Oleh : Fyan Andinasari Kuen, S.IP, M.Ikom
(Ka. Prodi Ilmu Komunikasi UIT)
Makassar (Phinisinews.com) – Perkembangan Teknologi Informasi Komunikasi kini menciptakan kecenderungan baru (new trend) berkolaborasinya dua profesi bukan wartawan yakni Citizen Journalism (jurnalisme warga) dan Public Relation (Humas), memproduksi karya jurnalistik memanfaatkan Media Sosial (Medsos).
Citizen journalism (CJ) adalah aktivitas jurnalistik yang dilakukan oleh warga biasa. Mereka berperan aktif dalam proses kegiatan pengumpulan, pelaporan, analisis dan menyebarkan berita serta informasi yang dimiliki memanfaatkan media sosial sebagai sarana penyampaian informasi dan banyak yang mencapai kategori viral (banyak penonton dan pembaca).
Dalam kegiatan CJ, masyarakat tidak hanya menjadi konsumen media tetapi juga bisa terlibat dalam proses pengelolaan informasi itu sendiri. Tipe jurnalisme ini berkembang menjadi kecenderungan baru bagaimana warga masyarakat membentuk berita serta informasi di masa mendatang.
Sedangkan public relation (PR) menggunakan media sosial dan media pers untuk penyebaran informasi corporatenya.
Tujuannya sama yakni memanfaatkan semaksimal mungkin media sosial untuk mempublis kegiatan atau kejadian agar diketahui publik dengan pembaca atau penonton sebanyak mungkin dengan menggunakan cara kerja kewartawan, walaupun mereka bukan wartawan.
Persamaan CJ dan PR yakni dua profesi ini adalah keduanya sama sama bukan wartawan, CJ membuat berita dalam bentuk warga melaporkan terhadap peristiwa yang terjadi, menyebarkan informasi tersebut dengan menggunakan media sosial yang terkadang dikutip oleh media mainstream (arus utama – media pers) karena berhasil viral.
Sedangkan PR juga membuat berita untuk kepentingan corporate (perusahaan, instansi, orghanisasi) dalam bentuk press release yang disebar kepada wartawan (media pers) serta Media sosial untuk disiarkan. Serta memasang berita tersebut di website corporate sebagai informasi terbuka bagi yang membutuhkan, sekaligus melaksanakan kewajiban keterbukaan informasi publik.
Perbedaan antara CJ dan PR yakni CJ bersifat amatir dan hobby yakni hanya membuat berita bila kejadian atau peristiwa menimpa dirinya atau berada di depan mata sehingga berita bersifat “on the spot” untuk publik dan tidak memiliki kewajiban harus membuat berita.
Namun fenomena yang berkembang, saat ini banyak wartawan senior, pekerja jurnalis profesional menjadi citizen journalism karena faktor kebebasan tanpa terikat aturan perusahaan. Sebab CJ tidak mengenal “fire wall” (tembok api) antara kepentingan berita dan kepentingan bisnis perusahaan media.
Wartawan senior yang “bermain” di media sosial sebagai CJ benar benar ingin merdeka dalam penyaluran naluri kewartawanannya tanpa sekat secara proporsional dan profesional sebab mereka mengetahui rambu rambu pers, kode etik pers dan semua aturan yang ada. Mereka dapat berbagi ilmu tampa terikat dan tetap terkontrol secara profesional karena mereka memiliki “self sencoring”.
Sedangkan PR memiliki standar pendidikan karena berada dalam satu corporate, dalam membuat berita bentuknya terstruktur untuk kepentingan corporate di mata publik dan mereka wajib membuat berita dalam bentuk press release dan terus menjaga relationship dengan pers sebagai penyalur dan mempublis kegiatan mereka.
Beberapa contoh kerja CJ yang tidak direncanakan seperti menginformasikan, memotret dan memvideokan dalam bentuk berita tidak terstruktur peristiwa yang dialami seperti saat tzunami, longsor, kapal tenggelam, kecelakaan pesawat, tabrakan beruntun dan bencana alam lainnya.
Untuk kerja CJ yang direncanakan seperti, menulis, membuat foto dan video tentang peristiwa lokal yang terjadwal, menginformasikan tentang potensi daerah, menulis tentang kerja bakti, bedah rumah, bersih rumah ibadan, lomba 17 Agustusan, perpustakaan lorong, pembersihan kanal dan lainnya yang disiarkan di media sosial.
Sedangkan kerja jurnalistik yang dilakukan PR adalah untuk menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan, membina hubungan harmonis antara corporate (organisasi) dengan publik, baik eksternal maupun internal, menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik dengan menyebarkan informasi (berita) dari corporate kepada publik dan menyalurkan opini publik kepada corporate serta melayani publik dari segi informasi corporate.
Bagi PR, “strategic thinking” sangat dibutuhkan dalam menyusun strategi komunikasi yang mampu memenuhi kebutuhan dan permintaan, baik antara pemberi informasi (masyarakat, media massa pers dan lainnya. Jadi selain strateginya harus tepat sasaran, juga konten yang disampaikan harus bisa dicerna secara baik dan cepat oleh publik maupun penentu kepentingan dan kebijaksanaan.
Selain itu, PR juga harus “make a different” yakni diferensiasi menjadi salah satu kunci bagi seorang PR untuk menjadi “pembeda” dibandingkan lainnya. Untuk itu seorang PR harus bisa tidak hanya sekedar “out of the box” tetapi juga mampu menentukan channel (saluran) dan selalu update dengan perkembangan jaman, baik teknologi, sosial, budaya dan lainnya agar penyaluran informasi yang dibuat dan disalurkan melalui berbagai media dapat mengangkat citra corporate di mata publik.
Dalam era kekinian, terkadang ketrampilan PR dalam membuat berita (press claar) melampaui ketrampilan wartawan pemula yang belajar menulis berita secara otodidak.
Pembuktiannya, press release yang dibuat dalam bentuk press claar terhadap kegiatan corporate atau pendukung data jumpa pers (press coverence) dikutip utuh oleh pers dan disiarkan di banyak media yang diundang secara langsung, diberikan realeasenya secara langsung ataupun mengutip dari website corporate.
