Masjid Terapung Makassar Masjid Terapung Makassar
Duration: 0
Date: November 30, -0001
Views: 0
Ayam Ketawa Banyak Diminati Ayam Ketawa Banyak Diminati
Duration: 0
Date: November 30, -0001
Views: 0
Fort Rotterdam Fort Rotterdam
Duration: 0
Date: November 30, -0001
Views: 0
Berita dan Karangan Khas
Last Updated on Mar 14 2013

Berita dan Karangan Khas

Sejauh ini dalil tentang berita dan karangan khas (feature)...
Sirkulasi Air Pantai Losari Selesai Tiga Minggu
Last Updated on Dec 08 2020

Sirkulasi Air Pantai Losari Selesai Tiga Minggu

  Penulis :  Fred Kuen  /  Editor :  Mitha K Makassar...
Lepas Gowes, Wagub Sulsel Ingatkan Protapkes
Last Updated on Oct 11 2020

Lepas Gowes, Wagub Sulsel Ingatkan Protapkes

  Penulis : Fred Kuen Editor : Mitha K Takalar, Sulsel...

Latest News


Friday, 09 August 2019 13:18
Penulis : Jannah
Redaksi : Mitha Kuen
 
Makassar (Phinisinews.com) - Menteri Pertanian, Dr Andi Amran Sulaiman mengatakan, pertanian harus kita ubah dari pertanian tradisional ditransformasikan menjadi pertanian moderen.
 
 
Salah satu caranya dengan mendorong mekanisasi pertanian yang bertujuan menekan biaya produksi kemudian meningkatkan planting indeks juga meningkatkan kualitas dan produktivitas.
 
Hal itu dikemukakan Mentan Andi Amran Sulaiman pada seminar nasional yang juga merupakan rangkaian dari puncak Milad ke-18 Universitas Indonesia Timur (UIT) Makassar, di Kampus V UIT lantai 6, di Makassar, Jumat.
 
Seminar bertema "Teknologi pertanian moderen, solusi ketahanan pangan di era revolusi 4.0" dihadiri sekitar 3.000-an peserta dari berbagai kalangan, termasuk mahasiswa UIT.
 
Menurut Menteri, dalam era 4.0 semua serba digital, sehingga sektor pertanian pun harus mengikuti teknologi tersebut untuk perkembangannya. 
 
Capaian sektor pertanian kita, katanya, sudah diakui oleh dunia. Indonesia masuk sebagai salah satu dari tujuh negara besar di dunia yang ingin diajak diskusi terkait pertanian.
 
Rektor UIT, Dr Andi Maryam mengatakan, Menteri Pertanian berjanji akan menjalin kerja sama dalam sektor pertanian dengan UIT. Hal ini tentu saja karena UIT memiliki Fakultas Pertanian.
 
Salah satunya dengan mengembangkan lahan pertanian milik UIT sekitar 50 hektare yang dapat dikelola dengan melibatkan mahasiswa dalam proses pembelajaran yang terletak di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
 
"Kita akan kerjasamakan dalam bentuk pengelolaan lahan, Pak Menteri telah berjanji akan membantu seluruh kebutuhan pertanian UIT," ujarnya.(FK)
Saturday, 03 August 2019 11:14
Penulis : Fred Kuen
Redaksi : Mitha
 
Makassar (PhinisiNews) – Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan, Prof HM Nurdin Abdullah mengatakan Media Online (Pers) merupakan mitra strategis Pemerintah Sulsel, bukan hanya untuk promosi tetapi juga untuk media kontrol.
 
Sebab kontrol untuk jalannya pemerintahan dan pembangunan itu penting agar Pemprov Sulsel terpacu untuk berkembang.
 
Hal itu dikemukakan Gubernur Nurdin Abdullah saat berbicara pada Deklarasi Grup Wartawan Media Online (GoWa-Mo) di Baruga Karaeng Pattingaloang Rumah Jabatan Gubernur, di Makassar, Sabtu(3/08/19).
 
Menurut Gubernur, di Sulsel, minimal selama pemerintahannya, tidak boleh ada kezoliman, dia mencontohkan penggantian beberapa pejabat di Kota Makassar yang rekam jejaknya berprestasi sehingga harus dikembalikan ke jabatannya.
 
