Thursday, 11 November 2021 10:38
 

Penulis : Fred K  /  Editor : Ahmad Imron

Luwu Utara, Sulsel (Phinisinews.com) – Walaupun kasus konfirmasi positif covid-19 di Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan, cenderung melandai, namun Bupati setempat, Indah Putri Indriani tidak ingin lengah dan tidak mau kecolongan terhadap potensi kasus melonjak.

Kewaspadaan tersebut terutama menjelang libur Natal dan Tahun Baru 2022 yang berpotensi terjadi kerumunan di banyak tempat dan bila lengah, dapat menimbulkan klaster baru  covid-19, sehingga protokol kesehatan harus terus dilakukan secara ketat, kata Bupati Luwu Utara, Sulsel, Indah Putri Indriani di Masamba, Luwu Utara, sekitar 532 kilometer dari Makassar, Kamis.

Prokes harus tetap dilaksanakan dengan pengawasan ketat, yakni wajib pakai masker untuk semua kegiatan, terus menjaga jarak dan menghindari kerumunan dimanapun beraktifitas serta terus membudayakan mencuci tangan dengan sabun di air mengalir pada awal dan akhir kegiatan di semua tempat.

“Antisipasi potensi peningkatan kasus covid-19, terutama jelang libur natal dan tahun baru,” kata Indah mengingatkan dan melanjutkan agar seluruh camat dan para kepala desa untuk tetap mengaktifkan posko covid-19 di wilayah masing-masing. “Pastikan posko covid-19 di desa-desa tetap aktif”.

Peringatan tersebut bukan tanpa sebab. Mengingat beberapa daerah di Indonesia kini kembali mengalami kenaikan kasus, terutama di wilayah Jawa dan Bali.

Satgas Penanganan covid-19 melalui Juru Bicaranya, Komang Krisna mengatakan, dalam dua pekan terakhir semua indikator kasus covid-19 berada di angka  nol, namun hari ini Luwu Utara kembali kedatangan satu kasus baru di Kelurahan Kappuna, Masamba.

Dia meminta masyarakat tetap patuh protokol kesehatan. Tingkatkan kewaspadaan dengan protokol kesehatan karena pandemi covid-19 belum selesai. Selain itu, diharapkan agar semua kecamatan terus meningkatkan capaian vaksinasinya. “Tetap digenjot vaksinasi minimal 70 persen untuk mengejar herd immunity (kekebalan kelompok),” ucapnya.

Menurut dia, Pemkab melalui Satgas Covid-19 terus berupaya mempercepat capaian vaksinasi, sebab menjadi indikator penentu untuk menekan penyebaran covid-19, sekaligus menurunkan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Saat ini, berdasarkan assesment Kementerian Kesehatan, Luwu Utara berada di level 3 dengan zonasi Luwu Utara berada pada zona kuning atau risiko penyebaran rendah. Jika tidak ada penambahan indikator vaksinasi, seharusnya Luwu Utara sudah berada pada level 1 dengan zonasi hijau, namun karena tidak dibarengi dengan cakupan vaksnasi yang  sesuai target, maka masih berada pada zona kuning..   

Sementara indikator lainnya, seperti angka kasus aktif sudah nol, angka rawat inap di rumah sakit juga sudah nol. Begitu pula angka kematian juga sudah nol. Indikator-indikator ini menggambarkan penanganan covid-19 di Luwu Utara berjalan baik.

Wakil Bupati Luwu Utara, Suaib Mansur menyatakan bahwa kecenderungan ini harus dibarengi dengan pelaksanaan vaksinasi secara massif terus dipercepat. (FK/Q/AI).

Wednesday, 10 November 2021 04:46
 

Penulis : Fred K  /  Editor : Ahmad Imron 

Wajo, Sulsel (Phinisinews.com) – Kasus Positif pengidap covid-19 di Kabupaten Wajo, Provinsi Sulawesi Selatan, telan mencapai angka nol (zero covid-19), namun tidak selaras dengan status Pemberlakuan  Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang naik dari level 2 ke level 3. 

Naiknya status PPKM tersebut karena pertimbangan cakupan vaksinasi. Wajo bersama sejumlah daerah lain di Sulsel, capaian vaksinasinya masih tergolong rendah, demikian data terkini perkembangan Covid-19 yang terpantau di Wajo, Sulsel, Rabu. 

