Penulis : Ahmad Imron / Editor : Fred K
Jakarta (Phinisinews.com) - Ketua Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) beserta Menteri Dikbudristek, Menteri Kominfo, Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Perdagangan menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) tentang Talenta Digital dan Digital Hub secarasimbolis.
Penandatanganan dilakukan dalam seremonial pembukaan BLU (Badan Layanan Umum) Expo, di Jakarta, Selasa, dan disaksikan oleh Presiden Joko Widodo secara virtual, sesuai press release dari BNSP.
Hal ini diakukan sebagai upaya akselerasi pembangunan dan pengembangan ekosistem melalui integrasi Sistem Informasi dalam rangka mendukung Transformasi Digital pemerintah.
Kesepakatan tersebut juga dilakukan untuk menunjukkan komitmen bersama dalam mewujudkan sinergi kebijakan dan landasan untuk menyusun Perjanjian Kerja (PKS) akan ketersediaan SDM (Sumber Daya Manusia) di era digital.
Presiden Joko Widodo mengatakan hal ini sejalan dengan tujuan pemerintah untuk mempercepat digitalisasi di berbagai sektor masyarakat untuk mendukung reformasi Struktural dan memulihkan perekonomian nasional. Maka, penandatanganan MoU ini pun dilakukan.
Tujuan penandatangan MoU ini adalah agar BLU serta para Kementerian/Lembaga bersinergi. Dengan bersinergi, hasil pelayananannya akan jauh lebih baik dan lebih powerful untuk perekonomian Indonesia”, ujar Menteri Keuangan, Sri Mulyani.
Agar dapat bersinergi, dia melanjutkan, berbagai BLU perlu dikelola secara baik, profesional dan transparan agar bisa menciptakan Sumber Daya Manusia SDM yang berkualitas dan memiliki skill manajemens serta leadership yang baik.
Untuk memastikan hal tersebut, akan diakselerasikan pembangunan dan pengembangan ekosistem yang diintergrasikan dengan sistem informasi ketersediaan talenta digital dan data kebutuhan SDM.
Dalam mewujudkan hal itu, diperlukan talenta dan SDM Indonesia di era digital yang berkualitas. Adapun dengan adanya MoU di bidang penyediaan Talenta Digital tersebut, SDM Indonesia akan dipersiapkan untuk menghadapi tuntutan Bisnis di era Industri 4.0 sehingga dapat terciptanya SDM yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. Hal ini pun sesuai dengan harapan Presiden Joko Widodo dalam pelayanan di sektor Pendidikan.
Untuk pelayanan Pendidikan agar sigap merespon perkembangan Teknologi mutakhir serta menyiapkan SDM unggul dalam menghadapi dunia yang serba digital dan sejalan dengan kebutuhan Industri, ujar Presiden Jokowi.
Adapun penandatanganan MoU tentang Talenta Digital dan Digital Hub tersebut akan berupaya merealisasikan berbagai tujuan tersebut.
Mou ini akan dijadikan pedoman bagi para pihak dalam melaksanakan koordinasi dan kerja sama sesuai dengan tugas, fungsi, dan wewenang masing-masing.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia Indonesia melalui program talenta digital dan digital hub serta meningkatkan efektivitas, efisiensi dan kesinambungan program pemerintah yang terkait peningkatan kuantitas dan kualitas talenta digital dan digital hub.
Pembuatan MoU tersebut dilakukan setelah dipertimbangkannya beberapa hal oleh para pihak terkait. Dalam hal ini, Kemendikbud merupakan pihak yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Pendidikan, Kebudayaan, Ilmu pengetahuan dan Teknologi sedangkan Kominfo berada bidang Komunikasi dan Informatika. Selai itu, Kemenaker berada di bidang Ketenagakerjaan dan Kemendag berada di bidang Perdagangan. Adapun BNSP sendiri merupakan Lembaga Independen yang melaksanakan Sertifikasi Kompetensi Kerja.
