Istana Jongayya Kembali Mengulang Sejarah Melalui “Sipakatau”

Salah satu dari rangkaian acara dimulainya kegiatan Gotong Royong Gerakan Kebudayaan dari Sulawesi “Sipakatau” selama 114 hari adalah Mattompang (ritual pencuian benda pusaka) di Istana Jongayya, disaksikan Mayjen Andi Muhammad, Raja Adat Gowa, Ketua DPRD Sulsel dan lainnya. (Foto : Fred). Salah satu dari rangkaian acara dimulainya kegiatan Gotong Royong Gerakan Kebudayaan dari Sulawesi “Sipakatau” selama 114 hari adalah Mattompang (ritual pencuian benda pusaka) di Istana Jongayya, disaksikan Mayjen Andi Muhammad, Raja Adat Gowa, Ketua DPRD Sulsel dan lainnya. (Foto : Fred).
 

Penulis : Fred K  /  Editor : Mitha K.

Makassar (Phinisinews.com) - Rumah bersejarah Istana Jongayya di Makassar, kembali mengulang sejarah sebagai tempat dimulainya kebangkitan Gotong royong gerakan kebudayaan dari Sulawesi "Sipakatau", Minggu malam, selama 114 hari.

Dahulu rumah bersejarah yang dibangun tahun 1831 oleh leluhur Raja Bone ke-32 Sultan Ibrahim Andi Mappayukki di jalan Kumala no.160 itu adalah istana tempat berkumpul pejuang revolusi, raja raja pejuang dan para ulama besar yang kini sudah tercatat sebagai pahlawan nasional.

Di tempat itu, sejarah mencatat pahlawan nasional  Wolter Monginsidi pernah dilindungi dari kejaran tentara Belanda saat masa penjajahan dan tentara pengejar tidak berani masuk ke istana karena wibawa yang besar dari istana dan penghuninya.

Tercatat juga Bung Karno, Bung Hatta, Jenderal Nasution dan para raja raja pejuang serta pejuang revolusi lainnya berkumpul di istana tersebut untuk menyusun dan melaksanakan perjuangan revolusi hingga Indonesia merdeka.

Catatan sejarah terhadap istana tua itu kembali terulang dalam bentuk lain yakni dimulainya kebangkitan kebudayaan "Sipakatau" yang dimulai dari Istana Jongayya yang ditandai orasi budaya cucu dari Andi Mappayukki, Mayjen TNI Andi Muhammad Bau Sawa Mappayukki yang juga cicit dari Raja Gowa, sebab Andi Mappayukki adalah salah seorang putra mahkota Raja Gowa ke-34.

"Ini adalah kegiatan monumental, kegiatan pelestarian budaya dengan membangun monumen ingatan dan bukan membangun monumen fisik," ucap Mayjen Andi Muhammad.

Ketua panitia "Sipakatau" Dr Halilintar Latief melaporkan, banyak pihak terlibat untuk gerakan kebudayaan selama 3,5 bulan, baik lembaga adat, komunitas, organisasi massa, lsm, kelompok pers, kelompok masyarakat, raja raja adat, tokoh masyarakat, budayawan, seniman, individu dan lainnya.

Semua kegiatan dibiayai sendiri oleh penyelenggara lokal, seperti pembukaan malam ini, tuan rumah yang juga cucu Raja Bone sekaligus membiayai pagelaran spektakuler di rumah bersejarah Istana Jongayya dengan acara inti orasi budaya, doa bersama enam agama, mattompang (pencucian benda pusaka), puisi heroik bersahutan yang dibacakan seniman dan budayawan senior di daerah ini.

"Yang unik dari pagelaran budaya terlama nasional ini adalah penyelenggaraan dilakukan tanpa menyebar proposal permintaan sumbangan," ujarnya. 

Semua kegiatan dan pendanaannya dilakukan secara gotong royong.  “Sipakatau”   berasal dari Bahasa Bugis dan Makassar yang berarti saling memuliakan manusia.

Hadir dalam acara tersebut hampir semua perwakilan kelompok masyarakat, pemuda  mahasisws, kelompok budaya, seniman, para raja raja adat dan lainnya.

Kegiatan utama selama 114 hari itu antara lain ”Paliliq Bate-bate” (Arakan bendera-bendera pusaka) akan berkeliling ke 23 kabupaten/kota di Sulawesi Selatan serta Parade Bendera Pusaka Hari Sumpah Pemuda di Leang-leang Maros. Pada Peringatan Sumpah Pemuda tersebut akan digelar pula konser “Suara Purba” karya Otto Sidarta, dan deklarasi kebudayaan.

Selain itu, berbagai peristiwa budaya penting dilakukan di beberapa tempat; misalnya,  Bajeng Fair 2022 (1-14/08/2022), Hari Bahari (28/08/2022), Hari Tari Sulawesi I, Pelantikan MAKN Maros, berbagai upacara tradisi dan inovasi, ziarah, Pidato Kebudayaan, Doa Kebangsaan, Kongres Kebudayaan Sulsel III, Pertemuan adat, Pagelaran Bhinneka Tunggal Ika (setiap tanggal 28), Workshop Seni Bela Negara, berbagai Lomba seni (poster, puisi, fotografi, video), Pameran Ekonomi Kreatif di Benteng Somba opu Makassar, dan lainnya, ujarnya. (FK/MK).

Read 873 times
Rate this item
(0 votes)
Published in Nasional
Login to post comments

Galleries

 
  Penulis : Redaksi  /  Editor : Fred Daeng Narang Bulukumba, Sulsel (Phinisinews.com) – Masyarakat adat...
  Penulis : Fred Daeng Narang  /  Editor : Mitha K Makassar (Phinisinews.com) – Kawasan Wisata Terpadu Gowa...
  Penulis : Andi Mahrus Andis.   Makassar (Phinisinews.com) - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Sulawesi...
  Penulis : Redaktur Medan (Phinisinews.com) - Ketua Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Pers Indonesia, Hence...

Get connected with Us