Bupati Wajo, Amran Mahmud menyatakan pihaknya terus berupaya memutus rantai penyebaran covid-19, dengan cara memasifkan vaksinasi demi terciptanya kekebalan kelompok atau herd immunity, serta terus melakukan pengawasan ketat terhadap protokol kesehatan (prokes). 

 Memasifkan vaksinasi dilakukan secara seiring dengan melakukan prokes secara ketat, yakni  semua aktifitas masyarakat wajib menggunakan masker, terus menjaga jarak dan menghindari kerumunan serta mencuci tangan dengan sabun di air mengalir untuk awal dan akhir berkegiatan dimanapun itu, sekaligus juga memantau hal yang sama secara ketat terhadap aktivitas belajar tatap muka terbatas yang sedang dilakukan sekarang ini. 

“Sekarang ini, meskipun kasus positif covid-19 sudah nol kasus, tetapi karena cakupan vaksinasi kita masih sekitar 31 persen, jadi PPKM di Wajo naik ke level 3 yang mempersyaratkan minimal harus 40 persen dosis pertama," ucapnya tanpa merinci angka target vaksinasi. 

Untuk itu, lanjutnya, saat ini pihaknya tengah memasifkan pelaksanaan vaksinasi. Target pada akhir November ini minimal 50 persen dan akhir Desember 70 persen. Ini sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman dalam rapat virtual sebelumnya. 

"Saya harap masyarakat mendukung untuk kesuksesan pencapaian target vaksinasi tersebut. Jangan takut divaksin, juga mumpung masih gratis. Saya minta camat untuk membantu memfasilitasi pelaksanaan vaksinasi dengan berkomunikasi dengan puskesmas," ujarnya. 

Menurut dia, dampak pandemi covid-19 telah melanda secara global dan mempengaruhi tiap lini kehidupan. Selain pembatasan kegiatan masyarakat, pandemi juga menyebabkan pengurangan anggaran atau refocussing, pengembalian anggaran ke pusat untuk penanganan covid-19. 

"Akibatnya, beberapa program, misalnya infrastruktur jalan yang kita sudah anggarkan begitu banyak, namun karena pandemi ini, dikembalikan sebagian anggaran itu ke pusat dan hanya memaksimalkan yang ada. Anggaran yang di-refocussing itulah yang menjadi bantuan selama covid-19 ini yang diberikan kepada masyarakat dan digunakan oleh Satgas untuk penanganan," urainya. 

Dia berharap, masa pandemi segera berakhir, sehingga program-program Pemkab Wajo bisa lebih dimaksimalkan. Karena itu, salah satu cara melewati masa pandemi, yakni bagaimana meningkatkan vaksinasi, serta selalu patuh pada protokol kesehatan. (FK/Q/AI).

Sunday, 07 November 2021 05:14
 

Penulis : Fred K  /  Editor : Mitha MK

Makassar (Phinisinews.com) – Realisasi progam vaksinasi covid-19 di Provinsi Sulawesi Selatan telah mencapai 40,89 persen dari target 7.058.141 orang untuk dosis pertama, sedangkan dosis kedua mencapai 27,06 persen.

Data resmi Pemprov Sulsel yang terpantau akhir pekan ini di Makassar, Minggu,  sebanyak 2.882.265 orang telah di suntik vaksin dosis pertama dan 1.909.875 orang disuntik vaksin dosis kedua.

Walaupun capaian vaksinasi terus mengalami peningkatan siknifikan, namun Pemprov Sulsel tetap terus melakukan upaya kebut vaksinasi dengan berbagai pola inovasi variatif sesuai pendekatan di berbagai daerah kabupaten/kota.

Di samping itu, protokol kesehatan juga dilakukan secara ketat untuk masyarakat umum yakni wajib menggunakan masker di semua aktifitas, menjaga jarak dan menghindari kerumuman di semua kegiatan serta selalu mencuci tangan dengan sabun di air mengalir di awal dan akhir kegiatan untuk menghindari terjadinya klaster baru penyebaran covid-19 atau sekaligus memutus mata rantai penyebaran covid-19.

Selain itu, untuk sekolah tatap muka, juga diberlakukan protokol kesehatan yang sangat ketat, dibatasi 50 persen, lalu semua kepala sekolah dan tim pengajar harus sudah disuntik vaksin, serta sekolah tatap muka hanya berlaku bagi siswa yang memperoleh izin dari orang tua atau wali murid.