Wewenang BNSP untuk melaksanakan Sertifikasi Kompetensi Kerja tersebut telah tercantum dalam Peraturan Pemerintah (PP) No.10 Tahun 2018. Berdasarkan peraturan tersebut, Sertifikasi Kompetensi Kerja dilakukan untuk memastikan kompetensi dan kualitas Tenaga Kerja Indonesia sehingga dapat terciptanya SDM Indonesia yang unggul dan kompeten.
Adapun pengakuan kapasitas dan kompetensi kerja melalui Sertifikasi tersebut merupakan salah satu ruang lingkup dalam MoU tersebut.
Oleh karena itu, melalui integrasi Sistem Informasi tersebut dalam MoU itu, BNSP beserta empat Kementerian tersebut dapat bersama-sama menciptakan SDM berkualtas yang bisa bersaing dan sesuai dengan kebutuhan Industri. Dengan demikian, tujuan pemerintah untuk mempercepat pelayanan BLU di masyarakat dan mengjangkau pasar global juga akan semakin terealisasi.
“Di masa Pandemi ini, kita mengakselerasi ekonomi digital ini untuk meningkatkan akses pelaku UMKM serta untuk mejangkau pasar internasional dan global”, ucap Presiden Jokowi.
Penandatanganan MoU ini menandakan dimulainya rangkaian kegiatan dalam BLU (Badan Layanan Usaha) Expo 2021 yang diselenggarakan 16 - 18 November 2021.
Menteri Keuangan Sri Mulyani berterima kasih pada para Menteri dan Pimpinan Lembaga yang terus memberikan dukungan bagi BLU-BLU untuk dikelola secara baik di dalam rangka melayani masyarakat dan memberikan yang terbaik bagi Bangsa Indonesia. (AI/Q/FK).
Penulis : Ahmad Imron / Editor : Mitha MK
Makassar (Phinisinews.com) – Trainer (Instruktur pelatihan) General journalism (jurnalistik umum) harus beradaptasi dengan perkembangan teknologi komunikasi dan trend (kecenderungan) yang terjadi agar dapat memberi materi latih terbaik dan terkini.
Ingat, trainer jangan selalu menganggap diri paling mengetahui, padahal ilmunya bisa saja tidak update lagi. Untuk itu, trainer/instruktur pun harus terus belajar dan beradaptasi terhadap perkembangan kekinian, kata Ketua Yayasan Pers Multimedia Phinisi Kuensyam (Yayasan PMPK), Fredrich Kuen, M.Si saat melakukan penyegaran kekinian (refreshing updating) trainer (instruktur pelatihan) yang tergabung dalam lembaga pelatihan jurnalistik “Phinisi Pers Multimedia Training Center” (P2MTC) di Kampus P2MTC Ruko Mall GTC Tanjung Bunga Makassar, Selasa.
Penyegaran instruktur pelatihan itu meliputi trainer General Journalism, Foto berita berbasis fotografi, video berita berbasis videografi, Public Relation, Public Speaking, Leadership, Micro Teaching serta trainer Citizen Journalism.
Tujuannya agar bisa melakukan transfer knowledge (alih pengetahuan) serta transfer skill (alih keahlian/ketrampilan) kekinian di bidang jurnalistik dan komunikasi.
Menurut Fredrich, banyak perkembangan yang terjadi harus diadaptasikan dan terus diikuti perkembangannya saat melatih, agar peserta latih selain memperoleh ilmu murni sesuai teori yang ada, juga memperoleh variasi ketrampilan sesuai perkembangan kekinian.
Namun, ada juga perkembangan trend yang harus diluruskan dan instruktur wajar jadi gatekeeper (penjaga gawang) yang biasa dilakukan oleh radaktur media pers terhadap wartawannya, terutama perkembangan penerapan bahasa komunikasi, style (gaya) yang cenderung nyeleneh.