Selain itu, pihaknya sudah menjalin kerjasama dengan Tim Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang bernama Koordinasi Supervisi dan Pencegahan (Korsupgah) untuk mencegah agar tidak terjadi Operasi 
 
Tangkap Tangan (OTT) di provinsi ini.
Konsekwensi dari kerjasama itu, Pemerintah Provinsi Sulsel harus melaksanakan rekomendasi dari Tim KPK tersebut, seperti pencopotan Kepala Biro Pembangunan Setda Pemprov Sulsel dari jabatannya dan beberapa tindakan lain untuk tiap kasus berbeda.
 
Menurut saya, kata Gubernur Nurdin Abdullah, kalau satu gigi sakit maka untuk mencegah agar gigi lain tidak sakit, maka gigi yang sakit tersebut harus segera dicabut, dan manajemen itu saya terapkan sejak saya menjadi Bupati dua periode di Kabupaten Bantaeng dan saat ini sebagai Gubernur Sulsel.
 
Tujuannya, agar sesuatu yang salah tidak berlanjut menjadi kesalahan yang lebih besar dan menular ke bidang lain dalam manajemen pemerintahan.
 
Gubernur mengakui, tidak semua kebijaksanaan yang dibuat walaupun dibutuhkan oleh masyarakat, namun belum tentu didukungan DPRD setempat.
 
Dia mencontohkan, pihaknya memberi bantuan ambulance laut untuk Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep) yang daerahnya memiliki banyak pulau dan hasilnya cukup membantu masyarakat seperti banyaknya persalinan yang tertolong dengan keberadaan ambulance laut tersebut, namun DPRD setempat meminta bantuan itu dihentikan, karena secara oparasional memberatkan Pemkab setempat.
 
Dia juga mengemukakan hak angket DPRD Provinsi Sulsel yang saat ini berlangsung adalah tidak “fair” dan saya  akan hadapi demi kebenaran dan berharap hak angket itu mengungkap kebenaran yang sebenarnya.
 
Berkaitan dengan Deklarasi, Gubernur berharap puluhan Media Online yang bergabung dalam organisasi GoWaMo dapat melakukan kontrol, mengungkap fakta sesuai kebenaran.
 
Saat itu, Gubernur juga menawarkan bagi lembaga lain yang ingin menggunakan Baruga Karaeng Pattingaloang Rujab Gubernur untuk deklarasi atau kegiatan lainnya dipersilahkan. 
 
Ketua Umum DPP GoWa-Mo, Syafriadi Djaenaf mengatakan organisasi wartawan media online GoWaMo bersifat nasional yang ditargetkan akan menghimpun wartawan dari 1.000 media online se Indonesia dan secara bertahap akan melantik pengurus DPW Gowamo di seluruh Indonesia dimulai di Pulau Jawa dan Sumatera.
 
Organisasi wartawan ini memiliki dua program utama yaitu bekerja profesional sesuai kode etik jurnalistik dan undang undang tentang Pers, serta akan mensejahterakan wartawannya. (MK)
 
Thursday, 16 May 2019 02:41

Penulis : Shawn M. Carter | @shawncarterm

Phinisinews -  Dilansir dari CNBC.com - Generasi Millenial lebih dari dua kali lebih mungkin tertekan tentang kepemilikan rumah dibandingkan rekan-rekan baby boomer mereka. Bahkan, 51% merasakan penyesalan pembeli, dibandingkan dengan hanya 20% dari boomer.

Itu menurut situs web real estat Pandai, yang melakukan survei terhadap 1.000 pemilik rumah membandingkan milenium (usia 23 hingga 38) dan boomer (usia 55 hingga 73). Survei ini mengeksplorasi mengapa orang muda "lebih stres tentang memiliki rumah daripada generasi lain."

Penyesalan No.1 pemilik rumah Millennial adalah bahwa mereka mengatakan pembayaran hipotek mereka terlalu tinggi. Berkat meningkatnya biaya perumahan dan biaya bersaing seperti pinjaman mahasiswa, lebih dari dua pertiga, atau 67%, meletakkan kurang dari 20% di rumah mereka, menghasilkan pembayaran bulanan yang lebih tinggi.

Selain itu, sebagian besar generasi milenium yang membeli rumah tanpa uang muka 20% akan diharuskan membayar asuransi hipotek pribadi sampai mereka membayar cukup pada hipotek mereka sehingga mereka hanya berutang 80% dari nilai pasar rumah saat ini. PMI dapat bertambah dengan cepat: Biasanya biaya sekitar 1% dari saldo pinjaman Anda, di atas pembayaran hipotek bulanan Anda.

