Penulis : Fred Kuen / Editor : Mitha K
Makassar (Phinisinews.com) – Makassar sebagai kota jasa tidak berbasis pada sektor pertanian dan perikanan, posisi Makassar mirip Singapura, sehingga pondasi (dasar) pengembangan ekonominya bertumpu pada kegiatan mendorong kemajuan melalui upaya memberikan kemudahan investasi dan pembenahan pariwisata.
Untuk itu, Badan Promosi Pariwisata Kota Makassar (BP2M) hadir sebagai lokomotif pendorong ekonomi melalui sektor pariwisata dan investasi.
Hal itu dikemukakan Penjabat Walikota Makassar, Prof Rudy Djamaluddin usai mengukuhkan enam orang jajaran pengurus unsur kebijakan promosi pariwisata Kota Makassar periode 2020-2024, sesuai press release yang diterima di Makassar, Kamis.
BP2M ini nantinya akan berperan melakukan promosi bagi pariwisata Kota Makassar agar terlihat lebih nyata.
Rudy mengapresiasi komposisi pengurus BP2M Kota Makassar yang mayoritas masih berusia muda. Anak muda itu identik dengan semangat (spirit) yang besar dan memiliki gelora yang kuat dalam berinovasi.
“Insya Allah kami optimistis BP2M Kota Makassar akan mampu membangun sinergi, baik dengan jajaran Pemkot Makassar, Pemprov Sulsel, serta seluruh stakeholder dalam upaya mendorong Makassar meraih kejayaan melalui sektor pariwisata dan investasi,” ujarnya, lalu melanjutkan, apalagi Kota Makassar juga sudah mendapatkan dana hibah untuk sektor pariwisata sebanyak Rp.46 M dan 70 persen diantaranya akan disalurkan ke hotel-hotel dan sisanya pada titik-titik tempat pariwisata yang membutuhkan.
Ketua BP2M Kota Makassar periode 2020-2024, Andi Rahmat Manggabarani mengatakan, kehadirannya bersama jajaran yang baru dikukuhkan memberikan warna baru yang nantinya diharapkan dapat berkolaborasi dengan semua stakeholder terkait.
Rahmat mengaku pekerjaannya tidak ringan karena harus me-recovery objek-objek wisata yang terdampak akibat pandemi Covid-19.
“Kita berharap bisa menjadi mitra strategis dalam menjalankan program-program pariwisata Kota Makassar dan Sulsel serta tidak terjadi tumpang tindih, agar perwajahan pariwisata Kota Makassar akan lebih baik lagi dimata wisatawan lokal dan mancanegara. Apalagi di masa pandemi ini akan menjadi fokus kami,” ujarnya.
Selain itu, setiap kegiatan kepariwisataan, baik di kawasan wisata, pertemuan dan lainnya akan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat dengan membudayakan memakai masker, menjaga jarak serta mencuci tangan di air mengalir yang fasilitas tersebut terus disiapkan
Pengukuhan dihadiri Kepala Dinas Pariwisata Kota Makassar, Rusmayani Madjid, Ketua PHRI Sulsel, Anggiat Sinaga, Ketua ASITA Sulsel, Didi Leonardo Manaba, Direktur Poltekpar Makassar, Arifin. (FK/R-HMS/MK).
Penulis : Fred Kuen / Editor : Mitha K
Makassar (Phinisinews.com) – Sekalipun masa Pandemi Covid-19 masih berlangsung, namun Kota Makassar sebagai ibukota Provinsi Sulawesi Selatan, terus berinovasi mengembangkan sektor pariwisata untuk menjadikan Makassar sebagai kota wisata dengan menghadirkan bus wisata gratis.
Bus Wisata ini merupakan kendaraan daur ulang (recycle) dari kendaraan pengangkut sampah “tangkasaki” (kendaraan pengangkut sampah bak tertutup – semacam mobil box) lalu dimodifikasi menjadi bus wisata indah dan dioperasionalkan secara gratis pada rute khusus kawasan wisata di Kota Makassar.
Gubernur Provinsi Sulsel, Prof HM Nurdin Abdullah bersama Penjabat Walikota Makassar, Prof Rudy Djamaluddin meluncurkan tiga dari rencana 10 unit bus wisata gratis tersebut di obyek wisata Anjungan Pantai Losari Makassar, Kamis, dengan protokol kesehatan yang ketat, memakai masker, menjaga jarak dan mencui tangan dengan sabun di air mengalir sesuai fasilitas yang tersedia di tempat itu..
