Penulis : Fred K / Editor : Mitha MK
Makassar (Phinisinews.com) – Kota Makassar dan Kabupaten Bone merupakan dua daerah yang menjadi pilot project (percontohan) Program “Kembali Belajar Dengan Aman” di Provinsi Sulawesi Selatan.
“Ini merupakan program inisiasi dari UNICEF dan Pemerintah Jepang yang diselenggarakan bersama Pemerintah Provinsi Sulsel, Pemerintah Kota Makassar dan Pemerintah Kabupaten Bone,” kata Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman saat meresmikan program kembali belajar dengan aman di Makassar, Kamis.
Kegiatan ini digelar dalam rangka menyambut pembelajaran tatap muka di sekolah yang dapat dilaksanakan dengan aman, dengan menerapkan pola kebiasaan baru dan mendorong terpenuhinya hak anak atas pembelajaran bermutu, serta pemberian dukungan kesehatan dan psikososial.
Menurut Andi Sudirman, program kembali belajar dengan aman ini sebagai dukungan bersama bagaimana kita sekolah dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat, yakni semua harus menggunakan masker, menjaga jarak serta mencuci tangan dengan sabun di air mengalir pada awal kegiatan dan akhir kegiatan sekolah.
Tentu kita sudah menimbang benefit, segala keuntungan yang kita dapat dengan anak-anak sekolah di sekolah langsung secara tatap muka, ujarnya.
Tentu, lanjutnya, program ini juga melihat regulasi yang sudah dibuat Pemerintah Provinsi dan program ini juga bertujuan untuk melihat kualitas pendidikan di Sulsel bisa kembali normal.
Kepala Kantor Perwakilan UNICEF Wilayah Sulawesi dan Maluku, Henky Widjaya mengatakan, program ini merupakan program lintas sektoral yang bertujuan untuk mendukung terlaksananya proses pembelajaran tatap muka yang aman dengan menerapkan pola kebiasaan baru.
UNICEF juga mendukung Pemerintah Provinsi Sulsel dalam pelaksanaan Pergub Nomor 71 Tahun 2020 terkait Rencana Aksi Percepatan Penanganan Anak Tidak Sekolah di 10 Kabupaten/Kota, yakni Kota Makassar, Kabupaten Luwu, Kabupaten Sidenreng Rappang, Kabupaten Wajo, Kabupaten Tana Toraja, Kabupaten Bantaeng, Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Kabupaten Bulukumba, Kabupaten Gowa dan Kabupaten Jeneponto.
Program ini, lanjutnya, difokuskan di 70 SD/MI di Kota Makassar dan Kabupaten Bone. Kegiatan ini juga turut dihadiri Wali Kota Makassar Muhammad Ramdhan Pomanto, Kepala Konsuler Jepang di Makassar Yasue Katsunobu, dan Consellor Bidang Ekonomi Kedutaan Jepang Republik Indonesia Shimizu Kazuhiko.
Di seluruh kabupaten/kota di Sulsel, pembelajaran tatap muka untuk SD, SMP dan SMA dilakukan dengan kebijaksanaan Walikota dan Bupati yang sangat mengetahui kondisi pandemi covid-19 di daerahnya.
Ada yang menamakan program pembelajaran tatap muka, tatap muka terbatas dan lainnya yang seluruhnya disertai pelaksanaan protokol kesehatan secara ketat, pakai masker, jaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun di air mengalir serta wajib vaksin untuk kepala sekolah dan guru serta murid yang sudah memenuhi syarat serta kehadirannya di sekolah tatap muka harus seizin orang tua atau wali. (FK/MMK).
Penulis : Ahmad Imron / Editor : Mitha MK
Makassar (Phinisi news.com) - Investor dari mancanegara, Khususnya dari Eropa, tertarik menanamkan modalnya membangun pabrik baterai di Provinsi Sulawesi Selatan untuk memenuhi kebutuhan baterai Indonesia.
Dua faktor menjadi daya tarik utama, yakni ketersediaan bahan baku nikel serta political will (keinginan politik) pemerintah yang ke depan akan mengembangkan industri otomotif listrik, sehingga ketersediaan baterai skala besar dibutuhkan, kata Direktur Kawasan Industri Makassar, Muhammad Mahmud saat berdialog dengan Tim Gradasi (Generasi Digital Indonesia) Sulsel sehubungan rencana kolaborasi KIMA-Gradasi kerjasama digital, di Makassar, Kamis.