Para ahli merekomendasikan untuk mencoba membangun 20% dalam ekuitas rumah secepat yang Anda bisa untuk menghindari pemerasan biaya tambahan.

Alasan terbesar kedua pemilik rumah milenium memiliki penyesalan adalah karena betapa mahalnya perbaikan dan pembaruan rumah: 43% dari pemilik rumah muda terkejut oleh biaya pemeliharaan rumah mereka. Ini bisa mahal, sebagian, karena milenium lebih mungkin membeli boomer daripada yang membutuhkan proyek besar. Oleh karena itu, mereka berinvestasi "lebih banyak waktu dan sumber daya untuk perbaikan, pemeliharaan dan renovasi rumah," kata survei itu.

Selain perbaikan wajib, 80% dari milenium mengatakan mereka berencana untuk merenovasi dalam lima tahun ke depan, dibandingkan dengan 70% dari boomer. Dan bukan hanya milenium mengambil 49% lebih banyak proyek renovasi daripada boomer, mereka juga tiga kali lebih mungkin menggunakan pinjaman pribadi dan dua kali lebih mungkin menggunakan kartu kredit untuk membiayai pekerjaan.

Tetapi terlalu bergantung pada kredit dan pinjaman bisa berbiaya: April kartu kredit rata-rata lebih dari 17%, sementara, tergantung pada skor kredit peminjam, pinjaman pribadi dapat berjalan antara 10% dan 30% April. Biaya bunga dapat bertambah dengan cepat jika Anda tidak melunasi saldo Anda.

Secara keseluruhan, sekitar 20% dari generasi millennial merasa rumah mereka telah terdepresiasi nilainya sejak mereka membelinya, menurut penelitian, sementara 17% berpikir itu terlalu kecil, 17% berpikir tingkat bunga terlalu tinggi dan 14% mengatakan lokasinya tidak ideal .

Mayoritas pemilik rumah milenium, atau 61%, telah memiliki rumah mereka selama kurang dari lima tahun, namun, tidak mengherankan bahwa beberapa masih mencari tahu nuansa: "Semua ini bukan untuk mengatakan bahwa milenium adalah, sebagai generasi, secara inheren tidak layak untuk memiliki rumah, "para peneliti menyimpulkan, tetapi" lebih tepatnya, menjadi seorang pemilik rumah muda adalah stres. "

Jika Anda ingin membeli rumah, para ahli menyarankan Anda memastikan Anda siap untuk beralih dari menyewa dan mempertimbangkan beberapa pasar di mana rumah paling terjangkau bagi kaum muda.(MM)

Monday, 06 May 2019 04:41
 
Oleh:  La Ode Amijaya Kamaluddin.*
 
 
Generasi muda adalah tahapan yang dicapai bagi setiap insan manusia pasca anak anak dan prestasi yang telah dilalui memasuki masa yaitu dapat dibilang masa tua. 
 
Hal ini saya mencoba membagi siklus manusia pada tiga fase yaitu, pertama, fase masa kanak kanak dan remaja, kedua fase masa muda yang populer di disebut sebagai generasi muda dengan predikat milenials dan ditahap ini lah masa prima dan Ketiga memasuki fase tua, atau di kenal populernya  masa the golden anomali atau masa keemasan yang perlu diwariskan kepada generasi muda.
 
Tulisan ini saya hendak menfokuskan pembahasan saya khusus pada kaum generasi muda, yang seumur dengan mahasiswa. mengapa? Karena di pundak merekalah masa depan bangsa Indonesi diletakan. 
 
Ada beberapa alasan mengapa kita mengharapkan generasi muda sebagai penopang masa depan Bangsa Indonesia. Pertama, generasi muda adalah pewaris masa depan bangsa, olehnya itu pada segenap tumpah darah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) akan diwariskan kepada mereka. 
 
Kedua, warisan nilai nilai dan pengetahuan kebudayaan dan identitas Bangsa Indonesia akan dihadapkan dengan globalisasi, dimana suatu keniscayaan yang dihadapi setiap negara di dunia. Secara demografis, kaum milenials yang bertaburan prestasi kemajuan teknologi saat ini mengakibatkan lahirnya generasi milenial. Menurut Suryadi (2015) mengatakan  bahwa generasi milenial atau yang akrab disebut generasi Y yaitu kelompok anak muda yang berusia belasan tahun hingga awal tiga puluhan yang lahir pada awal 1980 hingga awal tahun 2000.
 