Sebab press claar sangat membantu jurnalis untuk tidak repot menulis kembali (rewrite) karena release tersebut sedah memenuhi kaidah jurnalistik.
Artinya, dalam hal itu, CJ maupun PR dapat berkoloborasi secara simbiose mutualisme dan memanfaatkan media sosial untuk kepentingan publik dan corporate, sehingga lembaga pelatihan untuk CJ maupun PR akan sangat membantu untuk kerja profesional dalam menulis berita yang baik. (Editor : FK).
News dan Feature dari Sisi Humanis
Oleh : Fyan Andinasari Kuen, S.IP, M.Ikom
(Ka Prodi Ilmu Komunikasi UIT)
Makassar (Phinisinews) – Berita (News) dan Karangan Khas (Feature) setiap hari tersaji dalam berbagai rublik informasi publik di media pers maupun media sosial dengan jumlah sajian terpublis tidak berimbang, terutama dalam jumlah sentuhan humanis (sentuhan kemanusiaan).
Berita (straight news) cenderung berita apa adanya sesuai fakta dan bila itu berita kriminal, kecelakaan atau bencana, maka yang dominan adalah berita (mungkin “berdarah-darah”), baik gambar yang terblur maupun narasi yang terurai, serta penggambaran kekerasan.
Sedangkan Karangan Khas (feature) yang agak longgar dari segi waktu tayang sifatnya lebih lembut (soft) dengan sisi humanis yang menonjol dengan penggambaran suasana dilakukan dengan penggunaan narasi yang menyentuh.
Sejauh ini dalil tentang berita dan karangan khas (feature) senantiasa beragam pendekatannya, namun semuanya memiliki kesepahaman dalam proses dan hasil kerjanya.
Dalam bahasa yang terang benderang, banyak wartawan berpendapat "Berita adalah semua hal yang patut dipublikasikan."
Teorinya menurut Laurence R Campbell, Rolland E. Wolseley, dalam buku “How to report and write the news”, berita adalah laporan tentang suatu kejadian baru, peristiwa, masalah, pendapat, yang menarik banyak perhatian orang
Hal itu dibenarkan pula oleh tiga sekawan Dosen Universitas Tennessee (Amerika Serikat) Julian Harriss, Kelly Leiter, dan Stanley Johnson-dalam buku "The Complete Reporter" pada tahun 1985.
Mereka juga merumuskan bahwa berita minimal menyangkut kepentingan manusia, kejadian dari peristiwa, memiliki fakta dan pendapat yang menarik perhatian publik, kejadian baru atau sesuatu yang menarik untuk diperbarui lagi, berbagai hal yang patut mendapat perhatian publik, sesuatu yang akurat, terikat waktu, membangkitkan rasa ingin tahu, penuh hal-hal baru dan berdampak terhadap perhatian publik, semua hal yang terjadi, yang membangkitkan inspirasi untuk mengetahui apakah hal itu, dan bagaimana hasilnya dari perkembangan hal tersebut, gabungan dari semua kegiatan rutin yang menyentuh rasa kemanusiaan (humanis), dan menjadi perhatian dari banyak khalayak.
Sedangkan beberapa pakar ilmu komunikasi seperti Wilbur Schramm dan Harold Laswell, keduanya dari Amerika Serikat berpendapat bahwa berita minimal memberi jawaban terhadap lima unsur "W" - Who says What at Where and When,then Why- (siapa mengatakan apa, dimana dan kapan, kemudian mengapa), serta dilengkapi satu unsur "H" alias "How" (bagaimana).
Berbagai pengertian tentang berita tersebut, maka pengertian apa itu berita dapat tergambarkan lebih jelas. Namun tahap pelaksanaan untuk mencari berita seringkali dianggap bukanlah hal yang mudah. Permasalahan yang sama, bahkan banyak yang menganggapnya sebagai lebih rumit lagi, juga terjadi dalam proses pembuatan karangan khas (feature).
Seperti juga berita, istilah karangan khas juga memiliki banyak pengertian dari berbagai sudut pandang. Namun akhirnya pengertian karangan khas berada di muara yang sama, yaitu karya jurnalistik yang susunan dasarnya sama dengan berita.
Namun, karangan khas (seperti juga namanya) memiliki sesuatu yang lebih khas (khusus) dibanding berita. Oleh karena, karangan khas merupakan berita yang berkedalaman.
Feature lebih dalam saat mengungkapkan latar belakang dari suatu permasalahan. Lebih dalam penuturannya. Lebih dalam informasi yang diungkapkan. Dan, diharapkan lebih dalam menyentuh rasa kemanusiaan pembaca atau publik pada umumnya dan humanis yang terkandung dalam feature itu menjadi kekhasan dan ciri utama feature tersebut.
Selama ini, banyak kalangan pers (wartawan) yang menyatakan lebih mudah mengungkapkan satu permasalahan pelik dalam bentuk karangan khas dan foto dibanding berita biasa.
Kenapa?. Sebab, karangan khas memuat unsur latar belakang sebagai wujud “kedalaman dan humanisnya” dibandingkan berita yang terkesan informasinya masih sepotong-sepotong, terutama pada media on line yang memiliki sistem pemberitaan sesuai tahapan temuan tiap fakta kejadian, karena terikat pola batas waktu tayang (dead line every second), yang mengutamakan kecepatan siar.
Sehingga ada yang mengandaikan, berita ibarat makan nasi saja, sedangkan karangan khas seperti memakan nasi komplit dengan lauk pauknya.
Begitu pentingnya media sejak dahulu sehingga dalam sejarah pers sempat tercatat anekdot bahwa Napoleon Bonaparte sebagai Sang Kaisar Kerajaan Prancis, yang juga panglima perang kawakan, mengatakan bahwa dirinya lebih baik menghadapi senapan dari satu batalyon militer dibanding harus menghadapi satu pena wartawan.
