Penulis : Fred Kuen / Editor : Mitha MK
Makassar (Phinisinews.com) - Ketua Tim Penggerak PKK Kota Makassar, Indira Yusuf Ismail me-launching pelayanan vaksinasi Covid-19 bagi ibu hamil di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Kegiatan ini dilaksanakan secara simbolis bertempat di Puskesmas Kecamatan Tamalate Makassar, Jumat.
“Kita harap vaksinasi dapat merata agar masyarakat Kota Makassar dapat mencapai target herd immunity (kekebalan kelompok). Demikian pula dengan ibu hamil, mereka rentan dengan Covid-19, sehingga dengan adanya vaksinasi diharapkan imunitas tubuh dapat meningkat, sehingga terhindar dari paparan covid-19,” ujarnya.
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Surat Edaran Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.01/I/2007/2021 tentang Vaksinasi covid-19 bagi Ibu Hamil dan Penyesuaian Skrining dalam Pelaksanaan Vaksinasi covid-19.
Sesuai arahan dari Ketua TP PKK Pusat, Ny. Tri Tito Karnavian, meminta supaya kader PKK sebagai team penggerak di masyarakat, dan aktif mensosialisasikan vaksinasi.
“Secara resmi pencanangan vaksinasi covid-19 bagi ibu hamil ini dibuka, mudah-mudahan ke depan tercapai targetnya, pelaksanaannya lancar dan sukses, sehingga target percepatan vaksin di Makassar bisa terpenuhi serta bisa segera tercipta herd immunity untuk meminimalisir orang yang terpapar covid-19,” ujar Indira.
Kegiatan ini dihadiri pula oleh Camat Kec Tamalate, Fahyuddin AP, MH, beserta Ketua TP PKK Kecamatan Tamalate, Perwakilan Persatuan Obstetri dan ginekologi Makassar, dr Iriani Sp.Og, Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Makassar, Emmilia Harnani, M.Kes, Pengurus TP PKK Kota Makassar, serta Lurah Kecamatan Tamalate.
Kegiatan launching ini dilanjutkan dengan peninjauan kegiatan vaksinasi, serta meninjau kondisi Puskesmas Tamalate, dan juga penyerahan bingkisan bagi ibu yang sedang hamil dan seluruh kegiatan dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat, memakai masker dan double masker, mencuci tangan dengan sabun di air mengalur yang fasilitasnya sudah disediakan serta tetap menjaga jarak.
Di Kota Makassar, dalam upaya penanggulangan dan pemulihan dari Pandemi Covid-19, Pemkot telah memiliki program “Makassar Recover” yang melibatkan semua komponen masyarakat dengan membentuk Tim Satgas, terdiri dari satuan tugas (Satgas) Tim Raika (Pengurai Kerumunan), Tim Hunter (deteksi OTG, Testing, Tracing dan Treatment), Tim Detector (deteksi OTG, deteksi penderita Covid, deteksi dari rumah ke rumah serta pencegatan di perbatasan wilayah) yang melibatkan ribuan tenaga kesehatan, pihak pengamanan TNI, Polri dan Satpol PP serta relawan. (FK/PR/MMK).
Penulis : Fred Kuen / Editor : Mitha MK
Makassar (Phinisinews.com) – Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman meminta Bupati dan Walikota di Sulsel untuk melakukan kebut vaksinasi bagi pelajar dan siswa, 12-17 tahun agar dapat bersekolah secara tatap muka dengan aman.
Selain itu, komunitas dan lembaga lembaga sosial kemasyarakatan lainnya diharapkan terlibat dalam upaya kebut vaksinasi untuk mencegah penularan Covid-19 agar segera terbentuk herb immunity (kekebalan kelompok) agar aktivitas warga dapat kembali normal.
“Salah satu upaya cegah penularan cavid-19 dan melaksanakan program herd immunity (kekebalan kelompok) dengan meminta kepada seluruh kabupaten dan kota untuk kebut vaksin, khususnya untuk pelajar, sehingga sekolah segera bisa dilakukan tatap muka,” ujarnya di Makassar, Jumat.