Tim Gradasi dipimpin Ketua Abdul Kadir Lakkuru yang juga Ketua Bidang Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Dewan Ekonomi Indonesia Timur (DEIT), Pengurus Gradasi Abdul Razak Mustofa, salah seorang Dewan Pakar Gradasi, Fredrich Kuen yang juga Ketua Bidang Komunikasi dan Informatika DEIT serta tim media.
Menurut Mahmud, sekalipun Pandemi Covid-19 masih melanda dunia, termasuk Indonesia, khususnya Sulsel, namun gerak kemajuan sekaligus peningkatan ekonomi mulai terlihat ke arah pemulihan, terbukti keinginan kuat investor mancanegara dengan dana besar untuk masuk ke Sulsel.
Investor Eropa meminta pihak KIMA menyediakan lahan 100 hektare serta menjamin ketersediaan nikel untuk bahan baku industri baterai tersebut.
Dia menguraikan, ketersediaan lahan kosong di Kawasan Industri Makassar sangat terbatas, sehingga pihaknya berupaya mencarikan lahan lain di Sulsel yang potensial dan didukung akses yang dibutuhkan.
Pihak KIMA tetap terbuka untuk semua investor yang masuk ke Sulsel, baik itu untuk pemanfaatan langsung kawasan KIMA atau memfasilitasi untuk menanamkan modal di semua wilayah Sulsel yang potensial dan prospektif.
Investor mancanegara mengakui bahwa Sulsel saat ini dan ke depan sangat prospektif untuk membangun pabrik maupun industri dari beragam produk, sebab didukung ketersediaan bahan baku apapun itu serta ketersediaan lahan, ujarnya.
Menyinggung kolaborasi dengan Gradasi, dia mengatakan, saat ini era digital, dunia sudah tanpa sekat lagi, sehingga pihaknya harus melakukan berbagai terobosan mengikuti perkembangan teknologi komunikasi digital dengan menggandeng Gradasi.
Ketua Gradasi Sulsel, Abdul Kadir Lakkuru menyatakan siap bekerjasama dan berkolaborasi dengan pihak manapun untuk pemanfaatan teknologi digital, terutama yang berdampak peningkatan dan kemajuan ekonomi serta dapat mensejahterakan masyarakat luas.
Dewan Pakar Gradasi, Fredrich Kuen menyatakan, berbagai pihak dapat menggandeng Gradasi untuk berkolaborasi memajukan usahanya, baik untuk domain, pembuatan aplikasi maupun konten serta usaha startup digital (perusahaan rintisan) serta digitalisasi marketing (pemasaran pola digital).
“Sekarang eranya digital, sehingga usaha apapun dapat disingkronkan atau menjadi faktor utama pendukung kemajuan melalui digital,” ujarnya. (AI/MMK).
Penulis : Fred K / Editor : Mitha MK
Gowa, Sulsel (Phinisinews.com) – Pemerintah Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan melakukan Pelaksanaan Tatap Muka Terbatas (PTMT) serentak di semua sekolah dibarengi penerapan Protokol Kesehatan (Prokes) yang sangat ketat.
PTMT dilaksanakan berdasarkan Surat Edaran Bupati Gowa, Adnan Puricha Ichsan Nomor: 800/1272/Disdik/X/2021 tentang penyelenggaraan pembelajaran tatap muka terbatas pada satuan pendidikan di Kabupaten Gowa, mulai 1 November 2021.
Selama dua tahun pandemi covid-19 pembelajaran dilakukan secara online (daring) dan saat penyelenggaraan PTMT, prokes dilakukan ketat dan hanya untuk 50 persen dari seluruh siswa sekolah.
Plt Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa, Hj. Rieke Susanti di Sungguminasa, Gowa, Rabu, menjelaskan, PMTM hanya boleh diikuti siswa dan guru yang sudah di suntik vaksin dosis satu dan dua dan yang belum di vaksin tetap melakukan pembelajaran online
Saat ini, cakupan vaksin di tingkat pelajar Gowa mencapai 50 persen dosis pertama dan dosis kedua baru 20 persen dari target 28.000 orang siswa.
Selain itu, siswa yang ikut PTMT hanya yang mendapat isin orang tua ataupun wali murid.
Pemantauan lapangan di salah satu sekolah yakni di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Centre Malino, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa, Sulsel, menerapkan Protokol Kesehatan (Prokes) secara ketat.
Kepala SDN Centre Malino, Abdul Salam mengatakan, di awal PTMT ini selaku kepala sekolah bersama guru-guru telah mempersiapkan beberapa proses, baik teknis maupun non teknis serta seluruh guru dan kepala sekolah sudah di suntik vaksin dosis dua.
