Oleh: La Ode Amijaya Kamaluddin.*
Generasi muda adalah tahapan yang dicapai bagi setiap insan manusia pasca anak anak dan prestasi yang telah dilalui memasuki masa yaitu dapat dibilang masa tua.
Hal ini saya mencoba membagi siklus manusia pada tiga fase yaitu, pertama, fase masa kanak kanak dan remaja, kedua fase masa muda yang populer di disebut sebagai generasi muda dengan predikat milenials dan ditahap ini lah masa prima dan Ketiga memasuki fase tua, atau di kenal populernya masa the golden anomali atau masa keemasan yang perlu diwariskan kepada generasi muda.
Tulisan ini saya hendak menfokuskan pembahasan saya khusus pada kaum generasi muda, yang seumur dengan mahasiswa. mengapa? Karena di pundak merekalah masa depan bangsa Indonesi diletakan.
Ada beberapa alasan mengapa kita mengharapkan generasi muda sebagai penopang masa depan Bangsa Indonesia. Pertama, generasi muda adalah pewaris masa depan bangsa, olehnya itu pada segenap tumpah darah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) akan diwariskan kepada mereka.
Kedua, warisan nilai nilai dan pengetahuan kebudayaan dan identitas Bangsa Indonesia akan dihadapkan dengan globalisasi, dimana suatu keniscayaan yang dihadapi setiap negara di dunia. Secara demografis, kaum milenials yang bertaburan prestasi kemajuan teknologi saat ini mengakibatkan lahirnya generasi milenial. Menurut Suryadi (2015) mengatakan bahwa generasi milenial atau yang akrab disebut generasi Y yaitu kelompok anak muda yang berusia belasan tahun hingga awal tiga puluhan yang lahir pada awal 1980 hingga awal tahun 2000.
Apa Itu Era Digital 4.0
Saya menyampaikan sedikit pandangan dari Dr Slamet Rosyadi, beliau aktif di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman. Dalam abstraksi tulisan beliau dengan judul “Revolusi Industri 4.0” mengabstraksikannya bahwa Revolusi Industri 4.0 menyediakan peluang sekaligus tantangan bagi para mahasiswa dan alumninya.
Peran manusia setahap demi setahap diambil alih oleh mesin otomatis. Akibatnya, jumlah pengangguran semakin meningkat. Hal ini tentu saja akan menambah beban masalah lokal maupun nasional. Oleh karena itu, untuk memanfaatkan peluang dan menjawab tantangan revolusi industri 4.0, para mahasiswa dan alumni wajib memiliki kemampuan literasi data, teknologi dan manusia Literasi data dibutuhkan oleh alumni Universitas untuk meningkatkan skill (keahlian) dalam mengolah dan menganalisis big data untuk kepentingan peningkatan layanan publik dan bisnis.
Literasi teknologi menunjukkan kemampuan untuk memanfaatkan teknologi digital guna mengolah data dan informasi. Sedangkan literasi manusia wajib dikuasai karena menunjukan elemen softskill atau pengembangan karakter individu untuk bisa berkolaborasi, adaptif dan menjadi arif di era “banjir” informasi.
Menyiapkan Generasi
Mahasiswa jaman now dengan menyandang predikat Milenials maka sejatinya memiliki softskil tentang kemampuan menguasai teknologi yang dibutuhkan di era digital 4.0. Selama menjadi mahasiswa masih punya waktu untuk berbenah diri dengan menyisihkan waktu untuk menambah penguasaan bahasa asing dan mematangkan diri dalam organisasi intra/ekstra kurikuler, karena dengan pengalaman organisasi dan menguasai bahasa asing minimal Bahasa Inggris ditambah lagi dengan kemampuan skils yang mumpuni, kemungkinan kita masih besar peluang mendapatkan kerjaan.
Ada empat persiapan yang sangan diperlukan bagi seorang generasi milenials terutama mahasiswa dalam menghadapi situasi zaman yang penuh dengan kejutan Distrupsi dimana kondisi dan situasi serba tidak menentu biasa di kenal dengan era “VUCA” singkatan dari (Volatility), situasi yang menggambarkan keadaan yang selalu berubah ubah, (Uncertainty). Situasi dan keadaan yang tidak menentu, (Complexity) dengan situasi keadaan yang rumit dan kompleks, (Ambiguity) suasana dan situasi yang mendua, Ragu /tidak pasti, maka menjadikan seluruh keadaan akan menjadi kacau tidak dapat di prediksi dan selalu ada kejutan dari berbagai situasi termasuk masalah ekonomi, pemerintahan ataupun situasi sosial lainnya.