Diketahui sebelumnya, Presiden RI, Joko Widodo berpesan, semakin cepat vaksinasi terhadap pelajar dilakukan, maka semakin cepat pula kegiatan belajar-mengajar tatap muka bisa dilakukan.
Aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) terbaru sudah membolehkan sekolah di wilayah PPKM level 1-3 menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.
Sementara itu, satuan pendidikan di wilayah PPKM level 4 tetap melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ). “Jadi untuk semua pelajar di seluruh tanah air, kalau sudah divaksin, silahkan dilakukan langsung belajar tatap muka karena SKB menteri-kan sudah ada,” ujar Presiden seperti disiarkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Sedangkan untuk komunitas, Andi Sudirman Sulaiman mengapresiasi pelaksanaan vaksinasi Covid-19 tahap 1 yang digelar Pengurus Daerah (Pengda) Indonesian Off-Road Federation (IOF) Sulsel bersama komunitas otomotif dan Polda Sulsel, di Monumen Mandala, Makassar (2/9).
Peran komunitas dan beberapa instansi lainnya di Sulsel sudah cukup besar membantu pemerintah dalam upaya membangun optimisme pencapaian vaksinasi, dan juga pencapaian herd immunity di Sulsel.
“Kita tentu sangat apresiasi. Ini kan diinisiasi oleh IOF dan jajaran Polda Sulsel. Kami apresiasi sekali karena ini tujuannya adalah bersama-sama bekerja bergotong royong untuk mengejar target capaian kita untuk memperoleh herd immunity,” katanya.
Dia juga menyatakan, ketersediaan vaksin jenis moderna telah hadir di Sulsel, yang diperuntukkan bagi penderita komorbid yang belum tersentuh vaksin tahap 1 dan tahap 2.
Vaksin jenis moderna sudah disalurkan ke semua kabupaten kota di Sulsel, dan untuk pemberian suntikan moderna hanya dilaksanakan di rumah sakit, karena penderita komorbid yang mendapatkan vaksin moderna harus terpantau pelaksanaannya dan harus mendapat pendampingan dari pihak rumah sakit.
Ketua IOF Sulsel, Adi Rasyid Ali menyampaikan, pelaksanaan vaksinasi yang digelarnya itu adalah bagian dari program misi kemanusiaan IOF dalam membantu pemerintah menangani Covid-19 di Sulsel, khususnya di Makassar.
“Salah satu misi kemanusiaan kami adalah program vaksinasi Covid-19. Kami ingin bagaimana menangani virus ini. Ini sudah menjadi tugas kita bersama, bukan cuma Pemprov dan Polda, tetapi tugas kita semua komunitas, masyarakat, dan stakeholder ikut melaksanakan misi kemanusiaan,” tegasnya.
Pelaksanaan vaksinasi ini, kata legislator yang akrab disapa Ara tersebut, akan berlangsung selama empat hari, dengan target peserta vaksin yang tidak terbatas. Sehingga dalam empat hari tersebut, pihaknya mengajak semua lapisan masyarakat untuk ikut berpartisipasi.
Dalam kegiatan itu, Plt Gubernur bersama Kapolda Sulsel, Ketua DPRD Sulsel, Wali Kota Makassar, Ketua DPRD Makassar, dan Ketua IOF Sulsel menyerahkan bantuan sosial kepada sejumlah pengemudi ojek online.
Semua kegitan tersebut berlangsung dengan protokol kesehatan yang ketat, yakni menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir serta menjaga jarak. (FK/PR/MMK).
Penulis : Fred Kuen / Editor : Mita MK
Makassar (Phinisinews.com) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menggunakan fasilitas “Mobile Vaccinator” (vaksinasi bergerak) untuk memaksimalkan pencapaian target 7,1 juta jiwa tervaksinisasi Covid-19 serta mempercepat “herd immunity” (kekebalan kelompok) terbentuk di Sulsel.