Sedangkan pada bagian lain, banyak orang yang menyebut wartawan adalah “Ratu Dunia” karena hasil pekerjaannya senantiasa menarik perhatian masyarakat dunia.
Era kekinian, menjadi pers idealis dan pers industrialis maka “persaingan” menjadi “agenda tetap” yakni bagaimana pers dapat menjalankan peran idealis sebagai penyampai informasi, pendidik masyarakat, dan memberikan hiburan.
Selain itu, pers dalam fungsinya sebagai lembaga industri perlu pula mengembangkan berita yang bernilai bisnis dari segi iklan agar dapat mensejahterakan wartawannya serta pekerja yang terlibat menunjang bisnis media tersebut dalam bentuk gaji (salary).
Untuk itu, keberhasilan awalnya lebih banyak ditentukan dari persiapan hingga hasil peliputan (reportase)-nya. Artinya, proses dan hasil pekerjaan bagi wartawan sama pentingnya.
Sisi lain dari keseharian kehidupan jurnalis yang tidak kalah pentingnya selain sebagai pembuat berita, feature dan produk jurnalistik lainnya yakni mereka harus menjalankan tiga peran yakni sebagai Journalist, Agent dan Lobbyist.
Sebagai “journalist”, merupakan tugas dasarnya sebagai orang yang melaporkan (de journale) kejadian dari fakta-fakta yang terjadi.
Sebagai “agent”, mereka menerapkan cara kerja “journalist” yang dalam prosesnya melakukan serangkaian pengumpulan fakta-fakta dari suatu kejadian yang dipaparkan untuk kepentingan umum melalui media massa.
Sebagai “lobbyist” merupakan satu kecenderungan yang tidak terlepaskan dalam tatanan kehidupan sosial dari tingkat bawah hingga atas, sehingga
secara pribadi mampu memberikan masukan positif bagi pemegang kebijakan, sekaligus dapat mengorek informasi sekalipun sifatnya tertutup untuk pemberitaan yang mendalam.
Jadi profesionalitas kerja jurnalis (pers) tidak hanya ditentukan oleh ketrampilan teoritis dan praktek, namun juga ditunjang oleh skill multi talenta, sehingga akan terlihat “pembeda” antar jurnalis saat penyajian berita, feature dan produk jurnalistik lainnya yang humanis, faktual, berimbang (balance) dan lengkap. (Editor : FK).
Oleh : Fyan Andinasari Kuen, S.IP, M.Ikom
(Ka. Prodi Ilmu Komunikasi UIT).
Makassar (Phinisinews.com) – Perkembangan Pers yang sangat dinamis seiring kemajuan Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) juga berdampak terhadap mekanisme kerja jurnalisme investigasi yang idealnya juga harus mengikuti perkembangan TIK dalam pola kerjanya.
Artinya, Jurnalisme Investigasi sekarang ini juga harus mengikuti kecenderungan perkembangan teknologi kekinian dalam menghimpun data pendukung kebenaran atau data pendukung kesalahan dalam pembuatan berita investigasi (investigasi news) sesuai kebutuhan.
Kalau dahulu lazim wartawan melakukan penyamaran atau memotret ala Paparazi (foto jarak jauh dengan zoom panjang), maka sekarang dikombinasikan dengan perkembangan teknologi, antara lain, melakukan pelacakan jejak digital, candid camera (kamera tersembunyi sangat kecil di kancing baju atau di tas gantung), membongkar rekaman arsip CCTV dan lainnya untuk mendukung fakta pembuktian investigasi.
Secara teoritis jurnalisme investigasi atau investigative journalism adalah teknik riset jurnalistik yang ditujukan untuk mengungkapkan fakta-fakta tersembunyi.
Jurnalisme investigasi adalah kegiatan mengumpulkan, menulis, mengedit, dan menerbitkan berita yang bersifat investigatif, atau sebuah penelusuran panjang dan mendalam terhadap sebuah kasus yang dianggap memiliki kejanggalan. Selain itu, investigasi merupakan penelusuran terhadap kasus yang bersifat rahasia.
Berbeda dengan berita biasa / berita lempang (straight news). Reportase biasa hanya mengungkap apa yang terjadi dan tampak di permukaan.
Sedangkan reportase investigatif berusaha untuk menyingkap sesuatu dibalik permukaan. Ia memiliki fokus tertentu yang dituju. Peliputan jenis ini membutuhkan perencanaan matang dan waktu yang cukup panjang dalam pengerjaannya. Selain itu, resiko dan bahaya yang mengancam jurnalis investigasi lebih besar.
Sebab, ia berhadapan dengan figur, kelompok atau organisasi yang tidak ingin kejahatannya terbongkar. Prinsip liputan investigasi mengindikasikan kegiatan penggalian informasi.
Sebagaimana diketahui, di antara perkerjaan seorang wartawan ialah mengumpulkan informasi untuk membantu masyarakat memahami berbagai kejadian yang memengaruhi kehidupan mereka.
Penggalian informasi ini membawa seorang reporter melakukan tiga kegiatan yaitu Surface fact yakni penelusuran fakta-fakta dari sumber orisinil, seperti rilis berita, catatan-catatan tangan, dan berbagai omongan.
Reportarial enterprise yakni meliputi kerja memverifikasi, menyelidiki dan meliputi kejadian-kejadian mendadak serta mengamati latar belakang.
Selain itu, Interpretation and analysis yakni coba mengukur akumulasi informasi berdasarkan tingkat signifikasi, dampak, penyebab dan konsekuensinya.
Paul N. William, Ohio State University, Omaha, USA, menerangkan ada 11 langkah jurnalisme investigasi, antara lain Conception yakni unsur awal dari kerja investigasi ini berkaitan dengan apa yang disebut pencarian berbagai ide dilanjutkan Feasibility Study, Go-No-Go Decision, Basebuilding, Planning, Original Research, Reevaluation, Filling the Gaps dan langkah lainnya.
Dua hal yang signifikan yang mendasari reportase investigasi yaitu jurnalisme harus membawa muatan pencerahan publik dan seringkali juga kegiatan perlawanan.
