Penulis: Uci / Editor : Mitha MK
Tombolo Pao, Gowa, Sulsel (Phinisinews.com) - Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Abd Rauf Malaganni kembali melantik ketua dan pengurus PMI di dua (2) kecamatan di Kabupaten Gowa.
Kali ini pihaknya melantik pengurus PMI Kecamatan Tinggimoncong, di Gedung Olah Raga Pancasila dan pengurus PMI Tombolo Pao untuk periode 2022-2027, di Kantor Camat Tombolo Pao, Jumat.
Abd Rauf yang juga Wakil Bupati Gowa mengatakan, PMI merupakan organisasi kemanusiaan yang bergerak dengan tulus dan ikhlas, namun ketika terjadi musibah atau permasalahan PMI menjadi garda terdepan melalui relawan-relawannya.
“PMI berbicara suka dan rela karena tidak ada gaji. Mari kita bekerja untuk kemanusiaan dengan penuh keikhlasan, dan ketulusan agar ketika ada masalah yang terjadi relawan dan pengurus PMI menjadi garda terdepan,” ucapnya.
Dirinya juga meminta kepada PMI kecamatan untuk memaksimalkan pelayananan kepada masyarakat dengan membentuk Relawan Siaga Bencana Masyarakat (Sibat).
“Kepada pengurus kecamatan yang telah dilantik saya minta bisa bersama-sama membesarkan organisasi PMI, sehingga diharapkan untuk merekrut relawan Sibat di masing-masing desa atau kelurahan sebanyak 25 orang,” kata Karaeng Kio sapaan akrab Wabup Gowa.
Menurut dia, pembentukan Sibat ini tiada lain untuk membantu pengurus PMI Kecamatan Tinggimoncong dan Tombolo Pao bila ada hal-hal yang tidak diinginkan misalnya kejadian bencana alam seperti longsor maupun orang yang membutuhkan darah.
“Jadi Sibat inilah yang akan membantu bila ada masyarakat yang tertimpa bencana alam maupun masyarakat yang membutuhkan darah, maka relawan Sibat inilah yang akan memberikan atau menyumbangkan darahnya untuk masyarakat yang membutuhkan,” jelasnya.
Sementara Ketua PMI Kecamatan Tinggimoncong, Mustakim, S.Pd, MM menyampaikan bahwa setelah mendengar arahan dari ketua PMI Kabupaten Gowa terkait Sibat maka kami selaku ketua dan pengurus PMI akan menindaklanjuti hal tersebut.
“Kami akan melakukan koordinasi dengan Ibu Camat serta Kepala Desa bagaimana untuk menindaklanjuti pembentukan Sibat. Kami akan mencari relawan sebanyak 25 orang yang siap dan ikhlas untuk menjadi relawan Sibat di setiap desa,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Sekretarisnya Yusri Syamsuddin, S.Pd. dan Bendahara Mardiana, S.Pd bahwa pengurus PMI Kecamatan Tinggimoncong akan merekrut relawan-relawan Sibat dari berbagai unsur elemen masyarakat yang ada di desa yang akan dilibatkan.
“Saya yakin dengan kerjasama dan kolaborasi yang baik dari seluruh perangkat kecamatan, maka relawan Sibat ini akan cepat terbentuk,” ujarnya. (Uci/MMK).
Penulis : Mitha MK / Editor : Ahmad Imron
Makassar (Phinisinews.com) - Uji Sertifikasi Kompetensi Wartawan (SKW) Lisensi BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi) melalui Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Pers Indonesia di Makassar, terutama diminati untuk skema wartawan utama bagi para pimpinan media/Pimpinab Redaksi.
Kepala Tempat Uji Kompetensi (TUK) Yayasan Pers Multimedia Phinisi Kuensyam (YPMPK), Fredrich Kuen, MSi di Makassar, Sabtu, mengakui, dari evaluasi tiga kali uji kompetensi yang dilakukan tiap 10 hari di Makassar, seluruh peminat adalah skema wartawan utama.