Hal itu dilakukan sebagai salah satu upaya maksimal untuk mendapatkan hasil kekebalan bagi kelompok masyarakat dari serangan pandemi Covid-19 di Sulsel dengan cara melakukan vaksinasi di tempat masyarakat berada, kata Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman di Makassar, Jumat.
Setelah di Kabupaten Sinjai, mobile vaksinator milik Pemprov Sulsel ini kembali menyasar pencapaian vaksin di daerah lainnya, yakni di Kabupaten Tana Toraja dan Toraja Utara.
“Mobile vaccinator menyasar warga Tana Toraja dan Toraja Utara, dan akan dimaksimalkan melalui kerjasama antara Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten Tana Toraja dan Toraja Utara,” katanya.
Untuk pelaksanaan vaksin di dua daerah tersebut, Plt Gubernur menargetkan capaian vaksinasi sebanyak 7.500 sampai 10 ribu dosis vaksin, yang akan berlangsung selama tiga hari dan dalam pemberian vaksinasi di daerah, pemerintah provinsi bekerjasama dengan pemerintah kabupaten kota untuk penyediaan tenaga vaksinator.
“Untuk vaksinator kita kerja sama dengan pemerintah kabupaten yang diambil dari tenaga kesehatan daerah setempat,” jelasnya.
Dengan kontribusi pemberian vaksin melalui mobile vaccinator, dia yakin capaian vaksinasi dengan target 7,1 juta jiwa di Sulsel bisa segera terwujud, dan herd immunity juga bisa lebih cepat terbentuk. Sehingga, aktivitas masyarakat di Sulsel perlahan dapat kembali normal.
Khusus di Kota Makassar, fasilitas Mobile Vaccinator juga digunakan untuk mempercepat target capaian vaksinasi bagi pelajar dan siswa usia 12 tahun ke atas.
Selain kegiatan vaksinasi yang terus dikebut, protokol kesehatan juga terus dilakukan secara ketat, yakni mengunakan masker dan double masker pada semua aktivitas masyarakat, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir untuk awal dan akhir kegiatan di kerumunan serta terus menjaga jarak dan menghindari kerumunan, terutama di tempat umum seperti mall, warung kopi, tempat wisata dan lainnya. (FK/PR/MMK)
Penulis : Fred K / Editor : Fyan AK
Makassar (Phinisinews.com) – Sebanyak 53.966 orang pelajar dan remaja usia 12 tahun ke atas di Provinsi Sulawesi Selatan sudah divaksinasi Covid-19 dari target 978.890 orang.
Capaian vaksinasi itu sebanyak 5,51 persen yang dilakukan sejak Juli 2021 hingga 21 Agustus 2021.
Plt Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman melalui release Humas Pemerintah Provinsi Sulsel, yang diterima di Makassar, Selasa, bersyukur atas antusiasme para pelajar di Sulsel untuk divaksinasi.
Untuk itu, pihaknya terus mendorong pemberian vaksin kepada remaja SMP dan SMA di Sulsel yang berusia 12-17 tahun. Itu dilakukan sebagai upaya untuk mencegah penularan Covid-19 di lingkungan sekolah serta lingkungan umum kalangan remaja beraktivitas.
“Melalui vaksinasi ini, kita membangun herd immunity untuk semua kalangan secara menyeluruh,” ucap Andi Sudirman.
Upaya vaksinasi Covid-19 di kalangan remaja ini dilakukan sebagai langkah rencana persiapan untuk memasuki tahap Pembelajaran Tatap Muka (PTM).
Para pelajar SMA dan SMK yang ditemui di lokasi vaksinasi seragam berucap sangat mengapresiasi mudahnya mendapatkan vaksinasi melalui pelayanan “Mobile Vaccinator” yang merupakan inisiasi Plt Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman.
“Alhamdulillah, adanya vaksinator keliling (Mobile Vaccinator) dari Pemprov Sulsel yang memudahkan saya dan teman-teman mendapatkan vaksin,” ucap mereka.
Motivasi peserta vaksinasi, karena ingin segera kembali belajar tatap muka di sekolah bersama teman-teman.
