Wednesday, 08 December 2021 06:10
 

Penulis : Fred K  /  Editor : Ahmad I

Makassar (Phinisinews.com) - Sekertaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Sulawesi Selatan, Abdul Hayat Gani mengusulkan dilakukan tes PCR atau antigen sebelum dimulai acara atau kegiatan pemerintahan di Sulsel.

Hal tersebut dilakukan semata-mata untuk memberikan edukasi kepada seluruh masyarakat, untuk tetap menjaga protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19 ini yakni melaksanakan vaksinasi bagi yang belum vaksin, terus memakai masker untuk semua aktifitas, tetap menjaga jarak dimanapun berkegiatan serta membudayakan mencuci tangan dengan sabun di air mengalir di awal dan akhir kegiatan di semua tempat.

“Kalau bisa kita memberikan contoh dulu, sebelum memulai acara, dilakukan dulu tes PCR atau antigen. Itu bagian dari edukasi, kita dulu baru orang lain, itu keren,” ungkap Abdul Hayat, saat menerima Pengurus Dharma Wanita Persatuan Sulsel, di Ruang Kerja Sekda, di Makassar, awal pekan ini.

Dia mencontohkan daerah tetangga yakni Pemerintah Gorontalo yang melakukan tes PCR kembali kepada setiap penumpang yang turun di Bandara Gorontalo.

Padahal para penumpang itu sudah memegang hasil PCR atau antigen di bandara keberangkatan, tetapi mereka memperlakukan tes ulang lagi untuk memastikan tidak ada penumpang yang terjangkit virus covid-19, ujarnya.

Sementara itu, Ketua Panitia HUT Dharma Wanita Sulsel, Santi Imran Jausi mengaku, kegiatan yang ingin digelar akhir tahun ini selain talk show juga dirangkaikan dengan HUT Dharma Wanita Persatuan Sulsel.

“Jadi kebetulan kita dari pemberdayaan perempuan mau bikin talk show. Jadi kami juga lanjutkan dengan peringatan HUT, sekalian biar satu paket,” katanya.

Pihaknya berharap, Sekprov Sulsel, Abdul Hayat turut hadir dalam acara yang dimaksud. “Kami berharap Bapak berkenan bisa hadir dalam acara yang dimaksud,” ucapnya. (FK/Q/AI).

Wednesday, 08 December 2021 03:06
 

Penulis : Kresna Sugiarto  /  Editor : Fyan AK

Yogyakarta (Phinisinews.com) – Untuk menghindari pencemaran lingkungan akibat limbah minyak goreng bekas (minyak jalantah), mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan membantu kaum ibu rumah tangga merubahnya menjadi sabun cuci piring sehingga bermanfaat dan bernilai ekonomi.

Kegiatan ini merupakan salah satu program dari mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Ahmad Dahlan untuk menanggulangi pencemaran lingkungan di wilayah Dusun Demakan RW 07 Tegalrejo, Yogyakarta, kata Ketua Tim KKN, Rizfal di lokasi KKN, awal pekan ini.

Dalam kegiatan itu, Ibu-Ibu PKK dilibatkan untuk diberikan penyuluhan tentang bahayanya pencemaran lingkungan dan kemudian diajarkan cara membuat miyak jelantah menjadi sabun sebagai antisipasi untuk mencegah pencemaran lingkungan.

Dia menguraikan, minyak jelantah, merupakan limbah rumah tangga berupa sisa minyak penggorengan yang biasanya berwarna agak kehitaman. Sebagian besar orang pasti akan membuangnya padahal itu dapat mencemari lingkungan. Tetapi ada cara untuk mencegah hal ini yaitu dengan memanfaatkan minyak jelantah menjadi sabun cuci piring.

Proses pembuatannya juga sangat sederhana dan mudah. Dengan menyiapkan alat alat dan bahan seperti, wadah berupa baskom plastik, timbangan digital, sendok, cetakan, gelas ukur atau gelas takar lalu ada pengaduk atau wisk.

