Maros Raih 2 Anugerah Budaya “Prestisius”

Kegiatan pada malam Anugerah Budaya Sulawesi Selatan La’lang Sipue Award 2024 yang dilaksanakan di Situs Sejarah dan Budaya di Baruga Benteng Somba Opu Makassar (6/7). (Foto : Hasfrin Phinisinews.com). Kegiatan pada malam Anugerah Budaya Sulawesi Selatan La’lang Sipue Award 2024 yang dilaksanakan di Situs Sejarah dan Budaya di Baruga Benteng Somba Opu Makassar (6/7). (Foto : Hasfrin Phinisinews.com).
 

Penulis : Fred Daeng Narang  /  Editor : Hasfrin

Makassar (Phinisinews.com) – Pemerintah Daerah Kabupaten Maros,  berhasil meraih dua anegerah budaya paling “prestisius” tahun 2024, menyisihkan 24 Kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan, yaitu Anugerah Budaya La’lang Sipue Award 2024 sebagai Pemda Kabupaten/Kota terbaik pelestarian budaya serta terbaik penggunaan Tongkosila/Timpalaja se Sulsel.

Peraih anugerah budaya lainnya yakni untuk UMKM terbaik produsen Sarung Sutera adalah Sutera Production Muh Khudri dari Kabupaten Wajo, menyusul, Produsen Songko Guru Biring Bulaeng terbaik UMKM Sahtul SM dari Kabupaten Takalar, lalu Film Etnik terbaik berjudul “Anak Karaeng” dengan sutradara Amin Dg Sila dari Sanggar Atraksi Kabupaten Takalar. Lembaga/Komunitas Adat Terbaik perawat budaya adalah Karaeng Loe Accera Kalompoang dari Kabupaten Gowa dan Sanggar seni paling aktif adalah Sanggar Seni Attujua dari Kabupaten Takalar.

Seluruh pemenang terbaik pada Anugerah Budaya tersebut menerima Trophy, Piagam Penghargaan dan Pin Penyelenggara Anugerah Budaya dari La’lang Sipue Foundation yang diserahkan oleh Tim 9 La’lang Sipue Award 2024, dalam acara budaya di Situs Sejarah dan Budaya di Baruga Benteng Somba Opu Makassar, Sabtu malam.

Sebelum penyerahan Anugerah Budaya, Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIX (BPK XIX) bekerjasama dengan La’Lang Sipue Faundation menyerahkan “Piagam Kemuliaan” kepada Tim 9 La’lang Sipue Award sebagai Tim Verifikator nominasi peserta Anugerah Budaya Sulsel 2024.

Penyelenggaran, penilaian, hingga penetapan dan penyerahan trophy peraih Anugerah Budaya La’lang Sipue Award 2024 dilakukan secara Independent dan Mandiri. Tidak ada ruang sambutan untuk pemerintah daerah, kecuali negara yang diwakili BPK XIX. Semua penyerahan trophy kepada pemenang dilakukan oleh Tim 9 secara bergilir.

Catatan menarik Tim 9 terhadap Pemda Kabupaten Maros, Pemda Maros Sangat transparan sejak alokasi anggaran kebudayaan hingga penyalurannya, serta hasil yang dilakukan juga sangat terukur.

Negara melalui Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan XIX yang diwakili Verifikatornya, Aulia Rahman, S.Pd, MM menilai, anugerah budaya Sulsel ini, sangat tepat dan penting untuk menggerakkan industri kebudayaan, pelestarian, pengembangan dan merawat budaya.

“Kami sangat mengapresiasi kegiatan Anugerah Budaya La’lang Sipue Award yang dapat menjadi tolak ukur apa yang sudah dikerjakan selama ini oleh siapapun di bidang budaya,” ujarnya.

Aulia mengingatkan kepada semua pelaku budaya bahwa pihaknya BPK XIX menyediakan dana Rp.20 juta untuk setiap proposal yang masuk dan lolos verifikator untuk kegiatan kebudayaan. Ini banyak peminatnya, lebih 100 proposal sudah masuk.

Namun, karena mungkin belum mengetahui, Aulia mengingatkan bahwa negara menyediakan dana yang besar untuk kebudayaan dengan jumlah triliunan rupiah, namun belum banyak yang memanfaatkan. Alurnya melalui “Dana Indonesiana”. Untuk Sulsel, baru 12 proposal yang masuk ke dana Indonesiana, namun hasil verifikatornya, dia mengakui tidak mengetahui, apakah ada yang lolos atau tidak.

Dia mengajak pelaku budaya untuk mencoba pembiayaan budaya tersebut agar kebudayaan Sulsel, lebih berkembang.