Remaja dan anak sekolah menjadi salah satu sasaran dalam vaksinasi Covid-19 bagi siswa sekolah di atas 12 tahun, atau pelajar yang duduk di bangku SMP dan SMA/sederajat.
Selain vaksinasi, Protokol Kesehatan juga terus dilakukan secara ketat yakni terus memakai masker dan cenderung double masker untuk semua aktivitas masyarakat, terus menjaga jarak dan menghindari kerumunan serta senantias mencuci tangan memakai sabun di air mengalir pada awal dan akhir aktivitas dimanapun itu aktivitas dilakukan.
Di Sulsel, Sisa dua daerah dari 24 Kabupaten/Kota yang PPKM berada pada level empat yakni Kota Makassar dan Luwu Timur. (FK/PR/FAK).
Oleh : Fredrich Kuen
Makassar (Phinisinews.com) – Inovasi penanganan Pandemi Covid-19 di Provinsi Sulawesi Selatan, terutama inovasi isolasi bagi pasien orang tanpa gejala (OTG) serta untuk stadium ringan Cavid-19 mendapat perhatian global melalui pemberitaan nasional dan internasional.
Dua tokoh sentral yakni Pelaksana Tugas Gubernur Provinsi Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman dan Walikota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto jadi pusat perhatian pemberitaan sebagai penginisiasi berbagai inovasi tersebut.
Tercatat dua cara inovasi isolasi yang dilakukan menjadi pusat perhatian yakni isolasi apung menggunakan kapal Pelni KM Umsini yang diinisiasi oleh Walikota Makassar dan pemanfaatan Asrama Haji Makassar yang “disulap” sedemikian rupa menjadi tempat isolasi persinggahan yang diinisiasi Plt Gubernur Sulsel.
Isolasi apung dilakukan atas kerjasama Pemerintah Kota Makassar serta jajaran Kementerian Perhubungan yang memanfatkan Kapal penumpang KM Umsini dengan kapasitas 900 tempat tidur yang diparkir (lego jangkar) di antara Pelabuhan Makassar dan Pulau Lae-lae atau berada tepat di depan Kota Makassar dalam kawasan wisata Pantai Losari.
Awalnya pasien mengeluh tentang masih adanya kecoa kecil bersiliweran di kapal tersebut, namun setelah dilakukan penanganan terpadu, maka keluhan tersebut tidak ada lagi dan pasien sangat “happy” (bahagia) sehingga penyembuhan secara isolasi tersebut relatif cepat. Tidak ada perawatan sampai dua minggu (14 hari), melainkan relatif singkat, banyak yang hanya 5-7 hari sudah kembali negatif (sembuh).
Yang sangat mendapat respon positif dari isolasi apung tersebut, kata Ramdhan Pomanto adalah suasana wisata yang sangat menonjol.
Pasien dapat menikmati sunset (matahari tenggelam) dan sunrise (matahari terbit), pemandangan laut, melihat keindahan Kota Makassar malam hari dari kapal, program penyembuhan yang apik, mulai dari senam sehat (olahraga ringan), hiburan dan pelayanan medis serta gizi yang baik, termasuk pemberian suplemen.
Pengaruh dari penanganan sangat inovatif dengan mengupayakan pasien merasa “happy” (bahagia) sehingga tidak stress yang berdampak terhadap cepatnya proses penyembuhan.
Sedangkan Isolasi Singgah yang diinisiasi Pemerintah Provinsi Sulsel, Dinas Kesehatan dan pihak Kementerian Agama dengan memanfaatkan Asrama Haji Makassar sebagai bagian dari Rumah Sakit Umum Daerah, menjadi tempat isolasi mandiri bagi masyarakat yang bepergian.
Banyak pasien terdeteksi covid di Bandara Sultan Hasanuddin dari berbagai daerah di Indonesia, langsung masuk ke Asrama haji, kata Plt Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman dan melanjutkan, begitupun masyarakat dari berbagai kota dan kabupaten di Sulsel yang masuk Makassar dan terindikasi Covid-19, langsung diisolasi di Asrama Haji.
