum mitigasi bencana dalam bidang komunikasi, ujarnya.
Sebelumnya, untuk pertama kali, pengurus ISKI (ISKI) dan pengurus Aspikom dilantik bersamaan yakni Pengurus Daerah ISKI Sulsel diketuai Dr Syamsu Rizal dan Aspikom Korwil Sulselbar, Dr Muh Akbar.
Yang melantik, Ketua Umum ISKI, Dr Dadang Rahmat Hidayat serta Ketua Umum Aspikom, Dr Muhamad Sulham (Universitas Gadjah Mada Yogyakarta).
Hadir jajaran pengurus yang dilantik, diantaranya Dr Firdaus Muhammad, Dr Alem Febri Sonni, Dewan pakar ISKI dan lainnya.
Alem Febri Sonni selaku Ketua Panitia menyampaikan sejarah terjadi antara ISKI dan Aspikom berkolaborasi dalam pelantikan bersama di Makassar.
“Sejarah ini dilantik bersamaan,” kata Sonni sapaannya yang juga mantan Ketua KPID Sulsel ini melanjutkan bahwa alumni komunikasi memiliki misi, persepsi, pandangan yang sama. Dengan melegalitas asosiasi lembaga sebagai tempat mengacu dalam konteks ilmu komunikasi.
Pelantikan dilakukan bergilir yang dimulai dari pengurus Aspikom Korwil Sulselbar, lalu ISKI Sulsel secara luring dan ISKI Sulawesi Tenggara (Sultra) secara daring. (MMK/FK).
Penulis : Mitha MK / Editor : Fred K
Makassar (Phinisinews.com) – Ketua Umum Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI), Dr Dadang Rahmat Hidayat menyatakan, media diperlukan sebagai jurnalisme solutif dalam konteks pemberitaan kebencanaan.
Sebab, selama ini media sangat kecil atau cenderung tidak berani menawarkan rekomendasi sebagai jurnalisme solutif terhadap pemberitaan bencana yang sedang terjadi dan mungkin akan terjadi.
Hal itu dikemukakan Dadang Rahmat yang juga Dekan Unpad pada Pelantikan Pengurus ISKI dan Pengurus Asosiasi Pengelola Pendidikan Tinggi Komunikasi (Aspikom) dirangkaikan dengan seminar nasional “Penguatan mitigasi bencana dalam kurikulum pendidikan ilmu komunikasi”, di Gedung IPTEK Universitas Hasanuddin (Unhas), di Makassar, Kamis.
Padahal, lanjutnya, publik ingin mengetahui apa yang terjadi, apa penyebabnya dan bagaimana solusinya serta bagaimana tanggungjawab moral dan sosial stake holder terhadap terjadinya bencana alam maupun bencana sosial yang teramu dalam suatu pemberitaan solutif.
Menurut dia, riset informasi kebencanaan yang ada sangat dangkal, framing, bicara bencana media kita dangkal dalam memberikan informasi. Media lebih banyak menginformasikan tentang kejadian dan tidak banyak menguraikan tentang penyebab kebencanaan tersebut.
Wakil Ketua III ISKI, Dr Iqbal Sultan mengatakan, peristiwa bencana yang terjadi bisa tambah diperparah dengan efek komunikasi, gagap komunikasi, krisis komunikasi karena komunikasi cenderung banyak yang menilai tidak dianggap penting.
Sehingga krisis komunikasi yang tidak dikelola dengan baik bahkan akan menimbulkan bencana komunikasi. Bagaimana orang luar cara pandangnya terhadap komunikasi.
Ketua Umum Aspikom, Dr Muhamad Sulham menambahkan jurnalis dengan keilmuan komunikasi secara sistem, konsep dididik secara benar dan tidak pernah jurnalis dididik untuk menyiarkan hoax.
Namun inti dari informasi kebencanaan itu adalah investigasi yang harus dilakukan jurnalis untuk menghasilkan jurnalisme solutif
Saat ini Aspikom mengusulkan kurikulum mitigasi bencana dalam bidang komunikasi, ujarnya.
Sebelumnya, untuk pertama kali, pengurus ISKI (ISKI) dan pengurus Aspikom dilantik bersamaan yakni Pengurus Daerah ISKI Sulsel diketuai Dr Syamsu Rizal dan Aspikom Korwil Sulselbar, Dr Muh Akbar.