Menurut Gubernur, Ini ide brilian, biasanya mobil rongsokan dimusnahkan, tetapi ini bisa dimanfaatkan kembali dan hari ini telah dibuktikan, kita semua bisa menciptakan pemerintahan yang amanah, pemerintahan yang melayani dan betul-betul memiliki kepedulian (care) yang tinggi.
Pemprov Sulsel mengapresiasi Kota Makassar yang terus berinovasi, mendaur ulang kendaraan pengangkut sampah menjadi bus wisata serta telah menyiapkan tiga koridor untuk rute bus melintasi obyek wisata kota bagi wisatawan nusantara dan mancanegara secara gratis.
Pj Walikota Makassar, Rudy Djamaluddin mengatakan, pengadaan bus wisata hasil daur ulang mobil pengangkut sampah Tangkasaki tujuannya untuk mendorong Makassar menjadi kota tujuan wisata dan kota ramah investasi.
Selain itu, untuk memanusiakan manusia, sebab kendaraan pengangkuta sampah Tangkasaki dinilai cara kerjanya masih konvesional.
“Sebenarnya yang menjadi keprihatinan kita, mobil tangkasaki ini cara kerjanya manual. Kenapa demikian?. Karena sampah dinaikkan cara manual ke kendaraan pengangkut, didorong ke dalam sampahnya artinya masih manual dan dikeluarkan sampahnya pun masih manual. Jadi sangat miris melihat petugas kebersihan yang rela masuk ke dalam bak mobil sampah hanya untuk mengeluarkan sampah yang sudah diangkut. Semua ini berawal dari keadaan itu,” ucapnya.
Karenanya, kehadiran bus ini menjadi salah satu cara untuk menggunakan truk sampah Tangkasaki menjadi lebih berguna.
“Tidak mungkin dibiarkan saja begitu, ada sekitar 400-an mobil sampah, 120 unit itu mobil Tangkasaki, sisanya mobil tongkang. Nah transportasi kota kita yang gratis itu tidak ada, makanya kita buat bus hasil recycle mobil tangkasasi. Kita sudah hadirkan juga mobil sampah konfaktor yang perbandingan kerjanya 1:3 dibandingkan mobil Tangkasaki,” ujar Rudy.
Sebagai langkah awal Bus Wisata Metro Kota Makassar ini hanya dihadirkan tiga unit. Namun, Rudy tengah mengusulkan tambahan 10 unit secepatnya.
Untuk rutenya sendiri di Kota Makassar, Bus ini akan melayani tiga koridor. Yaitu Koridor 1 (Jalan Datu Museng- Sultan Hasanuddin – Slamet Riyadi – Riburane – Ujungpandang- Pattimura – Sombaopu- Datumuseng).
Koridor 2 (Jalan Penghibur- Pasar Ikan- Ujungpandang – Nusantara – Riburane- Ahmad Yani- Sudirman- Kartini- Bontolempangan- Amanagappa- Sudirman- Hajibau- Penghibur).
Koridor 3 (Jalan Penghibur – Pasar Ikan- Ujungpandang- Riburane- Ahmad Yani – Balaikota- Thamrin – Bontolempangan- Arief Rate- Sultan Hasanuddin- Lamadukelleng- Haji Bau- Metro Tanjung Bunga – Zona Lego-lego – Penghibur).
“Ini gratis untuk warga Makassar dan wisatawan yang ke Makassar. Jam operasionalnya itu kita usahakan dari pagi sampai malam dengan sopir dan pengawas di bus dilakukan bergantian,” ujarnya.
Dalam acara launching itu juga turut ditampilkan dua unit mobil Damkar (Pemadam Kebakaran) Sulsel yang tidak terpakai lagi, tetapi didaur ulang menjadi mobil caddy. Mobil caddy ini diperuntukkan untuk wisatawan di obyek wisata Bira, Kabupaten Bulukumba.
Mobil damkar usang tetapi jarak tempuhnya masih 7.000 kilometer. Merupakan damkar penolong dari Jepang. (FK/R-HMS/MK).
Penulis : Fred Kuen / Editor : Mitha K
Makassar (Phinisinews.com) - Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan, Prof HM Nurdin Abdullah menyatakan, digitalisasi menjadi solusi di masa pandemi Covid-19 untuk meminimalisasi kontak langsung saat bertransaksi melalui aplikasi mobile banking dengan barcode (QRIS).