Ide isolasi telah menjadi percontohan nasional dan diterapkan di empat daerah di Indonesia. Bahkan, terakhir, Isolasi Apung Terpadu mendapat sorotan dari sejumlah media asing.
Seperti yang ditulis reuters.com dengan judul ‘Indonesian Ferry Turns Floating Isolation Centrer for COVID-19 Patients’ (Kapal Penumpang jadi pusat isolasi apung pasien Covid-19).
Menyusul sejumlah media asing seperti media Singapura The Straits Times, media Malaysia malaysia.syafaqna.com yang mengutip reuters.
Pada pekan pertama pengoperasian Isolasi apung, pasien yang menjalani isolasi di KM Umsini, yakni 139 orang dengan jumlah yang sembuh 88 orang. Hingga Jumat (13/8), tersisa 51 pasien yang menjalani isolasi.
Juru Bicara Makassar Recover (Pemulihan Kota Makassar dari Pandemi Covid-19), Henni Handayani mengatakan, saat ini pemerintah Kota Makassar terus bekerja memutus mata rantai Covid-19.
“Sebuah kesyukuran dari tim Makassar Recover dan Pemkot Makassar, karena Isolasi Apung Terpadu menjadi percontohan nasional dan dapat perhatian dunia lewat media asing,” kata Henni.
Di Kota Makassar, Program Makassar Recover terdiri dari satuan tugas (Satgas) Tim Raika (Pengurai Kerumunan), Tim Hunter (deteksi OTG, Testing, Tracing dan Treatment), Tim Detector (deteksi OTG, deteksi penderita Covid, deteksi dari rumah ke rumah serta penjegatan di perbatasan wilayah) yang melibatkan ribuan tenaga kesehatan, pihak pengamanan TNI, Polri dan Satpol PP serta relawan.
Penanganan Covid-19 di Makassar dilakukan secara massif untuk mencegah penularan, memutus mata rantai penyebaran serta melakukan penyembuhan, sebab pada PPKM, Makasar selalu berada pada level IV seperti di Pulau Jawa, sedangkan kabupaten dan kota lainnya di Sulsel tidak pada level tersebut, sehingga penanganan di Makassar dilakukan dengan inovasi tinggi dan terpadu.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengapresiasi upaya Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) dalam penanganan Covid-19.
Hal itu diungkapkan Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Covid-19 BNPB, Sonny Harmadi, mewakili Kepala BNPB, saat melakukan silaturahmi virtual Menko Polhukam, Menteri Agama dan Kepala BNPB dengan para Alim Ulama, Tokoh Masyarakat, Pengasuh Pondok Pesantren, Organisasi Keagamaan, dan Pimpinan Agama se Provinsi Sulsel, terkait penanggulangan Covid-19 (20/8).
Sonny Harmadi menyampaikan apresiasinya terhadap Plt Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman, dalam upaya penanganan Covid-19. Mulai dari menekan angka positivity rate, keterisian tempat tidur (bed Occupancy Rate) ICU, hingga melakukan upaya kebut vaksinasi Covid-19.
Apresiasi bagi Sulsel karena angka positivity rate atau jumlah orang yang positif dari 100 persen atau dari 100 orang dites angka positivity ratenya sekitar 30 persen. Jika ada 100 orang dites, maka 30 orang yang terkonfirmasi positif. Ini sudah turun dibanding kondisi puncak pada 3 Agustus 2021, yang angka 42 persen.
Untuk itu, Pemprov Sulsel beserta Forkopimda Sulsel diharapkan terus berupaya dalam menurunkan positivity rate turun dengan memperketat 5M dan 3T (testing, tracing, treatmen).
“Kami juga mengapresiasi karena BOR di Sulsel sudah turun. Puncaknya 2 Agustus sekitar 61 persen, sekarang 51 persen. Tetapi kita harus terus kejar, karena yang aman di bawah 30 persen. Ini menjadi PR (pekerjaan rumah) kita bersama,” ujarnya.