Yang melantik, Ketua Umum ISKI, Dr Dadang Rahmat Hidayat serta Ketua Umum Aspikom, Dr Muhamad Sulham (Universitas Gadjah Mada Yogyakarta).
Hadir jajaran pengurus yang dilantik, diantaranya Dr Firdaus Muhammad, Dr Alem Febri Sonni, Dewan pakar ISKI dan lainnya.
Alem Febri Sonni selaku Ketua Panitia menyampaikan sejarah terjadi antara ISKI dan Aspikom berkolaborasi dalam pelantikan bersama di Makassar.
“Sejarah ini dilantik bersamaan,” kata Sonni sapaannya yang juga mantan Ketua KPID Sulsel ini melanjutkan bahwa alumni komunikasi memiliki misi, persepsi, pandangan yang sama. Dengan melegalitas asosiasi lembaga sebagai tempat mengacu dalam konteks ilmu komunikasi.
Pelantikan dilakukan bergilir yang dimulai dari pengurus Aspikom Korwil Sulselbar, lalu ISKI Sulsel secara luring dan ISKI Sulawesi Tenggara (Sultra) secara daring. (MMK/FK).
Penulis : Fred K / Editor : Ahmad Imron
Tana Toraja, Sulsel (Phinisinews.com) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno meninjau pelaksanaan vaksinasi di kawasan wisata religi Sa’pak Bayo Bayo Sangalla, Kabupaten Tana Toraja, sekitar 315 kilometer dari Makassar, ibukota Provinsi Sulawesi Selatan, akhir pekan ini.
Kegiatan vaksinasi sambil berwisata dengan target 1.000 orang merupakan kolaborasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dengan Pemkab Tana Toraja, sehingga setiap warga yang mengikuti vaksinasi akan diberikan sembako.
Menparekraf, Sandiaga Uno mengingatkan bahwa protokol kesehatan dan vaksinasi Covid-19 adalah kunci pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) nasional.
Selain mendorong keterlibatan seluruh pihak untuk mempercepat vaksinasi, dia juga mengatakan bahwa kolaborasi seluruh pemangku kepentingan juga memegang peranan penting dalam menciptakan kekebalan kelompok (herd Immunity).
"Syukur puji Tuhan bahwa di tengah pandemi kita berkolaborasi, bergandengan tangan dalam rangka serbuan vaksin yang merupakan kerjasama multi sektor. Oleh karena itu tepuk tangan dan apresiasi kami untuk jajaran Pemerintah Kabupaten Tana Toraja, TNI-Polri, Antis Homecare 24 dan semua yang terlibat," ujar Sandiaga.
Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan, cakupan vaksinasi Covid-19 saat ini terus bertambah. Jumlah penerima vaksin dosis pertama mencapai 64,2 persen dan vaksin kedua sebesar 42,3 persen hingga Minggu (21/11).
Sementara, jumlah penerima vaksin pertama di Tana Toraja kini mencapai 62,3 persen dan vaksin kedua sebesar 53,4 persen. Sandiaga menyebut, di antara penerima vaksinasi itu, 300 ribu orang adalah pelaku parekraf.
Vaksin ini untuk kebangkitan ekonomi kita, kalau bangkit ekonominya, terbuka lapangan kerja dan pariwisata mudah-mudahan bisa bergerak kembali dan situs wisata religi seperti Sa'pak Bayo Bayo ini akan semakin berkembang ke depan.
"Saya ingin mengajak seluruh stakeholders, mari kita bergandengan tangan untuk kebangkitan ekonomi kita, kami hadir dengan solusi, kami hadir dengan fasilitasi dan mudah-mudahan vaksinasi ini akan menjadi satu langkah strategis untuk kebangkitan dan kepulihan pariwisata dan ekonomi kreatif," ungkap Sandiaga.
Senada, Bupati Tana Toraja Theofilus Allorerung mengatakan, warga Tana Toraja telah lama mengharapkan kepulihan sektor parekraf yang menjadi tulang punggung Kabupaten Tana Toraja.
"Orang Toraja sudah lama bermimpi, sudah lama berdoa hadirnya sebuah berkat di Toraja ini, dan hari ini Bapak Sandiaga Uno kiranya menjadi saluran berkat Tuhan untuk membuka tabir dan menjawab mimpi-mimpi dan doa-doa kami orang Toraja," katanya.