Mayoritas peserta adalah pemilik media, pendiri media dan Pimimpin Redaksi, serta calon pimpinan redaksi yang sedang dipersiapkan, padahal uji kompetensi ditawarkan untuk semua skema, baik Wartawan Utama, Madya dan Wartawan Muda, ucapnya tanpa merinci angka.
Rata-rata peserta uji kompetensi adalah wartawan berpengalaman tujuh tahun ke atas sehingga skema uji dilakukan secara kombinasi portofolio dan wawancara serta bila dibutuhkan diperkuat dengan tambahan unjuk kerja.
Menurut Fredrich yang juga Asesor Pers BNSP, para wartawan senior yang selama ini sulit memperoleh peluang uji kompetensi, memanfaatkan secara maksimal jadwal uji kompetensi yang dikeluarkan TUK YPMPK di Makassar tiga kali dalam sebulan.
Menurut dia, YPMPK tidak hanya menyelengarakan uji kompetensi bagi wartawan, tetapi melalui unit usaha Lembaga Pelatihan Jurnalistik dan Kehumasan Pers Multimedia Training Center (P2MTC) juga melakukan pelatihan jurnalistik tingkat dasar (wartawan), lanjutan (Redaktur) hingga tingkat Pimred serta membuka layanan Bimbingan Teknis bagi calon peserta SKW untuk semua tingkatan yang diberikan oleh trainer profesional.
Hampir semua peserta Uji Kompetensi SKW di Makassar terlebih dahulu mengikuti pelatihan dan Bimtek, sehingga praktek unjuk kerja maupun pengetahuan jurnalstik “disegarkan” terlebih dahulu, sehingga tidak mengalami kesulitan saat mengikuti Uji Kompetensi, ujarnya. (MMK/AI).
Penulis : Mitha MK / Editor : Ahmad Imron
Makassar (Phinisinews.com) – Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Pers Indonesia Lisensi Badan Nasional Sertifikasi Profesi melalui Tempat Uji Kompetensi (TUK) Yayasan Pers Multimedia Phinisi Kuensyam (YPMPK) menepati janji menggelar uji kompetensi (Ukom) Sertifikasi Kompetensi Wartawan (SKW) di Sulawesi Selatan tiap 10 hari.
SKW lisensi BNSP perdana digelar di Makassar, Sulsel, 21 September 2022 dan janji YPMPK akan mengupayakan menggelar SKW tiap 10 hari mulai diwujudkan dengan SKW kedua digelar 1 Oktober 2022.
Ketua YPMPK, Fredrich Kuen, M.Si di Makassar, Sabtu, membenarkan janji pihaknya yang akan mengupayakan menggelar Ukom SKW tiap 10 hari untuk memberikan kesempatan wartawan di daerah ini mensertifikatkan kompetensinya agar karya jurnalistik yang dihasilkan adalah unjuk kerja professional “zero error” (tanpa kesalahan).
Artinya, keterampilan menulis berita dilakukan dengan taat secara konsisten terhadap kode etik jurnalistik serta mengetahui aturan dan rambu rambu kerja professional berdasarkan Undang undang No.40 tahun 1999 tentang Pers.
Menurut Fredrich, selama ini, sangat sulit bagi banyak wartawan untuk melakukan uji kompetensi karena wadahnya terbatas dan hanya digelar oleh organisasi pers tertentu untuk konstituennya dengan frekwensi yang minim.
Dampaknya, ratusan wartawan yang sudah menjalankan profesi jurnalistik di atas 10 tahun, tidak memiliki kesempatan untuk mensertifikatkan kompetensinya. Padahal mereka yakin sebagai pekerja professional mereka kompeten.
Foktor itulah yang coba difasilitasi oleh YPMPK, lanjutnya, untuk mempermudah teman teman wartawan mensertifikatkan kompetensinya tanpa sekat orgnisasi, konstituen dan lainnya. Artinya siapapun pekerja jurnalistik pada media legal dapat mensertifikatkan kompetensinya di YPMPK jalan Metro Tanjung Bunga, Ruko Mall GTC Blok GA.9 No.7 Makassar (Admin 0888 5009 812, 0815 3332 2118).