Padahal bahasa komunikasi jurnalistik adalah narasi yang mudah dicerna, fokus dan tidak membuat dahi berkerut saat membaca atau mendengar berita karena sulit dipahami atau gagal paham bagi pembaca maupun penonton terhadap narasi berita.
Dia mencontohkan, betul judul itu harus menarik, namun tidak berarti harus membohongi publik karena isi berita tidak sesuai dengan judul. Itu dilakukan hanya karena ingin tampil beda dan banyak pembaca. Cara semacam ini bisa menjadi bumerang, sebab media akan kehilangan trust (kepercayaan) dari pembaca atau penontonnya. Dan sebagai trainer/instruktur ini harus jadi perhatian saat pelatihan, karena ini sangat mendasar.
Berkaitan dengan perkembangan teknologi, terutama produk video journalist, pelatih harus mengetahui perburuan viewer, subscriber, adsense, penggunaan aplikasi publish share (aggregator) dan lainnya.
Salah satu dari lima fungsi pers adalah sebagai lembaga ekonomi (fungsi bisnis), selain sebagai media informasi, pendidikan, hiburan dan kontrol sosial (Pasal 3, UU No.40/1999 tentang Pers).
Fungsi bisnis ini untuk mensejahterakan pekerjanya, namun semua harus dalam tatanan koridor yang berlaku sesuai kode etik jurnalistik dan Undang Undang No.40/1999 tentang Pers, sehingga disitu tidak ada hoax maupun pelanggaran hak cipta dan disinilah perlunya trainer melakukan bimbingan dan memberitahu rambu rambu yang tidak boleh dilanggar.
Sedangkan untuk komunikasi umum, trainer harus memperkenalkan semua aplikasi dan perangkat teknologi yang dapat mendukung performance (penampilan) saat melakukan presentasi.
Dia mengakui, Selama tahun 2021 ini, pihaknya hanya mampu memberikan pelatihan satu kali dalam satu bulan untuk pelatihan 16 jam untuk semua materi pelatihan karena dampak serangan Pandemi Covid-19.
Namun, tahun 2022, targetnya adalah dua kali sebulan pelatihan 16 jam untuk semua materi pelatihan dan diupayakan pelaksanaannya banyak di daerah kabupaten, sebisa mungkin lakukan pelatihan gratis, namun bila tidak bisa dihindari maka pelatihan berbiaya murah, mengingat tiap melatihan disediakan dua kali makan siang dan empat kali makanan ringan (snack).
Yayasan PMPK, lanjut Fredrich membuka peluang donasi dari pihak perusahaan swasta dan BUMN yang ingin menyalurkan dana Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat dan lingkungan sekitar dalam membantu wartawan membiayai pelatihan gratis, atau untuk kader desa pelatihan public speaking.
Khusus bagi pelatihan jurnalistik, ini merupakan bagian dari ketranpilan untuk menciptakan wartawan kompeten dan profesional, ujar Fredrich yang juga Ketua Forum Pimpinan Redaksi Provinsi Sulawesi Selatan.
Dia mengimbau agar semua yayasan pers, lembaga pelatihan pers maupun organisasi pers untuk kembali aktif melakukan pelatihan bagi wartawan, mengingat pertumbuhan jumlah wartawan sangat pesat seiring peluang yang diberikan UU tentang Pers yang membolehkan semua pihak dapat mendirikan media berbadan hukum, sehingga pertumbuhan jumlah wartawan juga sangat cepat, terutama wartawan media siber.
“Ini tanggungjawab sosial kita bersama untuk turut menciptakan wartawan kompeten dan profesional melalui pelatihan yang baik dan benar,” ucapnya. (AI/MMK).
Penulis : Ahmad Imron / Editor : Fred K
Medan (Phinisinews.com) - Komisaris PT Pelindo Jasa Maritim melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Pelabuhan Belawan, Medan, Sumatera Utara (Sumut), Senin (15/11).