Selain pencegahan di masa pandemi Covid-19 melalui sosial distancing (jaga jarak), sistem digital ini juga mempermudah sistem pembayaran dan yang paling penting mempercepat proses tanpa harus ke bank, kata Gubernur Nurdin Abdullah saat Pengukuhan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD), di Makassar, Selasa.
“Kita apresiasi inovasi dari BI, hari ini kita bisa melihat TP2DD apa manfaat dari ini, salah satu upaya pencegahan di masa pandemi, sistem pembayaran, keduanya mempercepat proses tanpa ke bank,” jelasnya.
Meskipun baru lima kabupaten kota, seperti Kota Makassar, Kota Parepare, Kabupaten Barru, Maros dan Gowa, kedepannya diharapkan bisa menyusul 21 daerah lainnya di Sulsel melakukan digitalisasi transaksi.
“Kita mulai dari yang kecil dulu, tidak bisa langsung besar. Kita akan jadikan lima daerah ini sebagai pionir. Dan kita berharap semua daerah nanti bisa melakukan digitalisasi dalam sistem pembayaran,” ucap Gubernur.
Digitalisasi ini diharapkan akan membantu pemerintah dalam mengantisipasi kebocoran keuangan, mulai dari lima daerah ini.
Kepala Perwakilan BI Sulsel, Bambang Kusmiaso mengakui, sinergitas Pemprov Sulsel berhasil menggenjot pertumbuhan ekonomi tertinggi secara nasional dan juga memberikan kontribusi besar untuk ekonomi nasional.
Provinsi yang cukup jauh dari ibu kota negara ini (Sulsel) selalu tercatat sebagai provinsi yang memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia, ucapnya tanpa merinci angka
Menurut Bambang, penyumbang ekonomi tertinggi di masa pandemi Covid-19 di Sulsel adalah sektor informasi dan komunikasi sebesar 12 persen, dalam hal ini penggunaan internet.
Menurut dia, kolaborasi antara Pemprov Sulsel dengan Bank Sulselbar dalam mendorong transaksi secara digital melalui pembayaran gaji non tunai, pembayaran uang perjalanan sudah non tunai, dan hampir semua dilakukan secara digital.
Secara nasional, Sulsel masuk urutan ke tujuh tahun 2020 penggunaan digitalisasi. Kedepannya, BI targetkan menjadi terdepan dalam melakukan transaksi secara digital.
“Dengan sistem digitalisasi di pemerintahan, akan mendorong pertumbuhan ekonomi baik di Sulsel maupun secara nasional. Semoga Sulsel selalu di depan,” ucapnya.
Selain perubahan perilaku, dalam transaksi digital ini, protokol kesehatan dilakukan secara ketat yakni jaga jarak yang secara otomatis dilakukan, membudayakan memakai masker saat beraktivitas serta mencuci tangan dengan sabun di air mengalir pada setiap kesempatan. (FK/R-HMS/MK).
Penulis : Fred Kuen / Editor : Mitha K
Makassar (Phinisinews.com) – Walau masih dalam masa pandemi Covid-19, namun beberapa negara di Asia, termasuk BUMN China tetap tertarik berinvestasi untuk proyek Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.
Hal itu terungkap saat Gubernur Provinsi Sulsel, Prof HM Nurdin Abdullah menerima Penjabat Walikota Makassar, Prof Rudy Djamaluddin yang membawa Tim Perwakilan BUMN China Nasional Technical Import and Eksport Corporation (CNTIC) asal Tiongkok, didampingi Dirut Perseroda Sulsel, Taufik Fachrudin, di rumah jabatan Gubernur, seperti release yang diterima dari Humas Pemprov Sulsel, di Makassar, Selasa.
Pertemuan tersebut dilakukan dengan penerapan Protokol Kesehatan secara ketat oleh semua peserta pertemuan yakni memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun di air mengalir pada fasilitas yang tersedia.
Menurut Gubernur, kota dengan produksi sampah banyak membutuhkan teknologi insinerasi dalam pengolahannya, termasuk Kota Makassar membutuhkan incenerator yakni teknologi pembakaran sampah yang dapat menghasilkan panas sebagai energi pembangkit listrik.
“Incenerator itu menjadi kebutuhan, kalau ini ada, maka sampah-sampah yang ada cepat terurai,” ucap Gubernur Nurdin Abdullah.
Direktur Utama Perusahaan Umum Perseroan Daerah (Perseroda) Sulsel, Taufik Fachrudin usai pertemuan menjelaskan, BUMN Negeri Tirai Bambu ini berencana berinvestasi pada pengolahan PLTSa di Kota Makassar dan sekitarnya dengan investasi penuh 100 persen.