Selain itu, ada empat ciri jurnalisme investigasi yaitu melakukan reportase yang mendalam dan berjangka waktu panjang untuk membuktikan kebenaran atau kesalahan dari fakta yang akan diungkap, melakukan pelacakan jejak digital atau paper trail untuk mencari kebenaran atau kesalahan dalam mendukung fakta yang akan diungkap serta wawancara mendalam dengan pihak pihak yang terkait atau diduga terkait dengan investigasi.
Selain itu, menerapkan metode penyelidikan seperti penyamaran, menggunakan candid camera (kamera tersembunyi), dan lainnya sesuai perkembangan teknologi kekinian serta yang tidak kalah penting melakukan riset terhadap obyek berita investigasi.
Yang harus diperhatikan, teknik penulisan pemberitaan tetap mengacu pada teknik dasar penulisan berita menjawab 5W+H (what, where, when, who, why dan how) dengan pendalaman pada unsur why dan how seperti yang dilakukan pada penulisan indepht news (berita mendalam), namun perbedaannya terletak pada cara pembuktian serta cara menemukan fakta pendukung atau fakta tidak mendukung dari obyek investigasi.
Namun yang utama, kekuatan investigasi news bila diterapkan secara konsisten untuk pencerahan adalah double check and recheck, berimbang (cover both side) sekalipun kenyataannya nanti adalah berimbang dari sisi narasumber tetapi tidak berimbang dari sisi fakta investigasi, sebab yang ditemukan adalah dominan fakta pendukung kebenaran atau dominan fakta pendukung kesalahan.
Selain itu, praduga tidak bersalah dilakukan secara konsisten serta menghindari trail by the press (pemberitaan sudah menghukum sebelum palu hakim diketuk).
Dalam teori jurnalistik, tiga hal menarik dari jurnalisme lanjutan yaitu berita mendalam (indepth news) yang merupakan pengembangan dari berita lurus (straight news) yang sifatnya realistis, lalu feature yang teknik penulisannya dalam bentuk penggambaran yang bersifat humanis serta investigasi news yang merupakan berita hasil investigasi.
Dalam pemberitaan investigasi tersebut, akan terjadi pro dan kontra tanggapan publik, sehingga diharapkan agar semua pihak netral dalam menilai kinerja pers dan selama pengungkapan fakta sesuai prosedur dan teori jurnalistik investigasi yang dilakukan secara netral tanpa tendensi apapun, melainkan hanya karena fakta awal menggiring pengungkapan yang lebih dalam, maka kerja jurnalistik investigasi tetap ditunggu sebagai karya jurnalistik yang sangat menarik.
Apalagi di era perkembangan teknologi komunikasi kekinian, banyak fakta pendukung dapat diungkap melalui dukungan kerja memanfaatkan teknologi komunikasi, sehingga sangat ideal jurnalisme investigasi terus beradaptasi untuk pemanfaatan teknologi informasi komunikasi sehingga penyajian berita investigasi akan semakin, lengkap dan menarik. (Editor : FK).
Oleh : Fredrich Kuen
Makassar (Phinisinews.com) – Inovasi penanganan Pandemi Covid-19 yang bagus dalam rangka pemulihan Kota Makassar dari Covid-19, harus dibarengi implementasi di lapangan secara baik dengan cara ketat menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ditetapkan.
Sebab, mengerakkan ribuan orang dalam upaya Tracing (Penelusuran) Covid-19 tidak mudah, tetapi bukan berarti tidak bisa, hanya dibutuhkan kepatuhan terhadap materi latih dan pelaksanaan di lapangan yang sesuai SOP.
Untuk penanganan, penanggulangan hingga pemulihan Covid di Kota Makassar, Pemerintah kota sudah melakukan program dengan inovasi yang bagus yakni dengan membentuk Satuan Tugas (satgas) Makassar Recover (Pemulihan Kota Makassar dari Pandemi Covid-19) dengan membentuk tiga tim, yaitu Tim Raika, Tim Hunter dan Tim Detektor.
Satgas tersebut didukung, inovasi lain, dengan cara melakukan deteksi di pintu masuk batas kota yaitu di daerah perbatasan Makassar-Kabupaten Gowa, dan Makassar-Kabupaten Maros dengan cara memeriksa, suhu, kartu vaksin pelintas batas, menyiapkan fasilitas isolasi apung menggunakan kapal Pelni untuk 900 pasien terpapar covid ringan, agar tidak semua pasien suspek harus memenuhi rumah sakit.
Yang kronis dirawat di Rumah Sakit, sedangkan penderita Covid ringan dirawat di isolasi apung. Selain itu, menjalankan program vaksinasi untuk 1.000 orang tiap hari di berbagai titik di Kota Makassar, hingga menggunakan aula utama Mall untuk pelaksanaan vaksinasi dan fasilitas umum lainnya yang bisa menampung 500-1.000 orang.
Dalam rapat koordinasi nasional membahas evaluasi perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) secara virtual, pemerintah Kota Makassar dipuji oleh Menteri Dalam Negeri RI, Tito Karnavian.
Hal itu diutarakan Mendagri dalam upaya pemerintah kota melakukan Tracing melalui Tim Hunter dan Detektornya. Pemerintah Kota Makassar merupakan salah satu kota selain Jakarta dan Ambon terbaik dalam upaya tracing (penelusuran) kasus covid 19 di daerahnya.
"Selain Jakarta dan Ambon serta beberapa kota lainnya, Makassar salah satu kota yang terbaik dalam upaya mentracing kesehatan warganya. Pelaksanaannya di Kota Makassar cukup bagus," kata Mendagri Tito (17/7).
Di Makassar, dari pemantauan Pers, peluncuran dan implementasi kerja di lapangan dari Tim Raika (pengurai kerumunan) dan Tim Hunter (Tracing Covid, Deteksi OTG dan lainnya) tidak menimbulkan gejolak berarti. Semua melakukan tugas sesuai SOP secara ketat dan tegas.