Apa Itu Era Digital 4.0
 
Saya menyampaikan sedikit pandangan dari Dr Slamet Rosyadi, beliau aktif di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman. Dalam abstraksi tulisan beliau dengan judul “Revolusi Industri 4.0” mengabstraksikannya bahwa Revolusi Industri 4.0  menyediakan peluang sekaligus tantangan bagi para mahasiswa dan alumninya. 
 
Peran manusia setahap demi setahap diambil alih oleh mesin otomatis. Akibatnya, jumlah pengangguran semakin meningkat. Hal ini tentu saja akan menambah beban masalah lokal maupun nasional. Oleh karena itu, untuk memanfaatkan peluang dan menjawab tantangan revolusi industri 4.0, para mahasiswa dan alumni wajib memiliki kemampuan literasi data, teknologi dan manusia Literasi data dibutuhkan oleh alumni Universitas untuk meningkatkan skill (keahlian) dalam mengolah dan menganalisis big data untuk kepentingan peningkatan layanan publik dan bisnis.
 
Literasi teknologi menunjukkan kemampuan untuk memanfaatkan teknologi digital guna mengolah data dan informasi. Sedangkan literasi manusia wajib dikuasai karena menunjukan elemen softskill atau pengembangan karakter individu untuk bisa berkolaborasi, adaptif dan menjadi arif di era “banjir” informasi.
 
Menyiapkan Generasi
 
Mahasiswa jaman now dengan menyandang predikat Milenials maka sejatinya memiliki softskil tentang kemampuan menguasai teknologi yang dibutuhkan di era digital 4.0. Selama menjadi mahasiswa masih punya waktu untuk berbenah diri dengan menyisihkan waktu untuk menambah penguasaan bahasa asing dan mematangkan diri dalam organisasi intra/ekstra  kurikuler, karena dengan pengalaman organisasi dan menguasai bahasa asing minimal Bahasa Inggris ditambah lagi dengan kemampuan skils yang mumpuni, kemungkinan kita masih besar peluang mendapatkan kerjaan. 
 
Ada empat persiapan yang sangan diperlukan bagi seorang generasi milenials terutama mahasiswa dalam menghadapi situasi zaman yang penuh dengan kejutan Distrupsi dimana kondisi dan situasi serba tidak menentu biasa di kenal dengan era “VUCA” singkatan dari (Volatility),  situasi yang menggambarkan keadaan yang selalu berubah ubah, (Uncertainty). Situasi dan keadaan yang tidak menentu, (Complexity) dengan situasi keadaan yang rumit dan kompleks, (Ambiguity) suasana dan situasi yang  mendua, Ragu /tidak pasti, maka menjadikan seluruh keadaan akan menjadi kacau tidak dapat di prediksi dan selalu ada kejutan dari berbagai situasi termasuk masalah ekonomi, pemerintahan ataupun situasi sosial lainnya. 
 
Pertama, mahasiswa atau generasi muda harus dibangun Karakternya dalam pengembangan budi pekerti, sudah harus menjadi kepribadian bagi seorang mahasiswa atau generasi muda milenials, karena dunia kerja sudah harus menerima pekerja yang siap kerja, bukan sarjana yang harus dilatih kembali untuk menguasai pekerjaan, maka itu disaat menjadi mahasiswalah semua kesempatan dan kemungkinan di jalani untuk mendapatkan pengalaman yang terkait dengan dunia kerja. 
 
Kedua, Generasi muda atau Mahasiswa perlu di beri pengalaman dalam kesempatan untuk aktif di kegiatan senat atau himpunan Jurusan guna menempa diri untuk bisa nantinya beradaptasi dilingkungan organisasi baik intern maupun ekstra, dalam banyak kesempatan yang sangat bisa di elaborasi kemampuan generasi milenials/ mahasiswa  dengan kegiatan intra kampus seperti di Himpunan Jurusan atau Senat Mahasiswa guna pematangan baik secara konseptual maupun pematangan jatidiri untuk berada dalam suatu komunitas. 
 
Untuk ekstra kampus juga tersedia organisasi yang menyediakan pelatihan atau kegiatan yang memberi ruang untuk pengembangan keilmuan dan keterampilan, seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah(IMM), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan lain lain.
 
 Organisasi ekstra kampus ini selain kegiatannya, mereka juga memiliki jaringan yang luas baik di dunia kerja pada organisasi atau perusahaan mana saja sangat banyak bisa dibilang alumninya inilah salah satu chanel distribusi rekruitmen alumni dengan mendasarkan pada kompetensi employmant.
 