Non teknis kita batasi siswa hanya 50 persen dari total 300 siswa dibagi dua rombongan belajar dan teknisnya, mulai pintu gerbang masuk pekarangan sekolah dilakukan pengukuran suhu badan; katanya.
Kemudian dilanjutkan dengan cuci tangan menggunakan sabun di air mengalir yang fasilitasnya pihak sekolah sudah menyediakan sebelum masuk ke kelas dan sekolah juga menyiapkan masker bagi siswa yang datang ke sekolah lupa atau tidak memakai masker serta jalur masuk dan keluar terpisah satu dengan yang lain dan saat antri masuk atau keluar tetap menerapkan jaga jarak yang terus dikontrol.
Intinya, prokes tersebut adalah wajib menggunakan masker untuk semua, baik anak didik maupun pendidik, lalu terus menjaga jarak serta tidak melakukan kerumunan dan selalu mencuci tangan dengan sabun di air mengalir saat mengawali dan mengakhiri kegiatan, ucapnya.
PTMT ini mendapat perhatian khusus dari berbagai pihak, dari orang tua murid, guru, kepala sekolah serta unsur pemerintah serta masyarakat umum.
Sebab, bila PTMT dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang ketat, maka diyakini kita akan sukses mengalahkan pandemi covid-19, selain suntik vaksin untuk semua kelompok masyarakat yang memungkinkan.
Berdasarkan pertimbangan tersebut dan dengan koordinasi yang baik dengan pihak Dinas Kesehatan, maka tidak ada pilihan lain, untuk mengalahkan pandemi covid-19 maka protokol kesehatan harus kita laksanakan secara ketat, seperti di sekolah kami SDN Cenre Malino ini, ujarnya.
Pemantauan melihat, antusiasme siswa untuk kembali melaksanakan sekolah tatap muka terbatas di semua sekolah di Kabupaten Gowa, setelah sekian lama menjalani sekolah daring (online) akibat pandemi covid-19. (FK/Q/MMK).
Penulis : Fred K / Editor : Mitha MK
Makassar (Phinisinews.com) – Pembelajaran Tatap Muka (PTM) gelombang pertama di Kota Makassar dipantau oleh Pemerintah Kota dengan menggelar screening (penyaring) bagi pelajar tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) menggunakan alat Genose.
Screening dilaksanakan serentak mulai 1 November 2021 untuk siswa SMP yang sudah sebulan mengadakan simulasi PTM gelombang pertama, kata Wakil Walikota Makassar, Fatmawati Rusdi yang terjun langsung memantau lima sekolah yang melaksanakan screening bagi siswanya menggunakan alat Genose, di Makassar, Selasa.
Menurut dia, saat ini ada 30 sekolah tingkat SMP negeri maupun swasta di Kota Makassar telah melaksanakan PTM gelombang pertama.
“Jadi kita screening, untuk mengetahui status kesehatan anak didik kita, maintenancenya yakni dengan menggunakan Genose ini,” ujarnya.
Dalam peninjauannya di sekolah, Wawali Fatmawati mendapatkan seorang siswa dinyatakan positif, namun setelah diulang kembali ternyata hasilnya negatif.
“Di sekolah pertama tadi, ada seorang siswa yang dinyatakan positif, itu karena positif ratenya lemah, makanya kita suruh ulang, setelah istirahat 30 menit dan meniup lagi, alhamdulillah hasilnya sudah negatif,” ujarnya.
Menurut dia, yang perlu diketahui bahwa dalam penggunaan alat Genose, sudah jelas ada Standar Operasional Prosedurnya (SOP).
“Juknisnya sudah ada, sensitivitasnya memang ada, petunjuk – petunjuknya itu harus diikuti, kemungkinan errornya (tingkat kesalahan) tadi tidak mengikuti SOP, karena anak tadi ditanya ternyata habis makan nasi uduk,” jelasnya.
Selain screening, suntik vaksin juga terus digalakkan serta protokol kesehatan (prokes) terus dilaksanakan dengan pengawasan ketat pada PTM gelombang pertama tersebut yakni semua memakai masker, menjaga jarak serta mencuci tangan dengan sabun di air mengalir sebelum masuk sekolah dan saat akan pulang sekolah.
Berbagai langkah tersebut dilakukan untuk menghentikan penyebaran Pandemi Covid-19, agar semua aktivitas belajar mengajar maupun aktivitas ekonomi dapat kembali pulih dan kita kembali hidup normal.