Yang bergejolak pada hari pertama peluncuran (10/7) adalah Tim Detektor yang melakukan tracing, pemeriksaan suhu tubuh, saturasi oksigen, denyut nadi, hingga tekanan darah warga masyarakat yang dilakukan dari rumah ke rumah (door to door) untuk melakukan pendektesian dini virus korona.
Media sosial terus melakukan tanggapan dan kritik terhadap kinerja Tim Detektor pada hari pertama disertai bukti foto kerja mereka, sehingga terjadi pro-kontra, bukan hanya warga Kota Makassar, kalangan dokter, namun juga dokter yang berdomisili di Jakarta ikut menanggapai perdebatan terhadap kinerja tersebut.
Beberapa relawan Tim Detektor walaupun dalam jumlah sangat kecil diketahui tidak disiplin terhadap SOP yang ditetapkan yakni ada yang sering melepas masker dan sarung tangan saat melakukan tracing dari rumah ke rumah (door to door), tidak ketat menerapkan sosial distancing (jaga jarak) dengan mengendarai motor bergonceng tiga menggunakan pakaian APD (alat pelindung diri) dan lainnya.
Masyarakat cukup kritis terhadap pelayanan tersebut, dan selalu menanyakan surat tugas Tim Detektor, hasil Swab atau PCR terakhir serta kartu vaksin untuk melindungi keluarganya dari virus korona, mengingat Tim melakukan layanan dari rumah ke rumah yang mungkin saja menjadi pembawa virus tersebut.
Untuk menjawab kecemasan dan kekhawatiran warga terhadap hadirnya Tim Detektor yang mengunjungi masyarakat, Walikota Makassar Moh Ramdhan Pomanto bersama wakilnya Fatmawati Rusdi langsung melakukan rapat koordinasi virtual dengan seluruh tim dan meminta laporan dari Lurah, Camat, Master Covid dan para Kepala Puskesmas yang bersentuhan langsung dengan Tim Detektor Satgas Makassar Recover.
Walikota Ramdhan Pomanto memberi apresiasi terhadap kritikan membangun masyarakat terhadap tim dan melakukan evaluasi cepat, sekaligus membenahi semua kekurangan Tim Detektor.
Tim diinstruksikan wajib bekerja sesuai SOP yang dibuat serta dilaksanakan secara ketat agar program Makassar Recover dengan inovasi bagus dilanjutkan dengan implementasi pelaksanaan di lapangan secara baik. Dan hasilnya, saat ini Tim Detektor dapat bekerja secara baik, dan masyarakat menerimanya.
“SOP Tim Detektor sudah jelas. Jajaran atas harusnya memantau dan mengevaluasi pelaksanaannya di lapangan. Besar harapan dengan adanya Tim Detektor, kita bisa meminimalisir peluang penyebaran covid-19. Jadi tolong mari bekerja bersama,” ujar Wakil Walikota Fatmawati Rusdi saat rapat koordinasi tersebut.
Menurut Walikota Ramdhan Satgas Makassar Recover bertujuan untuk memulihkan Kota Makassar dan warganya agar terbebas dari Pandemi Covid-19 yang terdiri dari tiga tim yang bekerja secara terpadu yakni Tim Raika, Tim Covid Hunter, serta Tim Detektor.
Tim Raika yaitu tim pengurai kerumunan yang menjalankan tugas siang dan malam, yang memantau kerumunan orang di tempat keramaian, termasuk di Mall, tempat wisata, cafe, restoran, warkop, tempat hiburan malam dan lainnya.
Tim Covid Hunter adalah tim yang akan memburu dan mencari tahu siapa saja warga yang suspek hingga terkonfirmasi Covid-19 di Kota Makassar dengan tugas khusus bertujuan menekan penyebaran Covid-19 di kota ini serta tugas umum melakukan Tracing (menelusuri), Testing (pengujian) dan Treatment (pengobatan/pemulihan).
Tiap tim dari Satgas Covid Hunter ini terdiri dari masing masing dua dokter, perawat, Satpol PP dan Polisi serta satu orang dari unsur TNI di 153 kelurahan di penjuru Kota Makassar. Selain itu disiapkan juga 17 unit mobil ambulans Covid Hunter.
Di mobil itu ada antigennya, ada suplemennya yang akan diberikan kepada orang-orang yang suspek maupun orang yang berkontak erat degan suspek.
Sedangkan Tim Detektor juga melakukan tracing, pemeriksaan suhu tubuh, saturasi oksigen, denyut nadi, hingga tekanan darah warga masyarakat yang dilakukan dari rumah ke rumah (door to door) untuk melakukan pendektesian dini virus korona yang melibatkan 15.306 personil, terdiri dari 10.000 orang relawan, 5.000 orang tenaga kesehatan (Nakes) dan 306 dokter yang bertugas di 153 Kelurahan dan melakukan tracing di 5.000 RT.
Selain tim dan upaya terpadu tersebut, Walikota tetap berharap agar masyarakat umum tetap patuh secara ketat melaksanakan protokol kesehatan, dengan wajib memakai masker di semua aktivitas, sesering mungkin mencuci tangan dengan sabun di air mengalir atau menggunakan hand sanitizer serta tetap menjaga jarak dan menghindari kerumunan. (Editor : Mitha MK).
Penulis : Fred K / Editor : Fyan AK
Makassar (Phinisinews.com) – Sebanyak 500 orang pelajar sekolah menengah pertama (SMP) usia 12-17 tahun divaksinasi di Mall GTC (Graha Tata Cemerlang – Lippo Grup) Tanjung Bunga Makasar, Sabtu.
Para pelajar itu terdiri dari beberapa SMP di Kota Makassar yang mendaftar suntuk vaksinasi melalui google form pihak penyelanggara yakni Vox Point (Organisasi masyarakat) DPW Makassar yang bergerak di bidang umum.
Menurut panitia dari Vox Point, Frans, pihaknya meminta lebih dari 500 ampul vaksin, namun pihak Dinas Kesehatan hanya memberikan 500 vaksin untuk hari ini bagi anak anak kita.
Pemkot Kota Makassar sudah menargetkan vaksinasi 1.000 orang per hari yang dilakukan di beberapa titik.