Menurut Theofilus, masyarakat Toraja antusias mengikuti vaksinasi. Mereka seolah tidak sabar untuk kembali membangkitkan sektor parekraf.
"Terima kasih, Bapak Menteri. Kami terus berdoa kiranya Bapak Sandiaga Uno tetap dikuatkan, disehatkan, terutama di dalam menghadapi tantangan-tantangan di masa pandemi ini," harap Theofilus.
Selama kunjungan menteri dan pelaksanaan vaksinasi, protokol kesehatan dilakukan secara ketat, semua menggunakan masker, baik rombongan menteri, petugas kesehatan dan pengamanan, Tim Pengkab, peserta vaksinasi maupun masyarakat umum. Selain itu tetap menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun di air mengalir sebelum dan setelah kegiatan, demikian press release dari Humas Pemkab Tana Toraja yang di terima Senin.
Tempat vaksinasi adalah obyek wisata Sa’pak Bayo Bayo Sangalla yang merupakan kawasan wisata alam, budaya, sejarah dan religi yang memiliki Taman Devosi untuk berdoa, tempat pemakaman kuno dimana masih tersimpan tulang-tulang dan tengkorak, selain itu terdapat gua kalumpini yang menyuguhkan pemandang khas di dalamnya serta hal menarik lainnya adalah cerita tentang Puang Sa'pak.
Lokasi Sa'pak Bayo Bayo dikelilingi bukit-bukit batu dan di belah sebuah sungai kecil dan membentang persawahan di sekitarnya membuat obyek wisata itu semakin natural.
Data dari Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Provinsi Sulawesi Selatan mencatat capaian vaksinasi covid-19 di Sulsel saat ini sebanyak 3.070.262 orang penerima dosis pertama atau 43,5 persen dari target 7.058.141 orang dan penerima dosis kedua sebanyak 2.012.463 orang atau 28,51 persen. (FK/Q/AI).
Penulis : Fred K / Editor : Mitha MK
Jakarta (Phinisinews.com) – Ketua Umum Dewan Ekonomi Indonesia Timur, Annar Salahuddin Sampetoding mengingatkan agar Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi tidak “menepuk air di dulang sebab akan terpercik ke muka sendiri.”
Sebaiknya Mendag tidak meniup isu penguasaan saham mayoritas pada beberapa perusahaan strategis Indonesia oleh pihak asing karena ini sama dengan menceritakan kekurangan kabinet Presiden Joko Widodo.
“Sebenarnya perihal ini yang harus dipecahkan, kenapa hampir semua perusahaan yang vital dan strategis di Indonesia, antara lain seperti Indosat, Perbankan swasta, Perkebunan, Media dan Aplikasi (unicorn) bisa diterkam dan dikuasai dengan begitu mudah oleh investor asing. Itu karena sistim moneter keuangan kita masih mempertahankan gaya lama dan tidak mau berubah,” kata Annar Sampetoding di Jakarta, Sabtu, menanggapi statemen Mendag, Muhammad Lutfi pada acara Technopreneur Fesh Himpunan Pengusaha Muda Indonesia, Hipmi (19/11) yang mengatakan, Republik Indonesia memiliki banyak unicorn dan perusahaan digital besar lainnya, tetapi yang punya saham dominan bukan investor Indonesia.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengungkapkan, berbagai unicorn Indonesia, seperti Tokopedia, Gojek, OVO, Ajaib, Bukalapak, Traveloka, dan lain-lain telah dikuasai oleh Singapura.
Ia menyebut jangan senang dulu RI punya banyak unicorn, tetapi yang punya saham dominan bukan investor Indonesia. “Jangan senang dulu, siapa yang menguasai dari pada unicorn-unicorn ini?. Bukan Indonesia, yang kuasai sebetulnya Singapura,” kata Mendag Lutfi.
Dia menambahkan, Indonesia boleh saja bangga sebagai penemu dan pengembang Tokopedia, Gojek, dan lainnya adalah orang Indonesia, tetapi soal kepemilikan ada di tangan 5,6 juta masyarakat Singapura yang sudah menguasai ekonomi digital Asia Tenggara.
“Kita boleh bangga ada Gojek, ada Tokopedia, tetapi yang terbesar (investor) mereka itu datangnya dari Singapura, rakyat lima juta-an tetapi menguasai ekonomi digital di Asia Tenggara,” jelasnya.