Ketiga, kampus harus mampu membangun kerjasama dengan perusahaan swasta lain untuk lingkage dengan banyak tawaran dan kesempatan magang di perusahaan BUMN atau perusahaan lain untuk menimba pengalaman sebelum selesai wisudawan/i, tentunya hal ini harus ada dukungan dari pihak universitas agar bisa membuat kurikulum/ dari fakultas memberi ijin magang atau ada kerja sama untuk menyelaraskan dunia perguruan tinggi dalam hal ini mahasiswa dapat magang di perusahaan atau dengan BUMN, maksudnya untuk memberi wawasan kepada mahasiswa untuk mengenal dunia kerja yang sesungguhnya, sehingga mahasiswa dapat mempersiapkan diri dengan mengambil pengalaman masa magang. “Link and Match” artinya dunia perguruang tinggi dalam hal ini Universitas harus bisa membangun kerjasama kelembagaan dengan perusahaan swasta lainnya atau BUMN yang ada agar membuka program magang diwaktu semester antara perkuliahan, agar mahasiswa betul betul mengenal dunia kerja.  
 
Keempat, generasi milenials / Mahasiswa dituntut untuk mampu mewujudkan dan menggabungkan kemampuan  cipta karsa dengan skils keterampilan dan sekaligus mewujudkannya sebagai produk sendiri yang dapat di terima pasar maksudnya hasil produksi tersebut bisa dijual agar dapat menghasilkan uang. 
 
Generasi milenials/mahasiswa ini juga tidak kalah pentingnya untuk dibangun semangat inovasi, bebas berkreasi dan bebas ber imajinasi.
 
Kampus adalah tempat terbaik untuk menyemaikan  benih benih unggul kader masa depan bangsa di usia mahasiswa dan kampus inilah tempat masa pembentukan awal untuk menjadi generasi yang seperti apa?, kampus juga lah tempat yang ideal untuk menanamkab idiologi, kebangsaan dan membangun nasionalisme yang prudent serta dikampus inilah tempat untuk menggali potensi dasar mereka sebagai objek yang di persiapkan untuk pengembangan lebih potensial yang pada akhirnya dapat di harapkan sebagai generasi penerus estafet pembangunan dan masa depan bangsa. 
 
Kampuslah tempat untuk mengkolaborasi pikiran, keilmuan dengan skil, pengetahuan untuk menjadikan kader kader terbaik bangsa, maka kampus harus mampu memposisikan diri menjadi rumah besar produksi hasil terbaik generasi kader bangsa. (LAK)  
 
Data Penulis
Dr., Laode Amijaya Kamaluddin., M.Adm LP.
Buton Sultra. 30 Nopember 1963
@mail: This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.
HP;  08118110208
Organisasi yang pernah di ikuti
Intra Kampus; HMJ, Senat, 
Ekstra Kampus; 1992-1994.  PB HMI. 
2002 -2005.  DPP KNPI
Saturday, 04 May 2019 23:13

Penulis : Mitha Kuen

Makassar - Phinisinews, Usai menggelar kegiatan  nasional Workshop Nvivo 12 Plus dua hari lalu (2-3 Mei), kini FISIP Universitas Indonesia Timur (UIT)  kembali  menggelar  Dialog Ilmiah  dengan tema "Tantangan Alumni  Ilmu Sosial Dan ilmu Politik  di era revolusi industri 4.0".

Dua kegiatan nasional yang diikuti peserta dari Sulawesi Selatan maupun dari luar Provinsi Sulsel ini menuai apresiasi sangat positif, baik dari pihak eksternal UIT  maupun internal  Yayasan Perguruan Tinggi UIT.

Dialog Ilmiah yang diikuti peserta internal maupun alumni UIT dari berbagai daerah di Indonesia,  digelar di rumah jabatan Wakil Walikota Makassar, Sabtu (4 Mei 2019).

Salah seorang pembicara, Kepala Bulog Kalimantan Selatan, Dr Laode Amijaya Kamaludin, M.Adm KP,   mengapresiasi sangat positif kegiatan yang diselenggarakan ini dan menyatakan "Geliat Fisip UIT Menjadi visioner menaikkan kurva kebangkitan UIT melalui percepatan kejutan dengan kegiatan kegiatan yang dilakukan saat ini".

UIT harus menjadikan keterpurukan masa lalu menjadi titik kebangkitan untuk transformasi ke arah yang lebih baik di masa sekarang ini serta masa depan dan UIT harus membuat "Gala Dinner" sebagai titik balik kebangkitannya. Jelas Laode Amijaya Kamaludin.