Pelaksana tugas (Plt) Kadis Pendidikan Kota Makassar, Nielma Palamba menjelaskan, sasaran screening ini adalah siswa tingkat SMP, karena selama satu bulan dilaksanakannya PTM, siswa sudah berinteraksi dengan teman temannya.
“Artinya selama belajar, mereka sudah berinteraksi dengan teman temannya, hasil Swab Antigen semua anak kita sehat, sehingga Genose ini digunakan untuk maintenance bagaimana meng-screening dan men-treatment, apakah benar benar selama satu bulan mereka belajar tidak ada terkontaminasi,” jelasnya.
Sekolah tingkat SMP yang dikunjungi diantaranya, SMPN 6, SMPN 2, SMPN 29, SMPN 1 dan terakhir SMPN 3. (FK/Q/MMK).
Penulis : Uci / Editor : Fred K
Malino, Gowa, Sulsel (Phinisinews.com) – Pelaksanaan Tatap Muka Terbatas (PTMT) yang serentak dilaksanakan, 1 November 2021, khususnya di sekolah sekolah Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan, dibarengi penerapan Protokol Kesehatan (Prokes) yang sangat ketat.
Seperti salah satu sekolah yang terpantau yakni di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Centre Malino, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa, Sulsel, yang menetapkan Protokol Kesehatan (Prokes) secara ketat pada giat tersebut, Selasa.
Kepala SDN Centre Malino, Abdul Salam mengatakan, di awal PTMT ini selaku kepala sekolah bersama guru-guru telah mempersiapkan beberapa proses, baik teknis maupun non teknis.
Non teknis kita batasi siswa hanya 50 persen dari total 300 siswa dibagi dua rombongan belajar dan teknisnya, mulai pintu gerbang masuk pekarangan sekolah dilakukan pengukuran suhu badan; katanya.
Kemudian dilanjutkan dengan cuci tangan menggunakan sabun di air mengalir yang fasilitasnya pihak sekolah sudah menyediakan sebelum masuk ke kelas dan sekolah juga menyiapkan masker bagi siswa yang datang ke sekolah lupa atau tidak memakai masker serta jalur masuk dan keluar terpisah satu dengan yang lain dan saat antri masuk atau keluar tetap menerapkan jaga jarak yang terus dikontrol.
Intinya, prokes tersebut adalah wajib menggunakan masker untuk semua, baik anak didik maupun pendidik, lalu terus menjaga jarak serta tidak melakukan kerumunan dan selalu mencuci tangan dengan sabun di air mengalir saat mengawali dan mengakhiri kegiatan, ucapnya.
PTMT ini mendapat perhatian khusus dari berbagai pihak, dari orang tua murid, guru, kepala sekolah serta unsur pemerintah serta masyarakat umum.
Sebab, bila PTMT dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang ketat, maka diyakini kita akan sukses mengalahkan pandemi covid-19, selain suntik vaksin untuk semua kelompok masyarakat yang memungkinkan.
Sedangkan bila prokes tidak dilaksanakan secara ketat pada PTMT, maka bisa saja sekolah menjadi klaster baru penyebaran covid dan ini akan menghancurkan trust (kepercayaan) siswa, orang tua siswa dan pihak lain terhadap sekolah dan pendidik.
Berdasarkan pertimbangan tersebut dan dengan koordinasi yang baik dengan pihak Dinas Kesehatan, maka tidak ada pilihan lain, untuk mengalahkan pandemi covid-19 maka protokol kesehatan harus kita laksanakan secara ketat, seperti di sekolah kami SDN Cenre Malino ini, kata Abdul Salam.
Sementara salah satu orang tua siswa, Alimin merasa senang dengan dilaksanakanya proses pembelajaran di sekolah, meskipun masih terbatas akibat masih pandemi covid-19.
“Selaku orang tua, kami telah bantu pihak sekolah membawa anak anak ke sekolah dilengkapi prokes seperti masker, Handsanitizer, dan memberikan penjelasan kepada anak agar tetap menjaga jarak serta tidak meminjam perlengkapan alat tulis menulis kepada temannya,” ujar orang tua siswa kelas V ini.
Pemantauan melihat, antusiasme siswa untuk kembali melaksanakan sekolah tatap muka terbatas, setelah sekian lama menjalani sekolah daring akibat pandemi covid-19.
Malino adalah ibukota Kecamatan Tinggi Moncong, Kabupaten Gowa, yang juga salah satu Kota Wisata di Provinsi Sulsel yang menjadi Destinasi utama wisata di daerah ketinggian (wisata puncak).