Menurut Annar, penguasaan saham mayoritas untuk berbagai perusahaan serta kegiatan akuisisi ini sebenarnya sudah berlangsung lama, yakni sejak pemerintahan Presiden Gus Dur sampai sekarang pemerintahan Presiden Jokowi.
Pertama Indosat lalu perusahaan-perusahaan perkebunan kelapa sawit, perbankan-perbankan swasta, media dan unicorn serta banyak lagi lainnya.
Dia menguraikan, Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN yakni sebuah persetujuan oleh ASEAN mengenai sektor produksi lokal di seluruh negara ASEAN.
Ketika persetujuan AFTA ditandatangani resmi, ASEAN memiliki enam anggota, yaitu Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand. Artinya kebijakan moneter dan keuangannya juga harus sama supaya kita setara.
Mungkin sudah saatnya pola Eropa dengan kebijaksanaan kesepakatan mata uang euro kita terapkan di ASEAN agar perekonomian ASEAN semakin kuat dan setara, ujarnya. (FK/MMK).
Penulis : Fred K / Editor : Ahmad I
Tana Toraja, Sulsel (Phinisinews.com) - Beragam cara pemerintah daerah untuk mempercepat realisasi capaian target vaksinasi covid-19 seperti di Tana Toraja, Sulawesi Selatan, yang menawarkan warganya ikut vaksinasi sambil berwisata dan bawa pulang paket sembako.
“Ikut vaksinasi Covid-19 sambil berwisata lalu pulangnya bawa sembako adalah salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Tana Toraja dalam rangka menggenjot capaian vaksinasi covid-19,” kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Tana Toraja, Rospita Napa’ di Tana Toraja, sekitar 315 kilometer dari Makassar, ibukota Provinsi Sulsel, Sabtu.
Pemkab akan membagikan sembako kepada warga yang mengikuti vaksinasi massal yang akan digelar di Objek Wisata Religi Sa’pak Bayo-bayo, Lembang Saluallo, Kecamatan Sangalla Utara, selama empat hari, 21 – 23 November 2021.
Program vaksinasi massal ini dilaksanakan oleh pemerintah Kabupaten Tana Toraja untuk mencapai target kekebalan kelompok (herd immunity) pada akhir tahun 2021.
“Vaksinasi merupakan kolaborasi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) sehingga setiap warga yang mengikuti vaksinasi akan diberikan sembako,” ujarnya.
Kegiatan akan digelar pada Objek Wisata Religi Keluarga Kudus Nazaret Sa’pak Bayo-bayo karena sasarannya pemasaran destinasi wisata sehingga peserta vaksinasi juga bisa sambil berwisata dan pulangnya bawa sembako.
“Meski nanti sudah divaksin tetap harus melaksanakan protokol kesehatan secara ketat yakni memakai masker untuk semua kegiatan kemasyarakatan, menjaga jarak dan menghindari kerumunan serta membiasakan mencuci tangan dengan sabun di air mengalir pada saat memulai dan mengakhiri kegiatan dimanapun itu.
Melalui cara itu, semoga kehidupan sosial dan ekonomi kembali pulih, jika sudah terbentuk kekebalan kelompok, yakni capaian vaksinasi minimal 70 persen dari jumlah penduduk atau 2/3 dari populasi penduduk sudah memiliki imunitas terhadap serangan virus corona tersebut.
Rospita menguraikan, saat vaksinasi massal ini, pemerintah Kabupaten Tana Toraja menyediakan dua jenis vaksin, yakni Sinovac dam Astrazeneca untuk dosis 1 dan 2.
Pemda Tana Toraja sangat mengharapkan kehadiran masyarakat yang belum divaksin pada kegiatan vaksinasi massal tersebut.
Tempat vaksinasi adalah obyek wisata Sa’pak Bayo Bayo Sangalla yang merupakan kawasan wisata alam, budaya, sejarah dan religi yang memiliki Taman Devosi untuk berdoa, tempat pemakaman kuno dimana masih tersimpan tulang-tulang dan tengkorak, selain itu terdapat gua kalumpini yang menyuguhkan pemandang khas di dalamnya serta hal menarik lainnya adalah cerita tentang Puang Sa'pak.
Lokasi Sa'pak Bayo Bayo dikelilingi bukit-bukit batu dan di belah sebuah sungai kecil dan membentang persawahan di sekitarnya membuat obyek wisata itu semakin natural.