Sedangkan dalam mendukung program kebut vaksinasi covid-19, juga dibuka gerai vaksinasi yang ditempatkan di rumah sakit hingga menghadirkan layanan di ruang publik melalui mobile vaccinator.

Dengan hadirnya mobile vaccinator, memudahkan masyarakat untuk mendapatkan layanan vaksinasi.

Untuk Kota Makassar, lokasi operasional mobile vaksinator setiap harinya berpindah-pindah. Seperti di Lego-Lego Central Point of Indonesia di kawasan Pantai Losari,  di Anjungan Pantai Losari, Pasar, bahkan di Kantor Polisi.

Tidak hanya itu, secara umum bahkan kelompok masyarakat/organisasi pun bisa menghubungi langsung layanan mobile vaccinator untuk memilih lokasi sendiri dengan syarat penerima vaksin berjumlah banyak.

Upaya percepatan vaksinasi tersebut atas inisiasi Pelaksana Tugas Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman. Hal ini dilakukan untuk membentuk herd immunity (kekebalan kelompok) sebagai salah satu upaya untuk menekan angka penyebaran Covid-19 di masyarakat.

“Alhamdulillah, capaian vaksinasi sudah 40,84 persen atau 2,8 juta lebih masyarakat di Sulsel telah disuntik vaksin. Kita terus mendorong upaya kebut vaksinasi untuk membentuk herd immunity,” katanya.

Pihaknya, lanjut Andi Sudirman merasa bersyukur karena kondisi Covid-19 mulai melandai. Tertanggal 4 November 2021, kasus positif Covid-19 yang aktif kini sisa  218 orang atau 0,20 persen, angka kesembuhan 97,77 persen, angka kematian 2,04 persen dan angka reproduksi efektif (RT) 0,70 persen.

Meski begitu, dia tetap mengimbau masyarakat untuk tidak lengah. “Kita harus tetap hati-hati. Ingat, untuk terus disiplin akan pentingnya protokol kesehatan. Serta untuk terus menjaga imun dengan makanan dan minuman yang bergizi serta senantiasa menjaga iman agar selalu diberi keselamatan dalam menjalankan aktivitas,” ujarnya.

Andi Sudirman meminta Bupati/Wali Kota se Sulsel untuk terus gencar mensosialisasikan penting dan amannya vaksinasi Covid-19. Apalagi capaian vaksinasi menjadi salah satu kriteria dalam penetapan level PPKM di setiap daerah.

“Mari kita bergerak bersama-sama Forkopimda agar meningkatkan minat masyarakat untuk melakukan vaksinasi serta terus menjalankan prokes secara ketat,” ucapnya. (FK/Q/MMK).

Thursday, 04 November 2021 11:50
 

Penulis : Fred K  /  Editor : Mitha MK

Makassar (Phinisinews.com) – Kota Makassar dan Kabupaten Bone merupakan dua daerah yang menjadi pilot project (percontohan) Program “Kembali Belajar Dengan Aman” di Provinsi Sulawesi Selatan.

“Ini merupakan program inisiasi dari UNICEF dan Pemerintah Jepang yang diselenggarakan bersama Pemerintah Provinsi Sulsel, Pemerintah Kota Makassar dan Pemerintah Kabupaten Bone,” kata Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman saat meresmikan program kembali belajar dengan aman di Makassar, Kamis.

Kegiatan ini digelar dalam rangka menyambut pembelajaran tatap muka di sekolah yang dapat dilaksanakan dengan aman, dengan menerapkan pola kebiasaan baru dan mendorong terpenuhinya hak anak atas pembelajaran bermutu, serta pemberian dukungan kesehatan dan psikososial.

Menurut Andi Sudirman, program kembali belajar dengan aman ini sebagai dukungan bersama bagaimana kita sekolah dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat, yakni semua harus menggunakan masker, menjaga jarak serta mencuci tangan dengan sabun di air mengalir  pada awal kegiatan dan akhir kegiatan sekolah.

Tentu kita sudah menimbang benefit, segala keuntungan yang kita dapat dengan anak-anak sekolah di sekolah langsung secara tatap muka, ujarnya.

Tentu, lanjutnya, program ini juga melihat regulasi yang sudah dibuat Pemerintah Provinsi dan program ini juga bertujuan untuk melihat kualitas pendidikan di Sulsel bisa kembali normal.