Selain SKW, Yayasan Pers Multimedia Phinisi Kuensyam melalui unit usaha Lembaga pelatihan jurnalistik dan kehumasan Phinisi Pers Multimedia Training Center (P2MTC) juga memberikan layanan pelatihan private intensif (tiap kelas hanya maksimal 10 orang) dengan durasi 16 jam untuk pelatihan jurnalistik dasar (wartawan pemula), jurnalistik lanjutan (untuk redaktur) dan Jurnalistik Utama (untuk Pimred) serta pelatihan bagi citizen journalism (jurnalisme warga) bagi pemain media sosial (Medsos).
Sedangkan bagi Humas, juga diberikan layanan pelatihan dengan durasi yang sama dengan modul pelatihan kehumasan, public speaking, leadership, micro teaching dan lainnya.
Bagi peserta SKW, P2MTC juga melayani Bimbingan Teknis untuk calon peserta Ukom SKW pada semua level, wartawan muda, madya maupun utama dengan trainer professional wartawan senior dan akademisi.
Salah seorang trainer kami, lanjutnya, pemegang sertifikat “training and Assesment” dari Victoria University Australia sebagai mentor Indonesia Australia Specialist Training Project IV (IASTP IV) dan pemegang dua sertifikat penguji kompetensi dari dua Lembaga penguji berbeda di tanah air dengan penerapan pelatihan 30 persen teori dan 70 persen praktek dengan pola dalam durasi melatih 15 menit peserta didik paham. (MMK/AI).
Penulis : Sulwan Dase / Editor : Fred K
Makassar (Phinisinews.com) - Dua orang mahasiswi Program Studi Teknik Telekomunikasi Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP), Nur Huda dan Sri Wahyuni Idris berhasil merancang bangun nano repeater untuk jaringan seluler 5G.
Nano Repeater adalah pemancar ulang sinyal selular 5G dengan ukuran daya pancar yang kecil, namun dapat meningkatkan sinyal para pengguna 5G yang jauh dari lokasi BTS (Base Transceiver Station).
Proyek perancangan Nano Repeater tersebut dipertanggungjawabkan dua mahasiswi itu dihadapan penguji dalam sebuah Sidang Tugas Akhir, di Kampus PNUP, Makassar, pekan ini. Didampingi dosen pembimbing Sulwan Dase, ST, MT, dan Muh. Mimsyad, ST, M.Eng, PhD.
Dalam uji coba yang dilakukan di dekat Kantor PT Telkom di jalan AP Pettarani Makassar, diperoleh hasil yang memuaskan, perangkat Nano Repeater tersebut dapat memberikan penguatan terhadap sinyal 5G sampai 23 dB (desibel).
Perangkat tersebut menggunakan dua Antena Microstrip Rectangular Patch yang di desain dan dipabrikasi sendiri di Laboratorium Frekuensi Tinggi dan Transmisi Politeknik Negeri Ujung (PNUP).
Sebagai penguat aktif, pada Nano Repeater diberikan sebuah Low Noise Amplifier (LNA), ujar dua mahasiswi tersebut.
Dalam perkembangan jaringan komunikasi selular, wilayah pelayanan (cover area) dari satu BTS disebut Cell. Kemudian cover area diperkecil menjadi Micro Cell tetapi jumlah pelanggan yang dilayani menjadi lebih banyak, ujarnya.
Menurut Dosen Pembimbing, Sulwan Dase, Lebih kecil lagi areanya saya sebut Nano Cell. Daya pancar dan cover area sangat kecil.
Keadaan itu, menginspirasi saya selalu dosen untuk membuat Nano Repeater. Kedua mahasiswa tersebut kemudian saya tawari untuk merancang bangun sebuah Nano Repeater sebagai Tugas Akhir dan berhasil, ujarnya. (SD/FK).
Penulis : Ahmad Imron / Editor : Mitha MK
Makassar (Phinisinews.com) – PT GMTD (Gowa Makassar Tourism Development) yang memiliki Kawasan wisata, perkantoran, bisnis dan perumahan di Kawasan Tanjung Bunga Makassar, secara rutin menggelar donor darah, untuk membantu memenuhi kebutuhan darah bagi masyarakat yang membutuhkan.