Data dari Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Provinsi Sulawesi Selatan mencatat capaian vaksinasi covid-19 di Sulsel saat ini sebanyak 3.070.262 orang penerima dosis pertama atau 43,5 persen dari target 7.058.141 orang dan penerima dosis kedua sebanyak 2.012.463 orang atau 28,51 persen. (FK/Q/AI).
Penulis : Fred K / Editor : Ahmad I
Tana Toraja, Sulsel (Phinisinews.com) - Tim vaksinasi “door to door” Polres Tana Toraja selama musim hujan sekarang ini, harus menerobos tanah longsor untuk menjangkau masyarakat yang akan divaksin.
Kapolres Tana Toraja, AKBP Sarly Sollu, SIK, MH, mengatakan, program layanan vaksinasi dari rumah ke rumah itu dalam rangka percepatan vaksinasi untuk membentuk kekebalan kelompok (herd immunity) di Kabupaten Tana Toraja, yang berjarak 315 kilometer dari Makassar (ibukota Provinsi Sulsel) atau sekitar 7-8 jam perjalanan menggunakan kendaraan umum atau pribadi melalui jalur darat.
Memasuki minggu kedua November 2021 Tim vaksinasi Polres Tana Toraja kembali merambah ke daerah pelosok, letaknya di Lembang Buntu Sisong, Kecamatan Makale Selatan, dengan jarak tempuh dua jam dari Mapolres Tana Toraja, demikian press release yang di terima, Kamis.
Ps. Kasi Dokkes Polres Tana Toraja, Aipda Yustina Kartika, Amk, yang mendampingi Tim vaksinasi mengatakan, selama dua minggu terakhir hujan terus mengguyur dan saat perjalanan sering terhalang karena jalan tertimbun longsor sehingga timnya harus melakukan pembersihan jalan terlebih dahulu agar dapat dilewati.
“Hari ini kami bersama tim vaksinasi door to door Polres Tana Toraja melaksanakan vaksinasi di daerah pelosok yaitu Lembang Buntu Sisong, namun dalam perjalanan kami sempat terhalang akibat tanah longsor dan bebatuan yang menutup sebagian badan jalan sehingga kami bersama tim melakukan pembersihan jalan agar sampai di lokasi,” ujarnya.
Selain tanah dan bebatuan yang menghalangi jalan, juga terdapat kabel listrik PLN yang melintas di jalan akibat longsor.
Walau sering terhalang longsor, tim vaksinasi mampu menerobos jalan dan menjangkau warga yang menanti untuk dilakukan vaksinasi dosis II, adapun jumlah warga yang berhasil divaksinasi sebanyak 161 orang di tempat itu.
Di Tana Toraja, selain terus dilakukan percepatan vaksinasi, juga secara umum tetap dilaksanakan protokol kesehatan terhadap semua kegiatan masyarakat, yakni tetap memakai masker untuk semua kegiatan, menjaga jarak dan menghindari kerumunan serta, membiasakan mencuci tangan dengan sabun di air mengalir setiap memulai dan mengakhiri kegiatan, ujarnya.
Data dari Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Provinsi Sulawesi Selatan mencatat capaian vaksinasi covid-19 di Sulsel saat ini sebanyak 3.070.262 orang penerima dosis pertama atau 43,5 persen dari target 7.058.141 orang dan penerima dosis kedua sebanyak 2.012.463 orang atau 28,51 persen. (FK/Q/AI).
Penulis : Fred K / Editor : Fyan AK
Makassar (Phinisinews.com) – Pemerintah Kota Makassar menuju level satu dengan mulai melakukan vaksinasi “door to door” yang sasaran utamanya masyarakat lanjut usia 55 tahun ke atas.
Layanan vaksinasi dari rumah ke rumah (door to door) dilakukan Pemkot Makassar dengan menggandeng Dandim 1408/BS menuju target 100 persen vaksinasi, sekaligus menjaga kekebalan imunitas secara menyeluruh warga Kota Makassar, kata Walikota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto setelah melakukan rapat koordinasi dengan Dandim beberapa hari sebelumnya, di Makassar, Kamis.
Kota Makassar yang kini telah berada di level dua kian gencar melaksanakan vaksinasi untuk menjaga kekebalan imunitas warganya. Setelah program vaksinasi pelajar di masing-masing sekolah juga program 100.1.100 digencarkan, kini bersama Dandim 1408/BS melakukan vaksinasi door to door.