Dalan vaksinasi kali ini, perdaftar penerima vaksin wajib menjalankan protokol kesehatan secara ketat, yakni double masker sebab banyak yang hadir, baik penerima vaksin maupun orang tua yang mengantar anaknya, tertib menjaga jarak dengan memasang sekat pembatas, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir atau menggunakan hand sanitizer sebelum masuk ke aula utama (main hall) Mal GTC.
Sehari sebelumnya, pelajar dan siswa diingatkan untuk tidur delapan jam dan sarapan sebelum divaksin dan mereka wajib membawa pulpen pribadi, copy kartu keluarga saat pendataan terakhir untuk proses vaksinasi.
Semua Tim Pendukung Makassar Recover (pemulihan kembali Kota Makassar dari Pandemi Covid-19) mendukung pelaksanaan vaksinasi setiap hari di berbagai titik di Kota Makassar.
Terlihat dipelataran parkir mall GTC, beberapa unit ambulans siaga, begitu juga mobil Tim Covid Hunter, serta petugas keamanan lainnya di samping petugas kesehatan yang bekeja bersama dokter.
Upaya penanggulangan Pandemi Covid-19 di Kota Makassar dilakukan secara terpadu dengan membentuk Satgas Makassar Recover, yang terdiri dari Tim Raika (pengurai Kerumunan), Tim Covid Hunter dan Tim Detektor Covid.
Selain itu, juga melakukan pemeriksaan di dua tapal batas yakni perbatasan Makassar-Kabupaten Gowa dan Makassar-Kabupaten Maros untuk memeriksa kartu vaksin arus manusia yang masuk-keluar Kota Makassar, juga menyiapkan Kapal untuk isolasi Apung bagi penderita Covid ringan dan melakukan vaksinasi dilakukan untuk 1.000 orang tiap hari. (FK/FAK).
Penulis : Fred K / Editor : Mitha MK
Makassar (Phinisinews.com) – Inovasi isolasi pasien terpapar Covid-19 melalui Isolasi Apung yang pertama di Indonesia diinisiasi pasangan Walikota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto dan Wakilnya, Fatmawati Rusdi ditinjau untuk segera pengoperasiannya.
Untuk memastikan seluruh kesiapannya, Walikota dan Wakil Walikota Makassar didampingi Kepala Otoritas Pelabuhan, Bambang, pihak Pelni, dan Syahbandar, di Makassar, Rabu, meninjau dan menentukan titik koordinat posisi kapal Pelni untuk isolasi apung akan berlabuh.
Titik labuh idealnya ditetapkan di perairan depan Pulau Lae-Lae Kota Makassar berdasarkan pertimbangan teknis kedalaman,kelancaran pasokan kebutuhan serta memperhitungkan nilai rekreatif, penyembuhan serta imunitas, kata Walikota Ramdhan Pomanto.
Isolasi Apung ini kapalnya tetap di perairan dan tidak sandar di pelabuhan, sebab kalau kapalnya sandar, maka tetap saja seperti di daratan, padahal yang diinginkan adalah nilai lain, terutama nilai rekreasinya agar imun cepat naik dan pasien cepat sembuh.
Setelah peninjauan dan penentuan koordinat labuh kapal isolasi apung, pertemuan lanjutan akan kami lakukan untuk membicarakan hal hal teknisnya dalam rapat koordinasi bersama seluruh jajaran TNI/Polri untuk membahas finalnya seperti merancang hulu, hilir dan siapa yang akan di bawa ke kapal untuk isolasi apung.
“Kita akan bahas bagaimana standarnya dan koordinasi antara Tim Detektor, Babinsa, Bhabinkamtibmas, Tim Covid Hunter kemudian sampai di atas kapal itu semua punya SOP (standar operasional prosedur). Lalu kami berbagi tugas,” ujarnya.
Otoritas Pelabuhan, Syahbandar, Pelindo merumuskan SOP terkait area pelabuhan dan perairan. Lalu ada SOP di atas kapal Pelni secara karantina dan KKP serta ada SOP isolasi dimulai dari darat.
Sedangkan kriteria pasien covid yang berhak diisolasi apung yakni pasien yang memiliki gejala ringan dan sedang. Sementara yang berat akan tetap di rawat di Rumah Sakit (RS).
Langkah tersebut dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan pasien terpapar Covid-19 bila rumah sakit mulai kewalahan.
Pihaknya akan mengkonsultasikan dengan teman-teman dokter dan para ahli kesehatan, yang jelas adalah kita ingin mendukung rumah sakit, rumah sakit jangan penuh karena orang bergejala ringan saja, padahal orang bergejala berat dan sedang tidak terlayani karena dipenuhi dengan pasien bergejala ringan, apalagi OTG (orang tanpa gejala). Ini kita akan pisahkan jadi ringan dan OTG jangan di rumah sakit, tinggal di isolasi apung saja, sedangkan yang gejala berat biar di rumah sakit.
Kepala Otoritas Pelabuhan, Bambang menambahkan, pengawasan kapal isolasi apung ini sangat ketat dan tetap berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Makassar.
Kapal sebagai isolasi apung ini berkapasitas 900 tempat tidur. Itu sudah dikonsepkan jaga jarak (social distancing). Jadi seluruh pihak melakukan koordinasi untuk pengawasan yang ketat.
Kapal penumpang ini merupakan kapal milik PT Pelni yang dihentikan sementara pengoperasiannya akibat pandemi Covid-19, lalu dimanfaatkan untuk isolasi apung.
Sedangkan untuk mencegah masuknya virus dari kabupaten tetangga yang berbatasan dengan Kota Makassar melalui arus keluar masuk warga masyarakat, Walikota akan memperketat lagi pemeriksaan kesehatan warga yang ingin masuk ke Makassar serta memeriksa kartu vaksinasi.
Cara itu, untuk menekan angka penyebaran Virus Corona yang dapat membahayakan masyarakat. Untuk itu akan diturunkan tim terpadu seperti Camat, Lurah, Satpol-PP, Dishub, TNI- Polri, Covid Hunter, Satgas Detektor dan Nakes untuk menjaga perbatasan.