Rombongan kunker ini dipimpin Komisaris Utama serta Komisaris PT Pelindo Jasa Maritim lainnya yakni, Eris Heryanto, Sukriansyah S. Latief, Sarwin, Pudjosuwirjo, Syamsu Rizal, M. Ramdani, Eki Yusmardi, Jufri, Abdul Hamid Habbie dan Jam’an AM.
Pada kunker tersebut, Dr Sukriansyah Latief langsung meninjau pelabuhan Belawan untuk mengetahui lebih jauh aktifitas di pelabuhan ini dalam mendukung bisnis sarana pemanduan, pemeliharaan peralatan, listrik, bisnis BBM serta hal-hal terkait dukungan pelayanan operasional petikemas, nonpetikemas dan logistik seperti pada wilayah kerja Pelindo Jasa Maritim.
Pelabuhan Belawan merupakan pelabuhan yang sangat strategis dalam usaha pemanduan kapal, wilayahnya sangat dekat dengan Selat Malaka yang menjadi lalu lintas kapal internasional.
Pontensi nilai ekonomi dari jasa pemanduan kapal ini sangat besar. Dari data Straitrep tahun 2009-2019 saja, tercatat arus kapal yang melalui selat Malaka sekitar 60.000 - 85.000 unit/tahun.
“Dengan potensi nilai ekonomi ini, harus menjadi fokus perhatian untuk terus meningkatkan kinerja dengan sarana dukungan yang memadai”, ujar Sukriansyah.
Setelah melakukan kunjungan langsung ke Pelabuhan Belawan, rencananya, Selasa (16/11) digelar rapat internal. (AI/Q/FK).
Penulis : Fred K / Editor : Ahmad Imron
Jeneponto, Sulsel (Phinisinews.com) – “Mobile Vaccinator” Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menyasar delapan titik di Kabupaten Jeneponto (sekitar 83 kilometer dari Makassar) untuk melakukan vaksinasi.
Delapan titik vaksinasi tersebut semua dilakukan di sekitar kantor desa/lurah tersebar di Kecamatan Tamalatea yakni di Kelurahan Bontotangnga, Manjangloe, Tamanroya, Tonrokassi, Tonrokassi Barat, Tonrokassi Timur dan Desa Borongtala. Kemudian, di Kelurahan Balang, Kecamatan Binamu, demikian pemantauan di Jeneponto, Sabtu.
Kegiatan vaksinasi di delapan titik dalam sehari tersebut menurut Pelaksana Tugas Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman, karena di Kabupaten Jeneponto merupakan salah satu daerah yang masih rendahnya tingkat capaian vaksinasinya di Sulsel.
“Jeneponto merupakan salah satu daerah di Sulsel yang masih rendah cakupan vaksinasi yakni dosis satu sebanyak 21,91 persen dan dosis dua sebanyak 9,19 persen dari target yang disasar. sehingga tim mobile vaccinator melakukan vaksinasi di beberapa titik kantor Desa/Kelurahan di daerah tersebut,” katanya.
Pemerintah Provinsi Sulsel terus mendorong percepatan cakupan vaksinasi Covid-19 di masyarakat untuk membangun herd immunity (kekebalan kelompok), sekaligus memutus mata rantai penyebaran covid-19 di Sulsel..
Untuk itu, dibutuhkan sinergitas bersama untuk mensosialisasikan pentingnya melakukan vaksinasi covid-19. Apalagi dirinya pun telah menjadi orang pertama yang disuntikkan vaksin Covid-19 di Sulsel, yang diharapkan masyarakat percaya akan keamanan vaksinasi, ujar Andi Sudirman.
“Apalagi sekarang sudah ada vaksin untuk masyarakat yang memiliki penyakit bawaan, ada vaksin Moderna. Jadi kita harap, mari bersama-sama untuk saling menjaga dengan melakukan vaksinasi agar terbentuk herd immunity,” ucapnya.