Selain itu, lanjutnya, protokol kesehatan juga terus dilakukan secara ketat dan dengan pengawasan yang ketat pula, yakni masyarakat harus tetap menggunakan masker untuk semua kegiatan, tidak boleh kendur, begitu juga terus menjaga jarak dan menghindari kerumunan di semua area berkegiatan serta membudayakan mencuci tangan dengan sabun di air mengalir sebelum dan setelah beraktivitas dimanapun itu.
Wali Kota Ramdhan Pomanto bersama Dandim Kol Kav Dwi Irbaya Sandra telah sepakat akan menyisir rumah warga untuk melakukan vaksinasi bagi lansia sebab lansia ini tingkat vaksinasinya masih rendah.
“Vaksinasi di Makassar sudah mencapai 75 persen dan untuk mencapai 100 persen rata-rata didominasi usia 55 tahun ke atas, saya meminta SKPD terkait memberikan datanya siapa saja rumah yang memiliki lansia agar segera didatangi untuk melakukan vaksinasi,” ucap Walikota.
Selain itu, dia juga meminta agar warga yang belum melakukan vaksinasi kedua, agar menjadi sasaran vaksinasi bersamaan dengan usia lansia.
“Satu kali jalan itu bisa vaksinasi lansia dan vaksinasi kedua bagi warga yang belum vaksin. Data yang sangat dibutuhkan agar tidak ada salah komunikasi di lapangan. Peranan RT/RW di sini juga sangat diharapkan,” ujar.
Dandim 1408/BS, Dwi Irbaya Sandra mengatakan pihaknya akan siap membantu Pemerintah Kota Makassar dalam menyukseskan program vaksinasi ini.
“Bersama-sama dan bersinergi dengan Pemkot untuk menuntaskan vaksinasi. Usia lansia ini yang menjadi tugas bersama mengingat edukasi perlu disampaikan lalu kemudian mengajak vaksinasi dari rumah ke rumah,” ucapnya.
Kekebalan kelompok (herd immunity) diharapkan segera dapat direalisasi, agar warga Makassar bisa mencapai 100 persen suntik vaksin, sehingga Makassar berpeluang turun ke level satu. (FK/Q/FAK).
Oleh : Fredrich Kuen
Luwu Utara, Sulsel (Phinisinews.com) – “Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya.” Lain daerah, lain pula cara penanganan Pandemi Covid-19 nya, tetapi tujuannya sama, membasmi atau minimal menghentikan penyebaran Covid-19 tersebut.
Seperti itulah yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Luwu Utara (Lutra), Provinsi Sulawesi Selatan yang berjarak 532 kilometer dari Makassar (ibukota Provinsi Sulsel) yang tidak takut berbeda dalam pola penanganan Covid-19 dengan daerah lain, yang penting tujuan yang ingin dicapai berhasil yakni membebaskan daerah tersebut dari Pandemi Covid-19.
“Saat ini, semua posko covid-19 di seluruh desa dan kelurahan diaktifkan secara penuh untuk menghadang, menghentikan penyebaran, sekaligus tidak memberi peluang terbentuknya klaster baru covid-19 yang sudah sangat melandai dan cenderung hilang dari daerah tersebut,” kata Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani, pekan ini di Masamba, Lutra.
Dia menguraikan, menghadang covid-19 di desa dilakukan karena di desa dan kelurahan tingkat imunisasi masih rendah, sehingga Kepala Desa dan Lurah harus bekerja efektif mendata warganya yang belum diimunisasi dan segera melaksanakan imunisasi di puskesmas terdekat, melaporkan kepada aparat terkait agar segera dikirim tim imunisasi covid-19 ke desa dan kelurahan yang membutuhkan.
Ini penting, lanjutnya, agar segera tercipta kekebalan kelompok (herd immunity). Selain itu, posko covid-19 Desa juga harus menghadang virus tersebut terutama menjelang libur Natal dan tahun baru.
Desa dan kelurahan efektif mendata, masyarakat mudik libur, melakukan deteksi testing, imunisasi, isolasi dan langkah lain untuk menghadang covid-19 masuk kembali ke Luwu Utara dari daerah lain,
Namun, yang terus diserukan, selain percepatan imunisasi adalah pelaksanaan protokol kesehatan secara ketat di semua aktivitas masyarakat yakni tetap menggunakan masker atau double masker di semua kegiatan, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, terus membiasakan diri mencuci tangan dengan sabun di air mengalir untuk setiap kegiatan dimanapun itu dilakukan, ujarnya.