“Tiap tiga bulan, GMTD menggelar donor darah secara umum, terutama dilakukan oleh karyawan GMTD dari semua unit dan kali ini digelar di Atrium (ruang utama) Mall GTC Tanjung Bunga,” kata General Manager Mall GTC, Firman Situmeang di lokasi pelaksanaan donor darah di Makassar, Kamis.
Sebanyak 100 kantong darah ditargetkan terkumpul, dan terbanyak pendonor dari kalangan GMTD devisi bisnis, mall, property, tourism, Bank Nobu, keamanan serta dari masyarakat umum.
“Ini bagian dari CSR (corporate social responsibility – tanggung jawab sosial perusahaan) untuk masyarakat dan lingkungan sekitarnya,” ujar Firman yang didampingi panitia lainnya, Veronika.
Selain donor darah, banyak kegiatan sosial lainnya yang dilakukan pihak GMTD yang memiliki lahan sekitar 1.000 hektare di kawasan itu, secara rutin digelar untuk masyarakat.
Di Kawasan GMTD Tanjung Bunga tersedia berbagai fasilitas seperti obyek wisata pantai, Kawasan bisnis, property, danau untuk olahraga dayung, mall, rumah sakit, Kawasan pemukiman dan lainnya. (AI/MMK).
Penulis : Mitha MK / Editor : Ahmad Imron
Makassar (Phinisinews.com) – Sejarah Pers di Provinsi Sulawesi Selatan, Kembali terukir dengan dilakukannya pertama kali Sertifikasi Kompetensi Utama (SKW) untuk skema wartawan utama oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) melalui Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Pers Indonesia.
Pelaksanaan uji kompetensi (Ukom) dilakukan di Tempat Uji Kompetensi (TUK) Yayasan Pers Multimedia Phinisi Kuensyam (YPMPK) di Jalan Metro Tanjung Bunga Ruko Mall GTC Blok GA.9 No.7 Makassar, yang juga kampus pelatihan jurnalistik dan kehumasan Phinisi Pers Multimedia Training Center (P2MTC).
Pemantauan di Makassar, Rabu, sejarah lain juga diukir oleh organisasi Pers, Jurnalis Melenial Bersatu Indonesia (JMBI) yang baru berusia tujuh bulan tetapi tercatat empat orang pengurus terasnya menjadi empat orang pertama yang berstatus “Kompeten” setelah melewati SKW Skema Wartawan Utama dari BNSP melalui LSP Pers Indonesia.
Pengurus teras JMBI itu adalah Ardianto, SH, MH, Risman, S.Si, MSi, Herman Nompo, ST, SH, MT dan Hadi Soetrisno, SH.
Ketua Yayasan Pers Multimedia Phinisi Kuensyam yang juga Ketua TUK YPMPK, Fredrich Kuen, MSi membenarkan pelaksanaan SKW BNSP yang mengukir beberapa point sejarah pers di Sulsel, yakni dari pelaksanaan merupakan yang pertama di Sulsel lingkup pers oleh BNSP melalui LSP Pers Indonesia dan empat orang dari peserta SKW itu adalah pengurus organisasi Pers yang baru berumur tujuh bulan, namun sangat konsisten melaksanakan program kerja peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) wartawan.
JMBI tercatat dalam usia yang sangat muda, sudah tiga kali melakukan pelatihan jurnalistik tingkat Pimpinan Redaksi, padahal untuk pelatihan level tersebut sangat langka dilakukan oleh organisasi organisasi pers yang usianya sudah puluhan tahun.
Selain itu, JMBI juga melakukan Bimbingan Teknis (Bimtek) bagi anggotanya yang calon wartawan utama.
JMBI walau usia secara organisasi muda, namun pengurus (DPP dan DPW) serta anggotanya, tercatat banyak yang wartawan senior dengan pengalaman jurnalistik enam tahun ke atas.