Kepala Kantor Perwakilan UNICEF Wilayah Sulawesi dan Maluku, Henky Widjaya mengatakan, program ini merupakan program lintas sektoral yang bertujuan untuk mendukung terlaksananya proses pembelajaran tatap muka yang aman dengan menerapkan pola kebiasaan baru.

UNICEF juga mendukung Pemerintah Provinsi Sulsel dalam pelaksanaan Pergub Nomor 71 Tahun 2020 terkait Rencana Aksi Percepatan Penanganan Anak Tidak Sekolah di 10 Kabupaten/Kota, yakni Kota Makassar, Kabupaten Luwu, Kabupaten Sidenreng Rappang, Kabupaten Wajo, Kabupaten Tana Toraja, Kabupaten Bantaeng, Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Kabupaten Bulukumba, Kabupaten Gowa dan Kabupaten Jeneponto.

Program ini, lanjutnya, difokuskan di 70 SD/MI di Kota Makassar dan Kabupaten Bone. Kegiatan ini juga turut dihadiri Wali Kota Makassar Muhammad Ramdhan Pomanto, Kepala Konsuler Jepang di Makassar Yasue Katsunobu, dan Consellor Bidang Ekonomi Kedutaan Jepang Republik Indonesia Shimizu Kazuhiko. 

Di seluruh kabupaten/kota di Sulsel, pembelajaran tatap muka untuk SD, SMP dan SMA dilakukan dengan kebijaksanaan Walikota dan Bupati yang sangat mengetahui kondisi pandemi covid-19 di daerahnya.

Ada yang menamakan program pembelajaran tatap muka, tatap muka terbatas dan lainnya yang seluruhnya disertai pelaksanaan protokol kesehatan secara ketat, pakai masker, jaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun di air mengalir serta wajib vaksin untuk kepala sekolah dan guru serta murid yang sudah memenuhi syarat serta kehadirannya di sekolah tatap muka harus seizin orang tua atau wali. (FK/MMK).

Thursday, 04 November 2021 05:46
 

Penulis : Ahmad Imron  /  Editor : Mitha MK

Makassar (Phinisi news.com) - Investor dari mancanegara, Khususnya dari Eropa, tertarik menanamkan modalnya membangun pabrik baterai di Provinsi Sulawesi Selatan untuk memenuhi kebutuhan baterai Indonesia.

Dua faktor menjadi daya tarik utama, yakni ketersediaan bahan baku nikel serta political will (keinginan politik) pemerintah yang ke depan akan mengembangkan industri otomotif  listrik, sehingga ketersediaan baterai skala besar dibutuhkan, kata Direktur Kawasan Industri Makassar, Muhammad Mahmud saat berdialog dengan Tim Gradasi (Generasi Digital Indonesia) Sulsel sehubungan rencana kolaborasi KIMA-Gradasi kerjasama digital, di Makassar, Kamis.

Tim Gradasi dipimpin Ketua Abdul Kadir Lakkuru yang juga Ketua Bidang Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Dewan Ekonomi Indonesia Timur (DEIT), Pengurus Gradasi Abdul Razak Mustofa, salah seorang Dewan Pakar Gradasi, Fredrich Kuen yang juga Ketua Bidang Komunikasi dan Informatika DEIT serta tim media.

Menurut Mahmud, sekalipun Pandemi Covid-19 masih melanda dunia, termasuk Indonesia, khususnya Sulsel, namun gerak kemajuan sekaligus peningkatan ekonomi mulai terlihat ke arah pemulihan, terbukti keinginan kuat investor mancanegara dengan dana besar untuk masuk ke Sulsel.

Investor Eropa meminta pihak KIMA menyediakan lahan 100 hektare serta menjamin ketersediaan nikel untuk bahan baku industri baterai tersebut.

Dia menguraikan, ketersediaan lahan kosong di Kawasan Industri Makassar sangat terbatas, sehingga pihaknya berupaya mencarikan lahan lain di Sulsel yang potensial dan didukung akses yang dibutuhkan.

Pihak KIMA tetap terbuka untuk semua investor yang masuk ke Sulsel, baik itu untuk pemanfaatan langsung kawasan KIMA atau memfasilitasi untuk menanamkan modal di semua wilayah Sulsel yang potensial dan prospektif.

Investor mancanegara mengakui bahwa Sulsel saat ini dan ke depan sangat prospektif untuk membangun pabrik maupun industri dari beragam produk, sebab didukung ketersediaan bahan baku apapun itu serta ketersediaan lahan, ujarnya.