Bahan yang diperlukan yaitu minyak jelantah 250 mili liter (ml), NaOH (soda api) 40 gram (gr), Air 150 ml,  dan terakhir pewangi secukupnya sesui kebutuhan dan bisa menggunakan pewangi laundry ataupun bibit murni minyak wangi.

Cara pengolahannya, pertama siapkan alat-alat dan bahan yang sudah ditakar tersebut lalu tuangkan soda api  kedalam wadah, kemudian campur dengan air 150 ml sambil diaduk perlahan, tunggu hingga suhu air dingin kembali, tuangkan minyak jelantah sedikit demi sedikit sambil diaduk, proses tersebut kurang lebih 10 sampai 15 menit hingga rata atau mengental.

Setelah adonan rata (mengental) tambahkan pewangi sesuai dengan kebutuhan, lalu tuang adonan tersebut ke dalam cetakan, lalu simpan di tempat terbuka yang aman dan jauhkan dari jangkauan anak anak, tunggu selama dua minggu, dan sabun siap untuk digunakan.

Dengan takaran tersebut dapat menghasilkan dua item sabun dengan ukuran satu cup air mineral gelas.

Tercetusnya kegiatan ini, lanjutnya, karena melihat potensi akan adanya warga yang secara sembarangan membuang minyak jelantah di sekitaran rumah mereka. Padahal hal tersebut akan berdampak pada kualitas tanah dan air.

Kegiatan dilakukan di Gedung Serbaguna Masjid Rk Sudagaran, Demakan Baru RT 28 RW 07 Tegalrejo, Yogyakarta, diawali memberikan penyuluhan tentang bahaya pencemaran lingkungan lalu dilanjutkan dengan pengenalan peserta dengan alat-alat dan bahan, kemudian diakhiri dengan proses pembuatan sabun minyak jelantah.

Puluhan ibu-ibu PKK sangat mengapresiasi kegiatan ini. Kemudian dalam proses pembuatan sabun Ibu-Ibu PKK dibagi per RT kemudian didampingi oleh panitia untuk membantu proses pembuatannya dan pada akhir acara sabun yang telah dibuat diberikan kepada peserta.

“Kami berharap agar KKN di Dusun Demakan ini dapat bermanfaat bagi masyarakat setempat dan menambah pengetahuan tentang pentingnya menjaga lingkungan,” ucapnya.

Salah seorang peserta, Sundiani (60) mengatakan, acara ini sangat bermanfaat bagi kami (Ibu-Ibu) karena kami kalau masak itu bingung juga untuk buang minyak (jelantah) itu dimana. Dan melalui kegiatan ini, maka limbah tersebut kini bermanfaat dan bernilai ekonomi. (KS/FAK).

Monday, 06 December 2021 13:36
 

Penulis : Mitha MK  /  Editor : Fred K

Makassar (Phinisinews.com) – Guru Besar Ilmu Komunikasi  Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Prof Dr Hafied Cangara mengatakan, jurnalis perlu diajak menyebarluaskan hasil-hasil riset sehingga hasil penelitian lebih memasyarakat.

Sebab, selama ini dosen dan peneliti menulis untuk memenuhi tuntutan publikasi, karena itu metodologi dan bahasanya, serta terget sasarannya memang bukan untuk pasar pengguna, melainkan untuk masyarakat ilmiah.

Hal itu dikatakan Prof Hafied, ketika bersama Rektor IPB, Dirjen  Distiristek dan beberapa narasumber lain menjadi pembicara pada Webinar “Kolaborasi MBKM Dalam Pengembangan Riset, Inovasi dan Teknologi di era Disrupsi “ melalui zoom, Senin.

Menurut dia, para dosen dan peneliti sudah terbiasa dengan format laporan yang sudah terstandar secara ilmiah menggunakan bahasa sains. Para industriawan kehilangan komunikasi dengan peneliti (missing link) serta para pengguna tidak memahami hasil riset.