Alumni UIT harus bisa membuat kegiatan yang mengundang banyak orang-orang penting nasional agar UIT semakin dikenal  dari berbagai segi, selain itu dengan kecanggihan Teknologi di era 4.0 menjadi peluang yang sangat besar untuk mempromosikan keunggulan alumni dengan berbagai kegiatan, baik dari segi ekonomi maupun politik.

Disebut  sebagai visioner, Dekan Sospol UIT, Nani Herlinda Nurdin menanggapi bahwa dirinya tidak merasa sebagai visioner, namun dalam keterbatasan yang ada saat ini pada UIT justru memicu dirinya untuk berbuat lebih banyak untuk membangkitkan UIT dengan segala kemampuan yang dimiliki, karena Saya tidak dapat larut dalam keterbatasan.

"Jika saya disebut visioner karena Hal itu, ya Alhamdulillah," ucapnya.

Harapannya, meskipun kedepannya nanti bukan saya lagi yang menjadi dekan, saya berharap kegiatan kegiatan berbau akademik seperti ini bisa dilanjutkan bahkan dikembangkan serta juga tetap melibatkan mahasiswa, agar sumber daya manusia (SDM) dosen dan wawasan mahasiswa bertambah.

Nani juga sangat bersyukur atas apresiasi dan dukungan (support) yang diberikan Yayasan UIT sehingga kegiatan ini dapat terlaksana dengan lancar.

Selain itu, Dekan yang saat ini sedang kuliah doktoral (S3) di Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, mengatakan bahwa kegiatan yang dilakukannya saat ini juga merupakan salah satu cara agar UIT makin dikenal, sekaligus UIT juga mampu membuat kegiatan di luar kampus.

Hal ini diutarakan karena selama ini kegiatan UIT cenderung selalu dilaksanakan di lingkungan kampus saja. Maka perlu adanya perubahan agar UIT dapat bangkit dan orang luar  melihat perubahan tersebut.

Kegiatan dialog yang dirangkaikan dengan launching Pranata Edu serta Peresmian  Pusat Kajian Sosial Politik (PKPS) ini juga menghadirkan pembicara Dr.Alam Febri Sonny S.Sos,M.Si juga Ketua Bph.Yayasan Universitas Indonesia Timur Dr.Anwar M.Diah. (AI)

Saturday, 04 May 2019 07:51
 
Penulis : Nurjannah
 
Makassar - Phinisinews, Fakultas  ilmu sosial dan ilmu politik (Fisip) Universitas Indonesia Timur (UIT) Makassar gelar Dialog Ilmiah dirangkaikan dengan launching Jurnal Ilmiah Pranata Edu dan Pusat Kajian Sosial Politik (PKSP) Fisip UIT. Di Rumah Jabatan Wakil Walikota Makassar, Sabtu (4/5/2019) 
 
Dialog dengan tema "Tantangan Alumni Ilmu sosial dan ilmu politik di era revolusi 4.0". Dihadiri Ketua BPH Yayasan Indonesia Timur, Dr.Anwar M.Diah, Wakil Rektor IV UIT, Zulkarnain Hamson, Dosen Fakultas Komunikasi Unhas, Dr. Alem Febry Sonny dan Kepala SPI Regional IX Bulog Kalimantan Selatan, Lode Amijaya Kamaluddin.
 
Kepala SPI Regional IX Bulog Kalimantan Selatan, Lode Amijaya Kamaluddin menyatakan UIT saat ini telah berada di tahap pertama yang menunjukkan konsistensinya yang ingin maju, oleh karena itu pihak (UIT) mesti bertransformasi.
 
"Sebagai tahap awal, jadikan ini sebagai transformasi untuk melakukan perubahan baru, seperti melakukan kegiatan-kegiatan yang dilakukan hari ini. Selain itu, para alumni perlu menyiapkan visi untuk dirinya sendiri di dunia kerja dengan membangun motivasinya sendiri" ujarnya.
 
Saat ini UIT telah memiki ruang yakni Pusat Kajian Ilmu sosial dan Politik yang bisa dimanfaatkan untuk saling berdiskusi.
 
Dalam dunia kerja para instansi membutuhkan orang yang mampu melakukan suatu proses dan memiliki softskill minimal bisa ber Bahasa Inggris, Selain itu bisa bekerjasama dengan orang lain. Maka jadikan diri anda (para alumni) menjadi orang yang memiliki inovasi dan kreatif dalam dunia pekerjaan, tambah Lode Amijaya Kamaluddin.
 