Menyinggung kolaborasi dengan Gradasi, dia mengatakan, saat ini era digital, dunia sudah tanpa sekat lagi, sehingga pihaknya harus melakukan berbagai terobosan mengikuti perkembangan teknologi komunikasi digital dengan menggandeng Gradasi.

Ketua Gradasi Sulsel, Abdul Kadir Lakkuru menyatakan siap bekerjasama dan berkolaborasi dengan pihak manapun untuk pemanfaatan teknologi digital, terutama yang berdampak peningkatan dan kemajuan ekonomi serta dapat mensejahterakan masyarakat luas.

Dewan Pakar Gradasi, Fredrich Kuen menyatakan, berbagai pihak dapat menggandeng Gradasi untuk berkolaborasi memajukan usahanya, baik untuk domain, pembuatan aplikasi maupun konten serta usaha startup digital (perusahaan rintisan) serta digitalisasi marketing (pemasaran pola digital).

“Sekarang eranya digital, sehingga usaha apapun dapat disingkronkan atau menjadi faktor utama pendukung kemajuan melalui digital,” ujarnya. (AI/MMK).

Wednesday, 03 November 2021 03:25
 

Penulis : Fred K  /  Editor : Mitha MK

Gowa, Sulsel (Phinisinews.com) – Pemerintah Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan melakukan Pelaksanaan Tatap Muka Terbatas (PTMT) serentak di semua sekolah dibarengi penerapan Protokol Kesehatan (Prokes) yang sangat ketat.

PTMT dilaksanakan berdasarkan Surat Edaran Bupati Gowa,  Adnan Puricha  Ichsan Nomor: 800/1272/Disdik/X/2021 tentang penyelenggaraan pembelajaran tatap muka terbatas pada satuan pendidikan di Kabupaten Gowa, mulai 1 November 2021.

Selama dua tahun pandemi covid-19 pembelajaran dilakukan secara online (daring) dan saat penyelenggaraan PTMT, prokes dilakukan ketat dan hanya untuk 50 persen dari seluruh siswa sekolah.

Plt Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa, Hj. Rieke Susanti di Sungguminasa, Gowa, Rabu, menjelaskan, PMTM hanya boleh diikuti siswa dan guru yang sudah di suntik vaksin dosis satu dan dua dan yang belum di vaksin tetap melakukan pembelajaran online

Saat ini, cakupan vaksin di tingkat pelajar Gowa mencapai 50 persen dosis pertama dan dosis kedua baru 20 persen dari target 28.000 orang siswa.

Selain itu, siswa yang ikut PTMT hanya yang mendapat isin orang tua ataupun wali murid.

Pemantauan lapangan di salah satu sekolah yakni di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Centre Malino, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa, Sulsel, menerapkan Protokol Kesehatan (Prokes) secara ketat.

Kepala SDN Centre Malino, Abdul Salam mengatakan, di awal PTMT ini selaku kepala sekolah bersama guru-guru telah mempersiapkan beberapa proses, baik teknis maupun non teknis serta seluruh guru dan kepala sekolah sudah di suntik vaksin dosis dua.

Non teknis kita batasi siswa hanya 50 persen dari total 300 siswa dibagi dua rombongan belajar dan teknisnya, mulai pintu gerbang masuk pekarangan sekolah dilakukan pengukuran suhu badan; katanya.

Kemudian dilanjutkan dengan cuci tangan menggunakan sabun di air mengalir yang fasilitasnya pihak sekolah sudah menyediakan sebelum masuk ke kelas dan sekolah juga menyiapkan masker bagi siswa yang datang ke sekolah lupa atau tidak memakai masker serta jalur masuk dan keluar terpisah satu dengan yang lain dan saat antri masuk atau keluar tetap menerapkan jaga jarak yang terus dikontrol.

Intinya, prokes tersebut adalah wajib menggunakan masker untuk semua, baik anak didik maupun pendidik, lalu terus menjaga jarak serta tidak melakukan kerumunan dan selalu mencuci tangan dengan sabun di air mengalir saat mengawali dan mengakhiri kegiatan, ucapnya.

PTMT ini mendapat perhatian khusus dari berbagai pihak, dari orang tua murid, guru, kepala sekolah serta unsur pemerintah serta masyarakat umum.