Khusus TUK YPMPK, menurut Fredrich, akan mengupayakan tiap 10 hari melakukan Sertifikasi Kompetensi Wartawan untuk semua tingkatan, Muda, Madya dan Utama bagi wartawan yang belum kompeten yang akan dilaksanakan di kantornya di Ruko Mall GTC Tanjung Bunga, maupun mobile (bergerak) ke kabupaten di Sulsel, untuk mendekatkan pelayanan peningkatan kualitas SDM wartawan Kompeten hingga ke daerah.
Untuk lingkup Sulsel, hampir tidak ada lagi alasan sulit ikut Uji Kompetensi, sehingga wartawan trampil yang secara unjuk kerja sudah menyatakan dirinya kompeten, saatnya kini untuk mensertifikatkan kompetensi tersebut untuk menghasilkan karya jurnalistik berkualitas yang bekerja secara professional sesuai Undang Undang No.40 tahun 1999 tentang Pers dan taat melaksanakan kode etik jurnalistik secara konsisten. (MK/AI).
Penulis : Ahmad Imron / Editor : Mitha MK
Makassar (Phinisinewscom) – Lembaga Pelatihan Jurnalistik dan Kehumasan, Phinisi Pers Multimedia Training Center (P2MTC) menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) bagi calon wartawan utama di Makassar, Sulawesi Selatan.
Bimtek dilaksanakan di Kampus P2MTC, di Jalan Metro Tanjung Bunga, Ruko Mall GTC Blok GA.9 No.7 Makassar diikuti para Pimpinan Redaksi media mainstream (arus utama) dan online, di Makassar, Senin, menyikapi rencana Yayasan Pers Multimedia Phinisi Kuensyam (YPMPK) yang akan menggelar Sertifikasi Kompetensi Wartawan pekan ini di Makassar.
Direktur Eksekutif P2MTC, Fredrich Kuen, M.Si mengatakan, penting Bimtek bagi calon peserta Uji Kompetensi (Ukom), karena tujuan Bimtek itu sendiri untuk menyegarkan kembali ingatan calon terhadap semua segmen yang selama ini dikerjakan. Artinya bila selama ini merasa diri kompeten sebagai wartawan senior, maka saatnya mensertifikatkan kompetensi tersebut.
Materi Bimtek selama enam jam terdiri dari mengurai kerja cerdas(control sosial, control media, agenda setting, framing dan pembentukan opini), lalu mengurai tulisan tajam (indepht report, investigasi report, feature, tajuk dan opini).
Materi lain yakni sikap dan profesionalitas, mengurai fire wall (tembok api Redaksi dan bisnis media), mengurai jobs description Pimpinan Redaksi serta mekanisme penyelesaian delik pers serta pembinaan internal.
Modul Bimtek tersebut, lanjutnya, adalah pekerjaan sehari hari Pimred, Wakil Pimpinan Redaksi atau Redaktur senior saat memimpin rapat redaksi secara off line maupun online.
Menurut Fredrich, P2MTC selalu siap untuk melakukan Bimtek dan Pelatihan jurnalistik serta kehumasan untuk pihak manapun dan untuk level apapun, dimanapun itu berada, baik bagi calon wartawan, Wartawan Muda, Redaktur, Pimred dan teman teman Humas atau calon humas.
Selain pelatihan dan Bimtek di Kampus P2MTC, pihaknya, lanjutnya, juga melayani permintaan pelatihan dan Bimtek di provinsi dan kabupaten lain di luar Sulsel. Jadi P2MTC bersifat mobile untuk mensupport (mendukung) transfer knowledge ketrampilan jurnalistik dan kehumasan, ujarnya. (AI/MMK).
Penulis : A Febrico / Editor : Hadi S
Makassar (Phinisinews.com) - Pelatihan jurnalistik dan kehumasan yang dilakukan P2MTC (Phinisi Pers Multimedia Training Center) selama tiga tahun terakhir, terbukti banyak peminatnya.
Hal itu terlihat, setiap akhir pekan pasti ada pelatihan di Kampus P2MTC di jalan Metro Tanjung Bunga di salah satu Ruko Mall GTC Makassar.
