Thursday, 01 October 2020 18:37

 

Penulis : Fred Kuen

Editor : Mitha K

Selayar, Sulsel (Phinisinews.com) - Tim Taskforce Kementerian Kesehatan RI melakukan kunjungan ke sejumlah Pusat Kesehatan Masyarakat di Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan,  untuk mengetahui secara langsung kesiapan Penanganan Covid-19 di Puskesmas.

Staf Ahli Bidang Desentralisasi Kesehatan Kementerian Kesehatan, dr Pattiselanno Robert Johan, MARS di Selayar, Kamis, mengatakan, kunjungan ini juga bertujuan untuk memastikan bahwa semua petugas kesehatan yang bertugas dalam melakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE) sudah sesuai dengan Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Covid 19 Revisi Ke-5.

“Pertama, kita tentu memastikan bahwa semua petugas yang bertugas di dalam melakukan penulusuran kontak atau penyelidikan epidemologi sudah memahami protokol atau Pendoman Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 Revisi ke-5,” ujarnya..

Sebab,  Puskesmas memiliki peran dalam meningkatkan komunikasi dan edukasi kepada masyarakat untuk memberikan pemahaman tentang protokol kesehatan (menjaga jarak, menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun). Khususnya menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2020 di Kabupaten Kepulauan Selayar.

“Sebentar lagi akan ada Pilkada di Kabupaten Selayar ini, tentu peran Puskesmas di dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat sangat penting. Puskesmas akan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang 4M, yaitu tentu bagaimana masyarakat diminta untuk memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan pakai sabun, dan juga menghindari kerumunan,” tambahnya.

Selain itu, dia juga menjelaskan, untuk penurunan angka positive rate, Puskesmas tidak perlu melakukan screening massal yang tidak tepat sasaran. Namun, melakukan screening terhadap orang-orang yang memiliki gejala sehingga tepat sasaran, seperti pasien yang menderita ISPA yang banyak ditemukan di Puskesmas dan berpotensi terhadap Covid-19.

Puskesmas yang dikunjungi yaitu Puskesmas Bontomatene, Puskesmas Barugaya dan Puskesmas Benteng.

dr. Pattiselanno menilai, ketiga Puskesmas yang telah dikunjunginya secara langsung sudah melakukan penanganan Covid-19 dengan baik. Dia berharap hal ini dapat dipertahankan dan ditingkatkan kembali, sampai pandemi ini pun berlalu, khususnya saat menghadapi Pilkada Serentak 2020, pada 9 Desember nanti.

Untuk seterusnya, kita berharap teman-teman di Puskesmas tetap melakukan edukasi kepada masyarakat agar memperhatikan 4M. Juga melakukan tracing, testing dan treatment itu betul-betul tepat sasaran, ujarnya. 

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Selayar, dr H. Husaini M.Kes mengatakan, kunjungan ini dapat memberikan masukan dan arahan secara langsung untuk Puskesmas yang disampaikan oleh Kementerian Kesehatan, baik dari segi pelayanan hingga kesiapan sarana dan prasarana dalam penanganan Covid-19.

“Alhamdulillah pada hari ini kita kedatangan tamu dari Tim Taskforce Kementerian Kesehatan. Kami sangat bersyukur karena bisa bertatap muka langsung dengan tim, sekaligus monitoring dan evaluasi dari Kementerian Kesehatan secara langsung mengenai program-program yang terkait dengan Covid-19,” katanya.

Kepala Puskesmas Benteng, dr Frenky Wijaya mengatakan, kunjungan Kementerian Kesehatan ini memberikan motivasi kepada para tenaga kesehatan di Puskesmas yang merupakan motor penggerak penanganan Covid-19 di Kabupaten Kepulauan Selayar.

“Ini sangat memberikan energi yang positif, karena mendapatkan dukungan dan apresiasi dari Kementerian Kesehatan untuk kami dapat terus berjuang dalam proses pemutusan mata rantai penularan Covid-19,” ucapnya. (FK/R-HMS/MK).

Friday, 05 June 2020 23:05
 
 
Penulis : Fred K
Editor : Redaksi
 
Makassar (Phinisinews.com) - Notaris PPAT, Nini Savitry menyatakan empat institusi yang terlibat dalam transaksi jual beli aset (tanah dan bangunan ruko) di kawasan bisnis potensial Pasar Segar, jalan Pengayoman Makassar tidak keluar dari jalur.
 
Verifikasi data formal, semuanya lengkap dan tidak ada masalah sehingga transaksi yang melibatkn Bank Danamon, Bank BNI, Badan Pertanahan (BPN) dan Notaris PPAT dapat dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku.
 
Nini Savitry mengatakan hal tersebut di Makassar, Jumat, saat menggunakan Hak Jawabnya sesuai Pasal 5 (2) Undang Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers terhadap dua berita tanggapan yang mempertanyakan transaksi jual beli aset di kawasan bisnis potensial di Makassar serta dampak yang dapat menyertai.
 