Sedangkan masyarakat pengguna memerlukan bahasa dan petunjuk praktis yang lebih sederhana, mudah dimengerti serta mudah diaplikasi, sehingga jurnalis perlu diajak menyebarluaskan hasil riset tersebut dengan bahasa wartawan yang lugas.

Di sisi lain, sebagian besar jurnalis lebih berorientasi pada informasi terkini, aktual, cepat dan menarik serta mungkin kurang tertarik terhadap hal-hal yang berkaitan dengan riset karena faktor kurang memahami, tidak diajak dan lainnya.

“Sangat langka jurnalis tertarik menulis tentang hasil-hasil riset,” ujar Prof Hafied. Padahal, lanjutnya, hasil riset berkaitan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang notebene meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.

Dia menguraikan, saat ini ada ribuan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Perguruan Tinggi dan Puslitbang Kementerian dan Badan Pemerintah yang tidak bisa dipasarkan.

Padahal, hasil-hasil riset tersebut harusnya bisa diaplikasikan, ditindaklanjuti dan dimanfaatkan oleh dunia usaha, dunia industri serta pemangku kepentingan lainnya dari hulu sampai hilir.

Berarti selama ini ada kesenjangan antara peneliti, industri, jurnalis dan pengguna, ucapnya, sehingga kesenjangan ini harus dijembatani atau dikomunikasikan melalui peran jurnalis.

Prof Hafied mencontohkan saat dirinya menjabat Ketua LPPM Unhas, dan meminta kepada seorang teman jurnalis mewawancarai peneliti untuk mengenalkan bibit jagung unggul dan lampu energi sinar matahari.

Hasilnya, beberapa petani datang dari pedalaman dan minta difasilitasi untuk bertemu dengan para penelitinya agar hasil penelitian itu bisa dimanfaatkan.

Untuk itu, menurut dia, diperlukan unit-unit atau direktorat difusi inovasi di setiap lembaga riset yang tidak hanya terampil mengkomunikasikan, tetapi juga mampu memahami apa yang dikomunikasikan.

Para peneliti tidak boleh hanya fokus pada publikasi ilmiah, tetapi juga mengenalkan hasil risetnya kepada publik melalui digital media yang sudah tersedia dan lebih mudah, bahkan gratis.

Untuk itu, menurut Prof Hafied, “Science Communication” sudah waktunya disosialisasikan dan diaplikasikan pada semua sektor riset untuk mendorong Indonesia masuk 10 negara besar tahun 2035. (MMK/FK).

Thursday, 02 December 2021 15:28
 

Penulis : Mitha MK  /  Editor : Fred K 

Makassar (Phinisinews.com) – Ketua Umum Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI), Dr Dadang Rahmat Hidayat  menyatakan, media diperlukan sebagai jurnalisme solutif  dalam konteks pemberitaan kebencanaan. 

Sebab, selama ini media sangat kecil atau cenderung tidak berani menawarkan rekomendasi sebagai jurnalisme solutif terhadap pemberitaan bencana yang sedang terjadi dan mungkin akan terjadi. 

Hal itu dikemukakan Dadang Rahmat yang juga Dekan Unpad pada Pelantikan Pengurus ISKI dan Pengurus Asosiasi Pengelola Pendidikan Tinggi Komunikasi (Aspikom) dirangkaikan dengan seminar nasional “Penguatan mitigasi bencana dalam kurikulum pendidikan ilmu komunikasi”, di Gedung IPTEK Universitas Hasanuddin (Unhas), di Makassar, Kamis. 

Padahal, lanjutnya, publik ingin mengetahui apa yang terjadi, apa penyebabnya dan bagaimana solusinya serta bagaimana tanggungjawab moral dan sosial stake holder terhadap terjadinya bencana alam maupun bencana sosial yang teramu dalam suatu pemberitaan solutif. 