“Ini investasi penuh mereka 100 persen. Perseroda tadi hanya memfasilitas bertemu Pak Gubernur dan Pak Walikota, karena ini memang domainnya ada di Kota Madya (Makassar). Insyaallah secepatnya. Karena ini masuk dalam program strategis nasional,” jelasnya.
Hadirnya incenerator direncanakan di 12 kota besar di Indonesia. Di Makassar sendiri diharapkan dapat direalisasikan pada Februari 2021 dan akan menjadi kota pertama di Indonesia.
Anggota Tim Teknis Pengelolaan Sampah Untuk Energi Listrik (PSEL) Kota Makassar, Sahar menyampaikan, CNTIC sudah menyampaikan keinginannya mengolah sampah menjadi energi listrik.
“Mereka sudah bersurat pernyataan minat untuk investasi. Pemerintah Kota juga menjawab silahkan dengan syarat mereka harus melakukan beberapa hal,” sebutnya tanpa merinci.
Pemkot Makassar tetap membuka peluang kepada negara yang berminat berinvestasi pada proyek PLTSa Kota Makassar.
“Semua harus ikut proses. Kalau ada investor berminat Pemkot mempersilahkan untuk melalui proses,” ujarnya.
Ia berharap studi kelayakan bisa dilakukan secepatnya. Sehingga proses lelang tender bisa dimulai. Sekaligus melanjutkan pembahasan skema kerjasama proyek. (FK/R-HMS/MK).
Penulis : Fred Kuen / Editor : Mitha K
Makassar (Phinisinews.com) – Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan, Prof HM Nurdin Abdullah menyerahkan satu unit mobil Ambulance canggih dari Jepang untuk Pemerintah Kabupaten Tanatoraja.
Ambulance ini dilengkapi berbagai peralatan dan fasilitas canggih untuk tindakan medis darurat hingga tindakan operasi.
Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah menyerahkan Ambulance canggih tersebut kepada Penjabat sementara (Pjs) Bupati Kabupaten Tanatoraja, Drs H Asri Syahrun Said di Makassar, Selasa.
Belum lama ini, Pemprov Sulsel mendapat bantuan hibah dari Pemerintah Ehime Jepang sebanyak 27 unit kendaraan pemadam kebakaran dan 11 unit mobil ambulance canggih dan Pemkab Tanatoraja mendapat jatah satu unit mobil ambulance canggih tersebut.
“Pemprov Sulsel menyerahkan satu unit mobil ambulance ini untuk digunakan di Kabupaten Tanatoraja. Mobil ini bisa langsung melayani tindakan kesehatan operasi dan pelayanan tindakan darurat lainnya,” ujar Gubernur.
Menurut dia, Pjs Bupati Tanatoraja pernah menikmati bagaimana pelayanan kesehatan di Kabupaten Bantaeng dengan kualitas ambulance yang bisa langsung ambil tindakan medis darurat di atas mobil dengan berbagai alat dan fasilitasnya.
Pjs Bupati Tanatoraja, Asri Syahrun Said mengaku sangat bersyukur bisa mendapatkan mobil ambulance berkualitas tinggi dari Pemprov Sulsel. Sebab, ambulance ini memiliki fasilitas mumpuni untuk mengambil tindakan medis langsung di atas ambulance serta tindakan medis lainnya yang bersifat darurat.
Selama kegiatan tersebut, protokol kesehatan dilakukan ketat, semua memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan menggunakan sabun di air mengalir pada fasilitas yang tersedia. (FK/R-HMS/MK).
Penulis : Fred Kuen / Editor : Mitha K
Makassar (Phinisinews.com) – Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan, Prof HM Nurdin Abdullah memulai (me-launching) program PCR (Polymerase Chain Reaktion) Swab Test Covid-19 (tes usap) secara massif di Sulsel, dimulai dari kalangan guru.
“Ini untuk memastikan, sekaligus pembuktian bahwa seluruh guru yang mengajar di Sulsel dalam keadaan sehat dan aman bagi anak didik saat sekolah tatap muka dimulai,” kata Gubernur Nurdin Abdullah di Makassar, Selasa.
Swab test massif di kalangan Dinas Pendidikan Sulsel ini merupakan program Pemerintah Sulsel untuk memastikan guru sehat saat mulai mengajar tatap muka dan pelaksanaan swab test secara massif ini yang pertama di Indonesia dan akan dilanjutkan secara massal untuk masyarakat Sulsel.