Data mengenai perkembangan vaksinasi oleh Dinas Kesehatan Sulsel pertanggal 18 Agustus 2021, disebutkan total target vaksinasi Provinsi Sulsel sebanyak 7.058.141 orang, pencapaian sudah sekitar 25,71 persen atau 1.814.947 orang.
Angka vaksinasi di Sulsel sekarang cukup tinggi. Walaupun ada hal-hal yang perlu disempurnakan, tetapi Gubernur beserta para kepala daerah juga melakukan upaya luar biasa sehingga vaksinasi sejak periode PPKM pada bulan Juli sampai sekarang melonjak cukup fantastis.
“Kita sudah buat buku materi edukasi untuk masyarakat agar bisa lebih memahami bahaya Covid-19, kenapa harus memakai masker, melaksanakan protokol kesehatan. Itu sudah diterjemahkan dari berbagai bahasa daerah termasuk Bahasa Makassar, Bahasa Bugis, Bahasa Mandar, Bahasa Toraja. Silahkan dimanfaatkan materi ini sebaik-baiknya,” katanya.
Mengatasi pandemi Covid-19, lanjutnya, dengan meningkatkan iman, meningkatkan imunitas, dan aman dengan patuhi Prokes yakni terus memakai masker, double masker, tetap menjaga jarak di semua kegiatan serta terus mencuci tangan pada semua aktivitas awal maupun akhir. Mohon bantuan bagi para tokoh agama dan tokoh masyarakat sangat penting untuk menghindari hoax. Harapan kita terus mengedukasi masyarakat untuk percaya Covid-19 itu berbahaya dan terus mematuhi prokes, serta dorong untuk hidup normal dengan batasan yang dipatuhi. (Editor : Mitha MK).
Penulis : Fred Kuen / Editor : Mitha MK
Makassar (Phinisinews.com) – Wakil Walikota Makassar, Fatmawati Rusdi meninjau warga korban kebakaran di Kampung Lepping, Kelurahan Jongaya, Kecamatan Tamalate, Makassar, membawa bantuan, sekaligus mengingatkan agar tetap patuh terhadap protokol kesehatan (Prokes).
Bantuan yang diserahkan antara lain, beras 110 kantung yang masing-masing beratnya lima kilogram, mie instan, air mineral, minuman susu, terpal untuk tenda lima unit serta baby kit bagi warga yang mempunyai balita, demikian release Humas Pemkot Makassar yang diterima di Makassar, Jumat.
Fatmawati yang tiba lokasi kebakaran, memberikan semangat dan mengingatkan setiap warga yang dijumpainya untuk selalu patuh terhadap prokes, selalu menggunakan masker dalam keadaan apapun situasinya, terus menjaga jarak dan menghindari kerumunan sebab tertib setiap pembagian bantuan serta seringlah mencuci tangan dengan sabun di air mengalir karena ada fasilitas yang disediakan Pemkot Makassar agar terhindar dari pandemi covid-19.
“Sabarki, ini adalah cobaan, apalagi saat ini kita masih dalam masa PPKM, tolong jaga protokol kesehatan secara ketat, minimal terus pakai masker,” kata Fatma di hadapan warga yang ditemuinya.
Dia juga mengecek kondisi masjid, kesiapan dapur umum yang telah disediakan Dinas Sosial Pemerintah Kota Makassar,
Satu unit mobil tangki air bersih yang disediakan pemerintah kota untuk warga, juga tidak luput dari perhatiannya.
“Kalau belum cukup, kita akan sediakan satu unit mobil tangki air bersih lagi, sekaligus dengan mobil khusus untuk MCK, (mandi, cuci, kakus),” ujarnya.
Bencana kebakaran tersebut terjadi Rabu (11/8) yang menghanguskan 110 unit rumah yang dihuni 143 kepala keluarga atau total 400 jiwa penghuni di lingkungan tersebut yang menjadi korban kehilangan tempat tinggal. (FK/PR/MMK).