Dua berita itu adalah “Ketidakpastian Hukum, Preseden Buruk Bagi Investor Ke Sulsel,” dengan narasumber pelaku ekonomi nasional Direktur Utama Industri Seng PT Sermani Steel, Rudy Syamsuddin dan “Kasus AA Berdampak Kepercayaan Kepada Bank Bisa Memudar,” dengan narasumber Ketua Real Estate Indonesia (REI) Provinsi Sulawesi Selatan, Muh Sadiq di media online Phinisinew.com tanggal 29 dan 30 Mei 2020. 
 
Dua narasumber pada berita tersebut menanggapi transaksi pembelian aset di Pasar Segar Makassar yang melibatkan Bank BNI (sebagai pemberi kredit pembelian), Bank Danamon (pemegang hak tanggungan milik nasabahnya yang saat itu berada dalam penguasaan Bank Danamon yang ditebus oleh pembeli melalui BNI), Notaris (PPAT) yang ditunjuk Bank BNI dan pihak Badan Pertanahan (BPN).
 
Artinya, institusi terkait yakni Badan Pertanahan, Bank BNI dan Bank Danamon serta Notaris (PPAT) secara hukum telah meneliti dan melakukan “cross check” keabsahan, barulah kemudian transaksi jual beli dengan pihak ketiga dilakukan. 
 
Harusnya ada jaminan bahwa transaksi pembelian lahan yang melibatkan bank, baik bank pemegang agunan maupun bank pemberi kredit pembelian aset, Badan Pertanahan (BPN) dan notaris (PPAT), bersih dari permasalahan hukum, namun yang terjadi beberapa waktu kemudian sertifikat dibatalkan dan aset dilelang melalui  Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL).
 
Menurut Nini, Bank BNI menunjuknya sebagai Notaris PPAT pada transaksi jual beli aset tahun 2012 tersebut dan semuanya sudah clear (bersih) karena saat dilakukan verifikasi data formal, semua lengkap dan tidak ada masalah sehingga transaksi dapat dilakukan.
 
Dia menguraikan data valid, Roya ada yakni  pencoretan hak tanggungan sertifikat, lalu balik nama dan peningkatan hak tanah dari Sertifikat Hak Guna Bangunan ke Sertifikat Hak Milik sudah dilakukan dan pada saat peningkatan hak milik di sinilah terjadi kemacetan karena adanya sita jaminan.
 
Nini mengakui, sertifikat yang dia pegang diminta oleh Bank BNI dengan alasan untuk memperlancar proses hukum, sehingga Akta pengalihan hak tanggungan (APHT) belum ada, sebab untuk ruko memang pengurusannya agak lama.
 
Pihaknya sudah pernah menanyakan ke BPN tentang sita jaminan tersebut dan pihak BPN Makassar mengatakan sita jaminan mengikuti obyek dan bukan subyek.
 
“Saya pernah dipanggil oleh penyidik Kepolisian, namun terlebih dahulu di sidang oleh Majelis Kehormatan Notaris (MKN) dan putusannya adalah ‘Tidak ditemukan adanya keterangan palsu dan putusan MKN tidak memberi izin saya disidik’, sehingga saya tidak pernah menjadi saksi karena data formal saat transaksi lengkap,” ujar Nini.
 
Jadi, lanjutnya, saat transaksi jual beli tidak ada prosedur yang salah, sehingga salah satu pendapat dari dua narasumber berita tersebut saya sepakat bahwa seharusnya  tidak ada lagi masalah hukum dari kasus tersebut, karena empat institusi yang sangat berkompeten dan selama ini bekerja profesional sudah melakukan penelitian terlebih dahulu sebelum transaksi dilakukan. 
 
Kalau sekarang ini akhirnya sertifikat dibatalkan, lalu aset dilelang, itu saya tidak paham dan saya harap hak jawab ini dapat meluruskan persepsi masyarakat tentang kerja Notaris PPAT yang bekerja berdasarkan data formal, ucapnya. (FK/Red).
Monday, 18 May 2020 13:08

 

Penulis : Ahmad Imron

Editor : Mitha MK

Makassar (Phinisinews.com) – Direktur Eksekutif Phinisi Pers Multimedia Training Center (P2MTC), Fredrich Kuen, MSi menilai enam pelatihan daring (online) yang dilakukan Lembaga Pelatihan Presentaedu Jakarta selama Ramadhan (Pendemi Covid-19) mampu menjawab kebutuhan presentasi profesional.

Walaupun tiap pelatihan hanya berdurasi 90 menit, namun peserta mampu menyerap inti dari materi pelatihan yang memang sangat dibutuhkan oleh presenter (pembicara) untuk tampil sempurna dengan topik pembahasan menarik (great content), slide bagus (great design) dan disampaikan secara hebat (great delivery).