Persiapan PCR Swab Test tersebut merupakan sinergi antara Dinas Pendidikan Sulsel dengan Dinas Kesehatan Sulsel, Kabupaten Kota se-Sulsel, dan seluruh Forkopimda yang ada.
“Kami bersama seluruh Forkopimda yang ada mempersiapkan guru-guru kita dengan melakukan PCR swab test, untuk memastikan bahwa guru-guru kita sehat, karena ini akan menghadapi anak didik di sekolah,” ungkapnya.
Selain itu, tes swab ini juga merupakan salah satu persiapan berdasarkan intruksi dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI.
“Menteri Pendidikan meminta untuk menyiapkan sekolah tatap muka di Bulan Januari 2021,” ujar Gubernur.
Kepala Dinas Pendidikan Sulsel, Prof Muhammad Jufri menambahkan, launching tes swab masif ini merupakan langkah Dinas Pendidikan Sulsel untuk memastikan seluruh anak didik aman memasuki sekolah tatap muka.
“Kita melakukan tes swab massif untuk guru-guru di sekolah dan untuk memastikan anak-anak kita sehat di saat masuk sekolah tatap muka,” ucapnya.
Selain itu, juga tetap diingatkan agar dalam kegiatan apapun protokol kesehatan harus dilaksanakan secara ketat terutama saat belajar tatap muka dengan memakai masker, menjaga jarak serta mencuci tangan memakai sabun di air mengalir, untuk mencegah agar virus Covid tidak menyebar dan Sulsel segera terbebas dari Pandemi Covid-19.
Hadir pada acara tersebut, KA SPN Batua, Pangdam Hasanuddin, Perwakilan Kejati Sulsel, Dirut Perseroda Sulsel, Kadis Pendidikan Sulsel, Rektor UNM, Rektor UIN Alauddin, dan seluruh stakeholder terkait. (FK/R-HMS/MK)Penulis : Fred Kuen / Editor : Mitha K
Makassar (Phinisinews.com) – Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan, Prof HM Nurdin Abdullah mengharapkan agar dalam upaya mencegah penyebaran dan upaya normalisasi dampak Pandemi Covid-19 di Sulsel, maka jalur distribusi vaksin harus di atur sejak dini sebelum diedarkan.
“Saya minta para bupati dan walikota se-Sulsel, mari kita tata dengan baik cara pengelolaan serta distribusi vaksin Covid-19 di Sulsel,” kata Gubernur Nurdin Abdullah saat memimpin Rapat Koordinasi Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Pembangunan Pemprov Sulsel (APBN/PHLN, dan APBD Pemprov Sulsel Triwulan III 2020) dan Penyerahan DIPA Tahun 2021, di Makassar, Selasa.
Secara nasional, anggaran tahun 2021 ini banyak fokus di bidang kesehatan, terutama mengenai pengadaan vaksin, pemulihan ekonomi dan reformasi struktural.
Gubernur yakin, realisasi anggaran tahun 2021 di kabupaten/kota di Sulsel dapat terealisasi, karena masing-masing bupati dan walikota memiliki konsep yang baik.
“Saya yakin bupati dan walikota punya konsep yang sangat matang untuk penerapan anggaran tahun 2021, sebab hampir semua kabupaten mengalami kenaikan dana DAK, ada yang kenaikannya kecil dan ada juga yang besar,” ujarnya.
Percepatan akselerasi pembangunan di Sulsel akan semakin cepat. Apalagi didukung dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan sekalipun Pandemi Covid-19 masih ada.
“Saya percaya akselerasi pembangunan di Sulsel semakin cepat. Patut kita syukuri di Triwulan III, kita mengalami kenaikan, dan ini kenaikan tertinggi di Indonesia,” ucapnya tanpa merinci angka.
Selain itu, juga diingatkan agar dalam kegiatan apapun protokol kesehatan harus dilaksanakan secara ketat dengan memakai masker, menjaga jarak serta mencuci tangan memakai sabun di air mengalir, untuk mencegah agar virus Covid tidak menyebar dan Sulsel segera terbebas dari Pandemi Covid-19. (FK/R-HMS/MK).
Penulis : Ahmad Imron / Editor : Mitha K
Makassar (Phinisinews.com) – Pengembangan Pariwisata Kabupaten Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan, membutuhkan sentuhan “tangan dingin” sejak perencanaan, pengelolaan, penyiapan sumber daya manusia dan penataan obyek wisata serta sarana penunjangnya.