Selain itu, yang tidak kalah penting, lanjutnya, tetap melakukan protokol kesehatan secara ketat untuk semua kegiatan masyarakat yakni tetap memakai masker untuk semua aktifitas, menjaga jarak dan menghindari kerumunan serta mencuci tangan dengan sabun di air mengalir untuk mengawali dan mengakhiri kegiatan apapun dan dimanapun itu.
“Meskipun kecenderungan (trend) kasus covid-19 di Sulsel terus menurun, tetapi pandemi ini belum selesai sehingga kita tidak boleh lengah dan tetap harus patuh terhadap protokol kesehatan untuk memutus penyebaran covid, sekaligus menghilangkan pandemi ini dari Sulsel, dengan menyelaraskan percepatan vaksinasi serta terus menerapkan secara ketat prokes,” ujarnya.
Data penanganan covid Sulsel (11/11), capaian vaksinasi di seluruh Sulsel untuk dosis satu sebanyak 3.029.643 atau 42,92 persen dari target tujuh juta orang. Dan dosis dua sebanyak 1.991.177 atau 28,21 persen. (FK/Q/AI).
Penulis : Fred K / Editor : Ahmad Imron
Luwu Utara, Sulsel (Phinisinews.com) – Pandemi Covid-19 belum selesai dan untuk menyelesaikannya harus ada kemauan kuat dari semua pihak untuk bersama sama mengakhiri.
Caranya, membantu pemerintah mengakselerasi serta memasifkan program vaksinasi, ikut terlibat dan masyarakat mau divaksinasi serta secara ketat tetap melaksanakan protokol kesehatan, kata Wakil Bupati Luwu Utara (Lutra), Provinsi Sulawesi Selatan, Suaib Mansur secara berulang-ulang dibanyak tempat di Lutra, sekitar 532 kilometer dari Makassar (Ibukota Sulsel), sesuai pemantauan, Sabtu.
Pemerintah terus mendorong percepatan vaksinasi, sehingga semua perangkat pemerintahan termasuk camat dan lurah haus mengajak warganya atau mendata warganya untuk segera disuntik vaksin.
Proses vaksinasi dapat dilakukan di Puskesmas dan warga secara sadar atau dianjurkan untuk mendatanginya atau petugas vaksinator akan mendatangi di desa-desa untuk melakukan vaksinasi melalui koordinasi secara efektif
Selain itu, tetap melakukan protokol kesehatan secara ketat untuk semua kegiatan masyarakat yakni tetap memakai masker untuk semua aktifitas, menjaga jarak dan menghindari kerumunan serta mencuci tangan dengan sabun di air mengalir untuk mengawali dan mengakhiri kegiatan apapun dan dimanapun itu.
“Meskipun kecenderungan (trend) kasus covid-19 di Lutra terus menurun, tetapi pandemi ini belum selesai sehingga kita tidak boleh abai dan tetap harus patuh terhadap protokol kesehatan sebab kalau hanya dari pemerintah saja yang berupaya, tidak akan selesai,” ujarnya.
Suaib optimistis, melalui kebersamaan maka capaian vaksinasi di atas 50 persen segera tercapai dalam waktu dekat, mengingat antusiasme warga untuk divaksin juga semakin meningkat.
“Dengan vaksinasi di atas 50 persen kita bisa memenuhi kekebalan imunitas (herd Immunity. Jika program ini telah kita laksanakan, harapannya jangan lagi covid-19 menjadi penghalang kita untuk beraktivitas,” ucapnya
Juru Bicara Penanganan covid-19 Lutra, Komang Krisna mengatakan, Luwu Utara sampai saat ini masih berada di level 3 PPKM. Padahal, hasil assesment internal sebenarnya ada di level 1, namun karena tidak selaras antara penanganan, pencegahan dan penyembuhan dengan cakupan vaksinasi sehingga tetap berada di zona kuning yang seharusnya sudah berada di zona hijau.