Hal itu dikemukakan Fredrich menjawab wartawan usai mengikuti enam pelatihan daring Presentaedu, di Makassar, Senin, yang diikuti berbagai kalangan yakni karyawan, wartawan, manager, pemasaran, General Manager, Direktur Perusahaan, Pimpinan Media, Dosen, mahasiswa pasca sarjana S2, S3 serta guru besar (profesor) dari berbagai provinsi di Indonesia, negara tetangga Malaysia, Singapura, Mesir, Arab Saudi dan Eropa yang ada mahasiswa pasca sarjana Indonesia sedang belajar.

Tiap pelatihan daring diikuti 200-300 orang, berarti selama pelatihan jumlah peserta mencapai 1.200 – 1.800 orang sesuai minat mereka.

Fredrich yang juga penguji kompetensi wartawan mengakui, sangat sedikit presenter yang menguasai sekaligus tiga kunci sukses presentasi yakni great content, great design dan great delivery.

“Yang banyak terjadi menguasai topik dan menyampaikan secara hebat, tetapi slide kurang sempurna dan ada juga yang materi bagus, slide bagus tetapi penyampaian kurang sempurnah,” ujarnya.

Melalui pelatihan ini, kekurangan yang selama ini menjadi hambatan untuk tampil memukau pada saat membawakan presentasi dapat disempurnahkan, sebab materi pelatihan dari persiapan topik yang kuat, cara tampil percaya diri, design slide yang kuat tetapi sederhana, cara membuat slide bebas maupun canva dan mencari slide power point pendukung gratis hingga berbayar, cara menyisipkan vidio, animasi dan lainnya serta cara penyampaian presentasi secara baik semua disajikan secara menarik dan mudah dipahami.

Selain itu, ada juga materi pelatihan teknik membaca cepat, memetakan kerangka pikir (mind map), serta pelatihan untuk pelatih (TOT) Metode interaktif dan teknik fasilitasi untuk kelas training.

Dia menguraikan, pelatihan daring yang dilakukan Presentaedu adalah 1. Membaca buku dua kali lebih cepat (6/5) dengan pamateri Muhammad Noor, 2. Membuat desain dengan mudah dan menarik dengan Canva (8/5) dengan pemateri Tedyansyah, 3. Jago presentasi dengan teknik tinggi (11/5) dengan Pemateri yang juga Founder Presentaedu Muhammad Noor, 4. Power point: teknik praktis pembuatan slide indah dan kekinian (13/5) dengan pemateri Erick M. Saputra.

Selain itu, 5. TOT Metode interaktif dan teknik fasilitasi untuk kelas training lebih menarik (15/5) dengan pemateri Putri Zainur Hayati serta 6. Strukturkan pikiranmu lewat Mind Map (18/5) dengan pemateri Muhammad Noor.

Seluruh pelatihan dilakukan dengan cara live streaming (siaran langsung) di kanal youtube.com/presentaedu dengan kombinasi WhatsApp Group.

Menurut Admin Grup pelatihan, Nadya, seluruh peserta akan memperoleh E-Certificate (19/5) dengan terlebih dahulu harus menjawab pertanyaan evaluasi untuk tiap materi pelatihan. (AI/MMK).

Saturday, 09 May 2020 13:22

 

Penulis: Fred K

Editor: Mitha MK

Makassar (Phinisinews.com) - Majelis Raja Agung Sultan (MARS) Indonesia Wilayah Sulawesi Selatan turun ke jalan untuk membantu masyarakat terdampak Pandemi Covid-19 di beberapa bagian Kota Makassar.

Bantuan sembako yang diberikan kepada keluarga kurang mampu dan keluarga terdampak Pandemi Korona di lingkungan sekitar Toddopuli, Hertasning, Pengayoman dan Panakukang, di Makassar, Sabtu.

"MARS memberi bantuan berupa sembako kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkan," kata salah seorang anggota MARS Wilayah Sulsel yang ditemui saat menyalurkan bantuan tersebut, Dr Muhammad Ali A.

Dia menguraikan, MARS adalah salah satu organisasi yang visi misinya turut membantu pemerintah mendukung dan melestarikan budaya Nusantara, khususnya budaya yang ada di Sulawesi Selatan.

Menurut dia, sebenarnya bantuan yang MARS berikan ini awalnya diprakarsai oleh ketua, sekreraris dan bendahara yakni Andi Ansari Mangkona, Andi Idhil Fitri, dan W. Tenri Bali Datu Sunra, lalu direspon dengan hangat oleh seluruh anggota sehingga terkumpul dana sesuai kemampuan.

"Kami tergerak membantu pemerintah ikut meringankan beban masyarakat sesuai kemampuan kami karena Pandemi Covid-19 ini telah menggoyahkan berbagi sektor seperti ekonomi, budaya dan sosial," ujarnya.