Sekalipun sentuhan sektor ini belum maksimal, namun melalui cara-cara kreatif diharapkan mampu meningkatkan pengembangan sektor pariwisata Jeneponto yang memiliki potensi besar dengan panjang garis pantai 114 kilometer dan obyek wisatanya beragam serta menyebar di 11 kecamatan.
Hal itu dikemukakan Bupati Kabupaten Jeneponto, Sulsel, H Iksan Iskandar, MSi saat membuka pelatihan manajemen home stay, Pondok Wisata, Rumah Wisata, yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Jeneponto dan diikuti puluhan peserta dari berbagai unsur masyarakat Jeneponto di salah satu hotel bertaraf internasional di Makassar, Kamis malam, dengan tetap menerapka protokol kesehatan.
Menurut Bupati, destinasi wisata bukan hanya pantai, melainkan beragam obyek wisata lainnya seperti obyek wisata budaya, agro wisata, obyek wisata alam, wisata buatan, atraksi wisata, kuliner serta lainnya dan semua potensi itu ada di Jeneponto.
Namun, lanjut Bupati, yang tidak kalah penting dari pengembangan dan pengelolaan sektor pariwisata itu adalah perubahan perilaku masyarakat dalam menyambut wisatawan, baik wisatawan dalam dan luar negeri secara ramah agar betah mengunjungi potensi wisata yang ada di daerah ini dan itu sudah dilakukan melalui program Gammara (gerakan bersama menuju masyarakat ramah).
Sehinga, kata Bupati Iksan, pada fasilitas sarana penunjang akomodasi rumah sehat (home stay) juga ada Gammara Pikiran, Gammara Hati dan Gammara Perilaku saat menjadi tuan rumah yang baik di sektor pariwisata.
Sekretaris daerah Kabupaten Jeneponto, Dr H Syafruddin Nurdin mengatakan, Pemkab Jeneponto sangat mendukung pengembangan dan pengelolaan sektor pariwisata untuk menjadi sektor ekonomi potensial bagi peningkatan pendapatan masyarakat sejak dari perencanaan, pengembangan, hingga penyiapan SDM yang memadai.
“Kami menempatkan Perempuan sebagai Kepala Dinas Pariwisata dengan harapan sentuhan pengembangan dan pengelolaan pariwisata di daerah ini makin baik dan semua potensi bisa tergali secara maksimal untuk dipromosikan,” ujarnya.
Direktur Eksekutif Phinisi Pers Multimedia Training Center (P2MTC), Fredrich Kuen, MSi mengatakan, promosi pariwisata tidak perlu menunggu siapapun sebab dalam era digital sekarang ini, pelaku pariwisata dapat melakukan “citizen tourism journalism” atau pelaku pariwisata dapat menuliskan dengan baik, memfoto dengan sudut pengambilan gambar yang tepat dan memvideokan dengan gambar yang tidak bergetar obyek wisata, atraksi wisata dan kuliner maupun sarana pendukungnya lalu mempublis di media sosial twitter, instgram, flog, youtube dan lainnya sebagai upaya memperkenalkan (mempromosikan).
Kalaupun ada upaya mempromosikan secara terpadu oleh stake holder, maka dapat dilakukan melalui penulis pariwisata, travel writer, pers atau melalui pelatihan cara menulis, memfoto dan memvideokan, lalu masyarakat sendiri melakukan promosi seperti youtuber mempublikasikan kontennya dan hal itu akan sangat efektif.
Bila itu home stay, lanjutnya, maka yang penting diperhatikan adalah kebersihan rumah, kesehatan lingkungan serta keramahtamahan melalui pendekatan budaya lokal sebagai daya tarik untuk pemanfaatan pondok wisata tersebut di destinasi yang ada dan khusus hasil bisnis home stay ini seluruhnya dari rakyat untuk rakyat.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Jeneponto, Elly Isriani Arief, MSi, melaporkan, pendataan terakhir yang dilakukan, di Kabupaten Jeneponto terdapat 52 destinasi obyek wisata yang beragam, dari obyek wisata budaya, pantai, alam, buatan, atraksi wisata, kuliner dan lainnya.
Pelatihan manajemen home stay ini dilakukan sebagai upaya menyediakan sumber daya manusia yang tepat untuk mendukung pengembangan sarana pendukung akomodasi secara khusus dan sektor pariwisata secara umum di daerah ini. (AI/MK)