Menurut dia, riset informasi kebencanaan yang ada sangat dangkal, framing, bicara bencana media kita dangkal dalam memberikan informasi. Media lebih banyak menginformasikan tentang kejadian dan tidak banyak menguraikan tentang penyebab kebencanaan tersebut. 

Wakil Ketua III ISKI, Dr Iqbal Sultan mengatakan, peristiwa bencana yang terjadi bisa tambah diperparah dengan efek komunikasi, gagap komunikasi, krisis komunikasi karena komunikasi cenderung banyak yang menilai tidak dianggap penting.

Sehingga krisis komunikasi yang tidak dikelola dengan baik bahkan akan menimbulkan bencana komunikasi. Bagaimana orang luar cara pandangnya terhadap komunikasi.

Ketua Umum Aspikom, Dr Muhamad Sulham menambahkan jurnalis dengan keilmuan komunikasi secara sistem, konsep dididik secara benar dan tidak pernah jurnalis dididik untuk menyiarkan hoax.

Namun inti dari informasi kebencanaan itu adalah investigasi yang harus dilakukan jurnalis untuk menghasilkan jurnalisme solutif

Saat ini Aspikom mengusulkan kurikulum mitigasi bencana dalam bidang komunikasi, ujarnya.

Sebelumnya, untuk pertama kali, pengurus ISKI (ISKI) dan pengurus Aspikom dilantik bersamaan yakni Pengurus Daerah ISKI Sulsel diketuai Dr Syamsu Rizal dan Aspikom Korwil Sulselbar, Dr Muh Akbar.

Yang melantik, Ketua Umum ISKI, Dr Dadang Rahmat Hidayat serta Ketua Umum Aspikom, Dr Muhamad Sulham (Universitas Gadjah Mada Yogyakarta).

Hadir jajaran pengurus yang dilantik, diantaranya Dr Firdaus Muhammad, Dr Alem Febri Sonni, Dewan pakar ISKI dan lainnya.

Alem Febri Sonni selaku Ketua Panitia menyampaikan sejarah terjadi antara ISKI dan Aspikom berkolaborasi dalam pelantikan bersama di Makassar.

“Sejarah ini dilantik bersamaan,” kata Sonni sapaannya yang juga mantan Ketua KPID Sulsel ini melanjutkan bahwa alumni komunikasi memiliki misi, persepsi, pandangan yang sama. Dengan melegalitas asosiasi lembaga sebagai tempat mengacu dalam konteks ilmu komunikasi.

Pelantikan dilakukan bergilir yang dimulai dari pengurus Aspikom Korwil Sulselbar, lalu ISKI Sulsel secara luring dan ISKI Sulawesi Tenggara (Sultra) secara daring. (MMK/FK).

Thursday, 02 December 2021 14:58
 

Penulis : Mitha MK  /  Editor : Fred K 

Makassar (Phinisinews.com) – Ketua Umum Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI), Dr Dadang Rahmat Hidayat  menyatakan, media diperlukan sebagai jurnalisme solutif  dalam konteks pemberitaan kebencanaan. 

Sebab, selama ini media sangat kecil atau cenderung tidak berani menawarkan rekomendasi sebagai jurnalisme solutif terhadap pemberitaan bencana yang sedang terjadi dan mungkin akan terjadi. 

Hal itu dikemukakan Dadang Rahmat yang juga Dekan Unpad pada Pelantikan Pengurus ISKI dan Pengurus Asosiasi Pengelola Pendidikan Tinggi Komunikasi (Aspikom) dirangkaikan dengan seminar nasional “Penguatan mitigasi bencana dalam kurikulum pendidikan ilmu komunikasi”, di Gedung IPTEK Universitas Hasanuddin (Unhas), di Makassar, Kamis. 

Padahal, lanjutnya, publik ingin mengetahui apa yang terjadi, apa penyebabnya dan bagaimana solusinya serta bagaimana tanggungjawab moral dan sosial stake holder terhadap terjadinya bencana alam maupun bencana sosial yang teramu dalam suatu pemberitaan solutif. 