Bantuan yang MARS berikan ini telah memasuki tahap kedua. Semoga bantuan ini bermanfaat, apalagi di bulan suci ramadhan, ucapnya tanpa merinci banyaknya bantuan yang telah dan akan disalurkan khusus untuk Kota Makassar. (FK/MMK).

Friday, 08 May 2020 03:10

 

Penulis : Ahmad Imron
Editor : Mitha MK

Makassar (Phinisinews.com) - Direktur Eksekutif Phinisi Pers Multimedia Training Center (P2MTC), Fredrich Kuen, MSi mengatakan, semua pihak diminta harus netral menilai kinerja pers saat Pandemi Covid-19.

"Jangan kalau berita itu mendukung kinerja pemerintah atau tim penanggulangan Covid-19, dari tim medis, jaring pengaman sosial, Bansos dan lainnya, lalu pers dinilai benar dan dipuji, tetapi kalau berita kontrol lalu pers dikatakan tidak profesional, berita hoax atau berita dengan tujuan tertentu," ujarnya.

Hal itu dikemukakan Fredrich menjawab keluhan beberapa wartawan dan pemangku kepentingan terhadap kiprah pers di tengah Pandemi virus Korona, di Makassar, Jumat.

Dia menguraikan, berita mendukung bagi pemangku kepentingan akan diterima semua pihak. Tetapi berita kontrol akan menuai berbagai penilaian dan biasanya pers selalu banyak jadi kambing hitam dan menuai berbagai kritikan hingga cemohan paling pahit sebagai pers Abal Abal.

Kalau mau bersikap bijaksana, lanjutnya, kontrol sosial adalah salah satu fungsi dari lima fungsi Pers sesuai undang undang nomor 40 tahun 1999 tentang pers sehingga para pihak yang dikontrol harusnya menjadikan hal itu sebagai koreksi atau introspeksi diri untuk melakukan tugas lebih baik.

Namun, kalau merasa benar dan pemberitaan tersebut dianggap keliru, maka silahkan para pihak mengikuti aturan main penyelesaian delik pers sesuai undang undang tentang pers yaitu melakukan hak koreksi hingga hak jawab dan kalau kedua hal itu tidak dilayani atau kurang puas, silahkan mengadukan ke Dewan Pers. Dan DP akan menyimpulkan/menyarankan/ merekomendasikan penyelesaian dari delik pers tersebut.

Tentu saja dengan terlebih dahulu menguji apakah berita yang disiarkan sudah melaksanakan kode etik jurnalistik, lalu masuk ke peraturan DP, apakah wartawan penulis berita kompeten, apakah pimpinan redaksi medianya mengantongi kartu kompetensi utama dan terakhir apakah media tersebut sudah terverifikasi di DP.

Untuk masyarakat umum, tidak sulit untuk mengecek media yang menyiarkan suatu berita kredibel atau tidak, pengecekan ini penting untuk faktor "trush" (kepercayaan) bahwa berita dari media tersebut dapat dipercaya atau tidak dengan cara melihat box redaksi.

Yang diperhatikan, ujarnya, pertama legalitas hukum, apakah tercantum Akte Notaris dan AHU dari Kemenhum dan HAM perusahaan media itu, lalu sesuai peraturan Dewan Pers, apakah Pimred media tersebut menyebutkan sebagai wartawan utama (kompetensi tertinggi) disertai nomor kartu, serta nomor verifikasi media di DP.

DP berperan besar, sebab satu satunya lembaga yang ditunjuk oleh undang undang untuk menjembatani masalah yang timbul akibat pertikaian atau pemberitaan pers secara nasional.

Masyarakat umum sebaiknya memahami bahwa faktor pimpinan redaksi dengan tingkatan kompetensi wartawan utama ini sangat penting. Sebab Pimred menjadi penjaga gawang terakhir (gate keepers) dan penanggung jawab terhadap berita yang medianya siarkan.

Wartawan utama sangat paham tentang berita, kode etik, aturan, penyelesaian delik pers dan lainnya sehingga gawangnya tidak mudah dijebol dengan berita hoax dan lainnya sebab akan berkonsekuensi hukum.

Selain itu, sebagai wartawan utama, Pimred akan membimbing wartawannya untuk bekerja secara profesional sesuai kode etik dan aturan serta hukum yang berlaku.

Artinya, lanjut Fredrich yang juga penguji kompetensi wartawan, masyarakat umum cukup menelisik box redaksi maka bisa menentukan sikap, mempercayai atau tidak terhadap berita yang disiarkan. Sebab pada box tersebut ada trush.

Sedangkan bagi pemangku kepentingan juga harus menyadari bahwa perkembangan media, khususnya media berita online (cyber) sangat banyak, begitupun jumlah wartawan tumbuh semakin banyak, sehingga harus ada tanggung jawab sosial secara bersama agar pers bekerja secara profesional.