Malino memiliki obyek wisata hutan pinus, Perkebunan Anggrek, Teh, Markisa, obyek wisata pemandangan alam, air terjun, beragam jenis bunga serta udaranya dingin. (Uci/FK).
Penulis : Fred K / Editor : Mitha MK
Makassar (Phinisinews.com) – Yayasan Keturunan Tomanurung dalam upaya melestarikan adat dan budaya serta membangkitkan perekonomian kerajaan, akan melaksanakan Festival Raja-Raja Asli Nusantara di Provinsi Sulawesi Selatan, Pertengahan 2022.
“Saat Pandemi covid-19 berakhir atau mencapai titik aman, maka festival raja-raja asli tersebut akan digelar dengan berbagai kegiatan pendukung,” kata Ketua Yayasan Keturunan Tomanurung, Annar Salahuddin Sampetoding saat dialog dengan ahli sejarah dan ahli budaya di Makassar, Senin.
Festival ini akan menghadirkan raja raja asli jadi hanya satu utusan raja tiap kerajaan adat yang ada di seluruh tanah air dan dari mancanegara yang tertarik ikut. Sehingga yang hadir tidak ada dualime raja, hanya satu Raja asli tiap kerajaan yang terlebih dahulu diteliti (research) oleh tim pakar.
Selain raja-raja nusantara, juga akan diupayakan hadir Raja-Raja dan Sultan dari berbagai penjuru dunia, seperti dari Arab Saudi, Turki, Inggris, Brunai, Thailand, Malaysia dan lainnya, baik sebagai peserta langsung maupun peninjau.
Sebelum acara puncak, diselenggarakan seminar budaya dengan pembicara dalam dan luar negeri, pameran benda kerajaan dan produk/asesoris kerajaan, karnaval, pentas budaya dan tari, kunjungan ke lima pusat kerajaan di Sulsel yang pernah dipimpin oleh Tomanurung dan keturunannya yakni pusat Kerajaan Gowa (Makassar), Bone (Bugis), Luwu, Mandar dan Toraja.
Sedangkan puncak acara yakni parade kerajaan yang dipimpn langsung masing-masing Raja diiringi pasukannya, dilakukan di salah satu obyek atau tempat bersejarah di Makassar.
Menurut Annar, festival ini sebagai salah satu langkah besar untuk kembali menghidupkan kerajaan adat dengan cara membangkitkan dan membangun ekonomi kerajaan.
Saatnya kita membangun kembali adat dan budaya leluhur yang menjadi kearifan lokal dengan nilai nilai keluhuran budi pekerti yang sangat tinggi, sekaligus meluruskan adat istiadat dan budaya tradisional kerajaan yang mulai bergeser, Artinya atas kesadaran sejarah dan garis keturunan, maka yang bengkok segera diluruskan.
Mari kita bersama membangkitkan ekonomi kerajaan melalui aset yang dimiliki, baik aset lahan, budaya maupun adat yang nilainya sangat tinggi, termasuk dari segi ekonomi.
Lalu kembalikan kejayaan kerajaan masing-masing dengan cara kerajaan adat yang membantu keuangan pemerintah dan negara, bukan sebaliknya kerajaan adat yang meminta dana kepada negara untuk aktifitasnya.
“Mari kita kembalikan kejayaan kerajaan dengan berpegang teguh terhadap harga diri yang tinggi yang kita miliki,” ujarnya.
Menurut Antropolog dari Universitas Negeri Makassar, Dr Halilintar Latief, pergerakan Yayasan Keturunan Tomanurung yang ingin melestarikan adat dan budaya sekaligus membangkitkan perekonomian kerajaan harus disambut positif, namun harus ada progres ke depan apa yang harus dicapai sesuai tahapan tahapannya.
“Ini kerja besar, membangkitkan ekonomi kerajaan, sekaligus melestarikan budaya dan adat dan harus diingat bahwa sejak zaman dahulu Istana adalah pusat politik, pusat budaya dan pusat ekonomi,” ucapnya.
Untuk politik, kerajaan adat dapat masuk melalui pendidikan politik dan sadar politik dengan memberi landasan kuat keluhuran budi pekerti serta harga diri yang tinggi, karakter yang kharismatik, begitupun terhadap pengembangan ekonomi kreatif.