Ketua BPH Yayasan Indonesia Timur, Dr.Anwar M.Diah mengatakan tantangan kita kedepannya yakni menghadapi era 4.0 maka dari itu kita mesti memiliki pemikiran serba digital.
 
"Peran pendidikan saat ini sangat penting dalam menghadapi era revolusi 4.0 maka dari itu kita mesti menciptakan sesuatu yang sifatnya inovasi dan memiliki pemikiran seperti halnya dengan digital, dimana merupakan pengubah informasi yang bisa menjadi dampak perubahan yang sangat cepat, seperti halnya dengan UIT. Kami (yayasan) akan menyediakan fasilitas yang memadai dalam menyongsong era Pendidikan 4.0," tuturnya.(MM)
Saturday, 04 May 2019 07:43
Penulis : Ahmad Imron
 
Jakarta, (Phinisinews) - Dewan Pers Indonesia (DPI) dan Sekretariat Bersama (Sekber) Pers Indonesia  harus kompak melakukan dua penguatan sekaligus untuk menjaga eksistensinya kepada publik dan kepercayaan konstituennya. 
 
Dua penguatan itu adalah penguatan 
eksternal dan internal secara sekaligus untuk menjamin kepercayaan publik serta memberikan rasa aman dan nyaman bagi ribuan anggotanya yang tersebar di tanah air, usai Kongres Pers Indonesia yang mencatat sejarah terbentuknya DPI, kata Anggota Badan Pengawas DPI, Fredrich Kuen MSi menjawab pers usai rapat bersama di Hotel Ashley Jakarta, Jumat.
 
Rapat bersama DPI dan Sekber Pers Indonesia ini bertema penguatan kelembagaan DPI dan implementasi hasil Kongres Pers Indonesia. 
 
Menurut dia, sambil melakukan lobi lobi penguatan menunggu status formilnya berupa Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia diterbitkan maka secara internal DPI dan Sekber Pers Indonesia  juga harus melakukan penguatan internal dalam bentuk kegiatan edukasi bagi anggotanya di seluruh tanah air.
 
Edukasi ini penting bagi konstituen akar rumput (grassroots) yakni wartawan di lapangan yang tersebar di seluruh tanah air, sedangkan lobi penguatan untuk pengakuan legal formal dari presiden biarlah diurus para elit DPI dan Sekber Pers Indonesia yang berada di Jakarta.
 
Sebab, tidak ada jaminan bahwa di masa penantian legal formal DPI itu tidak terjadi masalah hukum akibat pemberitaan di tingkat akar rumput wartawan di lapangan walau sudah berusaha bekerja profesional dan aman (safety).
 
Bila hal itu terjadi (delik pers), lanjut Fredrich yang juga Ketua Dewan Kehormatan Perserikatan Jurnalis online Indonesia (Perjosi) maka dapat dipastikan wartawan yang bernaung di bawah DPI akan banyak menginap di "hotel prodeo" (penjara).
 
Sebab penyidik akan melakukan klarifikasi formal ke Dewan Pers (DP), terutama verifikasi perusahaan media serta sertifikat kompetensi wartawan sesuai aturan DP yang ada dan diakui oleh pemerintah dan akan keluar rekomendasi DP yang cenderung tidak akan berpihak kepada anggota DPI sebab medianya tidak terdaftar di DP sekalipun legal formal dari Kemenhumkam ada, serta wartawannya tidak ikut uji kompetensi wartawan.
 
Hasilnya, tidak akan digunakan undang undang no.40 tahun 1999 tentang pers, melainkan cenderung penyidik akan gunakan UU ITE dan KUHP seperti yang banyak terjadi selama ini, sehingga akan terus terjadi kriminalisasi terhadap Pers serta sebutan wartawan abal abal tetap menjadi stigma bagi wartawan di luar naungan DP.
 
Untuk itu, tim edukasi DPI dan Sekber Pers Indonesia serta seluruh organisasi pers yang bergabung dalam Sekber Pers yang telah membidani lahirnya DPI harus bergerak cepat melakukan bimbingan teknis kerja wartawan profesional yang dapat melakukan sosial kontrol dan kontrol media tanpa bersentuhan kasus hukum.
 
Hal ini penting untuk melindungi jurnalis online dari masalah hukum. Jumlah media berita online di tanah air hingga kini menurut catatan DP sudah mencapai 45.000 media lebih.
 