Ketika dikonfirmasi usai pelatihan “Cara cepat menjadi wartawan profesional”, Direktur Eksekutif P2MTC, Fredrich Kuen, MSi, di Makassar, Jumat, membenarkan hal tersebut, tanpa menguraikan angka.
Peserta pelatihan terdiri dari banyak kalangan yakni wartawan pemula hingga Pimpinan Redaksi, Humas (public relation), mahasiswa, citizen atau warga masyarakat umum yang meminati ilmu dan ketrampilan jurnalistik dan kehumasan.
Daya tarik pelatihan ini, terutama perbandingan model pengajaran yakni 30 persen teori dan 70 persen praktek dengan durasi pelatihan selama 16 jam dan dilakukan dalam dua cara yakni skala kecil (private) untuk 6-10 orang dan skala besar untuk 40-50 orang.
Berdasarkan hal itu, maka banyak institusi pemerintah dan swasta mengirim humasnya untuk melakukan pelatihan profesional di P2MTC. Selain itu, banyak kelompok wartawan juga melakukan pelatihan di tempat itu, serta beberapa media pers online baru, mengirim kru nya secara lengkap yakni wartawan, fotografer, Video Jurnalis, Redaktur hingga Pimred untuk melakukan pelatihan dengan paket khusus sesuai keinginan pemilik media.
Fredrich mengakui, P2MTC selain melakukan pelatihan sesuai modul yang telah ada, juga melayani permintaan pelatihan khusus untuk jurnalistik dan kehumasan sesuai kebutuhan perusahaan atau institus pemesan (mitra).
Untuk pola pelatihan, penyelenggara bisa oleh P2MTC dan dapat pula oleh pihak lain (institusi pemerintah/swasta). P2MTC menyediakan trainer (pelatih) nya. Sedangkan tempat pelatihan dapat dilakukan di Kampus P2MTC atau ditempat pemesan pelatihan,
Artinya, P2MTC sangat fleksibel dalam menyelenggarakan pelatihan, sebab melayani permintaan pelatihan dimanapun itu, baik di kabupaten di Sulsel maupun di seluruh penjuru tanah air di luar Sulsel serta negosiabel, ujarnya.
Salah seorang peserta pelatihan jurnalistik “Cara cepat menjadi wartawan professional” (journalism private training), Andi Febrico Daeng Gaza saat berbicara tentang kesannya mengatakan, terdapat perbedaan signifikan pelatihan jurnalistik di P2MTC dibandingkan bila mengikuti pelatihan di tempat lain maupun di organisasi pers.
Di P2MTC pelatihan sangat efektif dengan durasi waktu yang ketat, mudah dipahami serta disajikan secara menarik sehingga secara cepat dalam pelatihan ini, kami mampu mempraktekkan cara penulisan berita yang benar dengan pola inverted pyramid (piramida terbalik), mampu mempraktekkan teknis foto news (foto berita) berbasis fotografi dengan pembuatan caption (keterangan gambar) yang menarik serta mampu melakukan pengambilan gambar video dengan sudut pandang yang tepat berbasis fotografi dan tidak goyang.
“Saya mensyukuri, hanya dalam waktu 16 jam, empat ketrampilan pokok sebagai wartawan milenial yang profesional dapat kami miliki yakni cara wawancara yang santun, Teknik menulis berita yang menarik berdasarkan fakta, Teknik pengambilan foto news berbasis fotografi serta gambar video berbasis videografi,” ujarnya.
Karena ini ketrampilan, lanjutnya, saya yakin dalam praktek kerja keseharian kami akan tampil beda dibanding sesama wartawan pemula.
Selain itu, pemahaman tentang kode etik jurnalistik diajarkan dengan penerapan disiplin yang tinggi, begitupun pemahaman terhadap Undang Undang No.40 tahun 1999 tentang Pers.
Intinya, saya mensyukuri mendapat tempat pelatihan dan instruktur terbaik di P2MTC, ucapnya. (AF/HS).
Catatan : Berita ini hasil praktek interview dan penulisan berita peserta pelatihan Journalism Private Training, Andi Febrico.