Sejarahwan Universitas Hasanuddin, Dr Suryadi Mappangara mengatakan, untuk memulai pelestarian adat dan budaya, langkah awal dapat dilakukan bersamaan dengan pesantren ramadhan untuk kalangan remaja hingga orang dewasa dan ini akan menjadi menarik bagi banyak kalangan masyarakat yang ingin ikut melestarikan adat dan budayanya.
Direktur Eksekutif Yayasan Keturunan Tomanurung, Sulwan Dase mengatakan, banyak kerja budaya dan ekonomi segera diwujudkan oleh yayasan ini dengan basis kerajaan atau istana sebagai pusat dimulainya aktifitas, baik itu istana secara fisik maupun itu istana yang dimanivestasikan oleh figur raja adat saat ini.
Melalui upaya membangkitkan ekonomi kerajaan, maka akan terbangun masyarakat adat, pelestarian budaya, sekaligus ikut mensejahterakan masyarakat secara umum dan ke depan akan muncul banyak pemimpin kharismatik berbasis adat dan budaya lokal. (FK/MMK).Penulis : Fred K / Editor : Mitha MK
Jeneponto, Sulsel (Phinisinews.com) – Mobile Vaccinator dalam sehari berhasil melakukan vaksinasi terhadap 1.500 orang siswa yang tersebar di 22 sekolah SMA/sederajat di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan
Tim vaksinator Provinsi Sulsel melakukan vaksinasi bagi pelajar tingkat SMA sederajat di Jeneponto yang tersebar pada tujuh titik atas kerjasama Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel dan Dinas Pendidikan Provinsi Sulsel dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat yakni semua memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan menggunakan sabun di air mengalir pada fasilitas yang telah disediakan.
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VII Sulsel (Jeneponto-Takalar), Abdul Rahim di Jeneponto, Sabtu, mengakui, hadirnya mobile vaccinator sangat membantu percepatan vaksinasi di daerah. Apalagi didukung dengan antusiasme pelajar untuk melakukan vaksinasi.
“Kami telah melaksanakan vaksinasi di tujuh titik dengan sasaran 1.500 pelajar SMA/sederajat di Kabupaten Jeneponto. Para pelajar ini sebelumnya telah mendapatkan persetujuan (izin) dari orang tuanya untuk melakukan vaksinasi,” ujarnya.
Menurut dia pelaksanaan vaksinasi ini sebagai upaya dalam mendukung Kebut Vaksinasi, sekaligus sebagai salah satu langkah hulu dalam penanganan pandemi Covid-19, guna membangun herd immunity (kekebalan kelompok).
Saat ini, lanjutnya, masih ditemukan kendala-kendala dalam pemenuhan vaksinasi bagi pelajar berusia di atas 12 tahun. “Kami berharap adanya sosialisasi massif dari pemerintah kabupaten kepada orang tua siswa, pentingnya vaksinasi ini. Karena ada pelajar yang ingin vaksin, namun terkendala izin dari orang tua,” ucapnya.
Untuk itu, pihaknya berharap pemerintah kabupaten setempat, khususnya kepala sekolah untuk mensosialisasikan pentingnya vaksinasi dan keamanannya kepada orang tua siswa. Sehingga, vaksinasi bisa kembali dilakukan dibantu oleh mobile vaccinator.
“Ada jadwal kembali tim mobile vaccinator dari provinsi untuk bisa melakukan vaksinasi lagi di sini. Target kami di Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VII Sulsel untuk wilayah Jeneponto dan Takalar, hingga Desember 2021, bisa mencapai cakupan 70 persen vaksinasi bagi pelajar,” ujarnya.
Plt Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman sering mengulang pernyataannya bahwa sekalipun terus terjadi penurunan angka pasien terpapar covid-19, level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) juga terus menurun yang saat ini dari level-2 menuju level-1, serta zona covid-19 yang terus mengarah aman yakni dari zona kuning menuju hijau, namun pemberian vaksinasi belum tercapai sesuai target, sehingga semua pihak tidak boleh lengah, agar Pandemi Covid-19 segera berakhir
Vaksinisasi itu untuk memberikan perlindungan melalui kekebalan (imunitas) tubuh, sekaliguis menghentikan penularan covid-19, namun yang tidak kalah penting dan tetap harus dilakukan secara ketat adalah pencegahan terjadinya penularan melalui penerapan protokol kesehatan yang terus harus dilakukan secara ketat.
“Kita tidak boleh lengah, harus tetap sadar akan pentingnya prokes yakni terus menggunakan masker, double masker pada semua kegiatan, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir dimanapun kita beraktivitas serta terus menjaga jarak dan menghindari kerumunan pada semua kegiatan, di samping tetap gencar dilakukan upaya treaching, testing dan treatmen serta tetap jaga iman dan imun selama pandemi Covid-19 ini,” ujarnya.