Menurut dia, riset informasi kebencanaan yang ada sangat dangkal, framing, bicara bencana media kita dangkal dalam memberikan informasi. Media lebih banyak menginformasikan tentang kejadian dan tidak banyak menguraikan tentang penyebab kebencanaan tersebut. 

Wakil Ketua III ISKI, Dr Iqbal Sultan mengatakan, peristiwa bencana yang terjadi bisa tambah diperparah dengan efek komunikasi, gagap komunikasi, krisis komunikasi karena komunikasi cenderung banyak yang menilai tidak dianggap penting.

Sehingga krisis komunikasi yang tidak dikelola dengan baik bahkan akan menimbulkan bencana komunikasi. Bagaimana orang luar cara pandangnya terhadap komunikasi.

Ketua Umum Aspikom, Dr Muhamad Sulham menambahkan jurnalis dengan keilmuan komunikasi secara sistem, konsep dididik secara benar dan tidak pernah jurnalis dididik untuk menyiarkan hoax.

Namun inti dari informasi kebencanaan itu adalah investigasi yang harus dilakukan jurnalis untuk menghasilkan jurnalisme solutif

Saat ini Aspikom mengusulkan kurikulum mitigasi bencana dalam bidang komunikasi, ujarnya.

Sebelumnya, untuk pertama kali, pengurus ISKI (ISKI) dan pengurus Aspikom dilantik bersamaan yakni Pengurus Daerah ISKI Sulsel diketuai Dr Syamsu Rizal dan Aspikom Korwil Sulselbar, Dr Muh Akbar.

Yang melantik, Ketua Umum ISKI, Dr Dadang Rahmat Hidayat serta Ketua Umum Aspikom, Dr Muhamad Sulham (Universitas Gadjah Mada Yogyakarta).

Hadir jajaran pengurus yang dilantik, diantaranya Dr Firdaus Muhammad, Dr Alem Febri Sonni, Dewan pakar ISKI dan lainnya.

Alem Febri Sonni selaku Ketua Panitia menyampaikan sejarah terjadi antara ISKI dan Aspikom berkolaborasi dalam pelantikan bersama di Makassar.

“Sejarah ini dilantik bersamaan,” kata Sonni sapaannya yang juga mantan Ketua KPID Sulsel ini melanjutkan bahwa alumni komunikasi memiliki misi, persepsi, pandangan yang sama. Dengan melegalitas asosiasi lembaga sebagai tempat mengacu dalam konteks ilmu komunikasi.

Pelantikan dilakukan bergilir yang dimulai dari pengurus Aspikom Korwil Sulselbar, lalu ISKI Sulsel secara luring dan ISKI Sulawesi Tenggara (Sultra) secara daring. (MMK/FK).

Monday, 22 November 2021 07:40
 

Penulis : Fred K  /  Editor : Ahmad Imron

Tana Toraja, Sulsel (Phinisinews.com) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno meninjau pelaksanaan vaksinasi di kawasan wisata religi Sa’pak Bayo Bayo Sangalla, Kabupaten Tana Toraja, sekitar 315 kilometer dari Makassar, ibukota Provinsi Sulawesi Selatan, akhir pekan ini.

Kegiatan vaksinasi sambil berwisata dengan target 1.000 orang merupakan kolaborasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dengan Pemkab Tana Toraja, sehingga setiap warga yang mengikuti vaksinasi akan diberikan sembako.

Menparekraf, Sandiaga Uno mengingatkan bahwa protokol kesehatan dan vaksinasi Covid-19 adalah kunci pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) nasional.

Selain mendorong keterlibatan seluruh pihak untuk mempercepat vaksinasi, dia juga mengatakan bahwa kolaborasi seluruh pemangku kepentingan juga memegang peranan penting dalam menciptakan kekebalan kelompok (herd Immunity).