Caranya, pada institusi atau pejabat pemangku kepentingan yang sering ditongkrongi banyak wartawan karena dia narasumber penting, sebaiknya minimal satu kali dalam setahun menyelenggarakan "penyegaran jurnalistik" bagi kelompok wartawan di tempatnya.

Cari pemateri jurnalistik yang kredibel seperti penguji kompetensi wartawan atau lembaga pelatihan pers yang baik lalu gandeng mereka untuk bekerjasama penyelenggaraan pelatihan jurnalistik.

Minimal dua hal penting akan dicapai dari cara itu, ucapnya, yakni pertama wartawan pada kelompok kecil tersebut makin profesional dan kedua mereka paham betul menulis berita di lingkup tersebut.

Bila pemangku kepentingan seperti Gubernur, Walikota, bupati, dinas dinas, BUMN dan organisasi bisnis melakukan pelatihan minimal satu kali dalam setahun dengan peserta 30-50 wartawan dan yang menyelenggarakan 50 institusi maka dalam satu tahun ada 1.500 - 2.500 wartawan mendapat pelatihan penyegaran jurnalistik pada satu provinsi.

Bila hal yang sama dilakukan di 34 provinsi di tanah air, berarti dalam satu tahun pelatihan penyegaran jurnalistik untuk menciptakan wartawan profesional jumlahnya 51.000 - 85.000 wartawan, sangat dahsyat, ucapnya.

Artinya, pemangku kepentingan tidak hanya menuding berita yang tidak disukai sebagai pers Abal Abal, melainkan juga ikut membina tenaga pers profesional yang akhirnya terjalin komunikasi harmonis antara narasumber dan wartawan untuk berita yang sesuai fakta dan telah dilakukan check and recheck.

Apalagi saat ini, Pandemi Korona membuat semua work from home, stay at home dan dari rumah kita harus memperoleh berita benar, kredibel, sesuai fakta agar hati dan pikiran tenang sehingga imunitas tubuh terus meningkat. (AI/MMK).

Friday, 24 April 2020 19:45

Penulis : Fred K

Editor : Mitha MK

 

Makassar (Phinisinews.com) - Pelatihan Pajak online yang dilakukan Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Makassar, Sulawesi Selatan saat "work from home" akibat Pandemi Korona dalam melakukan bimbingan pengisian laporan tahunan pajak badan dan pribadi dinilai efektif oleh peserta.

Beberapa peserta untuk pajak badan usaha seperti Yayasan Pers Multimedia Phinisi Kuensyam, Art and Design, Yayasan APK serta beberapa peserta pajak pribadi di Makassar, Jumat, sepakat menyatakan pelatihan pajak online ini sangat efektif karena seluruh peserta dapat merampungkan pengisian laporan pajak tahunannya.

Untuk Pajak tahunan pribadi. Saat pelatihan dapat langsung dirampungkan pengisian laporan pajak dan dilaporkan secara online melalui Efin.

Sedangkan pengisian SPT tahunan Badan hingga pelaporannya, peserta mengakui membutuhkan waktu 2-3 hari baru rampung karena harus melengkapi beberapa dokumen lainnya.

Rata rata setiap hari kelas pajak online ini diikuti oleh 20 peserta berlangsung 4-5 jam dan untuk KPP Makassar Barat melakukan kombinasi grup whatsapp, link web dan Video online sedangkan Makassar Utara menambahkan dengan aplikasi zoom.

Dalam video online, Kepala KPP Makassar Barat, Muh Sukri Subki mengatakan periode 16 Maret sampai 29 Mei 2020, kantor pajak KPP Makassar Barat tidak melakukan layanan tatap muka dan diganti dengan layanan online.

Khusus bagi laporan pengisian (SPT) pajak tahunan serta bimbingan elektronik filing identification (Efin) dilakukan melalui "kelas pajak online" setiap hari Senin sampai Jumat, terutama bagi pengisian laporan pajak pemula.

Bimbingan pengisian SPT tahunan pola online ini adalah bagian dari peningkatan pelayanan yang diberikan kantor pajak agar wajib pajak bisa melakukan pengisian secara benar dan tepat waktu sekalipun dalam situasi Pandemi Covid-19, ujar Sukri.

Koordinator kelas pajak online Makassar Barat, Abie Agazy mengatakan, tim kami tetap memberikan bimbingan pengisian SPT tahunan badan usaha dan pribadi setelah usai kelas pajak on line secara jaringan pribadi (japri).

Tujuannya agar pengisian SPT dilakukan secara benar dan dilaporkan tepat waktu, ujarnya.

Tim pembimbing dari Makassar Barat antara lain Nurfita Primastuti, Riski Andini Sipatu, Eny Suryani dan Rizky Khaerany sedangkan koordinator Makassar Utara, Fitrah. (FK/MMK).