Penulis : Fred Kuen / Editor : Mitha MK
Makassar (Phinisinews.com) – Sebanyak 50 persen lebih pasien covid-19 yang dirawat pada fasilitas isolasi terintegrasi (FIT) di Asrama Haji Makassar, dinyatakan sembuh dan dipulangkan.
Layanan FIT ini diinisiasi Plt Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman dan disediakan gratis melalui kerjasama Kementerian Agama serta telah memulangkan sebanyak 72 orang yang dinyatakan sembuh dan negatif covid-19.
FIT merupakan rumah sakit darurat (rumah sakit lapangan) yang diampuh oleh Rumah Sakit Provinsi Sulsel. Fasilitas ini diperuntukkan bagi pasien covid-19 tanpa gejala atau gejala ringan, yang bisa berasal dari seluruh kabupaten/kota di Provinsi Sulsel, maupun dari provinsi lain yang kebetulan berada di Sulsel, demikian release dari Humas Pemprov Sulsel yang diterima di Makassar, Jumat.
Pasien pun di bawah pengawasan dokter spesialis dari RS Provinsi sebagai rumah sakit pengampuh. Pasien FIT di Asrama Haji, menjadi tanggungjawab dari RS Labuang Baji.
Direktur Utama Rumah Sakit (RS) Labuang Baji, dr Haris Nawawi menyatakan, hingga 10 Agustus 2021, total pasien yang masuk sebanyak 145 pasien. 50 persen diantaranya, atau 72 pasien telah dinyatakan sembuh.
“Alhamdulillah, pasien merasa nyaman selama isolasi di FIT ini. Apalagi setelah kunjungan Bapak Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto bersama Kapolri, Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo beberapa waktu lalu dan mendengarkan pengakuan dari pasien yang menjalani isoman di FIT,” kata Haris.
Adapun pasien yang menjalani isolasi, lanjutnya, berasal dari berbagai daerah. Ada dari kabupaten/kota, misalnya dari Pangkep. “Ada juga dari Jakarta yang berada di Sulsel itu isolasi di FIT,” ungkapnya.
Dia menegaskan, untuk menjalani isolasi di FIT terbuka untuk umum. Dimana alur penerimaan pasien bisa melalui mandiri, rujukan rumah sakit/puskesmas, melalui call center/website telemedicine hallo dokter.
“Sesuai arahan dari Plt Gubernur, syaratnya hanya memperlihatkan hasil PCR positif covid-19 tanpa gejala atau gejala ringan. Kita terima. Untuk surat keterangan, nanti kami yang bantu follow up di puskesmas,” jelasnya.
Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk mempermudah pengurusan surat keterangan dari puskesmas untuk pasien yang akan menjalani isolasi di Asrama Haji.
Ia pun mengimbau masyarakat, agar jika merasa bergejala covid-19 agar segera melakukan tes PCR di puskesmas. Serta bisa berkonsultasi dengan layanan telemedicine hallo dokter yang disiapkan Pemprov Sulsel.
“Pasien yang sembuh maupun tenaga kesehatan kami juga selalu kami ingatkan agar menyampaikan kepada kerabat atau tetangga jika ada positif covid-19 dengan tanpa gejala, sebaiknya melakukan isolasi di Asrama Haji. Kasihan keluarga di rumah. Segera ke kami, kami akan urus sampai sembuh,” ucapnya.
Selama menjalani isolasi di FIT, pasien memiliki kegiatan rutin. Diantaranya olahraga, ibadah, berjemur dan hiburan. Untuk pelayanan check-up kesehatan mandiri diantaranya disiapkan alat saturasi, oksigen ukur suhu, telemedicine hallo dokter. Serta pemantauan pola hidup sehat dengan istirahat cukup, makanan bergizi, minum vitamin dan obat pereda keluhan.
Adapun fasilitas di asrama haji memiliki 15 gedung perawatan, IGD darurat, kapasitas tempat tidur 1.500, standar kamar hotel, wisma, tenaga kesehatan, sarana olahraga, sarana ibadah, sarana CCTV dan wifi.