Jadi, lanjutnya, keseimbangan terus dilakukan dengan cara kebut vaksinasi, terus menerapkan prokes secara ketat, melakukan testing, treaching dan treatmen serta penyembuhan bagi pasien terpapar. (FK/Q/MMK).
Oleh : Fredrich Kuen / Editor : Fyan AK
Makassar (Phinisinews.com) – Sembilan unit kendaraan “mobile vaccinator” milik Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menjadi andalan, sekaligus rebutan digunakan untuk program “kebut vaksinasi” dalam rangka mempercepat capaian “herd immunity” (kekebalan kelompok) di Sulsel.
Mobile vaccinator, bertujuan untuk meningkatkan mobilitas pemberian vaksin kepada masyarakat. Agar tenaga kesehatan (nakes) dapat memperluas jangkauan dalam hal pemberian vaksin. Mobile vaccinator ini pun teregistrasi dengan website hallodokter.sulselprov.go.id.
Percepatan herd Immunity itu sebagai salah satu langkah hulu dalam penanganan covid-19 dengan mobile vaccinator, yang dapat menjangkau, sekaligus menyisir calon penerima vaksin yang selama ini luput tersentuh, sebab kendaraan yang menjadi vasilitator penyelenggaraan vaksinasi ini mampu menjangkau ke daerah sulit sekalipun serta dapat di parkir di manapun untuk melakukan vaksinasi.
Untuk sekolah tingkat SMA atau sederajat paling efektif dilakukan pelayanan vaksinasi menggunakan mobile vaccinator. Tinggal parkir di lapangan sekolah, maka siswa-siswi dapat melakukan vaksinasi tanpa harus mendaftar rumit dengan sistem antrian panjang. Sehingga sifatnya sederhana dan praktis.
Sekalipun terus terjadi penurunan angka pasien terpapar covid-19, level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) juga terus menurun yang saat ini dari level-2 menuju level-1, serta zona covid-19 yang terus mengarah aman yakni dari zona kuning menuju hijau, namun pemberian vaksinasi belum tercapai sesuai target, sehingga semua pihak tidak boleh lengah, agar Pandemi Covid-19 segera berakhir, kata Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman.
Vaksinisasi itu untuk memberikan perlindungan melalui kekebalan (imunitas) tubuh, sekaliguis menghentikan penularan covid-19, namun yang tidak kalah penting dan tetap harus dilakukan secara ketat adalah pencegahan terjadinya penularan melalui penerapan protokol kesehatan yang terus harus dilakukan secara ketat.
“Kita tidak boleh lengah, harus tetap sadar akan pentingnya prokes yakni terus menggunakan masker, double masker pada semua kegiatan, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir dimanapun kita beraktivitas serta terus menjaga jarak dan menghindari kerumunan pada semua kegiatan, di samping tetap gencar dilakukan upaya treaching, testing dan treatmen serta tetap jaga iman dan imun selama pandemi Covid-19 ini,” ujarnya.
Jadi, lanjutnya, keseimbangan terus dilakukan dengan cara kebut vaksinasi, terus menerapkan prokes secara ketat, melakukan testing, treaching dan treatmen serta penyembuhan bagi pasien terpapar.
Untuk kebut vaksinisasi ini, gerai vaksin juga terus diperbanyak dan menjangkau hingga ke RT dan RW, artinya pelayanan pemberian vaksin mendekati masyarakat, bukan lagi masyarakat mencari tempat tempat vaksinisasi gratis, sebab di sekitar lingkungannya telah tersedia.
Data resmi perkembangan penanganan Pandemi Covid-19 di Sulsel hingga pertengahan Oktober 2021 yakni capaian vaksinasi memperlihatkan angka yang terus meningkat.
Cakupan vaksinasi dosis satu sudah mencapai 2.526.580 orang atau 35,80 persen, sementara vaksinasi dosis dua sudah mencapai 1.555.436 orang atau 22,04 persen dari target 7.058.141 orang.
Andi Sudirman mengatakan, mobile vaccinator terus bergerak ke kelompok masyarakat dan lainnya, seperti di sekolah, perguruan tinggi, pasar serta fasilitas umum lainnya. Apalagi, pemerintah pusat melalui Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menerbitkan aturan teknis sebagai dasar perpanjangan PPKM.