Monday, 23 March 2020 08:57
 
Penulis : PR DPI
Editor : Fred K
 
Jakarta (Phinisinews.com) - Dewan Pers Indonesia (DPI) meminta insan pers di seluruh Indonesia agar tidak memberi panggung bagi politisi dan pengamat yang mempolitisasi pendemi global Covid-19 (Corona Virus Disease) untuk mendiskreditkan pemerintah.
 
Terutama bagi politisi dan pengamat yang bertujuan meraih popularitas untuk kepentingan kelompok, atau bertujuan merusak citra pemerintah di tengah semua elemen masyarakat yang lagi fokus dalam penanganan bencana penyebaran virus Corona. 
 
Penegasan itu dikemukakan Ketua DPI, Heintje Mandagi di Jakarta, Senin,  menyikapi maraknya berita di berbagai media mainstream dan media online akhir-akhir ini, yang mengutip pernyataan politisi dan para pengamat yang tidak henti-hentinya mengkritik pemerintah yang tengah berusaha mengatasi penyebaran dan penanggulangan bencana Covid-19 di seluruh Indonesia. 
 
"Ini saatnya pers ikut fokus pada penanggulangan penyebaran virus mematikan itu, bukannya memberi panggung kepada para politisi yang hanya sibuk mencari-cari kesalahan pemerintah dalam penanganan masalah Covid-19 di Indonesia," ujar Mandagi dalam press releasenya.
 
Dia juga menegaskan, di tengah bangsa ini sedang galau menghadapi bencana penyebaran virus mematikan ini, pers wajib menciptakan opini yang justeru mampu mengarahkan masyarakat untuk bersatu padu membantu pemerintah melawan penyebaran virus Covid-19 dan menghindari politisasi penanganan becana ini. 
 
Langkah itu, menurutnya, adalah bagian dari menjalankan fungsi sosial kontrol pers sebagaimana diatur dalam UU Nomor 40 Tentang Pers.  
 
"Melayani narasumber silahkan saja, tetapi kutipan pernyataan itu harus disaring (filter) secara profesional sebagai bagian dari penerapan kode etik jurnalistik agar dampak dari pemberitaan itu bisa menyebarkan hal yang bermanfaat bagi masyarakat, bukannya malah mengganggu konsentrasi pemerintah dalam mengatasi bencana," ujarnya.
 
Ini saatnya pers Indonesia berperan aktif dalam membantu pemerintah fokus pada penanggulangan bencana, dan menghentikan kepentingan industri media yang hanya mengejar rating. 
 
"Saya hanya ingin mengingatkan bahwa pers Indonesia harus ikut memiliki rasa tanggung-jawab atas ancaman keselamatan jutaan masyarakat Indonesia lewat tindakan nyata menyebar berita yang berguna bagi upaya penanggulangan bencana," terangnya.
 
Dalam situasi normal, Mandagi mengaku pernyataannya tidak etis untuk membatasi politisi memberi kritik kepada pemerintah. Tetapi dalam situasi krisis seperti ini, Mandagi mengatakan, kritikan sepertinya tidak tepat lagi.  
 
"Semua pihak harus fokus dan bersatu memberi saran yang membangun dan solutif, bukan saling menyalahkan. Ekspos tindakan nyata akan lebih menarik dan penting bagi bangsa ini ketimbang gaduh di media yang membuat masyarakat makin bingung dan tambah panik," ucapnya.
 
Dia juga menyarankan agar pers seharusnya banyak menggali berita dari para tokoh masyarakat, para politisi, atau artis yang sedang aktif menggalang dana untuk membantu penanggulangan bencana ini agar dapat menginspirasi banyak pihak untuk ikut melakukan hal yang sama dalam rangka membantu pemerintah mengatasi bencana Covid-19 ini.
 
Dia juga menyampaikan dukungan kepada seluruh awak media di manapun berada untuk tetap semangat dan berhati-hati dalam melakukan liputan pendemi Covid-19 agar keselamatan diri tetap dijaga demi menghindari terpapar virus. (PR-DPI/FK).
Friday, 20 March 2020 16:03
 
 
Penulis : Mitha Mayestika Kuen, S.I.P, M.I.Kom
(Dosen sekaligus Penulis Buku Kewartawanan di Era Milenial)
Editor : Ahmad Imron
 
Phinisinews.com – Sangat banyak dampak negatif dari Pendemi global virus Corona, namun terdapat juga sisi positif yang menonjol yang menyertai pendemi itu, antara lain loncatan teknologi Human Learning dalam mengantisipasi stagnan study dan stagnan kerja.
 
Tidak ada kata tidak bisa, teknologi komunikasi harus dimanfaatkan secara maksimal dengan segala variasinya agar tidak terjadi kelumpuhan total di dunia pendidikan dan dunia kerja yang menerapkan sistem belajar mengajar jarak jauh, begitupun kerja jarak jauh dampak wabah virus Corona tersebut.
 