"Syukur puji Tuhan bahwa di tengah pandemi kita berkolaborasi, bergandengan tangan dalam rangka serbuan vaksin yang merupakan kerjasama multi sektor. Oleh karena itu tepuk tangan dan apresiasi kami untuk jajaran Pemerintah Kabupaten Tana Toraja, TNI-Polri, Antis Homecare 24 dan semua yang terlibat," ujar Sandiaga.

Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan, cakupan vaksinasi Covid-19 saat ini terus bertambah. Jumlah penerima vaksin dosis pertama mencapai 64,2 persen dan vaksin kedua sebesar 42,3 persen hingga Minggu (21/11).

Sementara, jumlah penerima vaksin pertama di Tana Toraja kini mencapai 62,3 persen dan vaksin kedua sebesar 53,4 persen. Sandiaga menyebut, di antara penerima vaksinasi itu, 300 ribu orang adalah pelaku parekraf.

Vaksin ini untuk kebangkitan ekonomi kita, kalau bangkit ekonominya, terbuka lapangan kerja dan pariwisata mudah-mudahan bisa bergerak kembali dan situs wisata religi seperti Sa'pak Bayo Bayo ini akan semakin berkembang ke depan.

"Saya ingin mengajak seluruh stakeholders, mari kita bergandengan tangan untuk kebangkitan ekonomi kita, kami hadir dengan solusi, kami hadir dengan fasilitasi dan mudah-mudahan vaksinasi ini akan menjadi satu langkah strategis untuk kebangkitan dan kepulihan pariwisata dan ekonomi kreatif," ungkap Sandiaga.

Senada, Bupati Tana Toraja Theofilus Allorerung mengatakan, warga Tana Toraja telah lama mengharapkan kepulihan sektor parekraf yang menjadi tulang punggung Kabupaten Tana Toraja.

"Orang Toraja sudah lama bermimpi, sudah lama berdoa hadirnya sebuah berkat di Toraja ini, dan hari ini Bapak Sandiaga Uno kiranya menjadi saluran berkat Tuhan untuk membuka tabir dan menjawab mimpi-mimpi dan doa-doa kami orang Toraja," katanya.

Menurut Theofilus, masyarakat Toraja antusias mengikuti vaksinasi. Mereka seolah tidak sabar untuk kembali membangkitkan sektor parekraf.

"Terima kasih, Bapak Menteri. Kami terus berdoa kiranya Bapak Sandiaga Uno tetap dikuatkan, disehatkan, terutama di dalam menghadapi tantangan-tantangan di masa pandemi ini," harap Theofilus.

Selama kunjungan menteri dan pelaksanaan vaksinasi, protokol kesehatan dilakukan secara ketat, semua menggunakan masker, baik rombongan menteri, petugas kesehatan dan pengamanan, Tim Pengkab, peserta vaksinasi maupun masyarakat umum. Selain itu tetap menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun di air mengalir sebelum dan setelah kegiatan, demikian press release dari Humas Pemkab Tana Toraja yang di terima Senin.

Tempat vaksinasi adalah obyek wisata Sa’pak Bayo Bayo Sangalla yang merupakan kawasan wisata alam, budaya, sejarah dan religi yang memiliki Taman Devosi untuk berdoa, tempat pemakaman kuno dimana masih tersimpan tulang-tulang dan tengkorak, selain itu terdapat gua kalumpini yang menyuguhkan pemandang khas di dalamnya serta hal menarik lainnya adalah cerita tentang Puang Sa'pak.

Lokasi Sa'pak Bayo Bayo dikelilingi bukit-bukit batu dan di belah sebuah sungai kecil dan membentang persawahan di sekitarnya membuat obyek wisata itu semakin natural.

Data dari Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Provinsi Sulawesi Selatan mencatat capaian vaksinasi covid-19 di Sulsel saat ini sebanyak 3.070.262 orang penerima dosis pertama atau 43,5 persen dari target 7.058.141 orang dan penerima dosis kedua sebanyak 2.012.463 orang atau 28,51 persen. (FK/Q/AI).