Inilah salah satu yang membedakan DP dan DPI. Kalau DP membentuk Tim Gabungan Penertiban Wartawan dan Media yang bertujuan menjatuhkan sanksi, maka DPI harus membentuk Tim Edukasi yang bertujuan melakukan pembinaan bagi wartawan untuk bekerja profesional, aman dan tidak tersentuh hukum.
 
Selain itu, Fredrich yang juga mantan General Manager Perum LKBN ANTARA mengatakn, karena DPI di daerah sudah ada di seluruh tanah air, maka langkah edukasi sebaiknya dilanjutkan pembentukan lembaga bantuan hukum (LBH) Pers DPI untuk membantu jurnalis yang tidak bisa menghindari bersentuhan dengan masalah hukum, sekalipun sudah bekerja profesional.
 
Selain itu, DPI dan Sekber Pers Indonesia sebaiknya segera membuat buku panduan kerja jurnalis profesional agar tidak terjadi lagi kriminalisasi terhadap Pers di tanah air, sebab tidak elok sebagai pilar ke empat demokrasi tetapi masih sering wartawan terkriminalisasi, ujarnya. (MM).
Friday, 03 May 2019 16:02
Penulis: Mitha Kuen
 

Makassar, (Phinisinews) - Nvivo sebagai perangkat lunak penelitian kualitatif dan metode campuran sangat cocok untuk digunakan para dosen karena sangat membantu manajemen data kualitatif dan analisis data kualitatif saat melakukan penelitian. Workshop Nvivo 12 Plus yang digabungkan dua hari berturut-turut ini sudah sering dilakukan di Pulau Jawa, namun untuk Makassar, ini adalah yang pertama dilakukan.

"Sudah jutaan pengguna Nvivo di dunia yang meliputi seluruh sektor bidang ilmu, terbanyak digunakan pada pemerintahan untuk menganalisis data dan aplikasi, ini merupakan aplikasi yang paling kredibel," kata Agustinus Bandur, Dosen Senior S3 Doktor of Research in Management Binus, sekaligus penulis buku Nvivo 10, 11 dan 12 Plus for Windows pada Workshop Nvivo 12 Plus yang dilaksanakan di Hotel Denpasar Makassar, Jumat, 2 - 3 Mei 2019 dan Fakultas Sospol Universitas Indonesia Timur (UIT) jadi co house workshop ini.

Di Indonesia sudah ratusan Lembaga donor serta lainnya menggunakan aplikasi ini terutama Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Sedangkan di dunia kampus di tanah air, Nvivo baru dikenal dan booming dikalangan akademik tahun 2012.

Aplikasi software ini menurut penilaian Agustinus adalah nomor satu paling top di dunia dan sangat membantu Manajemen data kualitatif dan analisis data kualitatif sehingga sangat tepat untuk digunakan dosen.

Menurut dia, workshop dua hari memang tidaklah cukup, tetapi dalam pelatihan kali ini Agustinus sebagai pemateri juga memberikan apresiasi karena peserta Sudah mampu mengikuti dengan baik.

Setelah dua hari berturut turut mengikuti pelatihan hal yang paling menonjol dan paling berkesan bagi peserta workshop adalah penyajian dan manfaatnya untuk kebutuhan penelitian.

Menurut salah satu peserta pelatihan, Dosen Universitas Muhammadiyah Gorontalo, Zuriati Muhammad, kegiatan ini bagus dan menarik karena ini hal baru bagi kami dosen yang baru belajar aplikasi ini, namun terasa kurang karena lumayan berat dan perlu lebih mendalam lagi.

Workshop Nvivo ini ditutup dengan pemberian piagam dari pihak Sospol UIT serta cendramata untuk pemateri juga untuk institut STIAMI Jakarta. (AI).


Galleries

 
  Penulis : Fred Daeng Narang  /  Editor : Mitha MK Bekasi, Jawa Barat (Phinisinews.com) – Master Asesor BNSP,...
  Penulis : Mitha MK / Editor : Fyan AK     Pulau Kodingareng, Makassar (Phinisinews.com) - Rektor Universitas...
  Penulis : Fred Daeng Narang  /  Editor : Mitha K Makassar (Phinisinews.com) – Sebanyak 120 kantong darah...
  Penulis : Redaksi  /  Editor : Fred Daeng Narang Bulukumba, Sulsel (Phinisinews.com) – Masyarakat adat...

Get connected with Us