Data resmi, angka kasus konfirmasi positif per 100.000 penduduk per minggu di Lutra sudah ada di angka nol. Angka rawat inap di rumah sakit per 100.000 penduduk per minggu juga sudah nol. Begitu pula angka kematian per 100.000 penduduk per minggu juga sudah nol.
Angka testing, tracing dan treatment (3T) juga sudah sangat memadai. Pihaknya terus berupaya maksimal melakukan 3T untuk menjaga kasus terus melandai, sehingga Luwu Utara bisa berada pada zona hijau. (FK/Q/AI).
Penulis : Fred K / Editor : Ahmad Imron
Luwu Utara, Sulsel (Phinisinews.com) – Walaupun kasus konfirmasi positif covid-19 di Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan, cenderung melandai, namun Bupati setempat, Indah Putri Indriani tidak ingin lengah dan tidak mau kecolongan terhadap potensi kasus melonjak.
Kewaspadaan tersebut terutama menjelang libur Natal dan Tahun Baru 2022 yang berpotensi terjadi kerumunan di banyak tempat dan bila lengah, dapat menimbulkan klaster baru covid-19, sehingga protokol kesehatan harus terus dilakukan secara ketat, kata Bupati Luwu Utara, Sulsel, Indah Putri Indriani di Masamba, Luwu Utara, sekitar 532 kilometer dari Makassar, Kamis.
Prokes harus tetap dilaksanakan dengan pengawasan ketat, yakni wajib pakai masker untuk semua kegiatan, terus menjaga jarak dan menghindari kerumunan dimanapun beraktifitas serta terus membudayakan mencuci tangan dengan sabun di air mengalir pada awal dan akhir kegiatan di semua tempat.
“Antisipasi potensi peningkatan kasus covid-19, terutama jelang libur natal dan tahun baru,” kata Indah mengingatkan dan melanjutkan agar seluruh camat dan para kepala desa untuk tetap mengaktifkan posko covid-19 di wilayah masing-masing. “Pastikan posko covid-19 di desa-desa tetap aktif”.
Peringatan tersebut bukan tanpa sebab. Mengingat beberapa daerah di Indonesia kini kembali mengalami kenaikan kasus, terutama di wilayah Jawa dan Bali.
Satgas Penanganan covid-19 melalui Juru Bicaranya, Komang Krisna mengatakan, dalam dua pekan terakhir semua indikator kasus covid-19 berada di angka nol, namun hari ini Luwu Utara kembali kedatangan satu kasus baru di Kelurahan Kappuna, Masamba.
Dia meminta masyarakat tetap patuh protokol kesehatan. Tingkatkan kewaspadaan dengan protokol kesehatan karena pandemi covid-19 belum selesai. Selain itu, diharapkan agar semua kecamatan terus meningkatkan capaian vaksinasinya. “Tetap digenjot vaksinasi minimal 70 persen untuk mengejar herd immunity (kekebalan kelompok),” ucapnya.
Menurut dia, Pemkab melalui Satgas Covid-19 terus berupaya mempercepat capaian vaksinasi, sebab menjadi indikator penentu untuk menekan penyebaran covid-19, sekaligus menurunkan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Saat ini, berdasarkan assesment Kementerian Kesehatan, Luwu Utara berada di level 3 dengan zonasi Luwu Utara berada pada zona kuning atau risiko penyebaran rendah. Jika tidak ada penambahan indikator vaksinasi, seharusnya Luwu Utara sudah berada pada level 1 dengan zonasi hijau, namun karena tidak dibarengi dengan cakupan vaksnasi yang sesuai target, maka masih berada pada zona kuning..
Sementara indikator lainnya, seperti angka kasus aktif sudah nol, angka rawat inap di rumah sakit juga sudah nol. Begitu pula angka kematian juga sudah nol. Indikator-indikator ini menggambarkan penanganan covid-19 di Luwu Utara berjalan baik.