Pertama, mahasiswa atau generasi muda harus dibangun Karakternya dalam pengembangan budi pekerti, sudah harus menjadi kepribadian bagi seorang mahasiswa atau generasi muda milenials, karena dunia kerja sudah harus menerima pekerja yang siap kerja, bukan sarjana yang harus dilatih kembali untuk menguasai pekerjaan, maka itu disaat menjadi mahasiswalah semua kesempatan dan kemungkinan di jalani untuk mendapatkan pengalaman yang terkait dengan dunia kerja.
Kedua, Generasi muda atau Mahasiswa perlu di beri pengalaman dalam kesempatan untuk aktif di kegiatan senat atau himpunan Jurusan guna menempa diri untuk bisa nantinya beradaptasi dilingkungan organisasi baik intern maupun ekstra, dalam banyak kesempatan yang sangat bisa di elaborasi kemampuan generasi milenials/ mahasiswa dengan kegiatan intra kampus seperti di Himpunan Jurusan atau Senat Mahasiswa guna pematangan baik secara konseptual maupun pematangan jatidiri untuk berada dalam suatu komunitas.
Untuk ekstra kampus juga tersedia organisasi yang menyediakan pelatihan atau kegiatan yang memberi ruang untuk pengembangan keilmuan dan keterampilan, seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah(IMM), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan lain lain.
Organisasi ekstra kampus ini selain kegiatannya, mereka juga memiliki jaringan yang luas baik di dunia kerja pada organisasi atau perusahaan mana saja sangat banyak bisa dibilang alumninya inilah salah satu chanel distribusi rekruitmen alumni dengan mendasarkan pada kompetensi employmant.
Ketiga, kampus harus mampu membangun kerjasama dengan perusahaan swasta lain untuk lingkage dengan banyak tawaran dan kesempatan magang di perusahaan BUMN atau perusahaan lain untuk menimba pengalaman sebelum selesai wisudawan/i, tentunya hal ini harus ada dukungan dari pihak universitas agar bisa membuat kurikulum/ dari fakultas memberi ijin magang atau ada kerja sama untuk menyelaraskan dunia perguruan tinggi dalam hal ini mahasiswa dapat magang di perusahaan atau dengan BUMN, maksudnya untuk memberi wawasan kepada mahasiswa untuk mengenal dunia kerja yang sesungguhnya, sehingga mahasiswa dapat mempersiapkan diri dengan mengambil pengalaman masa magang. “Link and Match” artinya dunia perguruang tinggi dalam hal ini Universitas harus bisa membangun kerjasama kelembagaan dengan perusahaan swasta lainnya atau BUMN yang ada agar membuka program magang diwaktu semester antara perkuliahan, agar mahasiswa betul betul mengenal dunia kerja.
Keempat, generasi milenials / Mahasiswa dituntut untuk mampu mewujudkan dan menggabungkan kemampuan cipta karsa dengan skils keterampilan dan sekaligus mewujudkannya sebagai produk sendiri yang dapat di terima pasar maksudnya hasil produksi tersebut bisa dijual agar dapat menghasilkan uang.
Generasi milenials/mahasiswa ini juga tidak kalah pentingnya untuk dibangun semangat inovasi, bebas berkreasi dan bebas ber imajinasi.
Kampus adalah tempat terbaik untuk menyemaikan benih benih unggul kader masa depan bangsa di usia mahasiswa dan kampus inilah tempat masa pembentukan awal untuk menjadi generasi yang seperti apa?, kampus juga lah tempat yang ideal untuk menanamkab idiologi, kebangsaan dan membangun nasionalisme yang prudent serta dikampus inilah tempat untuk menggali potensi dasar mereka sebagai objek yang di persiapkan untuk pengembangan lebih potensial yang pada akhirnya dapat di harapkan sebagai generasi penerus estafet pembangunan dan masa depan bangsa.
Kampuslah tempat untuk mengkolaborasi pikiran, keilmuan dengan skil, pengetahuan untuk menjadikan kader kader terbaik bangsa, maka kampus harus mampu memposisikan diri menjadi rumah besar produksi hasil terbaik generasi kader bangsa. (LAK)
Data Penulis
Dr., Laode Amijaya Kamaluddin., M.Adm LP.
Buton Sultra. 30 Nopember 1963
@mail:
This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.
HP; 08118110208
Organisasi yang pernah di ikuti
Intra Kampus; HMJ, Senat,
Ekstra Kampus; 1992-1994. PB HMI.
2002 -2005. DPP KNPI