Saturday, 20 November 2021 08:24

 

Penulis : Fred K  /  Editor : Mitha MK

Jakarta (Phinisinews.com) – Ketua Umum Dewan Ekonomi Indonesia Timur, Annar Salahuddin Sampetoding mengingatkan agar Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi tidak “menepuk air di dulang sebab akan terpercik ke muka sendiri.”

Sebaiknya Mendag tidak meniup isu penguasaan saham mayoritas pada beberapa perusahaan strategis Indonesia oleh pihak asing karena ini sama dengan menceritakan kekurangan kabinet Presiden Joko Widodo.

“Sebenarnya perihal ini yang harus dipecahkan, kenapa hampir semua perusahaan yang vital dan strategis di Indonesia, antara lain seperti Indosat, Perbankan swasta, Perkebunan, Media dan Aplikasi (unicorn) bisa diterkam dan dikuasai dengan begitu mudah oleh investor asing. Itu karena sistim moneter keuangan kita masih mempertahankan gaya lama dan tidak mau berubah,” kata Annar Sampetoding di Jakarta, Sabtu, menanggapi statemen Mendag, Muhammad Lutfi pada acara Technopreneur Fesh Himpunan Pengusaha Muda Indonesia, Hipmi (19/11) yang mengatakan, Republik Indonesia memiliki banyak unicorn dan perusahaan digital besar lainnya, tetapi yang punya saham dominan bukan investor Indonesia.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengungkapkan, berbagai unicorn Indonesia, seperti Tokopedia, Gojek, OVO, Ajaib, Bukalapak, Traveloka, dan lain-lain telah dikuasai oleh Singapura.

Ia menyebut jangan senang dulu RI punya banyak unicorn, tetapi yang punya saham dominan bukan investor Indonesia. “Jangan senang dulu, siapa yang menguasai dari pada unicorn-unicorn ini?. Bukan Indonesia, yang kuasai sebetulnya Singapura,” kata Mendag Lutfi.

Dia menambahkan, Indonesia boleh saja bangga sebagai penemu dan pengembang Tokopedia, Gojek, dan lainnya adalah orang Indonesia, tetapi soal kepemilikan ada di tangan 5,6 juta masyarakat Singapura yang sudah menguasai ekonomi digital Asia Tenggara.

“Kita boleh bangga ada Gojek, ada Tokopedia, tetapi yang terbesar (investor) mereka itu datangnya dari Singapura, rakyat lima juta-an tetapi menguasai ekonomi digital di Asia Tenggara,” jelasnya.

Menurut Annar, penguasaan saham mayoritas untuk berbagai perusahaan serta kegiatan akuisisi ini sebenarnya sudah berlangsung lama, yakni sejak pemerintahan Presiden Gus Dur sampai sekarang pemerintahan Presiden Jokowi.

Pertama Indosat lalu perusahaan-perusahaan perkebunan kelapa sawit, perbankan-perbankan swasta, media dan unicorn serta banyak lagi lainnya.

Dia menguraikan, Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN yakni sebuah persetujuan oleh ASEAN mengenai sektor produksi lokal di seluruh negara ASEAN.

Ketika persetujuan AFTA ditandatangani resmi, ASEAN memiliki enam anggota, yaitu Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand. Artinya kebijakan moneter dan keuangannya juga harus sama supaya kita setara.

Mungkin sudah saatnya pola Eropa dengan kebijaksanaan kesepakatan mata uang euro kita terapkan di ASEAN agar perekonomian ASEAN semakin kuat dan setara, ujarnya. (FK/MMK).

Saturday, 20 November 2021 05:22
 

Penulis : Fred K  /  Editor : Ahmad I

Tana Toraja, Sulsel (Phinisinews.com) - Beragam cara pemerintah daerah untuk mempercepat realisasi capaian target vaksinasi covid-19 seperti di Tana Toraja, Sulawesi Selatan, yang menawarkan warganya ikut vaksinasi sambil berwisata dan bawa pulang paket sembako.