Wakil Bupati Luwu Utara, Suaib Mansur menyatakan bahwa kecenderungan ini harus dibarengi dengan pelaksanaan vaksinasi secara massif terus dipercepat. (FK/Q/AI).
Penulis : Fred K / Editor : Ahmad Imron
Wajo, Sulsel (Phinisinews.com) – Kasus Positif pengidap covid-19 di Kabupaten Wajo, Provinsi Sulawesi Selatan, telan mencapai angka nol (zero covid-19), namun tidak selaras dengan status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang naik dari level 2 ke level 3.
Naiknya status PPKM tersebut karena pertimbangan cakupan vaksinasi. Wajo bersama sejumlah daerah lain di Sulsel, capaian vaksinasinya masih tergolong rendah, demikian data terkini perkembangan Covid-19 yang terpantau di Wajo, Sulsel, Rabu.
Bupati Wajo, Amran Mahmud menyatakan pihaknya terus berupaya memutus rantai penyebaran covid-19, dengan cara memasifkan vaksinasi demi terciptanya kekebalan kelompok atau herd immunity, serta terus melakukan pengawasan ketat terhadap protokol kesehatan (prokes).
Memasifkan vaksinasi dilakukan secara seiring dengan melakukan prokes secara ketat, yakni semua aktifitas masyarakat wajib menggunakan masker, terus menjaga jarak dan menghindari kerumunan serta mencuci tangan dengan sabun di air mengalir untuk awal dan akhir berkegiatan dimanapun itu, sekaligus juga memantau hal yang sama secara ketat terhadap aktivitas belajar tatap muka terbatas yang sedang dilakukan sekarang ini.
“Sekarang ini, meskipun kasus positif covid-19 sudah nol kasus, tetapi karena cakupan vaksinasi kita masih sekitar 31 persen, jadi PPKM di Wajo naik ke level 3 yang mempersyaratkan minimal harus 40 persen dosis pertama," ucapnya tanpa merinci angka target vaksinasi.
Untuk itu, lanjutnya, saat ini pihaknya tengah memasifkan pelaksanaan vaksinasi. Target pada akhir November ini minimal 50 persen dan akhir Desember 70 persen. Ini sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman dalam rapat virtual sebelumnya.
"Saya harap masyarakat mendukung untuk kesuksesan pencapaian target vaksinasi tersebut. Jangan takut divaksin, juga mumpung masih gratis. Saya minta camat untuk membantu memfasilitasi pelaksanaan vaksinasi dengan berkomunikasi dengan puskesmas," ujarnya.
Menurut dia, dampak pandemi covid-19 telah melanda secara global dan mempengaruhi tiap lini kehidupan. Selain pembatasan kegiatan masyarakat, pandemi juga menyebabkan pengurangan anggaran atau refocussing, pengembalian anggaran ke pusat untuk penanganan covid-19.
"Akibatnya, beberapa program, misalnya infrastruktur jalan yang kita sudah anggarkan begitu banyak, namun karena pandemi ini, dikembalikan sebagian anggaran itu ke pusat dan hanya memaksimalkan yang ada. Anggaran yang di-refocussing itulah yang menjadi bantuan selama covid-19 ini yang diberikan kepada masyarakat dan digunakan oleh Satgas untuk penanganan," urainya.
Dia berharap, masa pandemi segera berakhir, sehingga program-program Pemkab Wajo bisa lebih dimaksimalkan. Karena itu, salah satu cara melewati masa pandemi, yakni bagaimana meningkatkan vaksinasi, serta selalu patuh pada protokol kesehatan. (FK/Q/AI).
Penulis : Fred K / Editor : Mitha MK
Makassar (Phinisinews.com) – Realisasi progam vaksinasi covid-19 di Provinsi Sulawesi Selatan telah mencapai 40,89 persen dari target 7.058.141 orang untuk dosis pertama, sedangkan dosis kedua mencapai 27,06 persen.