Sebab, bila PTMT dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang ketat, maka diyakini kita akan sukses mengalahkan pandemi covid-19, selain suntik vaksin untuk semua kelompok masyarakat yang memungkinkan.

Berdasarkan pertimbangan tersebut dan dengan koordinasi yang baik dengan pihak Dinas Kesehatan, maka tidak ada pilihan lain, untuk mengalahkan pandemi covid-19 maka protokol kesehatan harus kita laksanakan secara ketat, seperti di sekolah kami SDN Cenre Malino ini, ujarnya.

Pemantauan melihat, antusiasme siswa untuk kembali melaksanakan sekolah tatap muka terbatas di semua sekolah di Kabupaten Gowa, setelah sekian lama menjalani sekolah daring (online) akibat pandemi covid-19. (FK/Q/MMK).

Tuesday, 02 November 2021 12:28
 

Penulis : Fred K  /  Editor : Mitha MK

Makassar (Phinisinews.com) – Pembelajaran Tatap Muka (PTM) gelombang pertama di Kota Makassar dipantau oleh Pemerintah Kota  dengan menggelar screening (penyaring) bagi pelajar tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) menggunakan alat Genose.

Screening dilaksanakan serentak mulai 1 November 2021 untuk siswa SMP yang sudah sebulan mengadakan simulasi PTM gelombang pertama, kata Wakil Walikota Makassar, Fatmawati Rusdi yang terjun langsung memantau lima sekolah yang melaksanakan screening bagi siswanya menggunakan alat Genose, di Makassar, Selasa.

Menurut dia, saat ini ada 30 sekolah tingkat SMP negeri maupun swasta di Kota Makassar telah melaksanakan PTM gelombang pertama.

“Jadi kita screening, untuk mengetahui status kesehatan anak didik kita, maintenancenya yakni dengan menggunakan Genose ini,” ujarnya.

Dalam peninjauannya di sekolah, Wawali Fatmawati mendapatkan seorang siswa dinyatakan positif, namun setelah diulang kembali ternyata hasilnya negatif.

“Di sekolah pertama tadi, ada seorang siswa yang dinyatakan positif, itu karena positif ratenya lemah, makanya kita suruh ulang, setelah istirahat 30 menit dan meniup lagi, alhamdulillah hasilnya sudah negatif,” ujarnya.

Menurut dia, yang perlu diketahui bahwa dalam penggunaan alat Genose, sudah jelas ada Standar Operasional Prosedurnya (SOP).

“Juknisnya sudah ada, sensitivitasnya memang ada,  petunjuk – petunjuknya itu harus diikuti, kemungkinan errornya (tingkat kesalahan) tadi tidak mengikuti SOP, karena anak tadi ditanya ternyata habis makan nasi uduk,” jelasnya.

Selain screening, suntik vaksin juga terus digalakkan serta protokol kesehatan (prokes) terus dilaksanakan dengan pengawasan ketat pada PTM gelombang pertama tersebut yakni semua memakai masker, menjaga jarak serta mencuci tangan dengan sabun di air mengalir sebelum masuk sekolah dan saat akan pulang sekolah.

Berbagai langkah tersebut dilakukan untuk menghentikan penyebaran Pandemi Covid-19, agar semua aktivitas belajar mengajar maupun aktivitas ekonomi dapat kembali pulih dan kita kembali hidup normal.

Pelaksana tugas (Plt) Kadis Pendidikan Kota Makassar, Nielma Palamba menjelaskan, sasaran screening ini adalah siswa tingkat SMP, karena selama satu bulan dilaksanakannya PTM, siswa sudah berinteraksi dengan teman temannya.

“Artinya selama belajar, mereka sudah berinteraksi dengan teman temannya, hasil Swab Antigen semua anak kita sehat, sehingga Genose ini digunakan untuk  maintenance bagaimana meng-screening dan men-treatment, apakah benar benar selama satu bulan mereka belajar tidak ada terkontaminasi,” jelasnya.

Sekolah tingkat SMP yang dikunjungi diantaranya, SMPN 6, SMPN 2, SMPN 29, SMPN 1 dan terakhir SMPN 3. (FK/Q/MMK).

Tuesday, 02 November 2021 09:36
 

Penulis : Uci   /   Editor : Fred K

Malino, Gowa, Sulsel (Phinisinews.com) – Pelaksanaan Tatap Muka Terbatas (PTMT) yang serentak dilaksanakan, 1 November 2021, khususnya di sekolah sekolah Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan, dibarengi penerapan Protokol Kesehatan (Prokes) yang sangat ketat.