Untuk fasilitas kesehatan yakni memiliki ambulans rujukan, mobile lab, mobil x-ray, mobile PCR, oximetri, oksigen konsentrat, alkes lainnya.
Sedangkan bagi masyarakat umum, terus diingatkan untuk tetap melakukan protokol kesehatan secara ketat, memakai masker di semua aktivitas, menjaga jarak serta menghindari kerumuman di manapun itu dan terus mencuci tangan dengan sabun di air mengalir untuk setiap memulai dan mengakhiri kegiatan atau kunjungan di semua tempat agar terhindari dari covid-19. (FK/PR/MMK).
Penulis : Fred Kuen / Editor : Mitha MK
Makassar (Phinisinews.com) – Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menyalurkan 100 ton beras untuk warga terdampak Pandemi Covid-19 di 24 kota/kabupaten di Sulsel.
Plt Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman, melepas secara simbolis penyaluran bantuan cadangan beras Pemprov Sulsel kepada masyarakat terdampak Covid-19, di Kawasan Center Point of Indonesia (CPI) Makassar, seperti release yang diterima dari Humas Pemprov Sulsel, Jumat.
Sebanyak 100 ton beras disalurkan sebagai bantuan awal. Bantuan ini diberikan kepada 24 kabupaten/kota, terutama bagi daerah yang memiliki kasus positif covid-19 yang tinggi, atau yang diterapkan wilayah PPKM Level 4 dan 3. Bantuan selanjutnya akan disalurkan pekan depan.
“Bantuan sebanyak 100 ton, untuk 24 kabupaten/kota. Tapi kita pilih yang positifnya tinggi, levelnya juga lebih tinggi 4, kemudian nanti kita pilih yang 3,” sebutnya.
Menurut dia, bantuan ini sebagai bentuk perhatian pemerintah dan memberi semangat kepada warga terdampak di tengah pembatasan dan pengetatan yang dilakukan di masa pandemi.
“Kita tahu kemarin ada sedikit pengetatan wilayah di perbatasan-perbatasan dan beberapa titik. Tentu kita juga harus mendukung dari segi bantuan-bantuan logistik. Dan bantuan ini adalah dari provinsi bersama Bulog, tidak lain untuk membantu masyarakat,” ujarnya.
Dalam hal bantuan cadangan beras ini, pemerintah provinsi akan melakukan pengiriman langsung ke kabupaten/kota. Selanjutnya, kabupaten/kota menjadi ujung tombak penyaluran, termasuk data penerima diberikan kepada provinsi.
“Kepada 24 kabupaten/kota untuk membantu kami dalam pendataan dan kami akan membantu dari segi logistik sebagaimana permintaan kabupaten/kota,” ucapnya.
Ia juga mengajak partisipasi masyarakat dalam penanganan covid-19 yang memiliki kemampuan secara materil untuk ikut membantu.
“Dengan hadirnya semua, instansi vertikal mulai dari Bulog sampai kementerian-kementerian, kemudian pengusaha swasta dan sebagainya, kabupaten-kota, alhamdulillah kita inshaallah akan dengan mudah dan bisa meringankan beban saudara-saudara kita yang terdampak,”ujarnya.
Selain itu, masyarakat juga terus diingatkan untuk tetap melakukan protokol kesehatan secara ketat, memakai masker di semua aktivitas, menjaga jarak serta menghindari kerumuman di manapun itu dan terus mencuci tangan dengan sabun di air mengalir untuk setiap memulai dan mengakhiri kegiatan atau kunjungan di semua tempat.
Plt Kepala Dinas Sosial Sulsel, Hasan Basri Ambarala menyebutkan, tujuannya penyaluran bantuan ini untuk membantu masyarakat yang terdampak covid-19 dalam pemenuhan kebutuhan dasar. Juga sebagai jaring pengaman sosial dengan diberlakukannya PPKM level 4 dan 3 pada semua daerah kabupaten.
Sasaran bantuan yakni warga masyarakat yang terdampak covid-19, diperuntukan juga bagi masyarakat yang melakukan isolasi mandiri di rumah. (FK/PR/MMK).