Badan Kesehatan Dunia (WHO – World Health Organization) sejak 12 Maret 2020 telah menyatakan Corona Virus Disease (Covid-19) sebagai Pendemi global atau wabah yang meluas ke berbagai negara di belahan dunia dan beberapa provinsi di Indonesiapun terpapar sebagai daerah positif Corona.
Betul masa inkubasi virus Corona hanya 2-14 hari, namun dampaknya sangat luar biasa, menebar ketakutan, kecemasan dan paranoid sebab pengaruh negatifnya sangat besar, baik bagi kesehatan, kematian, sosial distancing, karantina, isolasi hingga lock down yang akan berdampak ekonomi secara meluas.
 
Dari dampak negatif yang begitu banyak, terdapat juga sisi positif dari Pendemi Covid-19 seperti bidang kesehatan, maka penelitian vaksin anti corona terus dilakukan untuk mengurangi atau mencegah korban jiwa jatuh, begitupun untuk mempercepat stamina bugar, berbagai tanaman rempah untuk jamu diracik untuk kebugaran agar tidak terkena virus Corona tersebut dan yang sangat dibutuhkan saat ini untuk menghindari kelumpuhan pendidikan dan ekonomi adalah penggunaan teknologi komunikasi untuk bekerja dan belajar jarak jauh.
 
Untuk kaum milenial dituntut untuk bisa menggunakan berbagai teknologi komunikasi canggih dalam mengatasi keadaan yang tidak menguntungkan ini.
 
Work from home atau study from home menjadi sesuatu yang lumrah, sehingga harus diantisipasi pemanfaatan teknologi komunkasi agar aktivitas berkumpul bisa sama kualitasnya dengan aktivitas karantina dalam hal belajar mengajar maupun kerja.
 
Di era milenial, seluruh kaum muda dituntut harus fasih menggunakan teknologi komunikasi kekinian yang begitu canggih dan variatif ini merupakan dampak positif penuluran virus Corona  sehingga terjadi loncatan teknologi human learning tercepat dalam masa peradaban untuk kaum di bawah Era milenial.
 
Kenapa demikian?. Karena dengan adanya karantina di rumah maka seluruh kegiatan atau aktivitas kantor, sekolah maupun kampus mulai dikerjakan menggunakan sistem daring. Sistem yang melekat dengan era milenial yang bersifat harus dan wajib diketahui oleh kaum yang lahir sebelum era milenial tidak terkecuali yang berumur 50 tahun ke atas.
 
Seluruh sistem teknologi komunikasi baik pengiriman email, Video call, Teleconference yang biasanya hanya digunakan orang tertentu atau kalangan jabatan tinggi untuk melakukan pembicaraan/meeting penting, sekarang merambah ke seluruh rakyat yang diwajibkan melek teknologi hanya dalam kurun waktu singkat. 
 
Positif membawa berkah menurut saya pribadi karena percepatan atau loncatan teknologi berubah drastis seperti di kampus yang belajar bukan hanya kaum milenial namun banyak pula yang telah berumur namun dengan virus covid-19 ini menularkan positif melek teknologi yang wajib diketahui demi kelanjutan perkuliahan.
 
perkembangan teknologi Komunikasi kali ini  menemukan titik loncatan terbesar dapat kita lihat dari alur sejarah perkembangan teknologi sebelum 4.0
Loncatan teknologi ini terjadi karena faktor keadaan seperti adanya imbauan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim agar aktivitas pembelajaran baik di sekolah maupun perguruan tinggi di daerah terdampak Virus Corona untuk dilakukan di rumah atau tempat tinggal.
 
Imbauan itu sejalan dengan Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpanrb) Nomor 19 Tahun 2020 tentang Penyesuaian Sistem Kerja Aparatur Sipil Negara dalam Upaya Pencegahan Penyebaran Covid-19 di Lingkungan Instansi Pemerintah.
 
Mendikbud mendapatkan laporan sekitar 166 pemerintah daerah dan 832 perguruan tinggi baik negeri maupun swasta (per 19 Maret 2020) telah meniadakan aktivitas di satuan pendidikan.
 
"Kehadiran fisik tidak menjadi ukuran kinerja. Yang terpenting adalah pembelajaran tetap berjalan dan terus terjadi. Hanya caranya yang berubah menjadi pembelajaran daring," pesannya.
 
Sejarah perkembangan teknologi komunikasi
Lifelong Learning serta Continuous Improvement adalah contoh istilah yang sering dipakai untuk menjelaskan bahwa pendidikan telah memasuki suatu tingkat bahwa belajar adalah merupakan suatu kebutuhan untuk seumur hidup.
Saat ini sebagian besar sistem pendidikan di dunia ini cenderung masih konservatif.  Pola-pola tatap muka antara dosen dan mahasiswa dalam jumlah tertentu, ujian tertulis, serta kehadiran mahasiswa dalam kelas masih tetap dianggap sebagai pemicu keberhasilan pembelajaran.  Di kelaspun mahasiswa seperti dipaksa untuk menerima ilmu pengetahuan yang diajarkan oleh sang dosen dan belajar secara aktif. 
 