“Ikut vaksinasi Covid-19 sambil berwisata lalu pulangnya bawa sembako adalah salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Tana Toraja dalam rangka menggenjot capaian vaksinasi covid-19,” kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Tana Toraja, Rospita Napa’ di Tana Toraja, sekitar 315 kilometer dari Makassar, ibukota Provinsi Sulsel, Sabtu.

Pemkab akan membagikan sembako kepada warga yang mengikuti vaksinasi massal yang akan digelar di Objek Wisata Religi Sa’pak Bayo-bayo, Lembang Saluallo, Kecamatan Sangalla Utara, selama empat hari, 21 – 23 November 2021.

Program vaksinasi massal ini dilaksanakan oleh pemerintah Kabupaten Tana Toraja untuk mencapai target kekebalan kelompok (herd immunity) pada akhir tahun 2021.

“Vaksinasi merupakan kolaborasi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) sehingga setiap warga yang mengikuti vaksinasi akan diberikan sembako,” ujarnya.

Kegiatan akan digelar pada Objek Wisata Religi Keluarga Kudus Nazaret Sa’pak Bayo-bayo karena sasarannya pemasaran destinasi wisata sehingga peserta vaksinasi juga bisa sambil berwisata dan pulangnya bawa sembako.

“Meski nanti sudah divaksin tetap harus melaksanakan protokol kesehatan secara ketat yakni memakai masker untuk semua kegiatan kemasyarakatan, menjaga jarak dan menghindari kerumunan serta membiasakan mencuci tangan dengan sabun di air mengalir pada saat memulai dan mengakhiri kegiatan dimanapun itu.

Melalui cara itu, semoga kehidupan sosial dan ekonomi kembali pulih, jika sudah terbentuk kekebalan kelompok,  yakni capaian vaksinasi minimal 70 persen dari jumlah penduduk atau 2/3 dari populasi penduduk sudah memiliki imunitas terhadap serangan virus corona tersebut.

Rospita menguraikan, saat vaksinasi massal ini, pemerintah Kabupaten Tana Toraja menyediakan dua jenis vaksin, yakni Sinovac dam Astrazeneca untuk dosis 1 dan 2.

Pemda Tana Toraja sangat mengharapkan kehadiran masyarakat yang belum divaksin pada kegiatan vaksinasi massal tersebut.

Tempat vaksinasi adalah obyek wisata Sa’pak Bayo Bayo Sangalla yang merupakan kawasan wisata alam, budaya, sejarah dan religi yang memiliki Taman Devosi untuk berdoa, tempat pemakaman kuno dimana masih tersimpan tulang-tulang dan tengkorak, selain itu terdapat gua kalumpini yang menyuguhkan pemandang khas di dalamnya serta hal menarik lainnya adalah cerita tentang Puang Sa'pak.


Lokasi Sa'pak Bayo Bayo dikelilingi bukit-bukit batu dan di belah sebuah sungai kecil dan membentang persawahan di sekitarnya membuat obyek wisata itu semakin natural.

Data dari Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Provinsi Sulawesi Selatan mencatat capaian vaksinasi covid-19 di Sulsel saat ini sebanyak 3.070.262 orang penerima dosis pertama atau 43,5 persen dari target 7.058.141 orang dan penerima dosis kedua sebanyak 2.012.463 orang atau 28,51 persen. (FK/Q/AI).

Galleries

 
  Penulis : Redaksi  /  Editor : Fred Daeng Narang Bulukumba, Sulsel (Phinisinews.com) – Masyarakat adat...
  Penulis : Fred Daeng Narang  /  Editor : Mitha K Makassar (Phinisinews.com) – Kawasan Wisata Terpadu Gowa...
  Penulis : Andi Mahrus Andis.   Makassar (Phinisinews.com) - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Sulawesi...
  Penulis : Redaktur Medan (Phinisinews.com) - Ketua Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Pers Indonesia, Hence...

Get connected with Us