Artinya, jika suntik vaksin covid-19 sulit menjangkau secara keseluruhan masyarakat sesuai target, maka untuk mencegah penularan covid-19, protokol kesehatan harus tetap dilaksanakan dengan disiplin tinggi serta pengawasan ketat.
Hal itu juga berlaku pada sekolah tatap muka terbatas yang saat ini sedang berlangsung, ucapnya.
Saat ini, kasus konfirmasi positif covid-19 di Kabupaten Luwu Utara, cenderung melandai, namun Pemkab tidak ingin lengah dan tidak mau kecolongan terhadap potensi kasus melonjak.
Wakil Bupati Luwu Utara, Suaib Mansur mengatakan, pandemi covid-19 belum selesai dan untuk menyelesaikannya harus ada kemauan kuat dari semua pihak untuk bersama sama mengakhiri.
Caranya, membantu pemerintah mengakselerasi serta memasifkan program vaksinasi, ikut terlibat dan masyarakat mau divaksinasi serta secara ketat tetap melaksanakan protokol kesehatan, katanya.
Pemerintah terus mendorong percepatan vaksinasi, sehingga semua perangkat pemerintahan termasuk camat dan lurah harus mengajak warganya atau mendata warganya untuk segera disuntik vaksin.
Proses vaksinasi dapat dilakukan di Puskesmas dan warga secara sadar atau dianjurkan untuk mendatanginya atau petugas vaksinator akan mendatangi di desa-desa untuk melakukan vaksinasi melalui koordinasi secara efektif
“Meskipun kecenderungan (trend) kasus covid-19 di Lutra terus menurun, tetapi pandemi ini belum selesai sehingga kita tidak boleh abai dan tetap harus patuh terhadap protokol kesehatan sebab kalau hanya dari pemerintah saja yang berupaya, tidak akan selesai,” ujarnya.
Suaib optimistis, melalui kebersamaan maka capaian vaksinasi di atas 50 persen segera tercapai dalam waktu dekat, mengingat antusiasme warga untuk divaksin juga semakin meningkat.
“Dengan vaksinasi di atas 50 persen kita bisa memenuhi kekebalan imunitas (herd Immunity. Jika program ini telah kita laksanakan, harapannya jangan lagi covid-19 menjadi penghalang kita untuk beraktivitas,” ucapnya
Satgas Penanganan covid-19 melalui Juru Bicaranya, Komang Krisna mengatakan, dalam dua pekan terakhir semua indikator kasus covid-19 di Lutra berada di angka nol, namun hari ini Luwu Utara kembali kedatangan satu kasus baru di Kelurahan Kappuna, Masamba.
Dia meminta masyarakat tetap patuh protokol kesehatan. Tingkatkan kewaspadaan dengan protokol kesehatan karena pandemi covid-19 belum selesai. Selain itu, diharapkan agar semua kecamatan terus meningkatkan capaian vaksinasinya. “Tetap digenjot vaksinasi minimal 70 persen untuk mengejar herd immunity,” ucapnya.
Menurut dia, Luwu Utara sampai saat ini masih berada di level 3 PPKM. Padahal, hasil assesment internal sebenarnya ada di level 1, namun karena tidak selaras antara penanganan, pencegahan dan penyembuhan dengan cakupan vaksinasi sehingga tetap berada di zona kuning yang seharusnya sudah berada di zona hijau.
Data resmi Pemkab Lutra, angka kasus konfirmasi positif per 100.000 penduduk per minggu di Lutra sudah ada di angka nol. Angka rawat inap di rumah sakit per 100.000 penduduk per minggu juga sudah nol. Begitu pula angka kematian per 100.000 penduduk per minggu juga sudah nol.
Angka testing, tracing dan treatment (3T) juga sudah sangat memadai. Pihaknya terus berupaya maksimal melakukan 3T untuk menjaga kasus terus melandai, sehingga Luwu Utara bisa berada pada zona hijau.
Sedangkan Data Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Sulsel mencatat capaian vaksinasi covid-19 di Sulawesi Selatan hingga 13 November 2021 sebanyak 3.070.262 orang penerima dosis pertama atau 43,5 persen dari target 7.058.141 orang dan penerima dosis kedua sebanyak 2.012.463 orang atau 28,51 persen. (Editor : Mitha MK).