Hal ini sering disebut sebagai “Teacher Centred Learning” dimana meletakkan dosen sebagai pelaku/subjek dan mahasiwa sebagai objek yang kurang berinteraksi satu sama lain (Kurniawan, 2000; Polla, 2000). Lebih lanjut Kurniawan (2000) melanjutkan bahwa perilaku semacam ini sudah tidak sesuai dengan perkembangan jaman, usang dan banyak ditentang oleh para peneliti di bidang pendidikan pembebasan seperti Bruffe (dengan Collaborative Learning), Brooks dan Brooks (Constructivist) serta Culture Perspective menurut Roads dan Black. 
 
Pandangan-pandangan untuk mengubah teacher-centred learning menjadi student-centred learning agaknya sangat ditunjang dengan adanya perkembangan teknologi informasi (TI) yang demikian pesat, sehingga dapat menimbulkan minat belajar mandiri yang sangat besar bagi para mahasiswa dengan banyaknya informasi mutakhir yang dapat dieksplorasi melalui Internet.  
 
Namun sebenarnya penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi serta multimedia yang lebih bervariasi akan dapat lebih meningkatkan efektivitas program pengajaran yang diselenggarakan Universitas Terbuka (UT). 
 
Model sistem pendidikan yang diperkenalkan UT inilah merupakan cikal bakal sistem pembelajaran jarak jauh (Distance Learning) yang tampaknya diperlukan Indonesia di masa-masa saat ini untuk dapat mencukupi kebutuhan pendidikan mahasiswa yang dilanda Bencana Covid-19. 
 
Perkembangan Internet sebagai salah satu temuan terpenting abad ini telah menyebabkan konvergensi macam-macam perkembangan teknologi di atas dalam usaha untuk menghasilkan informasi, kapanpun, dimanapun dan dengan apapun peralatan yang kita gunakan.
 
Teknologi yang dipakaipun mulai bervariasi, mulai dari penggunaan teknologi berkabel hingga yang menggunakan gelombang radio (wireless), maupun menggunakan broadband network (http://www.kabelvision.co.id) yang dapat menghantarkan informasi dengan kecepatan yang sangat tinggi. 
 
Internetpun mulai merevolusi hampir seluruh aktivitas serta proses bisnis yang ada di masyarakat dengan adanya paradigma “e” yang melekat pada bermacam-macam aktivitas, seperti ebusiness, e-commerce, e-procurement, e-delivery, bahkan sampai pada e-education ataupun e-learning. 
Belakangan ini telah cukup banyak institusi pendidikan yang mulai meletakkan bahan ajarnya di Internet sebagai suplemen bagi mahasiswanya dan cukup banyak pula yang sudah benar-benar membangun Virtual University, yaitu universitas virtual tanpa kendala fisik semacam gedung ataupun bahan ajar berupa buku fisik. 
 
Fasilitas e-mail dan chatting juga banyak dipakai sebagai sarana berkomunikasi dan diskusi antara dosen – mahasiswa ataupun mahasiswa – mahasiswa. Sesuatu yang kurang jelas dapat ditanyakan kepada dosen melalui email. 
 
Perbedaan mendasar antara E-mail dan chatting adalah terletak pada pola para penggunanya. Pada E-mail, penerima E-mail tak harus hadir saat suatu E-mail dikirim dan diterima, karena E-mail tersebut akan masuk dan disimpan dalam mail server penerima pesan. 
 
Sedangkan pada chatting, percakapan hanya bisa dimulai bila kedua pihak online sehingga dapat saling berhubungan. Chatting  sendiri dapat dipergunakan lebih dari dua orang, sehingga bisa merupakan wahana diskusi dari sekelompok orang (conference). Pengembangan e-mail berbasiskan webpun sangatlah marak. Layanan e-mail gratis dari banyak situs web cukup menarik bagi orang yang tidak mempunyai account e-mail.
 
Jadi prinsipnya, wabah virus Corona memaksa terjadinya lompatan human learning maupun e-learning, dari Universitas yang belum menerapkan kini harus menerapkan sebab terjadi kuliah jarak jauh layaknya UT karena faktor karantina dan sosial distancing akibat Corona. (MMK/AI).
 

Galleries

 
  Penulis : Redaksi  /  Editor : Fred Daeng Narang Bulukumba, Sulsel (Phinisinews.com) – Masyarakat adat...
  Penulis : Fred Daeng Narang  /  Editor : Mitha K Makassar (Phinisinews.com) – Kawasan Wisata Terpadu Gowa...
  Penulis : Andi Mahrus Andis.   Makassar (Phinisinews.com) - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Sulawesi...
  Penulis : Redaktur Medan (Phinisinews.com) - Ketua Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Pers Indonesia, Hence...

Get connected with Us