Data resmi Pemprov Sulsel yang terpantau akhir pekan ini di Makassar, Minggu, sebanyak 2.882.265 orang telah di suntik vaksin dosis pertama dan 1.909.875 orang disuntik vaksin dosis kedua.
Walaupun capaian vaksinasi terus mengalami peningkatan siknifikan, namun Pemprov Sulsel tetap terus melakukan upaya kebut vaksinasi dengan berbagai pola inovasi variatif sesuai pendekatan di berbagai daerah kabupaten/kota.
Di samping itu, protokol kesehatan juga dilakukan secara ketat untuk masyarakat umum yakni wajib menggunakan masker di semua aktifitas, menjaga jarak dan menghindari kerumuman di semua kegiatan serta selalu mencuci tangan dengan sabun di air mengalir di awal dan akhir kegiatan untuk menghindari terjadinya klaster baru penyebaran covid-19 atau sekaligus memutus mata rantai penyebaran covid-19.
Selain itu, untuk sekolah tatap muka, juga diberlakukan protokol kesehatan yang sangat ketat, dibatasi 50 persen, lalu semua kepala sekolah dan tim pengajar harus sudah disuntik vaksin, serta sekolah tatap muka hanya berlaku bagi siswa yang memperoleh izin dari orang tua atau wali murid.
Sedangkan dalam mendukung program kebut vaksinasi covid-19, juga dibuka gerai vaksinasi yang ditempatkan di rumah sakit hingga menghadirkan layanan di ruang publik melalui mobile vaccinator.
Dengan hadirnya mobile vaccinator, memudahkan masyarakat untuk mendapatkan layanan vaksinasi.
Untuk Kota Makassar, lokasi operasional mobile vaksinator setiap harinya berpindah-pindah. Seperti di Lego-Lego Central Point of Indonesia di kawasan Pantai Losari, di Anjungan Pantai Losari, Pasar, bahkan di Kantor Polisi.
Tidak hanya itu, secara umum bahkan kelompok masyarakat/organisasi pun bisa menghubungi langsung layanan mobile vaccinator untuk memilih lokasi sendiri dengan syarat penerima vaksin berjumlah banyak.
Upaya percepatan vaksinasi tersebut atas inisiasi Pelaksana Tugas Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman. Hal ini dilakukan untuk membentuk herd immunity (kekebalan kelompok) sebagai salah satu upaya untuk menekan angka penyebaran Covid-19 di masyarakat.
“Alhamdulillah, capaian vaksinasi sudah 40,84 persen atau 2,8 juta lebih masyarakat di Sulsel telah disuntik vaksin. Kita terus mendorong upaya kebut vaksinasi untuk membentuk herd immunity,” katanya.
Pihaknya, lanjut Andi Sudirman merasa bersyukur karena kondisi Covid-19 mulai melandai. Tertanggal 4 November 2021, kasus positif Covid-19 yang aktif kini sisa 218 orang atau 0,20 persen, angka kesembuhan 97,77 persen, angka kematian 2,04 persen dan angka reproduksi efektif (RT) 0,70 persen.
Meski begitu, dia tetap mengimbau masyarakat untuk tidak lengah. “Kita harus tetap hati-hati. Ingat, untuk terus disiplin akan pentingnya protokol kesehatan. Serta untuk terus menjaga imun dengan makanan dan minuman yang bergizi serta senantiasa menjaga iman agar selalu diberi keselamatan dalam menjalankan aktivitas,” ujarnya.
Andi Sudirman meminta Bupati/Wali Kota se Sulsel untuk terus gencar mensosialisasikan penting dan amannya vaksinasi Covid-19. Apalagi capaian vaksinasi menjadi salah satu kriteria dalam penetapan level PPKM di setiap daerah.
“Mari kita bergerak bersama-sama Forkopimda agar meningkatkan minat masyarakat untuk melakukan vaksinasi serta terus menjalankan prokes secara ketat,” ucapnya. (FK/Q/MMK).