Hal tersebut tertuang dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 48 Tahun 2021 tentang PPKM level 4, level 3, level 2 dan level 1, serta mengoptimalkan posko penanganan corona virus disease di tingkat desa dan kelurahan, untuk pengendalian penyebaran virus corona di wilayah Sumatera, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua, yang ditanda tangani 4 Oktober 2021 dan PPKM ini berlaku dua pekan.
Dari Inmendagri itu, menunjukkan perkembangan baik di Provinsi Sulsel. Seluruh kabupaten/kota di Sulsel kini masuk dalam PPKM level 2 (zona kuning). Padahal dua pekan sebelumnya, ada enam kabupaten/kota di Sulsel yang masuk dalam PPKM level 3 dan 18 kabupaten/kota lainnya masuk dalam PPKM level 2.
“Alhamdulillah, saat ini seluruh kabupaten/kota di Sulsel sudah PPKM level 2 atau zona kuning. Kita harus terus berupaya mempertahankan atau berupaya agar masuk dalam Level 1,” ucapnya.
Capaian ini tidak terlepas dari upaya bersama pemerintah, TNI-Polri, pihak swasta lainnya, serta masyarakat yang ikut aktif mendukung dalam upaya menekan angka penyebaran covid-19.
Yang sangat mengejutkan, lanjutnya, saat Tim Penggerak PKK dilibatkan, capaian vaksinisasi dalam satu hari mencapai puluhan ribu orang.
Plt Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Provinsi Sulsel, Naoemi Octarina mengatakan, dalam rangka kebut vaksinasi covid-19 di Sulsel, maka dalam sehari, PKK Sulsel berhasil melakukan vaksinasi kepada 56.910 orang warga masyarakat.
Di Sulsel terdapat 3.047 desa/kelurahan yang tersebar di 24 kabupaten/kota yang juga di dalamnya terdapat TP PKK. Sehingga, bagaimana kekuatan ibu-ibu PKK dapat dimanfaatkan untuk bisa mewujudkan program vaksinasi ini.
Untuk keberlanjutan program ini, ucapnya, sebanyak sembilan mobile vaccinator milik Pemprov Sulsel akan diterjunkan ke kabupaten/kota.
Mobile vaccinator nanti akan diterjunkan ke Jeneponto, sehingga melalui TP PKK bisa tercapai 30 ribu lagi warga yang bisa divaksin dalam sehari.
Di Kabupaten Maros, saat mobile vaccinator di operasikan, dalam sehari menjangkau 1.150 siswa SMA/sederajat divaksinasi, kata Kepala Bidang Pembinaan SMA pada Dinas Pendidikan Provinsi Sulsel, Asqar.
Berbeda dengan di Kodya Parepare, Walikota Parepare, Dr HM Taufan Pawe mengingatkan warganya agar jangan terlena capaian status zona hijau atau menuju PPKM level 1. Turunnya kasus aktif pandemi covid-19 harus terus dijaga dengan disiplin dalam menegakkan prokes.
“Saya mengajak kepada seluruh masyarakat agar senantiasa menegakkan prokes secara ketat dan Pemkot tidak lagi melarang pelaksanaan kegiatan seperti peringatan seperti Maulid secara tatap muka, namun harus dibarengi dengan penerapan prokes ketat,” ujarnya.
Menurut Andi Sudirman Sulaiman, capaian vaksinisasi yang cukup tinggi di Sulsel, selain karena berbagai inovasi percepatan, juga karena setiap stok vaksin datang dari pemerintah pusat, langsung disebar ke kabupaten/kota dan segera disuntikkan kepada masyarakat.
Khusus operasional mobile vaccinator yang sangat efektif bergerak akan diturunkan ke kabupaten/kota berkolaborasi dengan berbagai pihak, diawali bergerak dari yang paling membutuhkan, dari banyaknya penduduk dan tingkat vaksinasi. Demikian juga dengan tujuh rumah sakit provinsi yang menangani vaksinasi, juga akan diturunkan untuk membantu. (FK/FAK).
Citizen Journalism
- Unpam Lakukan Pelatihan Pembuatan Portofolio Guru SD
- Membela Negara Tidak Selamanya Harus Dengan Berperang
- Kemenag Gowa Laksanakan Peningkatan Penguatan MB Guru PAI
- Kegiatan Ramadhan Melibatkan Remaja Masjid dan Remaja Desa
- Melalui Seni, Salurkan Bakat dan Minimalkan Kenakalan
- Mabigus-Gudep Harus Dukung 1.000 Pramuka Garuda