Dari situs itjen.kemdikbud.go.id menyebutkan, dana Indonesiana disediakan untuk mendukung perkembangan dan prestasi para budayawan serta menyalurkan ekspresi mereka. Kebijakan pemerintah mempermudah akses. Pengajuan proposal tidak hanya mencakup ide-ide, gagasan dan inovasi baru, tetapi juga permintaan fasilitas yang diperlukan. Tidak hanya diperuntukkan bagi kegiatan budaya dan komunitas budaya tetapi juga untuk kegiatan yang lama terhenti atau tertunda dan dapat diaktifkan kembali.

Aulia menyebutkan ada syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh dana dari Dana Indonesiana, yakni 10 syarat dapat dikerjakan di rumah dan dua syarat lainnya hanya keterangan domisili dari kelurahan dan rekomendasi dari dinas kebudayaan. “Sangat mudah,” ujarnya.

Direktur La’lang Sipue Foundation yang juga Ketua Panitia Anugerah Budaya La’lang Sipue Award, Rheza Abdillah Hamim Daeng Makkio mengatajkan, anugerah budaya kali ini merupakan penyelenggaraan tahun kedua sebagai bentuk refleksi terhadap nilai-nilai filosofi serta makna yang ada di dalam anugerah budaya Sulsel ini.

La’lang Sipue adalah semacam payung yang terbuat dari daun Lontara (Borassus Flabellifer) dan pada zaman awal awal Kerajaan Gowa, La’lang Sipue diperuntukkan untuk penobatan Somba (Raja) sebelum Salokoa ada (mahkota emas dan batu mulia), yang menjadi syarat penting dalam kegiatan itu. Keberadaan La’lang ini juga sebagai symbol kebesaran dan kekuasaan Gowa di masa lalu, yang menurut sejarah terdapat sekitar 70 kerajaan besar dan kecil bernaung di bawah La’lang Sipue Payung Kebesaran Kerajaan Gowa.

Khusus penghargaan Piagam Kemuliaan yang diserahkan kepada Tim 9 Anugerah Budaya Sulawesi Selatan La’lang Sipue Award 2024  yang terdiri para ahli di bidangnya dengan latar budaya yang kuat, yakni 1. Drs Andi Baso Hamid dengan gelar adat Sultan Idris Petta Lawa Arung Matuju yang juga Ketua Lembaga Adat Kerajaan Bone, 2. Drs HM Hatta Hamzah, MM Karaeng Gajang dengan Gelar adat Karaeng Borisallo yang juga Dewan Hadat Tinggi Kerajaan Gowa serta Penasehat Komunitas Passerreanta Monta Bassi Sulsel.

Selain itu, 3. Hj Andi Willi Petta Lenna dengan Gelar adat Andi Dace Petta Sali PuangTa Arung Kasuarrang III, juga Ketua KKKBMS Sulsel, 4. Andi Haeruddin, SH, Gelar adat  Lembaga Adat Arung Tung Barru yang juga Founder Museum La Sameggu Barru, 5. HM Junus Andi Rivai Karaeng Mile, S.Sos, SH dengan Gelar adat I Mannarima Daeng Mammile, Karaeng anak Moncong, 6. Fredrich Kuen Daeng Narang, M.Si dari Kakaraengan Kindang Bulukumba yang juga Jurnalis Senior, Founder Yayasan Pers Multimedia Phinisi Kuensyam, Asesor Pers BNSP, Direktur Lembaga Pelatihan Jurnalistik dan Humas P2MTC.

Di samping itu, 7. Dr Ir Thomas Raya Tandasau, MM Pemangku adat Kapuangan Balusu Toraja yang juga Ketua Kerukunan Keluarga Balusu-Saddang, 8. Kamsiruddin, SE, SH, MH CPCLE, CPA, CPM, CMI, CPHM, CPArb, CPLI, dengan gelar adat Daeng Liwang yang juga Advokat dan Ketua Ferari Kota Makassar serta 9. Ir Hamin Mustafa Daeng Nyanrang, Dipl.Eng dengan Gelar adat Gallarang Tonasa, Tumilalang Salangka dan Dewan Hadat Tinggi Bate Tujua Kerajaan Sanrobone yang juga Ketua DPW Mapan Raya Sulsel, Founder Badan Musyawarah Adat (BMA) Sulsel serta Founder La’lang Sipue Foundation. (FDN/Has).

Read 350 times
Rate this item
(0 votes)
Published in Hiburan Dan Pariwisata
Login to post comments
Switch mode views:
  • Font size:
  • Decrease
  • Reset
  • Increase