“Semua yang ingin masuk ke Makassar akan diperiksa kesehatan dengan swab antigen dan menunjukkan kartu vaksin. Ini demi rakyat, bukan politik. Kami tidak main-main dalam melaksanakan program Makassar Recover (pemulihan Kota Makassar dari Pandemi Covid-19),” ucapnya.
Begitupun di lokasi lainnya, diharapkan kepada para pelaku usaha agar menaati aturan pemerintah dengan mengimbau pengunjung agar patuh terhadap protokol kesehatan dengan cara wajib memakai masker, jaga jarak dan hindari kerumunan serta sering cuci tangan dengan sabun di air mengalir atau menggunakan hand sanitizer.
Sanksi tegas akan kami jatuhkan contohnya kalau pengunjung warung kopi (warkop) tidak pakai masker, maka pemilik warkop yang disanksi menghentikan sementara aktivitasnya, ucap Walikota. (FK/MMK).
Penulis : Fred K / Editor : Mitha MK
Makassar (Phinisinews.com) – Pemerintah Kota Makassar kini memanfaatkan aula utama (main hall) Mall GTC (Graha Tata Cemerlang – Lippo grup) Tanjung Bunga Makassar untuk melakukan vaksinasi Covid-19 bagi warga masyarakat Kota Makassar dengan target 1.000 orang tervaksinasi setiap hari.
Pemantauan Pers di Makassar, Rabu, selama dua hari berturut-turut (13-14/7) kegiatan vaksinasi Covid-19 dilakukan bagi warga masyarakat Kota Makassar atas kerjasama Satuan Tugas (Satgas) Makassar Recover Pemkot Makassar dengan pengelola kawasan ekonomi bisnis dan pariwisata terpadu Tanjung Bunga PT GMTD (Gowa-Makassar Tourism Development) serta Mall GTC, yang dimulai pukul 08.00 Wita hingga selesai.
Sejak pukul 07.00 Wita, warga masyarakat sudah memenuhi pelataran parkir Mall GTC dan antri secara tertib dengan menjaga jarak, semua peserta vaksinasi maupun petugas menggunakan masker, lalu mencuci tangan dengan sabun di air mengalir atau menggunakan hand sanitizer, lalu dilakukan pengecekan suhu tubuh saat memasuki aula utama mall tersebut.
Di aula utama tersebut semua sudah tertata rapih, mengingat hampir 10 kali tempat tersebut sudah digunakan oleh berbagai elemen masyarakat untuk tempat vaksinasi Covid-19.
Sejak pendaftaran ulang, tempat duduk antrian untuk pengecekan tekanan darah maupun wawancara sebelum penyuntikan vaksin tertata baik. Fasilitas penunjang juga sudah siap di tempat parkir, seperti beberapa unit mobil ambulans, mobil covid hunter, petugas kepolisian dan lainnya.
Selama dua hari pelaksanaan vaksinasi untuk masyarakat umum itu terpantau tertib dengan protokol kesehatan yang ketat.
Untuk pemulihan Kota Makassar (Makassar Recover) dari pandemi Covid-19, Walikota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto dan Wakilnya, Fatmawati Rusdi sudah mencanangkan melakukan penyuntikan vaksin 1.000 orang per hari hingga target vaksinasi di Kota Makassar selesai.
Selain itu, untuk mendukung upaya pemulihan tersebut, Pemkot telah membentuk Satgas Makassar Recover yang bertujuan untuk memulihkan Kota Makassar dan warganya agar terbebas dari Pandemi Covid-19 yang terdiri dari tiga tim yang bekerja secara terpadu yakni Tim Raika, Tim Covid Hunter, serta Tim Detektor.
Tim Raika yaitu tim pengurai kerumunan yang menjalankan tugas siang dan malam, yang memantau kerumunan orang di tempat keramaian, termasuk di Mall, tempat wisata, cafe, restoran, warkop, tempat hiburan malam dan lainnya.
Tim Covid Hunter adalah tim yang akan memburu dan mencari tahu siapa saja warga yang suspek hingga terkonfirmasi Covid-19 di Kota Makassar dengan tugas khusus bertujuan menekan penyebaran Covid-19 di kota ini serta tugas umum melakukan Tracing (menelusuri), Testing (pengujian) dan Treatment (pengobatan/pemulihan).
Tiap tim dari Satgas Covid Hunter ini terdiri dari masing masing dua dokter, perawat, Satpol PP dan Polisi serta satu orang dari unsur TNI di 153 kelurahan di penjuru Kota Makassar. Selain itu disiapkan juga 17 unit mobil ambulans Covid Hunter.
Di mobil itu ada antigennya, ada suplemennya yang akan diberikan kepada orang-orang yang suspek maupun orang yang berkontak erat degan suspek.
Sedangkan Tim Detektor juga melakukan tracing, pemeriksaan suhu tubuh, saturasi oksigen, denyut nadi, hingga tekanan darah warga masyarakat yang dilakukan dari rumah ke rumah (door to door) untuk melakukan pendektesian dini virus korona yang melibatkan 15.306 personil, terdiri dari 10.000 orang relawan, 5.000 orang tenaga kesehatan (Nakes) dan 306 dokter yang bertugas di 153 Kelurahan dan melakukan tracing di 5.000 RT. (FK/MMK).
Penulis : Fred K / Editor : Fyan AK
Makassar (Phinisinews.com) – Pemerintah Kota Makassar melakukan evaluasi cepat terhadap kinerja Tim Detektor Covid-19 dari Satgas Makassar Recover, sekaligus akan membenahi semua kekurangan.
Evaluasi dari kinerja Tim Detektor yang baru terjun lapangan 10 Juli 2021 akibat banyaknya tanggapan pro dan kontra warga masyarakat terhadap kinerja Tim tersebut, sehingga Walikota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto dan Wakil Walikota Makassar, Fatmawati Rusdi melakukan rapat koordinasi (Rakor) secara virtual melalui zoom meeting di Makassar, awal pekan ini.