Seperti salah satu sekolah yang terpantau yakni di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Centre Malino, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa, Sulsel, yang menetapkan Protokol Kesehatan (Prokes) secara ketat pada giat tersebut, Selasa.

Kepala SDN Centre Malino, Abdul Salam mengatakan, di awal PTMT ini selaku kepala sekolah bersama guru-guru telah mempersiapkan beberapa proses, baik teknis maupun non teknis.

Non teknis kita batasi siswa hanya 50 persen dari total 300 siswa dibagi dua rombongan belajar dan teknisnya, mulai pintu gerbang masuk pekarangan sekolah dilakukan pengukuran suhu badan; katanya.

Kemudian dilanjutkan dengan cuci tangan menggunakan sabun di air mengalir yang fasilitasnya pihak sekolah sudah menyediakan sebelum masuk ke kelas dan sekolah juga menyiapkan masker bagi siswa yang datang ke sekolah lupa atau tidak memakai masker serta jalur masuk dan keluar terpisah satu dengan yang lain dan saat antri masuk atau keluar tetap menerapkan jaga jarak yang terus dikontrol.

Intinya, prokes tersebut adalah wajib menggunakan masker untuk semua, baik anak didik maupun pendidik, lalu terus menjaga jarak serta tidak melakukan kerumunan dan selalu mencuci tangan dengan sabun di air mengalir saat mengawali dan mengakhiri kegiatan, ucapnya.

PTMT ini mendapat perhatian khusus dari berbagai pihak, dari orang tua murid, guru, kepala sekolah serta unsur pemerintah serta masyarakat umum.

Sebab, bila PTMT dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang ketat, maka diyakini kita akan sukses mengalahkan pandemi covid-19, selain suntik vaksin untuk semua kelompok masyarakat yang memungkinkan.

Sedangkan bila prokes tidak dilaksanakan secara ketat pada PTMT, maka bisa saja sekolah menjadi klaster baru penyebaran covid dan ini akan menghancurkan trust (kepercayaan) siswa, orang tua siswa dan pihak lain terhadap sekolah dan pendidik.

Berdasarkan pertimbangan tersebut dan dengan koordinasi yang baik dengan pihak Dinas Kesehatan, maka tidak ada pilihan lain, untuk mengalahkan pandemi covid-19 maka protokol kesehatan harus kita laksanakan secara ketat, seperti di sekolah kami SDN Cenre Malino ini, kata Abdul Salam.

Sementara salah satu orang tua siswa, Alimin merasa senang dengan dilaksanakanya proses pembelajaran di sekolah, meskipun masih terbatas akibat masih pandemi covid-19.

“Selaku orang tua, kami telah bantu pihak sekolah membawa anak anak ke sekolah dilengkapi prokes seperti masker, Handsanitizer, dan memberikan penjelasan kepada anak agar tetap menjaga jarak serta tidak meminjam perlengkapan alat tulis menulis kepada temannya,” ujar orang tua siswa kelas V ini.

Pemantauan melihat, antusiasme siswa untuk kembali melaksanakan sekolah tatap muka terbatas, setelah sekian lama menjalani sekolah daring akibat pandemi covid-19.

Malino adalah ibukota Kecamatan Tinggi Moncong, Kabupaten Gowa, yang juga salah satu Kota Wisata di Provinsi Sulsel yang menjadi Destinasi utama wisata di daerah ketinggian (wisata puncak).

Malino memiliki obyek wisata hutan pinus, Perkebunan Anggrek, Teh, Markisa, obyek wisata pemandangan alam, air terjun, beragam jenis bunga serta udaranya dingin. (Uci/FK).

Galleries

 
  Penulis : Redaksi  /  Editor : Fred Daeng Narang Bulukumba, Sulsel (Phinisinews.com) – Masyarakat adat...
  Penulis : Fred Daeng Narang  /  Editor : Mitha K Makassar (Phinisinews.com) – Kawasan Wisata Terpadu Gowa...
  Penulis : Andi Mahrus Andis.   Makassar (Phinisinews.com) - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Sulawesi...
  Penulis : Redaktur Medan (Phinisinews.com) - Ketua Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Pers Indonesia, Hence...

Get connected with Us