Pemantauan Pers melihat, sejak diturunkannya Tim Detektor (10/7), sejumlah komentar datang dari berbagai kalangan masyarakat. Pro-kontra mewarnai pelaksanaan penerapan dan cara kerja Tim Detektor untuk program Makassar Recover ini.
Sejak tiga hari terakhir, media sosial terus melakukan tanggapan terhadap kinerja Tim Detektor disertai bukti foto kerja mereka, sehingga terjadi pro-kontra, bukan hanya warga Kota Makassar, kalangan dokter, namun juga dokter yang berdomisili di Jakarta ikut menanggapai perdebatan terhadap kinerja tersebut.
Saat bekerja, Tim Detektor yang merupakan satu dari tiga tim Satuan Tugas (Satgas) Makasar Recover menuai cukup banyak kritik di media sosial yang diserta bukti foto.
Beberapa relawan Tim Detektor diketahui tidak disiplin terhadap SOP yang ditetapkan yakni ada yang sering melepas masker dan sarung tangan saat melakukan tracing dengan cara pemeriksaan suhu tubuh, saturasi oksigen, pengukuran denyut nadi, hingga tekanan darah dari rumah ke rumah (door to door), tidak ketat menerapkan sosial distancing dengan mengendarai motor bergonceng tiga menggunakan pakaian APD (alat pelindung diri) dan lainnya.
Masyarakat cukup kritis terhadap pelayanan tersebut, dan selalu menanyakan surat tugas Tim Detektor, hasil Swab atau PCR terakhir serta kartu vaksin untuk melindungi keluarganya dari virus korona, mengingat Tim melakukan layanan dari rumah ke rumah yang mungkin saja menjadi pembawa virus tersebut.
Untuk menjawab kecemasan dan kekhawatiran warga terhadap hadirnya Tim Detektor yang mengunjungi masyarakat, Walikota bersama wakilnya meminta laporan dari Lurah, Camat, Master Covid dan para Kepala Puskesmas yang bersentuhan langsung dengan Tim Detektor Satgas Makassar Recover (satuan tugas pemulihan Kota Makassar dari Pandemi Covid-19).
Pertemuan secara zoom yang dilakukan dari Kediaman pribadi Walikota Ramdhan Pomanto, ditemukan berbagai persoalan yang masih harus diperbaiki dalam penerapan kerja tim Detektor di lapangan.
Walikota bersama wakilnya secara tegas meminta agar semua pihak yang terlibat bersungguh-sungguh berjuang menyelamatkan warga Makassar.
“Ini panggilan kemanusiaan. Jangan ada provokator. Harusnya semua pihak saling mendukung. Apa yang kurang segera dibenahi. Kritikan dan masukan warga di tampung dan lakukan perbaikan. Wajar jika ada kritikan terhadap kinerja Tim Detektor, tetapi bukan berarti harus diam dan tidak berbuat apa-apa,” ujar Walikota.
Wakil Walikota Makassar Fatmawati Rusdi juga meminta kerja sama semua pihak dan memperhatikan SOP dalam pelaksanaan program Makassar Recover.
“SOP Tim Detektor sudah jelas. Jajaran atas harusnya memantau dan mengevaluasi pelaksanaannya di lapangan. Besar harapan dengan adanya Tim Detektor, kita bisa meminimalisir peluang penyebaran covid-19. Jadi tolong mari bekerja bersama,” ujar Fatma..
Walaupun terjadi pro-kontra di tengah masyarakat, namun hal itu akan dijadikan bahan evaluasi dan perbaikan untuk kegiatan selanjutnya.
Pemkot Makassar mengapresiasi seluruh masukan, saran dan kritikan untuk menjadikan program Makassar Recover menjadi lebih baik lagi ke depannya.
Sebelumnya, Pemkot telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) Makassar Recover yang bertujuan untuk memulihkan Kota Makassar dan warganya agar terbebas dari Pandemi Covid-19 yang terdiri dari tiga tim yang bekerja secara terpadu yakni Tim Raika, Tim Covid Hunter, serta Tim Detektor.
Tim Raika yaitu tim pengurai kerumunan yang menjalankan tugas siang dan malam, yang memantau kerumunan orang di tempat keramaian, termasuk di Mall, tempat wisata, cafe, restoran, warkop, tempat hiburan malam dan lainnya.
Tim Covid Hunter adalah tim yang akan memburu dan mencari tahu siapa saja warga yang suspek hingga terkonfirmasi Covid-19 di Kota Makassar dengan tugas khusus bertujuan menekan penyebaran Covid-19 di kota ini serta tugas umum melakukan Tracing (menelusuri), Testing (pengujian) dan Treatment (pengobatan/pemulihan).
Tiap tim dari Satgas Covid Hunter ini terdiri dari masing masing dua dokter, perawat, Satpol PP dan Polisi serta satu orang dari unsur TNI di 153 kelurahan di penjuru Kota Makassar. Selain itu disiapkan juga 17 unit mobil ambulans Covid Hunter.
Di mobil itu ada antigennya, ada suplemennya yang akan diberikan kepada orang-orang yang suspek maupun orang yang berkontak erat degan suspek.
Sedangkan Tim Detektor juga melakukan tracing, pemeriksaan suhu tubuh, saturasi oksigen, denyut nadi, hingga tekanan darah warga masyarakat yang dilakukan dari rumah ke rumah (door to door) untuk melakukan pendektesian dini virus korona yang melibatkan 15.306 personil, terdiri dari 10.000 orang relawan, 5.000 orang tenaga kesehatan (Nakes) dan 306 dokter yang bertugas di 153 Kelurahan dan melakukan tracing di 5.000 RT.
Selain tim dan upaya terpadu tersebut, Walikota tetap berharap agar masyarakat umum tetap patuh secara ketat melaksanakan protokol kesehatan, dengan wajib memakai masker di semua aktivitas, sesering mungkin mencuci tangan dengan sabun di air mengalir atau menggunakan hand sanitizer serta tetap menjaga jarak dan menghindari kerumunan. (FK/FAK).